KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT PELARUT FOSFAT DARI KULIT BATANG TUMBUHAN RARU.

(1)

KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT PELARUT FOSFAT DARI KULIT BATANG TUMBUHAN

RARU(Cotylelobium melanoxylon)

Oleh:

Nurul Fitri Fadhilah NIM 4113220025 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sanjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

iii

Karakterisasi Bakteri Endofit Pelarut Fosfat Dari Kulit Batang Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)

NURUL FITRI FADHILAH (4113220025) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi isolat bakteri endofit pada kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) yang mampu melarutkan fosfat, dan mengkarakterisasikan bakteri tersebut berdasarkan morfologi, fisiologi dan biokimianya. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan selama 3 bulan yaitu mulai November 2014 sampai Februari 2015. Sampel isolat bakteri endofit pada kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) merupakan koleksi dari laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan. Isolasi bakteri pelarut fosfat dilakukan secara analisis kuantitatif dengan melihat zona bening pada media pikovskaya yang telah diinokulasikan bakteri endofit setelah diinkubasi pada suhu 30°C selama 10 hari. Karakterisasi bakteri yang positif pelarut fosfat dilakukan berdasarkan morfologi, fisiologi dan biokimianya dengan melihat perubahan warna pada media yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24 isolat diperoleh 2 isolat yang mampu melarutkan fosfat yaitu ER12 dan ER23. Karakter bakteri ER12 memiliki bulat dengan tepi koloni rata, warna koloni putih bening, dengan permukaan licin dan elevasi yang rata, bakteri ER 23 memilki tipe tepi koloni berombak, warna koloni putih dengan permukaan licin dan elevasi yang rata, kedua bakteri tersebut termasuk Gram positif. Dari uji biokimia bakteri endofit ER 12 dan ER 23 dapat menghasilkan asam campuran, menghidrolisis protein, menghasilkan enzim gelatinase, katalase dan tidak dapat menghasilkan enzim urease, sitrase dan tidak dapat menghidrolisis hidrogen sulfida. Suhu optimum untuk pertumbuhan isolat baktei ER 12 dan ER 23 adalah 35°C. Dan pH optimum untuk pertumbuhan isolat bakteri ER 15 adalah 7,2 dan 8,9 sementara ER 23 dapat tumbuh optimum pada rentang pH lebih luas yaitu pH 6,5 sampai 8,9.


(4)

iv

Characterization Bacteria Endofit a Solvent Phosphate from Bark of The Raru (Cotylelobium melanoxylon)

NURUL FITRI FADHILAH (4113220025) ABSTRACT

This study aimed to isolate isolat endophytic bacteria on plant stem bark raru (Cotylelobium melanoxylon) capable of dissolving phosphate, and characterize bacteria based on morphology, physiology and biochemistry. The research was conducted in the laboratory of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Medan for 3 months, ie from November 2014 to February 2015. The sample isolates of endophytic bacteria on plant stem bark raru (Cotylelobium melanoxylon) is a collection of lab Biology Faculty of Mathematics and Science Nature, University of Medan. Isolation of bacterial phosphate solvent performed a quantitative analysis by looking at the clear zone that has been inoculated media pikovskaya the endophytic bacteria. Characterization of phosphate solvent positive bacteria done by looking at the color change of the medium used. The results showed that of the 24 isolates obtained 2 isolates were capable of dissolving phosphate ER12 and ER23 ie. ER12 has a rounded character bacterial colonies with flat edges, translucent white colony color, with a smooth surface and a flat elevation, ER 23 bacterial colonies have the type of edge wavy, white colony color with a smooth surface and a flat elevation, including both Gram-positive bacteria. Of biochemical tests of endophytic bacteria ER 12 and ER 23 can produce a mixture of acid, hydrolyze proteins, produce gelatinase enzyme, catalase and can not produce the enzyme urease, sitrase and can not hydrolyze hydrogen sulfide. The optimum temperature for growth of isolates baktei ER 12 and ER 23 is 35°C. And the optimum pH for growth of bacterial isolates ER 15 is 7.2 and 8.9 while ER 23 can grow at all pH optimum of 6.5 to 8.9.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis sehingga penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Judul skripsi yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 ini ialah “Karakterisasi Bakteri Endofit Pelarut Fosfat Dari Kulit Batang Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)”.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Bapak Idramsa, S.Pd, M.Si yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari pengajuan proposal sampai penyusunan skripsi ini, Pembimbing akademik Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.Si, serta Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Dra. Melva Silitonga, MS Selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran. Teristimewa buat keluarga yang penulis sayangi yaitu ayahanda Armon Suarsono dan ibunda Sriweni Utari, SE yang setiap saat memberikan kasih sayang, dukungan moril, materil dan doa kepada penulis. Dan terima kasih kepada adik penulis Muhammad Fadel Elghifari dan seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat.

