Pengembangan masyarakat didefenisikan sebagai suatu gerakan yang merancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari
masyarakat
2.5.1 Tahap-Tahapan Pengembangan Masyarakat
Tahap dalam pengembangan masyarakat yang biasa dilakukan pada beberapa organisasi pelayanan masyarakat, beberapa perbedaan dan kesamaan akan tetapi, secara
umum dari beberapa variasi yang ada, dapat dirumuskan tahap-tahap pengembangan masyarakat yaitu:
1. Tahap Persiapan.
Tahap persiapan ini di dalamnya terdapat tahap, Persiapan petugas ini terutama diperlukan untuk menyamakan persepsi antara anggota tim sebagai pelaku perubahan mengenai
pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat. Tahap persiapan lapangan, Petugas
Commmunity worker
akan melakukan penyiapan lapangan. Pada awal dilakukan melalui studi kelayakan terhadap daerah yang dijadikan sasaran, baik
dilakukan secara informal maupun formal.
2. Tahap Assesment
Dalam tahap proses assesment dilakukan pengidentifikasian masalah kebutuhan yang dirasakan atau
felt needs
ataupun kebutuhan yang diekspresikan
expressed needs
dan juga sumber daya yang memiliki.
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan.
Pada tatahap ini pelaku perubahan secara partisipatif mencoba melibatkan warga negara untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
Universitas Sumatera Utara
4. Tahap Pelaksanaan Implementasi Program atau kegiatan
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling yang paling krusial penting dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan
baik akan dapat melenceng dalam pelaksanan di lapangan bila tidak ada kerja sama antara pelaku perubahan dan masyarakat.
5. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaliknya dilakukan dengan
melibatkan warga. karena dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuknya suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasaan secara internal.
6. Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap dimana sudah selesainya hubungan formal dengan komunitas sasa
ran. Terminasi dilakukan sering kali ukran karena masyarakat sudah dianggap “mandiri”, tetapi tidak jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi
jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada mau meneruskan program tersebut. Adi Isbandi Rukminto 224-257
2.6 Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera dalam bahasa sansekerta”Catera” yang berarti payung. Dalam konteks ini sejahtera berarti hidup bebas dari kemiskinan, kebodohan,
ketakuatan dan kekhawatiran sehingga hidupnya aman dan tentram, baik dari lahir maupun batin. Dan sosial berati kawan, teman dan kerja sama. Jadi kesejahteraan sosial diartikan
suatu kondisi dimana orang mendapat memenuhi kebutuhan hidup menjalin hubungan baik dengan lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
Friedlander dalam Fahrudin 2012 mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-institusi yang
dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga
memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dari kesejahteraan sepenuhnya selaras dengan kebutuha-kebutuhan keluarga dan masyarakat.
Kesejahteraan mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Tidak hanya secara ekonomi dan fisik, tetapi juga sosial,mental
dan segi kehidupan spiritual. Adi 2008 melihat kesejahteraan sosial melalui empat sudut pandang yaitu:
1. Kesejahteraan Sosial Sebagai Suatu Keadaan Kondisi
Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spritual. Yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan
batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang sebaliknys bagi diri, keluarga serta
masyrakat dengan menjujung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila. Dimana dalam hal ini tidak menempatkan lebih penting dari aspek lainnya,ada
keseimbagan antara aspek material dan spritual. 2.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu Ilmu Sebagai suatu ilmu, merupakan ilmu yang mencoba mengembangkan pemikiran,
strategi dan tehnik untuk meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat, baik level mikro, mezzo maupun makro. Ilmu kesejahteraan sosial mengebangkan beberapa metode intervensi
ternasuk didalamnya aspek strategi dan tehnik guna meningkatkan taraf hidup sasaran. 3.
Kesahteraan Sosial Sebagai Suatu Gerakan
Universitas Sumatera Utara
Sebagai suatu gerakan, kesejahteraan sosial didapat dilihat dari pengertian yang dikembangkan dari
Pre
–
Conference Working for commitee for the
15 th
internasional conference of social welfere.
Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks
sosialnya. Mencakup unsur kebijakan dan pelayanan terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti: Pendapatan, Jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidiakn,
tradisi budaya dan lain sebagainya. Dalam pengertian yang lebih luas, kesejahteraan sosial mamainkan peranan penting
dalam memberikan sumbagan untuk secara efektif menggali dan mengerakkan sumber- sumber daya manusia seta sumber-sumber material yang ada dalam suatu negara agar
berhasil menaggulangi kebutuhan-kebutuhan sosial yang ditimbulkan oleh perubahan. Kesejahteraan mempunyai lima fungsi pokok,yaitu:
a. Perbaikan secara progresif dari pada kondidi-kondisi kehidupan orang
b. Pengembangan sumber daya manusia
c. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri
d. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuan-tujuan
pembagunan e.
Penyediaan stuktur –struktur institutional untuk berfungsinya pelayanan- pelayanan yang terorganisir lainya kartono,2007
2.6.1 Tujuan kesejahteraan Sosial
Fahrudin 2012 menyebutkan dua tujuan kesejahteraan sosial yaitu: 1.
Untuk mencapai kehidupan sejahteraan dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, pandan, kesehatan, dan relasi-relasi yang harmonis dengan
lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mencapaikan penyesesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di
lingkungannya, misalnya dengan mengali sumber-sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.
Dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan untuk:
a. Meningkatkan taraf kesejahteraan,kualitas,dan keberlangsungan hidup;
b. Memulihkan fungsi sosial masyarakat dalam rangka mencapai kemandirian;
c. Meningkatakan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah an menangani
masalah kesejahteraan sosial; d.
Meningkatkan kemampuan,kepudian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggraan kesejahterran sosial secara melembaga dan keberlanjutan;
e. Meningkatkan kemapuan dan kepudian masyarakat dalam penyelenggraan
kesejahteraan sosial secara melembaga dan keberlanjutan, dan f.
Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial
2.6.2 Sasaran Kesejahteraan sosial
Negara bertanggung
jawab atas
penyelenggaraan kesejahteraan
sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ini ditunjukan kepada perseorangan, keluarga,
kelompok ,atau masyarakat. Sedangkan yang menjadi proritas adalah mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan meliki kriteria maslah sosial: seperti,
kemiskinan, kelantraan, kecacatan, keterpencilan, ketentuan sosial, dan penyenyimpangan perilaku, korban bencana, dan korban kekerasan,eksplotasi dan diskriminasi.
2.7. Pembagunan Desa 2.7.1. Pengertian Desa
Universitas Sumatera Utara
Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri dikepalai oleh seorang kepala desa; kelompok rumah di luar
kota yang merupakan kesatuan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010 Peraturan pemerintah undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
tentang desa adalah, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasan wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hakasal usul, dan hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia.
2.7.2. Azas Pembagunan Desa
Pembagunan masyarakat desa dilakukan berdasarkan tiga Azas, yaitu: Pertama: Azas pembaguan integral adalah pembagunan yang berimbang dilihat dari semua
segi masyarakat desa yang mempunyai sektor- sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya, sehingga menjamin perkembangan yang selaras, seimbang dan
tidak berat sebelah. Kedua: Azas kekuatan sendiri adalah tiap usaha harus didasarkan pada kekuatan atau kemampuan desa itu sendiri, artinya tidak terlalu mengharapkan pemberian
bantuan dari pemerintah. Ketiga: Azas Permufakatan bersama diartikan bahwa usaha pembaguanan harus dilaksanakan pada bidang atau sektor yang benar-benar dirasakan
sebagai kebutuhan masyarakat desa yang bersangkutan.Adisasmita,2006:17-19 Pembagunan pedesaan merupakan bagian internal dari pembagunan nasional,
merupakan usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedesaan dan masyarakat keseluruhan yang di berlakukan secara berlanjutan berdasarkan pada potensi dan
kemampuan pedesaan. Dalam pelaksanaanya tujuan pembagunan yaitu memujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera, dan berkeadilan.
