45 klasikal lebih dari atau sama dengan 75 dan individual lebih dari atau sama
dengan 65; 2 hasil belajar siswa dipengaruhi oleh aktivitas siswa sebesar 4,8; 3 rata-rata prestasi belajar kelas uji coba perangkat lebih baik daripada
prestasi belajar kelas kontrol. 3.
Pengembangan Bahan Ajar Praktikum Pengantar Akuntansi Untuk Mahasiswa Jurusan Akuntansi pada Jurusan D-3 Akuntansi STIE Darmajaya Bandar
Lampung tesis Pujiati, program Pascasarjana Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, 2006.Hasil yang diperoleh dari penelitian
dan pengembangan adalah 1 proses pengembangan bahan ajar Pratikum Pengantar Akuntansi mengikuti Prosedur MPI, 2 produk pengembangan
berupa Buku Materi Kerja Mahasiswa, Panduan Dosen, dan media pembelajaran dalam bentuk power poin, 3 hasil angket penilaian ahli materi,
ahli desain pembelajaran mahasiswa, dosen terhadap naskah bahan ajar Pratikum Pengantar Akuntansi dinyatakan bahwa naska bahan ajar layak untuk
digunakan, relevan, cukup sistematis, cukup baik, cukup konsisten, cukup tepat, dan cukup menarik, 4 terdapat pengaruh penggunaan naskah bahan ajar
terhadap kemampuan Pratikum Pengantar Akuntansi pada mahasiswa kelas A dan kelas B jurusan D-3 Akuntansi STIE Darmajaya Bandar Lampung.
4. Pengembangan Modul Atmosferuntuk kelas X SMA tesis, Sahrir,Program
Pascasarjana Universitas Negeri Malang 2011.Bahwa modul pembelajaran hasil pengembagan berhasil menujukan kebermanfaatan, antara kelas A yang
menggunakan modul pengembangan dibandingkan Kelas B yang tidak menggunakan modul hasil pengembangan.
46 5.
University Institute of Education Research University of Arid Agriculture Rawalpindi Pakistan tesis, Riasat 2005.Menunjukan bahwa pendekatan
modular pada pembelajaran biologi pada pembelajaran biologi lebih efektif dibandingkan dengan metode tradisional. Pembelajaran modular tampak lebih
menguntungkan bagi siswa yang berkemampuan rendah dari pada yang berkemampuan tinggi.
6. Pengembangan Modul Pembelajaran Mata Diklat Matematika SMK tesis
Suhartati Program Pascasarjana 2006.Hasil analisis data uji coba produk, secara umum komponen modul dinyatakan sangat baik, sangat sesuai, sangat
tepat, sangat jelas, sangat menarik, dan modul pembelajaran dinyatakan layak untuk dipakai dalam pembelajaran, karena dapat meningkatkan aktifitas belajar
dan prestasi belajar siswa. 7.
Pengembangan Modul Pembelajaran Individual Dalam Mata Pelajaran Matematika di Kelas XI SMA Negeri Palembang, tesis, Indaryanti,
Universitas Sriwijaya, 2008.Hasil pengembangan modul valid dan praktis, sesuai dengan tuntutan kurikulum, sesuai dengan rancangan pembelajaran
individual dan dapat digunakan oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Palembang. 2.8
Hipotesis
Hipotesisdalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: buku ajar
kewirausahaan untuk menjalankan usaha kecil kerajinan tangan hasil pengembangan efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
XII SMK 2 Ganesa Sekampung Lampung Timur.
III. METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Pada bab ini metode penelitian dan pengembangan, diuraikan beberapa sub-sub, yang
meliputi pendekatan
pengembangan; 1
pendekatan penelitian
pengembangan;2 Tempat dan Waktu Pengembangan; 3 langkah-langkah pengembangan; 4 uji coba produk; 5 subjek uji coba; 6 jenis data instrumen
pengumpulan data; 7 teknik analisis data.
3.1 Pendekatan Penelitian danPengembangan
Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan atau Research and Development. Prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall
dalam Pargito, 2010: 50 meliputi 5 langkah utama, yaitu: 1 melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, 2 mengembangkan produk awal, 3 validasi
ahli dan revisi, 4 ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk, dan 5 ujicoba lapangan skala besar dan produk akhir.
Langkah pertama adalah penelitian pengumpulan informasi, meliputi assesmen kebutuhan, reviu literatur, studi penelitian berskala kecil dan persiapan laporan
pada perkembangan terkini. Assesmen kebutuhan akan dilakukan dengan menggunakan instrumen angket untuk menjaring informasi tentang indikasi
48 kebutuhan pembelajaran dalam buku ajar kewirausahaan untuk menjalankan
usaha kecil kerajinan tangan di SMK.