Terima kasih juga kepada teman terspesial penulis Akbar Hardita yang selalu menemani, menyemangati dan sabar mendengar semua keluh kesah penulis selama proses penelitian dan penyusunan skripsi. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Suci, Ade, Yahya, Kak Nova, dan terima kasih juga untuk seluruh teman-teman Biologi Nondik 2011.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Medan, Maret 2015

Nurul Fitri Fadhilah 4113220025


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Ruang Lingkup 3

1.3. Tujuan 3

1.4. Rumusan Masalah 3

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitia 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Tumbuhan Cotylelobium melanoxylon 5

2.2. Bakteri 6

2.3. Karakter Bakteri 6

2.3.1. Karakter Morfologi 6

2.3.2. Karakter Fisiologi 7

2.3.3. Karakter Biokimia 8

2.4. Bakteri Endofit 10

2.5. Fosfat 12

2.6. Bakteri Pelarut Fosfat 13

2.7. Karakter Bakteri Endofit Pelarut Fosfat 13

2.8. Mekanisme Pelarutan Fosfat 14

BAB III. METODE PENELITIAN 16

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 16

3.2. Alat dan Bahan 16

3.2.1. Alat 16

3.2.2. Bahan 16

3.3. Pembuatan Media Pikovskaya 16

3.4. Prosedur 17

3.4.1. Peremajaan Isolat 17

3.4.2. Uji Pelarut Fosfat 18

3.5. Identifikasi Karakteristik Bakteri 18

3.5.1. Karakteristik Morfologi Koloni 18


(7)

vii

3.5.2. Karakteristik Fisiologi dan Biokimia 19

3.5.2.1. Uji pH Optimal 20

3.5.2.2. Uji Suhu Optimal 20

3.5.2.3. Uji Hidrolisis Gelatin 20

3.5.2.4. Uji Methyl Red 20

3.5.2.5. Uji Sitrat 21

3.5.2.6. Uji Urea 21

3.5.2.7. Uji Reaksi Litmus Milk 21

3.5.2.8. Uji Katalase 21

3.5.2.9. Uji Triple Sugar Iron Agar 22

3.5.2.10. Uji Fermentasi Karbohidrat 22

3.6. Analisis Data 22

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23

4.1. Hasil Penelitian 23

4.1.1. Uji Pelarut Fosfat Bakteri Endofit Tumbuhan Raru 23 4.1.2. Karakter Morfologi Bakteri Endofit Tumbuhan Raru Pelaut Fosfat 24 4.1.3. Karakter Fisiologi Bakteri Endofit Tumbuhan Raru Pelaut Fosfat 27

4.1.3.1. Uji pH Optimum 27

4.1.3.2. Uji Suhu Optimum 29

4.1.4. Karakter Biokimia Bakteri Endofit Tumbuhan Raru Pelaut Fosfat 30 4.1.4.1. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar) 31

4.1.4.2. Uji Litmus Milk 32

4.1.4.3. Uji Methyl Red 33

4.1.4.4. Uji Hidrolisis Gelatin 34

4.1.4.5. Uji Katalase 35

4.1.4.6. Uji Citrat 35

4.1.4.7. Uji Urea 36

4.1.4.8. Uji Fermentasi Karbohidrat 37

4.2. Pembahasan 40

4.2.1.Pelarut Fosfat oleh Bakteri Endofit Tumbuhan Raru 40

4.2.2. Karakter Morfologi 41

4.2.3. pH Optimum Pertumbuhan 42

4.2.4. Suhu Optimum Pertumbuhan 43

4.2.5. Uji Triple Sugar Iron Agar 43

4.2.6. Uji Litmus Milk 44

4.2.7. Uji Methyl Red 45

4.2.8. Uji Hidrolisis Gelatin 45

4.2.9. Uji Katalase 46

4.2.10. Uji Citrat 47

4.2.11. Uji Urea 47

4.2.12. Uji Fermentasi Karbohidrat 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 50

5.1. Kesimpulan 50

5.2. Saran 50


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Aktivitas Bakteri Endofit 12

Tabel 4.1. Hasil pengujian pelarut fosfat terhadap 24 isolat bakteri 23 Tabel 4.2. Karakter morfologi ER12 dan ER23 24 Tabel 4.3. Pertumbuhan ER12 dan ER23 pada beberapa rentang pH 27 Tabel 4.4. Pertumbuhan ER12 dan ER23 pada beberapa rentang suhu 29 Tabel 4.5. Hasil pengujian biokimia pada ER12 dan ER23 30


(9)

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bentuk Permukaan, Elevasi Dan Tepi Koloni Bakteri 7