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan masyarakat desa adalah seluruh kegiatan pembagunan yang berlangsung didesa dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyrakat, serta dilaksanakan
secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat desa berdasarkan kemampuan dan potensi
sumberdaya alam SDA mereka melalui peningkatan kualitas hidup, kereampilan dan prakarsa masyarakat.
Dalam pembagunan pedesaan dihadapi banyak sekali hambatan di antaranya yang paling mendesak yaitu:
a. Memperkecil kesenjangan ketimpangan antara desa dan kota dan antar pelaku
pembagunan. b.
Merubah pola pembagunan dan pendekatan yang bersifat sentralistik dan sektoral menjadi terdesentralisasi, holistik, dan partisipatif.
c. Meningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia SDM aparat dan masyarakat
untuk menujang pembagunan dan pertumbuhan pedesaan. d.
Meningkatkan pembagunan prasarana fisik dan penyebarannya yang mampu menjangkau ke berbagai pelosok. Adisasmita,2006:2-5
2.8. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan 2.8.1 Latar Belakang PNPM Mandiri Pedesaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM-merupakan salah satu mekanisme
program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah
perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan PPK. Program pemberdayaan masyarakat ini dapat
Universitas Sumatera Utara
dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaannya, program ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin
di wilayah perdesaan. Pelaksanaan PNPM MP merupakan kelanjutan dari program pengembangan
kecamatan sebagai dasar pengembagan pemberdayaan masyarakat di pedesaan beserta program pendukungnya PMPN MP, generasi dan percepatan pembagunan daerah tertinggal
dan khusus untuk pengembangan masyarakat tertinggal pasca bencana dan konflik. Berdasarkan Buku Pedoman umum PNPM MP Tahun 2008 yang menyatakan visi
PNPM Mandiri Pedesaan adalah tercapainya kesejahteraan berarti terpenuhi dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisasir diri untuk memobilisasi sumber
daya yang ada dilingkungan, mampu mengakses sumber daya tersebut untuk megatasi masalah.
Sedangkan Misi PNPM Mandiri Pedesaan adalah: a.
Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembangannya b.
Kelembagaan sistem pembagunan partisipatif c.
Pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal d.
Peningkatan kualitas dan kualitas prasarana sosial dasar ekonomi masyarakat e.
Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. Dalam rangka mencapai visi dan Misi PNPM Mandiri Pedesaan, strategi yang
dikembangkan yaitu menjadikan rumah tangga miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembagunan partisipatif, serta kelembangaan kerja sama antar desa.
Berdasarkan visi dan misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Pedesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui
PNPM Mandiri Pedesanaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan
Universitas Sumatera Utara
pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahap pembelajaran dilakukan melalui program pengembangan kecamatan.
2.8.2 Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
Tujuan Umum PNPM Mandiri Pedesaan Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara dipedesaan dengan mendorong kemandirian dalam mengambilan
keputusan dan pengelolaan pembagunan.
Sedangkan tujuan khususnya meliputi:
a. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok
perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan
akuntabel.
c. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin
pro-poor
.
d. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi,
lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
e. Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah
dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
f. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan
budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
g. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi
dalam pemberdayaan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
2.8.3 Jenis dan Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
Lingkup kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan pada prinsipnya adalah peningkatan kesejateraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin pedesaan secara mandiri melalui
peningkatan partisipasi masyarakat terutama masyarakat miskin, kelompok perempuan dan kelompok yang terpinggirkan meningkatnya kapasitas kelembagaan dan pemerintah,
meningkatnya modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Usulan kegiatan yang dapat di danai dalam PNPM Mandiri Pedesaan dapat
diklasifikasikan atas 4 jenis kegiatan yang meliputi 1.
Kegiatan pengembangan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi
masyarakat miskin atau rumah tangga miskin. 2.
Peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat.
3. Kegiatan peningkatan keterampilan kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi
berbasis sumber daya lokal. 4.
Penambahan pemodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan
2.8.4 Prinsip Dasar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
PNPM Mandiri Pedesaan Menekankan Prinsip-Prinsip Dasar sebagai berikut: a.
Transparansi dan Akuntabilitas. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan
kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggung-gugatkan, baik secara moral, teknis, legal maupun administratif.
Universitas Sumatera Utara
b. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan
kewilayahan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya.
c. Keberpihakan pada Orang Masyarakat Miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan
mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung
d. Otonomi. Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam
menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakarsa. e.
Pelibatan Masyarakat. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong-royong menjalankan
pembangunan f.
Prioritas Usulan. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak dan bermanfaat bagi
sebanyak-banyaknya masyarakat, dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang terbatas.
g. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan
dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan tersebut.
h. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan
didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar-pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan
i. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan
peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga di masa depan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk kegiatan yang didanai dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaa Mandiri pedesaan dapat diklasifikasi atas 4 kegiatan yaitu:
1. Kegiatan pembanguan dan perbaikan sarana dan prasana dasar yang memberikan
manfaat baik dalam jangka waktu baik panjang maupun pendek,secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.
2. Pelayanan kesehatan.
3. Pelayanan dan kegiatan peningkatan kapasitas.
4. Penambahan pemodalan simpan pinjam khusus perempuan SPP Di Desa Longkotan
dalam rangka pelaksanaan PNPM MP kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan simpan pinjam perempuan dalam penambahan permodalan untuk membuka usaha
dikelompok.
2.8.5 Sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
1. Lokasi Sasaran Lokasi sasaran PNPM MP meliputi seluruh kecamatan pedesaan di Indonesia yang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan tidak termasuk kategori kecamatan- kecamatan yang bermasalah dalam PPK\PNPM Mandiri pedesaan.
2. Kelompok Sasaran a.Rumah tangga miskin di pedesaan.
b. Kelembagan masyarakat di pedesaan. c. kelembagan pemerintahan lokal Kementerian Dalam Negeri RI, 2008:3
2.9.Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan 2.9.1. Pengertian Simpan Pinjam Perempuan
Merupakan kegiatan pemberian pemodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Adapun yang menjadi tujuan umum program Sinjam
Universitas Sumatera Utara
Pinjam Perempuan adalah untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam di pedesaan, kemudahan akses perdanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan perdanaan
sosial dasar, dan memperkuat kelembagan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja.
Sedagkan tujuan khusus adalah: 1.
Mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar 2.
Memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha.
3. Mendorong penguatan kelembagan simpan pinjam perempuan.
Ketentuann Dasar Program Simpan Pinjam Perempuan: a.