Langkah kedua merupakan kegiatan perencanaan Desain Intruksional yang digunakan sebagai awal pengembangan yaitu menggunakan desain intruksional
Dick and Carey maka akan menghasilkan suatu prototipe produk awal berupa silabus dan desain buku ajar kewirausahaan untuk menjalankan usaha kecil
kerajinan tangan beserta perangkat pembelajaran lainnya yang akan diuji cobakan menurut langkah-langkah penelitian pengembangan yang di rekomendasi oleh
Brog and Gall tersebut.
Pengembangan yang dilakukan adalah buku ajar, berupa buku ajar kewirausahaan untuk melaksanakan usaha kecil untuk siswa SMK kelas XII Sekampung
Lampung Timur Semester Ganjil dan mengetahui efektifitas penggunaan buku ajar pada mata pelajaran kewirausahaan. Efektifitas penggunaan buku ajar dalam
pembelajaran kewirausahaan tersebut dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa berdasarkan KKM.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan bahan ajar berupabuku ajar pada pembelajaran kewirausahaan dilakukan pada tempat dan waktu yang telah ditentukan. Waktu
dan tempat dilakukan peneliti pengembangan sebagai berikut.
49
3.2.1 Tempat Penelitian Pengembangan
Tempat penelitian pengembangan bahan ajar berupa buku ajar pada mata
pelajaran kewirausahaan dilaksanakan di SMK 2 Ganesa Sekampung Lampung Timur. Alasan peneliti memilih tempat yaitu; 1 tempat penelitian merupakan
Sekolah Menengah Kejuruan yang mengutamakan lulusan yang siap kerja dan, 2 sebagai tempat kerja.
3.2.2 Waktu Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan bahan ajar berupabuku ajar kewirausahaan untuk melaksanakan usaha kecil pada mata pelajaran kewirausahaan dilaksanakan pada
kelas XII semester ganjil di SMK 2 Ganesa Sekampung Lampung Timur tahun pelajar 20132014. Alasan menentukan waktu penelitian pengembangan yaitu: 1
pengambilan SKL dan KI yang disesuai dengan judul penelitian dan, 2 pembekalan siswa untuk mandiri.
3.3 Langkah-langkah Pengembangan
Desain pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh pengembangan
dalam membuat produk. Berdasarkan model pengembangan Dick and Carey, maka prosedur penelitian pengembangan buku ajar kewirausahaan untuk
melaksanakan usaha kecil ini akan mengikuti langkah-langkah yang diinstruksikan dalam model tersebut. Pada penelitian dan pengembangan ini,
tahap prosedur pengembangan yang dilaksanakan hanya sampai pada tahap ke-9 yaitu melaksanakan evaluasi formatif dan merevisi produk. Sedangkan untuk
50 tahap ke-10 dari tahap Dick and Carey tidak dilaksanakan. Pengembangan buku
ajar untuk melaksanakan usaha kecil hanya sebagai uji coba prototype produk. Pembatasan ini disesuaikan dengan berbagai pertimbangan dari peneliti.
Model Dick and Carey terdapat sepuluh tahapan pengembangan pembelajaran,
tahap tersebut dapat dicermati sebagaimana pada gambar 3.1 berikut.
1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran Identify Instructional Goals.
2. Melakukan Analisis Pembelajaran Conduct Intructional Analisys.
3. Mengidentifikasi Karakteristik Siswa Identify Entery Behaviours.
4. Merumuskan Tujuan Kerja Write Performance Objektives.
5. Mengembangkan Butir Soal Develop Creterian-reference Materials.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran Develop Intructional Strategy.
7. Mengembangkan dan Memilih Buku ajar Develop and select Intructional.
Gambar 3.1 Model pengembangan Dick dan Carey
51 8.
Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif Design and Conduct Formative Evaluation.
9. Merevisi Pembelajaran Revise intructional.
10. Mengembangkan dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif Develop And Conduct
Sumatif Evaluation Dick and Carey2001: 3. Sepuluh langkah pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran
Tahap awal adalah menentukan apa yang diinginkan agar peserta didik dapat
melakukannya setelah menyelesaikan program pembelajaran. Tujuan pengajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran menurut Dick and Carey. Tujuan pembelajaran sangat penting dalam proses intruksional atau dalam setiap
kegiatan belajar mengajar, sebab tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara spesifik dan jelas, akan memberikan keuntungan sebagai berikut.
1 Siswa untuk dapat mengatur waktu, dan pemusatan perhatian pada tujuan yang
ingin dicapai. 2
Guru untuk mengatur kegiatan intruksionalnya, metodenya, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
3 Evaluator untuk dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai oleh
anak didik. Rumusan tujuan umum pembelajaran harus jelas dan dapat diukur, bentuk tingkah
laku. Rumusan pembelajran yang baik adalah a menggunakan istilah yang