Gambar 2.2. Grafik Kisaran Suhu Bakteri 8

Gambar 2.3. Letak Bakteri Endofit di Dalam Jaringan Tanaman 11

Gambar 4.1. Zona Bening Pada ER12 24

Gambar 4.2 Zona Bening Pada ER23 24

Gambar 4.3. (a) Morfologi Pada ER12 25

(b) Morfologi Pada ER23 25

Gambar 4.4. Morfologi Pada ER12 dan ER23 26

Gambar 4.5. (a) Hasil Pewarnaan Gram Pada ER12 26 (b) Hasil Pewarnaan Gram Pada ER23 26 Gambar 4.6. (a) Hasil uji pH optimum pada ER 12 dengan pH 6.5 27 (b) Hasil uji pH optimum pada ER 12 dengan pH 7.2 27 Gambar 4.7. (a) Hasil uji pH optimum pada ER 23 dengan pH 6.5 28 (b) Hasil uji pH optimum pada ER 23 dengan pH 7.2 28 (c) Hasil uji pH optimum pada ER 23 dengan pH 8.9 28 Gambar 4.8. (a) Hasil uji suhu optimum pada ER 23 dengan suhu 35°C 29 (b) Hasil uji suhu optimum pada ER 23 dengan suhu 35°C 29 Gambar 4.9. (a) Hasil Uji TSIA pada ER 12 31 (b) Hasil Uji TSIA pada ER 23 31 Gambar 4.10. (a) Hasil Uji Litmus Milk pada ER 12 32 (b) Hasil Uji Litmus Milk pada ER 23 32 Gambar 4.11. (a) Hasil Uji Methyl Red pada ER12 33 (b) Hasil Uji Methyl Red pada ER23 33 Gambar 4.12. (a) Hasil Uji Hidrolisis Gelatin pada ER 12 34 (b) Hasil Uji Hidrolisis Gelatin pada ER 23 34 Gambar 4.13. (a) Hasil Uji Katalase pada ER 12 35 (b) Hasil Uji Katalase pada ER 23 35 Gambar 4.14. (a) Hasil Uji Citrat pada ER 12 36 (b) Hasil Uji Citrat pada ER 23 36 Gambar 4.15. (a) Hasil Uji Urea pada ER 12 37 (b) Hasil Uji Urea pada ER 23 37 Gambar 4.16. (a) Hasil Uji Karbohidrat Laktosa pada ER 12 38 (b) Hasil Uji Karbohidrat Laktosa pada ER 23 38 Gambar 4.17. (a) Hasil Uji Karbohidrat Dekstrosa pada ER 12 39 (b) Hasil Uji Karbohidrat Dekstrosa pada ER 23 39 Gambar 4.18. (a) Hasil Uji Karbohidrat Sukrosa pada ER 12 40 (b) Hasil Uji Karbohidrat Sukrosa pada ER 23 40


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1. Skema Prosedur Kerja Penelitian 56


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Di Sumatera Utara, kulit raru Cotylelobium melanoxylon dikenal secara lokal sebagai tumbuhan raru (Pasaribu, dkk., 2011). Raru (Cotylelobium melanoxylon) merupakan tumbuhan tingkat tinggi dari famili Dipterocarpace. Raru tersebar di Indonesia yaitu meliputi Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Raru merupakan tanaman yang termasuk dalam kategori hampir punah. Selain itu tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) adalah tumbuhan endemik yang ada di Kabupaten Tapanuli dan hidup liar didalam hutan dengan berbagai tumbuhan lain di sekitarnya. Raru merupakan sebutan untuk jenis kulit kayu yang ditambahkan pada nira aren yang bertujuan untuk meningkatkan cita rasa, kadar alkohol dan mengawetkan minuman tradisional tuak (Pasaribu, 2011). Tumbuhan ini telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai obat herbal tradisional. Berdasarkan kajian ilmiah kulit kayu ini mengandung tannin yang cukup tinggi, yang cocok digunakan sebagai bahan pengawet alami makanan dan dapat menurunkan kadar gula darah (Pasaribu, dkk., 2011).

Dari sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar di muka bumi ini, masing-masing tanaman mengandung satu atau lebih mikroba endofit termasuk juga tanaman raru (Strobel, dkk., 2003). Mikroba endofit merupakan mikroorganisme yang tumbuh dalam jaringan tumbuhan dan dapat dijumpai pada bagian akar, daun serta batang tumbuhan (Silitonga, dkk., 2012). Mikroba endofit dapat menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang dapat digunakan dalam dunia pertanian dan industri (Prihatiningtias, dk., 2009). Mikroba endofit dapat berupa bakteri endofit atau jamur endofit (Silitonga, dkk., 2012). Bakteri endofit merupakan mikroorganisme menguntungkan yang berinteraksi dengan tumbuhan tanpa menyebabkan gangguan atau kerusakan pada tubuh inangnya (Desriani, dkk., 2014).


(13)

2 Bakteri endofit memiliki kemampuan sebagai penambat nitrogen, pelarut fosfat, penghasil fitohormon (hormon IAA, hormon giberelin dan hormon sitokinin) juga sebagai antimikroba. Bakteri endofit pelarut fosfat (BPF) yang berperan dalam melarutkan fosfat organik dan anorganik menjadi fosfat terlarut sehingga dapat digunakan/diserap oleh akar tumbuhan (Pawana, 2011). Miliute, dkk., (2011) membuktikan bahwa dari 18 isolat bekteri endofit yang diisolasi dari tunas Apel (Malus domestica) terdapat 10 isolat yang mampu melarutkan fosfat. Ji, dkk., (2013) melaporkan bahwa dari 12 isolat yang diisolasi dari daun, batang dan akar padi (Oryza sativa) terdapat 4 isolat yang mampu melarutkan fosfat. Milca, dkk., (2014) membuktikan bahwa dari 31 bakteri endofit yang diisolasi dari tumbuhan jambu mete (Anacardium occidentale) terdapat 4 isolat yang mampu melarutkan fosfat. Amrutha, dkk., (2014) juga membuktikan dari 11 bakteri endofit yang diisolasi dari tumbuhan Cabai Kathur (Capsicum frutescence) terdapat 2 isolat yang mampu melarutkan fosfat. Tan, dkk., (2014) telah membuktikan bahwa dari 107 bakteri endofit yang diisolasi dari akar padi (Oryza sativa), kedelai (Glycine max) dan putri malu (Mimosa pudica) terdapat 52 isolat yang mampu melarutkan fosfat.