Kemudahan, artinya masyarakat miskin dengan mudah dan cepat mendapatkan pelayanan pendanan kebutuhan tanpa syarat agunan.
b. Terlembaga, artinya dana kegiatan simpan pinjam perempuan disalurkan melalui
kelomok yang sudah mempunyai tata cara dan prosedur yang baku dalam pengelolaan simpan dan pengelolaan pinjaman.
c. Keberdayaan, artinya proses pengelalaan didasari oleh keputusan yang profesioanal
oleh kaum perempuan dengan mempetimbangkan pelestarian dan pemgembangan dana bergulir guna meningkatkan kesejahteraan.
d. Pengembangan, artinya setiap keputusaan pendanaan berorientasi pada peningkatan
pendapatan sehingga meningkatkan pertumbuhan aktivitas ekonomi masyarakat pedesaan.
Universitas Sumatera Utara
e. Akuntabilitas, artinya dalam melakukan pengelolaan dana bergulir dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
2.9.2 Ketentuan Pendanaan Bantuan Langsung Masyarakat
Dalam bantuan langsung masyarakat dana yang disediakan oleh PNPM MP untuk mendanai kegiatan usaha melalui proses perencanan dengan ketentuan alokasi kegiatan
Simpan Pinjam Perempuan per kecamatan maksimal 23 dari alokasi Bantuan langsung Masyarakat. Dengan ketentuan kelompok Simpan Pinjam Perempuan sebagai berikut:
1. Kelompok yang dikelola anggotanya perempuan yang satu sama saling mengenal,
memiliki kegiatan tertentu dan pertemuan rutin yang sudah berjalan sekurang-
kurangnya satu tahun.
2. Mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan pengelolaan dana simpanan dan
dana pinjaman yang telah disepakati. 3.
Telah mempunyai modal dan simpanan dari anggota sebagai sumber dana pinjaman yang diberikan kepada anggota.
4. Kegiataan simapan pinjaman kelompok masih berlangsung dengan baik.
5. Mempuyai organisasi kelompok dan administrasi secara sederhana Depertemen
Dalam Negeri RI, 2008:58-59
2.9.3 Mekanisme Pengelolaan
Mekanisme tetap mengacu pada alur kegiatan PNPM MP akan tetapi perlu memberikan beberapa penjelasan dalam tahapan sebagai berikut:
a. Musyawarah Antar Desa Sosialisai
Dalam musyawarah antar desa sosialisai lakukan sosialisasi ketentuan dan persyaratan untuk kegiatan Sinpan Pinjam Perempuan sehinga pelaku-pelaku tingkat tingkat desa
memahami adanya kegiatan SPP dan manfaatnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Musyawarah Desa Sosialisai
Musyarawah desa sosialisasi dilakukan sosialisasi ketentuan dengan persyaratan untuk kegiatan SPP ditinggat desa sehingga pelaku-pelaku tinggat desa memahami adanya kegiatan
SPP dengan melakuan proses berlanjut
c. Musyawarah Dusun
Identifikasi kelompok sesuai dengan ketentuan tersebut termasuk kondisi anggota. Kader melakukan identifikasi perkembangan kelompok SPP dan melakuakan kategorisasi kelompok
yang terdiri dari kelompok pemula, kelompok berkembang dan kelompok siap. Proses kategorisasi kelompok mengacu pada ketentuan kategori perkembangan kelompok rumah
tangga miskin yang belum menjadikan anggota kelompok agar dilakukan tawaran dan fasilitasi untuk menjadi anggota kelompok sehingga menjadi pemanfaat, proses yang terakir
adalah hasil musyawarah dusun dituangkan dalam berita acara dengan dilampirkan daftar
kelompok yang diidentifikasi, kelompok SPP dengan daftar manfaat yang diusulakan, peta sosial dan peta rumah tangga miskin, rekap kebutuhan manfaat.
d. Musyawarah Desa dan Musyawarah Khusus Perempuan
Merupakan tahapan seleksi ditingkat desa adalah: 1.
Penentuan usulan desa adalah proses penentuan keputusan usulan desa yang akan dikompetisikan ditingkat kecamatan, penentuan usulan ini melalui keputusan
musyawarah khusus perempuan. 2.
Hasil keputusan ini melalui musyawarah khusus perempuan merupakan usulan desa untuk kegiatan SPP. Hasil keputusan diajuakan berdasarkan kelompok-kelompok
yang diajukan dalam paket usulan desa. 3.
Dalam penulisan usulan kelompok adalah tahapan yang menghasilkan proposal kelompok yang akan dikompetiskan di tingkat kecamatan. Dalam usulan kegitan SPP
Universitas Sumatera Utara
paling tidak harus memuat sebagai berikut: Sekilas kondisi kelompok SPP, gambaran usaha dan daftar calon manfaat
e. Hal- Hal Harus Diperhatikan Dalam Proses Verifikasi Kegiatan Simpan Pinjam
Perempuan adalah: 1.
Penetapan formulir verifikasi. Penetapan formulir verifikasi merupakan proses penyesuaian dengan format- format formulir
Verifikasi
2. Proses Pelaksanan Verifikasi.
Verifikasi kelompok SPP mencakup pengalaman kegiatan Simpan Pinjam persyarakat kelompok, kondisi kegiatan simpan pinjam, penelian khusus, jumlah RTM, dan Penelian
Kelompok.
f. Musyarawarah Antara Desa Prioritas Usulan
Evaluasi akhir model prioritas kebutuhan dengan mempertimbangan hasil verifikasi yang mengutamakan calon pemanfaat Rumah Tangga Miskin lalu dilakukan perangkingan. Hasil
perangkingan kegiatan SPP sehingga sesudah dapat ditentukan kelompok -kelompok layak yang akan ditandai dari BLM. Utuk kelompok yang layak dan didanai BLM tahap
selanjutnya adalah selajutnya adalah melakukan penyempurnaan dokumen usulan Misalnya Kartu Tanda Penduduk, Perjanjian Pinjaman dan sebagainya. Kompetisi kelompok SPP ini
mempertimbangan pengurangan Rumah Tangga Miskin, kategori kelompok, kelayakan kelompok pengusul.
g. Musyawarah Antara Desa Penetapan Usulan
Pada tahap ini keputusan pendanaan mencakup penentuan pendanan usulan dengan menentukan kelompok-kelompok yang memenuhi syrat perangkingan yang ditangai dengan
Universitas Sumatera Utara
dana BLM PNPM. Dalam musyawarah antar desa penetapan usulan ini dimungkin adanya mundurnya kelompok yang akan didanai sesua dengan MAD. Prioritas usulan sehingga
rangking selanjutnya yang akan menerima, jika terjadi tidak sama jumlah kebutuhan pada kelompok terakhir maka agar di putuskan melalui permusyawarah. Bagi kecamatan yang
telah mengelola dana bergulir PNPM maka MAD ini dapat juga dilakukan proses MAD perguliran.
h. Penetapan Persyaratan
Penetapan persyaratan pinjaman yang terutang dalam perjanjian pinjaman yang paling tidak mencakup hal-hal berikut: Penentuan jasa pinjaman dengan ketentuan, jangka waktu
pinjaman sumber dana BLM PNPM MP maksimal 12 bulan, angsuran langsung dari kelompok ke unit pengelola kegiatan.
i. Pencairan Dana
Ketentuan pencairan dana bantuan langsung masyarakat adalah pencairan melalalui desa yang dilakukan 100 persen pada setiap, kelomok, bersamaam ketua TPK memberikan dan
SPP setelah menguraikan Operasional UPK dua persen dan opersaional desa tiga persen, setelah itu kelompok membuat perjanjian pinjam dengan UPK sebagai lampiran kuaitansi
serta menyerahkan kuitansi permanfaat kepada UPK setelah itu dilanjutkan dengan pengelolahan dokumen administrasi di UPK maupun dikelompok.
j. Penetapan Daftar Tunggu
Daftar tunggu ditetapkan diberita acara selain menetapkan daftar tunggu juga menetapkan
mekanisme, dan persyaratan dalam pendanan kelompok yang termasuk daftar tunggu.
k. Pelestarian dan Pengembangan Masyarakat
Dasar-dasar dalam mewujudkan pelestarian kegiataan adalah: 1.
