Pengembangan Kurikulum 2013 Konsep Pengembangan Bahan Ajar

28

2.2.6 Penegasan istilah KI, SK, dan Indikator Pembelajaran

Dalam desain pembelajaran, dibedakan antara tujuan pembelajaran umum atau disebut kompetensi inti KI dan standar kompetensi SK. Dalam kurikulum 2013, tujuan pembelajaran dinyatakan secara tersirat dalam kompetensi intiKI, standar kompetensi SK, dan indikator pembelajaran. Kompetensi Inti yaiturancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan kompetensi inti1, sikap sosial kompetensi 2, pengetahuan kompetensi inti 3, dan penerapan pengetahuan kompetensi 4.Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung indirect teaching yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan kompetensi kelompok 3 dan penerapan pengetahuan kompetensi Inti kelompok 4. Menurut Sanjaya, 2009: 56, standar kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula. Pada setiap mata pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan pula oleh para pengembang kurikulum yang dapat dilihat dari standar isi. Standar kompetensi memiliki jumlah pernyataan yang lebih sedikit dan rumusan hasil belajar yang lebih umum dari pada tujuan intruksional umum kompetensi dasar. Standar kompetensi juga berisi kata kerja dan objek yang masih umum. Suatu kata kerja bersifat operasional bila dapat diobservasi dan dapat diukur. 29 Adapun contoh kata kerja dalam standar kompetensi seperti mengetahui dan memahami sedangkan kata kerja yang terukur misalnya menyebutkan, menjelaskan, menganalisis. Pengertian indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan, PERMENDIKNAS RI No. 41 Tahun 2007. Indikator pencapaian kompetensi tujuan intruksional khusus dikembangkan dari kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja yang yang operasional dan cakupan materinya terbatas. Setiap kompetensi dasar dapat dijabarkan menjadi tiga atau lebih indikator tergantung pada kompleksitas dan ruang lingkup kompetensi dasar. Hal yang perlu diingat adalah tingkatan kata kerja dalam standar kompetensi. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah dari atau maksimal sama dengan tingkat kata kerja dalam kompetensi dasar.

2.2.7 Hubungan Indikator Pembelajaran dengan Materi Pembelajaran

Menurut Uno, 2009:34,hubungan indikator pembelajaran dengan materi pembelajaran dijelaskan dalam manfaat pembuatan tujuan intruksional khususnya sebagai berikut. 1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat. 2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit. 30 3. Pendidik dapat menetapkan beberapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran. 4. Peserta didik dapat menetapkan ukuran dan rangkaian materi pelajaran secara tepat. Artinya, peletakan masing-masing materi pelajaran akan memudahkan peserta didik dalam mempelajari isi pelajaran. 5. Peserta didik dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar pembelajaran yang paling sesuai dan menarik. 6. Pendidik dapt dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar. 7. Pendidik dapat dengan mudah mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar. 8. Pendidik dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

2.2.8 Identifikasi dan Karakteristik Awal Siswa

Tujuan untuk mengetahui karakteristik siswa adalah untuk mengukur apakah siswa akan mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak, sampai di mana minat siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Jika terbukti siswa mendapat nilai yang cukup baik untuk satu kompetensi maka dapat diketahui hal apa yang memperkuat dan begitu sebaliknya. Jika tidak mendapatkan nilai yang baik, maka hal-hal apa yang menjadi penghambat. Pengidentifikasian prilaku awal siswa dilakukan karena keterampilan siswa yang ada dalam kelas sangat heterogen. Sebagian siswa sudah banyak yang tahu, sebagian lagi belum tahu sama sekali tentang materi yang diajarkan di kelas. Oleh karena itu penting untuk dilakukan pengidentifikasian perilaku awal siswa. Menurut Lestari 2013: 21, berikut ini contoh pengidentifikasian perilaku dan karakteristik awal siswa sebagai berikut. 1 Perilaku awal siswa