Mikroorganisme pelarut fosfat merupakan penentu dinamika ketersediaan fosfat bagi tanaman (Sutiknowati, 2010). Mikroorganisme pelarut fosfat berperan dalam penyuburan tanah karena bakteri tipe ini mampu melakukan mekanisme pelarutan fosfat dengan mengsekskresikan sejumlah asam organik berbobot molekul rendah seperti oksalat, suksinat, fumarat, malat (Pawana, 2011). Asam-asam organik ini dapat membentuk khelat (kompleks stabil) dengan kation Al, Fe atau Ca yang mengikat P, sehingga ion H2PO4 menjadi bebas dari ikatannya dan tersedia bagi tanaman untuk diserap (Sutiknowati, 2010). Fosfat yang diserap oleh akar tumbuhan berperan dalam membantu merangsang pertumbuhan akar, batang dan bunga tumbuhan (Pawana, 2011). Premono, (1996) membuktikan bahwa mikroorganisme pelarut fosfat yang diinokulasikan ke tanaman tebu dapat meningkatkan pertumbuhan awal tanaman tebu, yakni meningkatkan bobot kering 13-38%. Fitriatin, (2004) membuktikan perlakuan penanaman padi gogo dengan menggunakan mikroorganisme pelarut fosfat dapat meningkatkan bobot


(14)

3 kering pada tanaman padi gogo. Suliasih, dkk., (2010) melaporkan bahwa pemberian inokulan mikroorganisme pelarut fosfat pada tanaman tomat menghasilkan perbedaan tinnggi tanaman dan jumlah buah, tinggi tanaman tomat tertinggi yang diberi perlakuan (108,3 cm) sementara kontrol (72,3 cm), dan meningkatkan hasil buah sebanyak 88,2% dibandingkan dengan kontrol.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin menyeleksi dan mengkarakterisasi isolat bakteri endofit penghasil pelarut fosfat dari tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) berdasarkan morfologi, biokimia dan fisiologinya. Sehingga diharapkan isolat bakteri endofit yang diperoleh nantinya memiliki kemampuan melarutkan fosfat yang dapat digunakan dalam bidang pertanian khususnya pemupukan yang bisa digunakan sebagai pupuk organik yang lebih aman untuk lingkungan dan lebih ekonomis, serta dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini yaitu menyeleksi isolat bakteri endofit yang berasal dari kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) yang mampu melarutkan fosfat dan mengkarakterisasi berdasarkan morfologi, biokimia dan fisiologinya.

1.3Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya menyeleksi isolat bakteri endofit yang berasal dari kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) yang mampu melarutkan fosfat dan mengkarakterisasi berdasarkan morfologi, biokimia dan fisiologinya.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

a. Apakah isolat bakteri endofit yang berasal dari kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) mampu melarutkan fosfat?


(15)

4 b. Bagaimana karakterisasi bakteri endofit pelarut fosfat dari kulit batang raru

(Cotylelobium melanoxylon) berdasarkan morfologi, biokimia dan fisiologinya?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu:

a. Mendapatkan isolat bakteri endofit yang mampu melarutkan fosfat dari kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon).

b. Mengetahui karakter bakteri endofit pelarut fosfat dari kulit batang raru (Cotylelobium melanoxylon) berdasarkan morfologi, biokimia dan fisiologinya.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah: a. Sebagai informasi bagi masyarakat.

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk pembuatan pupuk organik dengan menggunakan bakteri endofit yang mampu melarutkan fosfat.


(16)

50 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan yaitu:

1. Isolat bakteri endofit dari kulit batang raru (Cotylelobium melanoxylon) ada yang mampu melarutkan fosfat, yaitu dari ke 24 isolat yang telah diuji kemampuannya dalam melarutkan fosfat didapatkan 2 isolat yaitu ER12 dan ER23.

2. Kedua isolat yang positif melarutkan fosfat tersebut memiliki karakter sebagai berikut: ER12 memiliki bentuk bulat dengan tepi koloni rata, warna koloni putih bening, dengan permukaan licin dan elevasi yang rata, ER23 memilki bentuk bulat dengan tepi koloni berombak, warna koloni putih dengan permukaan licin dan elevasi yang rata, ER12 dan ER23 termasuk bakteri Gram positif yang mampu memfermentasi glukosa, laktosa, dekstrosa dan sukrosa. Mampu menghasilkan enzim katalase dan enzim gelatinase namun tidak mampu menghasilkan enzim urease. Tidak mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Suhu optimum untuk pertumbuhan isolat bakteri ER 12 dan ER 23 adalah 350C dan pH optimum untuk pertumbuhan isolat bakteri ER 12 adalah 7,2 dan 8,9 sementara ER 23 dapat tumbuh optimum pada rentang pH lebih luas yaitu 6,5 sampai 8,9.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan agar :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bakteri endofit dari kulit batang tumbuhan raru (cotylelobium melanoxylon) yang mampu melarutkan fosfat untuk mengetahui berapa besar fosfat yang mampu dilarutkan oleh bakteri endofit tersebut.


(17)

51

DAFTAR PUSTAKA

Amrutha, V, A,. Sudhir, A,. Chowdappa, P, (2014), Plant growth promoting potential of a novel endophytic curtobacterium ceg: isolation, evaluation and formulation. Annals of Biological Research, 5 (5):15-21

Anggara, S., Yuliani., Lisana, L., (2010) Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil Hormon Indole Acetic Acid Dari Akar Tanaman Ubi Jalar. Issn: 2252-3979.

Annonim (2012) Http://www.Puji.Peje.Blogspot.Com/../Uji_Hidrolisi_Gelatin. (Diakses Pada Tanggal 3 November 2014.