Adapun dana program simpan pinjam perempuan yang produktif dan bertambah jumlah untuk penyedian kebutuhan pendanaan masyarakat miskin.
Universitas Sumatera Utara
2. Adanya pelestarian prinsip Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
pedesaan keberpihakan kepada orang miskin dan transparansi. 3.
Penguatan kelembagaan baik dalam aspek pedoman ataupun kelembagan kelompok 4.
Pengembangan usaha terutama layanan kepada masyarakat dan pemodalan. Sedangkan pengembangan kelompok SPP diarahkan sebagai lembaga pengelola
simpan dan pinjaman yang profesional, akuntabel sehingga mampu menarik Depatermen Dalam Negeri RI,2008:59-64
Tabel 2.1 Perkembangan Kelompok Indikator
nilai = 1 nilai = 2
nilai = 3 nilai = 4
Ikatan Pemersatu
ikatan pemersatu
adalah domisili atau
geografis atau keluarga
ikatan pemersatu kegiatan
kemasyarakatan atau
ekonomi kurang dari satu
tahun ikatan pemersatu
kegiatan kemasyarakatan
atau
ekonomi antara satu tahun
sampai tiga
tahun ikatan
pemersatu kegiatan
kemasyarakata n atau ekonomi
lebih dari 3 tahun
Kegiatan Anggota
Untuk Tujuan Bersama
belum mempunyai
kegiatan secara rutin
mempunyai kegiatan
tetapi belum terencana
dengan baik mempunyai
kegiatan secara rutin
mempunyai kegiatan secara
rutin dan
terencana dengan baik
belum mempunyai
pengurus yang
pengurus mempunyai
pertemuan tetapi belum
secara pengurus
mempunyai pertemuan rutin
tetapi
belum pengurus
mempunyai pertemuan
rutin
dan
Universitas Sumatera Utara
Indikator
nilai = 1 nilai = 2
nilai = 3 nilai = 4
Pengurus
disepakati oleh anggota
rutin mempunyai
agenda pertemuan
terencana mempunyai
agenda pertemuan
yang terencana dengan baik.
Aturan Kelompok
belum ada kesepakatan
untuk mencapai
tujuan mempunyai
kesepakatan untuk mencapai
tujuan
bersama tetapi
tidak secara tertulis
mempunyai aturan tertulis
tetapi belum
seluruhnya dilaksanakan
mempunyai adart
yang telah
dilaksanakan dengan baik
Iuran Anggota
belum mempunyai
iuran anggota secara
wajibtetap mempunyai iuran
tetapi belum
mencukupi untuk operasional
kelompok mempunyai
iuran wajib dan sukarela
untuk operasional
kelompok mempunyai
iuran wajib dan simpanan
sebagai modal usaha
kelompok
Administrasi Kelompok
belum mempunyai
administrasi secara tertulis
mempunyai administrasi
tertulis tetapi
belum mempunyai
laporan tertulis mempunyai
administrasi tertulis
dan mempunyai
laporan tertulis tetapi
belum secara
rutin dipertanggung
jawabkan mempunyai
administrasi tertulis
dan mempunyai
laporan tertulis dan
secara rutin
dipertanggung jawabkan
2.10. Kerangka Pemikiran.
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan yang sudah sejak lama menjadi masalah yang tidak kunjung diselesaikan, upaya untuk menangulangi harus menggunakan pendekatan
multidisplin yang berdemensi pemberdayaan-pemberdayaan yang harus memadukan aspek- aspek penyadaran, peningkatan dan kapasilitas.
Pemerintahan melalui kegiatan PNPM-MP seperti:
Universitas Sumatera Utara
1. Kegiatan pembagunan atau perbaikan sarana dan prasarana.
2. Kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk pelatihan
pengembangan.
3. Keterampilan masyarakat atau pendidikan non formal.
4. Penambahan permodolan simpan pinjam kelompok perempuan.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan adalah salah satu
program pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah untuk mempercepat menaggulangi
kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Sasaran PNPM MP masyarakat miskin yang ada di perdesaan, termasuk di dalamnya kaum perempuan, seperti halnya : kaum perempuan
di Desa Longkotan yang turut serta menjadi sasaran dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
Salah satu kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan yang ada di Desa Longkotan, Secara umum kegiatan Simpan
Pinjam Perempuan untuk Mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanan usaha skala mikro, pemuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar,
dan memperkuat kelembagan kegiatan kaum permpuan dan mendorong penaggulangan rumah tangga miskin. Sedangkan tujuan khusus program simpan pinjam perempuan yakni,
mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha, memberikan kesempatan perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha, dan
mendorong penguatan kelembagaan pada kegiatan simpan pinjam perempuan. Untuk melihat keefektifitas pelaksanaan Kegiataan Simpan Pinjam Perempuan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi. Indikator pada efektivitasnya Yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Ketepatan Sasaran Program, merupakan ketepatan kelompok yang layak
mendapatkan pinjaman. 2.
Keberhasilan pelaksanaan, merupakan hasil nyata dari kelompok SPP melalui kegiatan simpan pinjam.
3. Kepuasan terhadap program, merupakan perkembagan anggota kelompok dari
pinjaman yang diperoleh. 4.
Tujuan dan manfaaat, merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program yaitu pengurangan rumah tangga miskin dan mencipkan lapangan kerja.
5. Perubahan Nyata, merupakan ketepatan waktu para anggota kelompok dalam
mengembalikan pinjaman
Bagan 2.1:Bagan Alur Pikiran
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN
Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Punggaa
Kabupaten Dairi
Indikator Efektivitas Pelaksanaan Program 1.
Ketepatan sasaran program 2.
Keberhasilan pelaksanaan 3.
Kepuasaan terhadap program 4.
Tujuan dan manfaat 5.
Perubahan Nyta 6.
Program Simpan Pinjam Perempuan
Universitas Sumatera Utara
2.11. Defenisi konsep Dan Defenisi Operasional 2.11.1. Defenisi konsep
Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Untuk menghindari salah
satu pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian harus menegaskan dan membatasi maka konsep-konsep yang diteliti.
Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian menunjukan bahwa penelitian ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Jadi defenisi konsep adalah
pengertian yang terbatas dari suatu yang dianut dalam suatu penelitian Siagian, 2012:136- 138
Untuk memenuhi pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka penelitian membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:
Efektif Tidak Efektif
Universitas Sumatera Utara
1. Yang dimaksud dengan Efektivitas dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini
keberhasilan suatu progam atau kegiatan dalam Pemberdayaan menujukkan pada kemampuan orang. khususnya kelompok yang rentan dan lemah sehingga mereka
memiliki kekuasaan atau kemampuan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan yang sebelumnya oleh suatu kelompok suatu organisasi.
2. Yang dimaksud dengan Pemberdayaan dalam penelitian ini adalah menujukkan pada
kemampuan orang. khususnya kelompok yang rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuasaan atau kemampuan dalam.
