BAB 4. HASIL PENELITIAN
Responden berjumlah 60 orang yang berobat ke BLUD RSJ PROVSU adalah pasien skizofrenik episode pertama yang belum pernah
mengkonsumsi obat anti psikotik periode 1 Nopember 2010 sampai dengan 31 Desember 2010.
Tabel 4.1 Distribusi Sampel berdasarkan karakteristik demografik
Demografik Penderita
Jumlah Umur
31-35 21
35 36-40
24 40
41-45 15
25 Jenis kelamin
Laki-laki 34
57 Perempuan
26 43
Pendidikan SD
8 14
SLTP 15
25 SLTA
31 51
PT 6
10 Pekerjaan
Bekerja 22
37 Tidak Bekerja
38 63
Tempat tinggal Medan
32 53
Luar Medan 28
47
Dari tabel 4.1 dapat diamati bahwa sampel yang paling banyak adalah pada kelompok umur 36-40 tahun 40, jenis kelamin laki-laki 57,
tingkat pendidikan SLTA 51, tidak bekerja 63 dan bertempat tinggal di Medan 53.
Tabel 4.2 Distibusi sampel berdasarkan kadar gula darah puasa
Kadar gula
darah puasa
Jumlah Hipoglikemi
25 42
Normoglikemi 26
44 Hiperglikemi
9 14
Total 60
100 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa pasien
skizofrenik episode pertama yang belum pernah mengkonsumsi obat anti psikotik paling banyak menunjukkan normoglikemi, yaitu sebanyak 26
44.
Tabel 4.3 Hubungan antara kadar gula darah puasa terhadap kelompok umur
Kelompok umur Kadar Gula Darah
p Hipoglikemi Normoglikemi Hiperglikemi
N N
N 31-35
7 28
9 35
5 56 36-40
9 36
12 46
3 33 0,211
41-45 9
36 5
19 1 11
Jumlah 25 100 26 100 9
100 Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa yang
hipoglikemi paling banyak pada kelompok umur 41-45 sebanyak 9 orang 36, umur 36-40 sebanyak 9 orang36 dan umur 31-35 sebanyak 7
orang 28. Normoglikemi paling banyak pada kelompok umur 36-40 sebanyak 12 orang 46, umur 31-35 sebanyak 9 orang35 dan umur
41-45 sebanyak 5 orang 19. Hiperglikemi paling banyak pada kelompok umur 31-35 sebanyak 5 orang 56, umur 36-40 sebanyak 3
orang 33 dan umur 41-45 sebanyak 1 orang 11.
Dari uji statistik menggunakan Chi-squre test
didapat hasil p=0.211 yang berarti nilai p0.05, tidak ada perbedaan bermakna kadar gula darah
terhadap kelompok umur.
Tabel 4.4 Hubungan antara kadar gula darah puasa terhadap jenis kelamin
Jenis Kelamin Kadar Gula Darah
p Hipoglikemi Normoglikemi Hiperglikemi
N N N
Laki-laki 15
60 15 58
4 45 Perempuan
10 40 11
42 5 55 0,321
Jumlah 25
100 26
100 9 100 Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa yang
hipoglikemi paling banyak pada laki-laki sebanyak 15 orang 60 dan perempuan sebanyak 10 orang 40. Normoglikemi paling banyak pada
laki-laki sebanyak 15 orang 58 dan perempuan 11 orang 42. Hiperglikemi pada perempuan sebanyak 5 orang55 dan laki-laki
sebanyak 4 orang 45. Dari uji statistik menggunakan
Chi-squre test didapat hasil p=0.321
yang berarti nilai p0.05, tidak ada perbedaan bermakna kadar gula darah terhadap jenis kelamin.
Tabel 4.5 Hubungan antara kadar gula darah puasa terhadap tingkat pendidikan
Pendidikan Kadar Gula Darah p
Hipoglikemi Normoglikemi Hyperglycemia N
N N
SD 8
32 7
27 3 33 SLTP
7 28
8 31 5 56
SLTA 4
16 7
27 0 0 0,036 PT
6 24
4 15 1 11
Jumlah 25 100
26 100 9 100
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa terhadap tingkat pendidikan kadar gula darah puasa yang hipoglikemi paling banyak
pada SD sebanyak 8 orang 32, SLTP sebanyak 7 orang 28, PT sebanyak 6 orang 24 dan SLTA sebanyak 4 orang 16.
Normoglikemi paling banyak pada SLTP sebanyak 8 orang 31, SD sebanyak 7 orang 27, SLTA sebanyak 7 orang 27 dan PT
sebanyak 4 orang 15. Hiperglikemi paling banyak pada SLTP sebanyak 5 orang 56, SD sebanyak 3 orang 33 dan PT sebanyak 1
orang 11.
Dari uji statistik menggunakan Chi-squre test
didapat hasil p=0,036 yang berarti nilai p0.05, terdapat perbedaan bermakna kadar gula darah
terhadap tingkat pendidikan. Dalam penelitian yang dilakukan Dixon dkk kemiskinan,
ketidakstabilan kondisi hidup dan pencapaian pendidikan lebih rendah dari yang diharapkan, semua terkait dengan skizofrenia, dan meningkatkan
risiko obesitas, diabetes dan hal lainnya yang merugikan kesehatan
Tabel 4.6 Hubungan antara kadar gula darah puasa terhadap status pekerjaan
Pekerjaan Kadar Gula Darah
p Hipoglikemi
Normoglikemi Hiperglikemi N N N
Bekerja 7
28 11 42 4 44 Tidak bekerja
18 72 15 58 5 56
0,332 Jumlah
25 100
26 100 9 100 Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa yang
hipoglikemi paling banyak pada kelompok yang tidak bekerja sebanyak 18 orang 72, dan yang bekerja sebanyak 7 orang 28. Normoglikemi
paling banyak pada kelompok yang tidak bekerja sebanyak 15 orang 58 dan yang bekerja sebanyak 11 orang 42. Hiperglikemi yang
paling banyak pada kelompok yang tidak bekerja sebayak 5 orang 56 dan yang bekerja sebanyak 4 orang 44.
Dari uji statistik menggunakan Chi-squre test
didapat hasil p=0,332 yang berarti nilai p0.05, tidak terdapat perbedaan bermakna kadar gula
darah puasa terhadap status pekerjaan.
Tabel 4.7 Hubungan antara kadar gula darah puasa terhadap tempat tinggal
Tempat tinggal Kadar Gula Darah
p Hipoglikemi
Normoglikemi Hiperglikemi N
N N Medan
15 60
15 58 4 44 Luar Medan
10 40
11 42 5 56 0,067
Jumlah 25
100 26 100 9
100
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa yang hipoglikemi paling banyak tinggal di Medan sebanyak 15 orang60 dan
diluar Medan sebanyak 10 orang 40. Normoglikemi paling banyak paling banyak tinggal di Medan sebanyak 15 orang 58 dan diluar
Medan sebanyak 11 orang 42. Hiperglikemi paling banyak tinggal
diluar Medan sebanyak 5 orang 56 dan di Medan sebanyak 4 orang 44.
Dari uji statistik menggunakan Chi-squre test
didapat hasil p=0,067 yang berarti nilai p0.05, tidak terdapat perbedaan bermakna kadar gula
darah puasa terhadap tempat tinggal.
BAB 5. PEMBAHASAN