Annonim (2013) www.Iucnredlist.Org/Cotylelobium%Melanoxylon_Files/Re dlist_Lo go_Gif (Diakses Pada Tanggal 25 Oktober 2014)

Annonim (2013) http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/11/morfologi-ko loni.html (Diakses Pada Tanggal 19 Oktober 2014)

Annonim (2013) http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruhkecepatan .html (Diakses Pada Tanggal 25 Oktober 2014)

Arora. S., Patel, P., Vanza, M dan Rao, G,G., (2013), Isolation and Characterization of mendophytic bacteria colonizing halophyte and other salt tolerant plant species from coastal Gujarat. African Journal of Microbiology Research 8 (17) :1779-1788

Balraj, J., Pannerselvam, K., Jayaraman, A, (2014), Isolation of pigmented marine bacteria Exiguobacterium sp from peninsular region of India and a study on biological activity of purified pigmen. Annals of Biological Research, 9 (5):35-42

Bhatt, S., Vyas, R.V., Shelat, H.N dan Mistry, S., (2013), Isolation and identification of root nodule bacteria of Mung bean (Vigna radiata L.) for biofertilizer production. International Jornal of Research in Pure and Applied Micribiology 3(4) : 127-133

Cappuccino, J. G dan Sherman, N, (2001), Microbiology a laboratory Manual. San Francisco. Benjamin Cummings

Desriani, Ukhradia, M.S.P., Maria, B., Akhmad, R., dan Puspita, L., (2014), Isolat dan karakteristik bakteri endofit dari tanaman binahong dan ketepeng china. Jurnal kesehatan Andalas 3(2): 19-27


(18)

52

Elfiati, D, (2005). Peranan Mikroba Pelarut Fosfat Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Medan. USU e-Repository.

Fitriatin, B.E, (2004). Peranan bakteri pelarut fosfat penghasil fitohormon dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo. Bandung Universitas Padjajaran

Hadioetomo R.S, (1993). Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia.

Hasanah, U, (2013), Mikrobiologi. Medan. Fmipa Unimed

Inyoman, P.,Aryantha, Dian, P., Lestari dan Nurni, P., (2004), Potensi isolat bakteri endofit penghasil iaa dalam peningkatan pertumbuhan kecambah kacang hijau pada kondisi hidrotopik. Bandung 9(2) :43-47

Ishwari PP, 2006. Produksi Hormon Asam Indol-3-Asetat Oleh Bakteri Diazotrof Endofitik dan Aplikasinya Pada Tanaman Kentang.. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Jasim (2014) Isolation And Characterization Of Plant Growth Promoting Endophytic Bacteria From The Rhizome Of Zingiber Officinale. 3 Biotech (2014) 4:197–204 Doi 10.1007/S13205-013-0143-3

Ji, S.H,. Gururani, M.A,. Chun, S.E., (2013), Isolation and characterization of plant growth promoting endophyticdiazotrophic bacteria from Korean rice cultivars. Microbiological Research 16(5):39-46

Knob, A & Carmona, E.C. (2008). Xylanase production by Penicillium sclerotiorum and its characterization.World Applied Sciences Journal 4(2): 277-283.

Kusnadi, P,. Syulasmi, A,. Purwianingsih, W., Rochitaniawati, D., (2003),Common Mikrobiology, Textbook Edisi Revisi. Universitas Pendidikan Indonesia

Lay, B., dan Hastowo, S, (1994) Analisis Mikroba Dilaboratorium Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta : Pt. Grafindo Persada.

Long, H, H., Schmidt DD., dan Baldwin (2008) Native bacterial enndophytes promote Host Growth in a species – specific Manner; phytohormone manipulation do not result in common growth response. Journal plos one 3(7) : 2702

Milca, R.C.R.L,. Jessica, M.F,. Nataliane, M.V,. Danilo, M.S.S,. Ozias, E.F,. Joao, L.A,. Janete, M.A and Glaucia, M.S.L., (2014), Plant growth


(19)

53

promoting potential of endophytic bacteria isolated from cashew leaves. African Journal of Biotechnology 13(33): 27-35

Miliūtė, I., Buzaitė, O., (2011), IAA production and other plant growth promoting traits of endophytic bacteria from apple tree. Biologija 57(2) : 98–102 Parman, S (2007), Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap

Tertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi 15(2):9-15

Pasaribu, G (2011), Aktivitas inhibisi alfa glukosidase pada beberapa jenis kulit kayu raru. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 29(1) : 10-19

Pasaribu,G dan Setyawati, T. , (2011), Aktivitas antioksidan dan toksisitas ekstrak kulit kayu raru (sp). Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 29(4) : 322-330

Pawana, G (2011), Pelarutan fosfat dari trikalsium fosfat oleh pseudomonas pendarflour isolate pemekasan pada media nutriem broth. Seminar nasional. universitas trunojoyo Madura

Prasad, M.P, dan Dagar, Sunayana., (2014), Identification and characterization of Endophytic bacteria from like Avocado and Black grapes. International jurnal of current microbiology and applied sciences, 3(8): 937-947

Premono, M.E., Anas, I., Soepardi, G., dan Hadioetomo, R.S., (1996), Peranan jasad renik pelarut fosfat dalam meningkatkan keefisienan pupuk p dan pertumbuhan tebu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi. LIPI

Prihartini, T. A., Kentjanasari dan Subowo., (1996), Pemanfaatan biofertilizer untuk peningkatan produktivitas lahan pertanian. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15: 22-26.