3. Yang dimaksud dengan Program Nasional pemberdayaan Masyarakat mandiri
pedesaan adalah dalam penelitian ini adalah suatu mekanisme program pemberdayaan masyrakat yang dilakukan PNPM MP dalam upaya mempercepat
penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja diwilayah pedesaan, untuk lebih mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteaan dan
kemandirian masyarakat yang ada di pedesaan. 4.
Yang dimaksud dengan kelomok Simpan Pinjam dalam penelitian ini adalah salah satu program kegiatan PNPM mandiri Pedesaan yang didalm memberikan pemodalan
usaha untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam 5.
Efektivitas Pelaksanaan Kegiataan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima
Pungga-Pungga Kabupaten Dairi dalam penelitian ini adalah suatu program untuk kemandirian masyarakat oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Pedesaan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui program pemberdayaan Masyarakat.
2.11.2 Defenisi Operasional
Universitas Sumatera Utara
Defenisi Operasional adalah langkah lanjutan untuk perumusan defenisi konsep, perumusan pada defenisi konsep ditunjukan untuk mencapai keseragaman pahaman tentang
konsep-konsep baik berupa objek, peristiwa maupun fenomena sosial yang diteliti. Definisi Operasional ditunjukkan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-
konsep penelitian dapat diobservasi. Siagian, 201:141 Adapun yang menjadi operasional dalam efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan
Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabupaten Dairi dapat diukur melalui
indikator sebagai berikut: 1.
Kesesuaian pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan yang direncanakan dengan pelaksanaan
adalah kesesuaian pelaksanaan yang meliputi pemahaman program, tepat sasaran, tepat waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata.
Pemahaman program, meliputi: a.
Sumber informasi responden tentang program SPP b.
Pengetahuan responden mengenai syarat-syarat menjadi anggota SPP c.
Pemahaman responden setelah mendapatkan informasi program SPP d.
Pengenalan terhadap sesama Para anggota kelompok e.
Pemahaman responden mengenai kegunaan dana permodalan dari Program Simpan Pinjam Perempuan
f. Peranan fasilitator dalam sosialisasi
Tepat sasaran, meliputi: a.
Ikatan pemersatu responden b.
Aturan kelompok c.
Tipe rumah responden
Universitas Sumatera Utara
Tepat waktu, meliputi: a.
Frekuensi mekanisme pengelolaan sampai pada tahap pencairan SPP b.
Pelaksanaan penyuluhan SPP c.
Keluhan responden mengenai keberlangsungan kegiatan SPP d.
Frekuensi pengembalian dana pinjaman Tercapainya Tujuan, meliputi:
a. Perkembangan kegiatan simpan pinjam
b. Kemudahan dalam akses pendanaan usaha
c. Terpenuhinya kebutuhan pendanaan usaha
d. Meningkatkan upaya penanggulangan rumah tangga miskin
Perubahan Nyata, meliputi Tabel:2.1
No Kriteria
Sebelum Mengikuti Program
Sesudah Mengikuti Program
1 Mata Pencairan Pokok
2 Peningkatan Peluang menabung
keluarga 3
Tempat Responden Meminjam
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini termasuk penelitian deskriftif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk
didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung.Siagian,2011:52
Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan suatu hal gambaran yang didapat dari data-data yangdilapangan dan kemudian menjelaskannya dengan kata-kata.
Penelitian deskriptif akan membuat gambaran secara menyeluruh tentang pelaksanaan kegiatan simpan pinjam perempuan di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga
Kabupaten Dairi.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berada Di Desa Longkotan kecamatan Silima Pungga-Pungga kabupaten Dairi, Alasan penelitian memilih lokasi penelitian ini karena kecamatan ini
merupakan wilayah yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan Simpan pinjam perempuan. 3.3 Populasi Penelitian
Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa, ataupun individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian
ini dapat dipahami bahwa mengenal populasi temasuk langkah awal dan penting dalam
proses penelitian Siagian,2011:155
Populasi dalam penelitian ini adalah 50 orang yang terdiri 5 kelompok Simpan Pinjam Perempuan. Anggota yang 50 orang ini merupakan anggota simpan pinjam
perempuan yang tergolong dalam Rumah Tangga Miskin RTM dan mempunyai kegiatan usaha kecil-kecilan dan petani. Jadi semua populasi tersebut akan dijadikan sampel N=n
karena, jumlah populasi kurang dari 100, keseluruhan populasi akan diambil datanya untuk dianalisis.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan yang mengkumpulkan data melalui buku-buku, dokumentasi dan
sumber referensi yang menyangkut masalah yang diteliti. 2.
Studi lapangan yaitu mengadakan penelitian langsung ke lokasi untuk mendapatkan data yang lengkap sesuai dengan masalah yang diteliti dalam penelitian lapangan ini
digunakan :
Universitas Sumatera Utara
a. Kuesioner, yaitu kegitan mengumpulkan data dengan cara menyebarkan daftar
pertanyaan untuk menjawab responden sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian Siagian 20011:206-207
Data menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi dua: 1.
Data Primer: yaitu yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti Responden
2. Data Sekunder: yaitu pencairan data -data yang berkaitan dengan PNPM Mandiri
Pedesaan dan data-data distribusi, jumlah anggota SPP di desa longkotan sumber data penelitian di dapat dari kantor Unit Pengelola Kegiatan UPK.
3.5 Tenik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan menjabarkan hasil penelitian dan untuk menganalisis data-data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah:
a. koding: yaitu, klasifikasi jawaban-jawaban menurut macam-macamnya
b. Menurut kategori :yaitu, untuk mengklasifikasi jawaban sehingga mudah di
analisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukan dalam penelitian.
c. Tabulasi;yaitu, mengunakan tabel tunggal untuk mengetahui jumlah dari masalah
yang akan diteliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Desa Longkotan 4.1.1 Profil Desa Longkotan
Desa Longkotan merupakan salah satu dari 16 desakelurahan yang berada di Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabupaten Dairi. Luas wilayah desa Longkotan 800 HA
dan jumlah penduduk berkisar 1.653 Desa ini terletak 5 Km dari ibu kota kecamatan ke kantor kepala desa dan lama jarak tempuhnya dengan mengunakan kendaraan bermotor
sekitar 12 menit. Penduduk di Desa Longkotan bersuku Pak-Pak dan bersuku Batak Toba dan
Universitas Sumatera Utara
bahasa yang digunakan masih bahasa Pak-Pak dan Batak Toba. Penduduk dari desa ini mempunyai mata pencaharian sebagai petani.
Desa Longkotan mempunyai 7 Dusun yaitu; 1.
Dusun Siampodi 2.
Dusun Sifat Longkotan 3.
Dusun Botton 4.
Dusun Sifat 5.
Dusun Sapogadong 6.
Dusun Sapokomil I 7.
Dusun Sapokomil II
4.2 Batas Wilayah
Secara Geografis, Desa Longkotan memiliki batas wilayah: 1.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Parongil. 2.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Provisi Nagggro Aceh Darusalam. 3.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pandiangan. 4.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bongkaras.