Prihatiningtias, W dan Wahyuningsih, S., (2009), Prospek mikroba endofit sebagai sumber senyawa bioaktif. Yogyakarta . Universitas Gadjah madan

Radji, M (2005), Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal. Maj. Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2(3) 113 – 126

Retnowati,Y,. Wirnangsi, D,. Uno., Putri, E., Humairah, S., (2013). Potensi penghasilan hormon iaa oleh mikroba endofit akar tanaman jagung (Zea mays). Jurusan Biologi. Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo

Saha, A dan Santra, S., (2014), Isolation and characterization of bacteria isolated from municipal solid waste for production of industrial enzymes and waste degradation. Journal microbiology 1(1):105-114


(20)

54

Setiawati, M. R., A. D. Soejono, T. S. Hasan dan D. Harief., (1996), Pengaruh dosis pupuk fosfat alam dan jenis bakteri pelarut fosfat terhadap peningkatan P tersedia tanah, serapan P, bobot kering akar dan hasil jagung (Zea mays) pada Ultisol Kentrong. Jurnal Agrikultura 7: 24-27

Silitonga, D., (2012), Isolasi dan uji potensi isolat bakteri pelarut fosfat dan bakteri penghasil hormone iaa (indole acetic acid) terhadap pertumbuhan kedelai (Glycine max L.) Pada Tanah Kuning, Medan : USU

Singh, D,. Sharma, A,. dan Gurvinde, K., (2013), Biochemical and molecular characterization of the bacterial endophytes from native sugarcane varieties of Himalayan region. Biotech, 3: 205-212

Stevenson, F. J., (2005), Cycles of Soil: Carbon, Nitrogen, Phosphorus, Sulfur, Micronutrients. John Wiley and Sons, New York.

Strobel, G,A., and Daisy, B., (2003), Bioprospecting for microbial endophytes and their natural products. Microbiol. and Mol. Biology Rev 67(4):491-502.

Subba Rao, N.S., 1993, Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Edisi ke 2. New Dehli

Sugijanto,N.E., Putra, H,. Pritayuni, H. F,. Albathaty, N,. dan Noor, C.Z., (2009), Daya anti mikroba ekstrak lecythophora sp, endofit yang diisolasi dari Alyxia reinwardtii, Berk. Panel Hayati 15: 37-44

Suliasih,. Widawati, S,. Muharam, A., (2010), Aplikasi pupuk organik dan bakteri pelarut fosfat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat dan aktivitas mikroba tanah. J.Hort. 20(3) : 241-246.

Suliasih dan Rahmad., (2007), Aktivitas fosfatase dan pelarutan kalsium fosfat oleh beberapa bakteri pelarut fosfat. Biodiversitas 8(1): 23-26

Suriadikarta, R.D.M dan Simanungkalit, D.A., (2006), Pupuk organik dan pupuk hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor

Sutiknowati, L., (2010), Kelimpahan bakteri fosfat di padang lamun teluk banten. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36(1): 21-35

Tan, K.Z., Radziah, O., Halimi. M.S., Khairuddin, A.R., Habib, S.H. and Shamsuddin, Z.H., (2014), Isolation and characterization of rhizobia and plant growth-promoting rhizobacteria and their effects on growth of rice seedlings. American Journal of Agricultural and Biological Sciences 9 (3): 342-360


(21)

55

Thiruneekalandan, G., Vidya, S., Jenifer, V., Babu, V., Shanti. V dan Kathiresan, K., (2014), Identification of Lactobacilli isolated from Mangrove Biotopes of Easr Coast of India. Global Educational Education Research Journal. 2(2):132-138

Umul, A,. Bambang, S,. dan Didiet, H.S., (2010), Eksplorasi mikrobia rhizosfer tumbuhan pantai potensial sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri UMBY. Yogyakarta

Widawati, S dan Suliasih., (2005), Populasi bakteri pelarut fosfat (bpf) di Cikaniki, Gunung Botol, dan Ciptarasa, serta kemampuannya melarutkan p terikat di media pikovskaya padat. Biodiversitas . 7 (2) : 109-113

Widawati, S,. Nurkanto, A,. dan Sudiana, M., (2008), Aktivitas pelarutan fosfat oleh aktinomisetes yang diisolas dari Waigeo, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Biodiversitas 9(2): 87-90

Zahidah, D., dan Shovitri, M (2013) Isolasi Karakterisasi Dan Potensi Bakteri Aerob Sebagai Pendegradasi Limbah Organik. Jurnal Sains Dan Seni Pomits 2(1) : 2337-3520


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan yaitu:

1. Isolat bakteri endofit dari kulit batang raru (Cotylelobium melanoxylon) ada yang mampu melarutkan fosfat, yaitu dari ke 24 isolat yang telah diuji kemampuannya dalam melarutkan fosfat didapatkan 2 isolat yaitu ER12 dan ER23.

2. Kedua isolat yang positif melarutkan fosfat tersebut memiliki karakter sebagai berikut: ER12 memiliki bentuk bulat dengan tepi koloni rata, warna koloni putih bening, dengan permukaan licin dan elevasi yang rata, ER23 memilki bentuk bulat dengan tepi koloni berombak, warna koloni putih dengan permukaan licin dan elevasi yang rata, ER12 dan ER23 termasuk bakteri Gram positif yang mampu memfermentasi glukosa, laktosa, dekstrosa dan sukrosa. Mampu menghasilkan enzim katalase dan enzim gelatinase namun tidak mampu menghasilkan enzim urease. Tidak mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Suhu optimum untuk pertumbuhan isolat bakteri ER 12 dan ER 23 adalah 350C dan pH optimum untuk pertumbuhan isolat bakteri ER 12 adalah 7,2 dan 8,9 sementara ER 23 dapat tumbuh optimum pada rentang pH lebih luas yaitu 6,5 sampai 8,9.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan agar :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bakteri endofit dari kulit batang tumbuhan raru (cotylelobium melanoxylon) yang mampu melarutkan fosfat untuk mengetahui berapa besar fosfat yang mampu dilarutkan oleh bakteri endofit tersebut.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Amrutha, V, A,. Sudhir, A,. Chowdappa, P, (2014), Plant growth promoting potential of a novel endophytic curtobacterium ceg: isolation, evaluation and formulation. Annals of Biological Research, 5 (5):15-21

Anggara, S., Yuliani., Lisana, L.,(2010) Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil Hormon Indole Acetic Acid Dari Akar Tanaman Ubi Jalar. Issn: 2252-3979.