4.3 Tinjauan Kependudukan 4.3.1 Komposisi Pendudukan Berdasarkan Kelompok Umur
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Usia Laki-laki
Perempuan Usia
Laki-laki Perempuan
0-12 bulan 4 orang
3 orang 39 tahun
12 orang 11 orang
1 tahun 6 orang
4 orang 40
13 orang 16 orang
2 9 orang
7 orang 41
18 orang 12 orang
3 5 orang
7 orang 42
16 orang 11 orang
4 8 orang
4 orang 43
18 orang 21 orang
5 11 orang
9 orang 44
29 orang 24 orang
6 9 orang
11 orang 45
27 orang 24 orang
7 15 orang
19 orang 46
19 orang 20 orang
8 19 orang
18 orang 47
23 orang 20 orang
9 14 orang
17 orang 48
19 orang 23 orang
10 16 orang
21 orang 49
16 orang 21 orang
11 15 orang
19 orang 50
29 orang 23 orang
12 18 orang
20 orang 51
23 orang 19 orang
13 17 orang
22 orang 52
36 orang 20 orang
14 19 orang
23 orang 53
29 orang 27 orang
15 23 orang
21 orang 54
31 orang 23 orang
16 28 orang
25 orang 55
24 orang 39 orang
17 33 orang
35 orang 56
21 orang 23 orang
18 32 orang
36 orang 57
24 orang 21 orang
19 29 orang
25 orang 58
22 orang 24 orang
20 24 orang
21 orang 59
27 orang 20 orang
21 22 orang
21 orang 60
23 orang 27 orang
22 25 orang
23 orang 61
29 orang 18 orang
Universitas Sumatera Utara
23 18 orang
17 orang 62
20 orang 17 orang
24 14 orang
13 orang 63
19 orang 14 orang
25 16 orang
13 orang 64
14 orang 13 orang
26 21 orang
24 orang 65
13 orang 13 orang
27 31 orang
29 orang 66
19 orang 14 orang
28 29 orang
31 orang 67
10 orang 10 orang
29 18 orang
18 orang 68
13 orang 9 orang
30 22 orang
25 orang 69
11 orang 7 orang
31 16 orang
14 orang 70
9 orang 7 orang
32 14 orang
11 orang 71
12 orang 11 orang
33 18 orang
13 orang 72
8 orang 9 orang
34 15 orang
9 orang 73
11 orang 9 orang
35 19 orang
21 orang 74
9 orang 7 orang
36 11 orang
17 orang 75
13 orang 10 orang
37 11 orang
9 orang Lebih dari
75 33 orang
21 orang 38
13 orang 11 orang
Total 833 orang
820 orang
Sumber Data: Profil Desa Longkotan
4.3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Komposisi Penduduk Di Desa Longkotan Mayoritas menganut agama Kristen Protestan.namun ada juga yang menganut agama Islam dan agama kristen Katholitik, seperti
pada tabel berikut:
Tabel: 4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama
Penduduk
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 Islam
Kristen Protestan Kristen Katholik
292 Jiwa 1353 Jiwa
8 Jiwa Jumlah
1653 Jiwa Sumber Data:Profil Desa Longkotan 2013
Berdasarkan pada tabel 4.2 diketahui bahwa mayoritas agama yang dianut penduduk di Desa Longkotan mayoritas beragama Kristen Protestan sebanyak 1353 Jiwa, sedangkan
sisanya beragama islam dan beragama katholitik.
4.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian Di Desa Longkotan bermacam-macam, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel:4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok
No Jenis Pekerjaan
Penduduk 1
2 3
4 Petani
Pegawai Negeri Sipil Wiraswasta
Lainnya 403 orang
12 orang 108 orang
211 Orang Jumlah
734 orang Sumber Data: Profil Desa Longkotan 2013
Universitas Sumatera Utara
Data yang disajikan pada tabel 4.3 menunjukan 108 orang yang mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta, sebagai masyarakat yang ada di desa Longkotan sudah beralih
pekerjaan, berkat adanya kegiatan simpan pinjam perempuan. Uang yang di berikan dari pihak Unit Pengelola Kegiatan UPK digunakan anggota kelompok dengan membuat usaha
olahan makan ringan yang terbuat dari singkong, dengan adanya usaha-usaha tersebut masyarakat didesa Longkotan dapat bekerja. Mayoritas penduduk didesa Longkotan mata
pencaharian sebagai petani yakni sebanyak 403 orang, hal ini karena masyarakat didesa Longkotan Sumber Daya Manusia SDM masih rendah dan tingkat pendidikan rendah.
Sebanyak 211 orang yang mempunyai pekerjaan lain seperti; Ibu rumah tangga, Perdagang, buruh harian, tenaga honorer
4.4 Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasana yang ada Di Desa Longkotan adalah sebagai berikut:
4.4.1. Sarana dan Prasana Pemerintahan Desa Longkotan Tabel 4.4
Sarana dan Prasana Pemerintahan Desa
No Sarana Dan Prasarana
Jumlah Status 1
Gedung Kantor Ada
Universitas Sumatera Utara
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 Balai Desa
Listrik Air
Perangkat Desa Ruangan Kerja
Mesin Ketik Komputer
Lemari Arsip Meja
Kursi Kendaraan Dinas
Ada Ada
Ada Ada
4 Ruangan 2 Unit
1 Unit 3 Unit
5 Unit 10 Unit
1 Unit Sumber Data: Profil Desa Longkotan 2013
4.4.2 Sarana dan Prasana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan didesa Longkotan adalah 1 Unit Gedung Sekolah Dasar SD Negeri dan 1 Unit Gedung Pendidikan Anak Usia Dini PAUD.
4.4.3 Sarana dan Prasana Kesehatan
Adapun sarana dan prasana kesehatan didesa Longkotan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Sarana dan Prasana Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
No Sarana dan Prasana
Status 1.
2 3
4 5
Poskesdes Obat- obatan
Bidan Posyandu
Pustu 1 Unit
Ada Ada
3 Unit 1 unit
Sumber Data: Profil Desa Longkotan 2013
4.5 Struktur Pemerintahan Bagan 4.1
Kepala Desa Longkotan
Patar Simbolon
BPD Sihar Parulian
Pasaribu Sekertaris
Jefron Sitorus
Universitas Sumatera Utara
Sumber Data: Profil Desa Longkotan 2013
Keterangan: Kadus I:Marihot Hutagaol
Kadus II: Warikson Sianipar Kadus III: Magatur Simbolon
Kadus IV: Marigan Sitorus Kadus V: Parma Sitorus
Kaur Pemerintahan Jakobus Sirat
Kaur Masyarakat Mangapul
Tampubolon Kaur Keuangan
Walman Purba
Kepala Dusun I
Kepala Dusun III
Kepala Dusun II
Kepala Dusun IV
Kepala Dusun V
Kepala Dusun VI
Kepala Dusun VII
Universitas Sumatera Utara
Kadus VI: Zakaria Banurea Kadus VII: Ramles Siagian
4.6 Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabupaten Dairi berjalan dengan baik sesuai
dengan aturan-aturan dalam Program tersebut. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Berjalan Sejak Tahun 2007, merupakan
pengembangan dari program-program yang sebelumnya, seperti Program Pengembangan Kecamatan PKK sebagai dasar pengembangan dan Pemberdayaan masyarakat di pedesaan
PNPM Mandiri Pedesaan yang dianggap berhasil dimana dalam program ini masyarakat khususnya di Desa Longkotan mendapatkan manfaat dan tujuan dari program ini. Kegiatan
PNPM Mandiri Pedesaan sejak 2007 digunakan intik kegiatan-kegiatan pembagunan atau perbaikan sarana dan prasana dasar yang memberikan manfaat bagi masyarakat di Desa
Longkotan dapat membuat lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi keluarga serta pendapatan bagi kelompok rakyat miskin di Desa Longkotan.
Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Khusus Pada Kelompok Simpan Pinjam Perempuan mulai sejak Tahun 2012. Ada pun kegiatan yang
sudah dilakasanakan yaitu, Pelatihan Tim Pengelola Kegiatan berdasarkan surut keputusan camat, Pelatihan Tim Verifikasi, Musyawarah Antar Desa, Muormasi, Musyawarah Desa
Informasi, Penggalian Gagasan Desa, Musyawarah Desa Perencanan, dan Musyawarah Desa Khusus Perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi memiliki 5 Kelompok SPP yang terbentuk pada tahun 2012, Adapun Kelompok Simpan Pinjam
Perempuan Di Desa Longkotan Yaitu: 1. Kelompok SPP Sada Arih dana Pinjaman Rp. 20.000.000
2.Kelompok SPP Mikelakona dana Pinjaman Rp.50.000.000 3. Kelompok SPP Sejahtera dana Pinjaman Rp. 20.000.000
4. Kelompok SPP Cahaya Baru dana Pinjaman Rp.60.000.000 5. Kelompok SPP Tunas Mekar dana Pinjaman Rp.20.000.000
Pekerjaan masyarakat di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabupaten Dairi, Pada dasarnya pekerjaan umum kepala rumah tangga sebagai Petani,
berdagang dan berternak kambing dan ternak ayam. Setelah mendapat program khususnya Simpan Pinjam Perempuan kaum ibu-ibu di Desa longkotan membuat Usaha bertani dan
usaha dari olahan makanan ringan yang terbuat dari singkong hasil penjualan dapat menambahkan penghasilan dari keluarga. Terbentuknya kegiatan simpan pinjam perempuan
di Desa Longkotan pada dasarnya kaum ibu-ibu di Desa Longkotan ikut dalam kegiatan Musrenbang Desa. Pihak Unit Pengelola Kegiatan UPK memberikan sosialisai tentang
Kegiatan simpan pinjam perempuan. Kaum ibu-ibu tertarik mengikuti kegiatan simpan pinjam perempuan, syarat-syarat pembentukan dalam satu kelompok tidak sulit.
Syarat-Syarat pembentukan kelompok, Surat pengantar Kepala Desa, Surat permohonan kredit, Usulan kegiatan ekonomi yang ditandatanganin oleh KPMD , Daftar
anggota kelompok, Surat pernyataan tanggung renteng,Rencana anggaran pendapatan anggota, Rencana pengembalian kredit, Surat persetujuan suami, Foto copy KTP Suami dan
istri.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan anggota Kelompok Simpan Pinjam Perempuan pada saat mengajukan pinjman dari Unit Pengelola Kegiatan UPK adalah untuk penambahan modal seperti; pembelian
Pupuk dan pembelian bibit pertanian, makanan ternak dan sebagainya, selainnya untuk penambahan modal usaha berdagang, seperti pada kelompok Mikelakona membuat olahan
makan ringan dari singkong, dan menanam padi, tetapi ada juga yang tidak mempunyai usaha sehingga pinjaman tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari dan keperluan membayar
uang sekoalah. Dana simpan Pinjam Perempuan yang diberikan pihak Unit Pengelola Kegiatan
UPK kepada anggota kelompok sesuai dengan kebutuhan peminjam, dalam jangka waktu 12 bulan dengan bungga1,5,. Anggota kelompok membayar anggusuan kepada UPK yang
ada di kecamatan melalui bendahara, anggota kelompok juga membayar uang kas kepada bendahara kelompok yang digunakan untuk pinjaman yang lain, Setelah dana yang digunakan
selama 12 bulan, dapat digulirkan kembali
Bagan 4.2 STRUKTUR ORGANISASI PNPM-MP PNPM T.A.2014
DESA LONGKOTAN KECAMATAN SILIMA PUNGGA-PUNGGA KABUPATEN DAIRI
CAMAT Kadir Boang Manalu,S.IP,
Universitas Sumatera Utara
Sumber Data: Data Desa Longkotan 2013
4.6.1 Kepengurusan Simpan Pinjam Perempuan Kepengurusan Simpan Pinjam Perempuan adalah:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendara
Tugas ketua adalah: mensosialisasikan kepada anggota dan bertanggung jawab
terhadap kelancaran pembayaran pembukuan.
Tugas Sekretaris adalah: Membantu ketua kelompok melaksanakan tugas-tugas
administrasi. Memperbaharui
informasi dan
laporan penggunaan
dana. Mengadministrasikan dan mengaripkan seluruh dokumen dan berkas
FKFT Budiman,S.Ag,
Dapot Malau,S.T,
PENDAMPING LOKAL Togap Sinurat
PJOK Benri Sipayung,S.T,
UNIT PENGELOLA KEGIATAN UPK
1.KETUA :Irma Boang Manalu,S.S,
2.BENDAHARA :Nur Iyana Manik
3.SEKETARIS :Arif Sitorus
Universitas Sumatera Utara
Tugas Bendahara adalah: Menyimpan dan menjaga uang kas. Menyiapkan
kwitansi-kwitansi setiap pembayaran. Melaksanakan pencatatan pada buku kas Keanggotaan dalam Simpan Pinjam Perempuan terdiri dari pengurus dan anggota,
syarat menajdi anggota adalah: a. Bertempat tinggal di lokasi Simpan Pinjam yang dibentuk
b. Memiliki Usaha c. Umur minimal 20 Tahun
Pola Pinjaman dalam waktu 10 sampai dengan 12 bulan atau berdasarkan kesepatan dan dengan adanya pinjaman bergulir apabila pinjaman sebelum lunas atau sudah selesai.
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dengan mengdeskripsikan berdasarkan tabel tunggal, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui
observasi dan pemberian kuesioner. Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang sudah dibuat yang kemudian disebarkan kepada anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan Di Desa
Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabaupaten Dairi. Analisis data adalah proses menjadikan data yang memberikan pesan pembaca.
Melalui analis data, maka data yang di peroleh tidak lagi diam, melainkan berbicara. Analisis
Universitas Sumatera Utara
data menjadikan data itu mengeluarkan maknanya. Sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data melainkan juga mengetahui apa yang ada dibalik data itu Matias,
2011:227. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik mengdeskripsikan
data-data berdasarkan kuesioner . Data mengenai Identitas responden melalui Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Suku Bangsa, Pekerjaan responden, Pekerjaan Suami, Pendidikan
terakhir, Daerah Dusun,Usaha kelompok. Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedessan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabupaten Dairi dilihat dari segi pemahaman program, ketepatan sasaran,
ketepatan waktu, tercapai tujuan dan perubahan nyata dari anggota simpan pinjam perempuan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabupaten Dairi.
Agar pembahasan tersebut secara sistematis dan jelas, maka pembahasan data penelitian ini dilakukan dengan membagi menjadi 2 Sub yaitu:
1. Analisis Identitas Responden
2. Efektivitas Pelaksanan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi.
5.2. Analisis Identitas Responden 5.2.1 Karakteristik Responden Umur
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Universitas Sumatera Utara
No Kategori
Frekuensi f Persentasi
1 2
20-40 Tahun 41-60 Tahun
34 16
68 32
Jumlah 50
100 Sumber Data: Data Primer 2014
Berdasarkan data pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa anggota kegiatan simpan pinjam perempuan yang berusia 20-40 tahun sebanyak 34 orang 68 responden, tergolong
usia produktif kerja dan memiliki kemampuan serta semangat dalam mengembangkan usaha, sebanyak 41-60 tahun 16 orang32, responden.