Annonim (2012) Http://www.Puji.Peje.Blogspot.Com/../Uji_Hidrolisi_Gelatin. (Diakses Pada Tanggal 3 November 2014.

Annonim (2013) www.Iucnredlist.Org/Cotylelobium%Melanoxylon_Files/Re dlist_Lo go_Gif (Diakses Pada Tanggal 25 Oktober 2014)

Annonim (2013) http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/11/morfologi-ko loni.html (Diakses Pada Tanggal 19 Oktober 2014)

Annonim (2013) http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruhkecepatan .html (Diakses Pada Tanggal 25 Oktober 2014)

Arora. S., Patel, P., Vanza, M dan Rao, G,G., (2013), Isolation and Characterization of mendophytic bacteria colonizing halophyte and other salt tolerant plant species from coastal Gujarat. African Journal of Microbiology Research 8 (17) :1779-1788

Balraj, J., Pannerselvam, K., Jayaraman, A, (2014), Isolation of pigmented marine bacteria Exiguobacterium sp from peninsular region of India and a study on biological activity of purified pigmen. Annals of Biological Research, 9 (5):35-42

Bhatt, S., Vyas, R.V., Shelat, H.N dan Mistry, S., (2013), Isolation and identification of root nodule bacteria of Mung bean (Vigna radiata L.) for biofertilizer production. International Jornal of Research in Pure and Applied Micribiology 3(4) : 127-133

Cappuccino, J. G dan Sherman, N, (2001), Microbiology a laboratory Manual. San Francisco. Benjamin Cummings

Desriani, Ukhradia, M.S.P., Maria, B., Akhmad, R., dan Puspita, L., (2014), Isolat dan karakteristik bakteri endofit dari tanaman binahong dan ketepeng china. Jurnal kesehatan Andalas 3(2): 19-27


(3)

Elfiati, D, (2005). Peranan Mikroba Pelarut Fosfat Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Medan. USU e-Repository.

Fitriatin, B.E, (2004). Peranan bakteri pelarut fosfat penghasil fitohormon dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo. Bandung Universitas Padjajaran

Hadioetomo R.S, (1993). Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta:Gramedia.

Hasanah, U, (2013), Mikrobiologi. Medan. Fmipa Unimed

Inyoman, P.,Aryantha, Dian, P., Lestari dan Nurni, P., (2004), Potensi isolat bakteri endofit penghasil iaa dalam peningkatan pertumbuhan kecambah kacang hijau pada kondisi hidrotopik. Bandung 9(2) :43-47

Ishwari PP, 2006. Produksi Hormon Asam Indol-3-Asetat Oleh Bakteri Diazotrof Endofitik dan Aplikasinya Pada Tanaman Kentang.. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Jasim (2014) Isolation And Characterization Of Plant Growth Promoting Endophytic Bacteria From The Rhizome Of Zingiber Officinale. 3 Biotech (2014) 4:197–204 Doi 10.1007/S13205-013-0143-3

Ji, S.H,. Gururani, M.A,. Chun, S.E., (2013), Isolation and characterization of plant growth promoting endophyticdiazotrophic bacteria from Korean rice cultivars. Microbiological Research 16(5):39-46

Knob, A & Carmona, E.C. (2008). Xylanase production by Penicillium sclerotiorum and its characterization.World Applied Sciences Journal 4(2): 277-283.

Kusnadi, P,. Syulasmi, A,. Purwianingsih, W., Rochitaniawati, D., (2003),Common Mikrobiology, Textbook Edisi Revisi. Universitas Pendidikan Indonesia

Lay, B., dan Hastowo, S, (1994) Analisis Mikroba Dilaboratorium Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta : Pt. Grafindo Persada.

Long, H, H., Schmidt DD., dan Baldwin (2008) Native bacterial enndophytes promote Host Growth in a species – specific Manner; phytohormone manipulation do not result in common growth response. Journal plos one 3(7) : 2702

Milca, R.C.R.L,. Jessica, M.F,. Nataliane, M.V,. Danilo, M.S.S,. Ozias, E.F,. Joao, L.A,. Janete, M.A and Glaucia, M.S.L., (2014), Plant growth


(4)

promoting potential of endophytic bacteria isolated from cashew leaves. African Journal of Biotechnology 13(33): 27-35

Miliūtė, I., Buzaitė, O., (2011), IAA production and other plant growth promoting traits of endophytic bacteria from apple tree. Biologija 57(2) : 98–102 Parman, S (2007), Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap

Tertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi 15(2):9-15

Pasaribu, G (2011), Aktivitas inhibisi alfa glukosidase pada beberapa jenis kulit kayu raru. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 29(1) : 10-19

Pasaribu,G dan Setyawati, T. , (2011), Aktivitas antioksidan dan toksisitas ekstrak kulit kayu raru (sp). Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 29(4) : 322-330

Pawana, G (2011), Pelarutan fosfat dari trikalsium fosfat oleh pseudomonas pendarflour isolate pemekasan pada media nutriem broth. Seminar nasional. universitas trunojoyo Madura

Prasad, M.P, dan Dagar, Sunayana., (2014), Identification and characterization of Endophytic bacteria from like Avocado and Black grapes. International jurnal of current microbiology and applied sciences, 3(8): 937-947

Premono, M.E., Anas, I., Soepardi, G., dan Hadioetomo, R.S., (1996), Peranan jasad renik pelarut fosfat dalam meningkatkan keefisienan pupuk p dan pertumbuhan tebu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi. LIPI

Prihartini, T. A., Kentjanasari dan Subowo., (1996), Pemanfaatan biofertilizer untuk peningkatan produktivitas lahan pertanian. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15: 22-26.

Prihatiningtias, W dan Wahyuningsih, S., (2009), Prospek mikroba endofit sebagai sumber senyawa bioaktif. Yogyakarta . Universitas Gadjah madan Radji, M (2005), Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan

obat herbal. Maj. Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2(3) 113 – 126

Retnowati,Y,. Wirnangsi, D,. Uno., Putri, E., Humairah, S., (2013). Potensi penghasilan hormon iaa oleh mikroba endofit akar tanaman jagung (Zea mays). Jurusan Biologi. Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo

Saha, A dan Santra, S., (2014), Isolation and characterization of bacteria isolated from municipal solid waste for production of industrial enzymes and waste degradation.Journal microbiology 1(1):105-114


(5)

Setiawati, M. R., A. D. Soejono, T. S. Hasan dan D. Harief., (1996), Pengaruh dosis pupuk fosfat alam dan jenis bakteri pelarut fosfat terhadap peningkatan P tersedia tanah, serapan P, bobot kering akar dan hasil jagung (Zea mays) pada Ultisol Kentrong. Jurnal Agrikultura 7: 24-27 Silitonga, D., (2012), Isolasi dan uji potensi isolat bakteri pelarut fosfat dan

bakteri penghasil hormone iaa (indole acetic acid) terhadap pertumbuhan kedelai (Glycine max L.) Pada Tanah Kuning, Medan : USU

Singh, D,. Sharma, A,. dan Gurvinde, K., (2013), Biochemical and molecular characterization of the bacterial endophytes from native sugarcane varieties of Himalayan region.Biotech, 3: 205-212

Stevenson, F. J., (2005), Cycles of Soil: Carbon, Nitrogen, Phosphorus, Sulfur, Micronutrients. John Wiley and Sons, New York.

Strobel, G,A., and Daisy, B., (2003), Bioprospecting for microbial endophytes and their natural products. Microbiol. and Mol. Biology Rev 67(4):491-502.

Subba Rao, N.S., 1993, Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Edisi ke 2. New Dehli

Sugijanto,N.E., Putra, H,. Pritayuni, H. F,. Albathaty, N,. dan Noor, C.Z., (2009), Daya anti mikroba ekstrak lecythophora sp, endofit yang diisolasi dari Alyxia reinwardtii, Berk. Panel Hayati 15: 37-44

Suliasih,. Widawati, S,. Muharam, A., (2010), Aplikasi pupuk organik dan bakteri pelarut fosfat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat dan aktivitas mikroba tanah. J.Hort. 20(3) : 241-246.

Suliasih dan Rahmad., (2007), Aktivitas fosfatase dan pelarutan kalsium fosfat oleh beberapa bakteri pelarut fosfat. Biodiversitas 8(1): 23-26

Suriadikarta, R.D.M dan Simanungkalit, D.A., (2006), Pupuk organik dan pupuk hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor

Sutiknowati, L., (2010), Kelimpahan bakteri fosfat di padang lamun teluk banten. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36(1): 21-35

Tan, K.Z., Radziah, O., Halimi. M.S., Khairuddin, A.R., Habib, S.H. and Shamsuddin, Z.H., (2014), Isolation and characterization of rhizobia and plant growth-promoting rhizobacteria and their effects on growth of rice seedlings. American Journal of Agricultural and Biological Sciences 9 (3): 342-360


(6)

Thiruneekalandan, G., Vidya, S., Jenifer, V., Babu, V., Shanti. V dan Kathiresan, K., (2014), Identification of Lactobacilli isolated from Mangrove Biotopes of Easr Coast of India. Global Educational Education Research Journal. 2(2):132-138

Umul, A,. Bambang, S,. dan Didiet, H.S., (2010), Eksplorasi mikrobia rhizosfer tumbuhan pantai potensial sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri UMBY. Yogyakarta

Widawati, S dan Suliasih., (2005), Populasi bakteri pelarut fosfat (bpf) di Cikaniki, Gunung Botol, dan Ciptarasa, serta kemampuannya melarutkan p terikat di media pikovskaya padat. Biodiversitas . 7 (2) : 109-113

Widawati, S,. Nurkanto, A,. dan Sudiana, M., (2008), Aktivitas pelarutan fosfat oleh aktinomisetes yang diisolas dari Waigeo, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Biodiversitas 9(2): 87-90

Zahidah, D., dan Shovitri, M (2013) Isolasi Karakterisasi Dan Potensi Bakteri Aerob Sebagai Pendegradasi Limbah Organik. Jurnal Sains Dan Seni Pomits 2(1) : 2337-3520