5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Agama
No Agama
FrekuensiF Persentasi
1 2
3 Islam
Kristen Kataholik Kristen Protestan
19 3
28 38
6 56
Jumlah 50
100 Sumber Data: Data Primer 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui mayoritas agama yang dianut responden beragama kristen protestan sebanyak 28 orang56, sebanyak 19 orang 38 beragama
Islam , sebanyak 3 orang 6 responden yang menganut agama kristen Kataholik.
5.2.3 karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa
No Kategori
Frekuensi F Persentasi
1 2
3 Batak
Pak-Pak Karo
33 16
1 66
32 2
Jumlah 50
100 Sumber Data: Data Primer 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas responden didesa Longkotan adalah batak yang berjumlah 33 orang 66, sebanyak 16
orang 32 responden bersuku pak-pak. Suku di Desa Longkotan kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi berbeda-beda tidak menjadi penghalang bagi anggota
kegiatan simpan pinjam perempuan, bahkan responden mendapatkan nilai-nilai yang positif dan saling bertukar pikiran.
5.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Kategori
FrekuensiF Persentasi
1 SD
12 24
Universitas Sumatera Utara
2 3
4 SMP
SLTA Diploma Sarjana
19 18
1 83
36 2
Jumlah 50
100 Sumber Data:Data Primer 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.4 dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir responden yakni, 12 orang 24 yang menyatakan berpendidikan terakhir SD,
karena orang tua responden dulu miskin dan kesulitan ekonomi responden hanya berpendidikan Sekolah Dasar, sebanyak 19 orang 38 yang menyatakan berpendidikan
terakhir SMP, sebanyak 18 orang 36 menyatakan berpendidikan terakhir SLTA, sebanyak 1 orang 2 menyatakan berpendidikan Diplomasarjana. Walaupun responden lebih
banyak tamatan SMP dan SLTA dibandingan sarjana namun responden di Desa Longkotan bersemangat untuk ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan simpan pinjam perempuan,
karena menurut responden program PNPM-MP khusus perempuan sangat bermanfaat bagi kesejahteraan keluarga reponden.
5.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 5.5
Distribusi Berdasarkan Pekerjaan
No Kategori
Frekuensi F Persentasi
1 2
3 PNS karyawan tetap
Wiraswasta Petani
- 13
37 -
26 74
Jumlah 50
100
Universitas Sumatera Utara
Sumber Data: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.5 dapat diketahui pekerjaan responden
yakni sebanyak 13 orang 26 yang bekerja sebagai wiraswasta, sebanyak 37 orang 74 responden menyatakan pekerjaan sebagai petani, mayoritas penduduk didesa Longkotan mata
pencahairan sebagai petani, seperti menanam coklat, jagung,dan gambir.
5.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami
No Kategori
FrekuensiF Persentasi
1 2
3 4
PNS Karyawan tetap Petani
Wiraswasta Buruh
- 37
6 5
- 74
12 10
Jumlah 48
96 Sumber Data: Data Primer 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.6 dapat diketahui pekerjaan suami responden yakni, sebanyak 37 orang 74 menyatakan pekerjaan suami sebagai petani,
seperti menanam coklat, jagung, gambir, di Desa longkotan lebih banyak menanam coklat, karana dalam 1 bulan bisa diambil buahnya,sebanyak 6 orang 12 menyatakan pekerjaan
suami sebagai wiraswasta dan sebanyak 5 orang 10 menyatakan pekerjan suaminya sebagai buruh, tukang. 2 orang responden pada anggota Siimpan Pinjam Pertempuan
suaminya sudah meninggal dunia.
5.2.8 Nama- Nama kelompok Simpan Pinjam Perempuan Didesa Longkotan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, Ada 5 kelompok Simpan Pinjam Perempuan dan mempunyai anggota sebanyak 10 orang, Adapun nama-nama kelompok yaitu:
1. Kelompok MikeLakona 2. Kelompok SadaArih
3. Kerlompok Cahaya Baru 4. Kelompok Sejahtera
5. Kelompok Tunas Mekar
5.2.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal Dusun
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan pada kegiatan simpan pinjam perempuan didesa Longkotan Ada 5 kelompok Simpan Pinjam Perempuan dan daerah asaldusun yang
berbeda-beda.1 kelompok didusun Botton yaitu kelompok Tunas Mekar,2 Kelompok didusun Sapokomil I yaitu kelompok Sada Arih dan kelompok MikeLakona,2 Kelompok didusun
Sapokomil II yaitu kelompok Sejahtera dan kelompok Cahaya Baru.
5.2.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Usaha Kelompok
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan usaha-usaha yang dibentuk kelompok simpan pinjam perempuan seperti, Kelompok Sejahtera usaha dibentuk berupa olahan makan ringan
dari singkong, sedangkan Kelompok Mikelakona usaha yang dibentuk bertani padi hasil padi dibagikan kepada anggota kelompok, dan membuat kripik singkong yang kini telah
dijualkan kewarung-warung kecil, besar, hingga Kota Subussalam.
5.3.1 Pemahaman Program 1. Sumber Informasi Program
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Program
No Kategori
Frekuensi F Persentasi
1 2
3 Kepala Desa\ Kecamatan
Media Cetak Media Eloktronika
Tetangga 35
3 12
70 6
24
Jumlah 50
100
Universitas Sumatera Utara
Sumber Data: Data Primer 2014
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.7 dapat menunjukkan bahwa kepala Desa Kecamatan merupakan sumber utama responden untuk mendapatkan informasi tentang
kegiatan simpan pinjam perempuan yakni, sebanyak 35 orang 70, hal ini dikarenakan sosialisasi kepala Desakecamatan kepada masyarakat di Desa Longkotan saat musyawarah
desa untuk memberikan jalan keluar bagi masyarakat yang mengalami kesulitan modal usaha, Sebanyak 3 orang6 yang menyatakan mengetahui informasi tentang Kegiatan Simpan
Pinjam Perempuan dari media cetakmedia Elektronika, Sebanyak 12 orang 24 menyatakan mengetahui informasi kegiatan simpan pinjam dari tetangga melalui mulut ke
mulut pada saat berkumpul di arisan dan saling bertukar pikiran.
2. Frekuensi Tanggapan Responden atas Informasi yang Disampaikan Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasrkan Tanggapan Responden atas Informasi yang Disampaikan
No Kategori
Frekuens F Persentasi
1 2
3 Baik
Kurang Baik Buruk
45 5
- 90
10 -
Jumlah 50
100 Sumber Data: Data Primer 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 Dapat diketahui tanggapan responden atas informasi yang disampaikan mengenai kegiatan Simpan Pinjam Perempuan , yakni
sebanyak 45 orang 90 responden mengatakan baik, sebanyak 5 orang 10 responden mengatakan kurang baik, hal ini di sebabkan karena sebagian masyarakat belum percaya,
kurang pengetahuan akan adanya pada program pemerintah ini.
3. Motivitasi Responden Untuk Bergabung Dalam Anggota Kelomopok Tabel 5.9