Ciri- Ciri Kemiskinan Pemberdayaan Masyarakat

tersebut,dimana pada suatu titik waktu secara nyata mereka telah mampu mencapai kehidupan yang layak Mencher dalam siagian, 2012:5 Kemiskinan dapat disimpulkan bahwa tidak bisa hanya dipandang dari sisi kekuranganya pemenuhan kebutuhan pokok semata sebagai akibat kerentanan dan ketidakberdayaan seperti yang selama ini banyak didefenisikan dalam kebijakan-kebijakan tentang pengetasaannya. Kemiskinan juga harus dipandang dari pengertian relatif sehingga kebijakan yang diambil dapat memberikan solusi terhadap akar permasalahan kemiskinan yang sebenarnya

2.3 Ciri- Ciri Kemiskinan

Suatu studi menunjukan ada 5 ciri-ciri kemiskinan, yaitu: 1. Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi, seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai, ataupun keterampilan yang memadai untuk melakukan suatu aktivitas ekonomi sesuai dengan mata pencairan. 2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri. 3. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak tamat SD, atau hanya tamat SD. Kondisi seperti inilah yang akan berpengaruh terhadap wawasan mereka. 4. Pada umumnya mereka masuk kedalam kelompok penduduk dengan kategori setengah menganggur. 5. Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi tidak memiliki keterampilan atau pendidikan yang memadai. Sementara itu kota tidak siap menampung gerakan urbanisasi didesa yang makin deras. Artinya, laju Universitas Sumatera Utara investasi diperkotaan tidak sebanding dengan laju pertumbuhan tenaga kerja sebagai akibat langsung dari derasnya arus urbanisasi Siagian,2012: 22-23

2.4 Pemberdayaan Masyarakat

Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat berasal dari kata power kekuasaan dan pemberdayaan. Pemberdayaan menujukkan pada kemampuan orang, khususnya kelompok yang rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuasaan atau kemampuan dalam. Pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan dirinya secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang. Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan sustainable devopment dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan secara ekonomi, sosial,dan ekologi yang dinamis. Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara sepenuh dalam mekanisme produksi, ekonomi dan sosial. Pemberdayaan masyarakat terkait dengan faktor internal dan ekternal. Tanpa mengkecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi serta sinergis dan dinamis. Meskipun dari beberapa contoh kasus yang disebutkan sebelumnya faktor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada faktor ekternalnya. Universitas Sumatera Utara Pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu tema sentral dalam pembagunan masyarakat seharusnya diletakkan dan diorentasikan searah dan selangkah dengan paradigma baru pendekatan pembagunan. Paradigma pembagunan lama bersifat top-down perlu diorentasikan menuju pendekatan bottom-up yang menempatkan masyarakat atau petani di pedesaan sebagai pusat pembagunan atau oleh Chambers dalam Anholt 2001 sering dikenal “ Put The farmers firts ”Mardikanto 2012, 42-44 Nagel 1997 mengumakan bahwa pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu: a.Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiataan pemberdayaan b. Sistem transfer teknologi yang akan dilakukan c. Pengembangan sumberdaya manusia\ fasilitator yang akan melakukan pemberdayaan d. Alternatif organisasi pemberdayaan yang akan diterapkan. Konsep pemberdayaan tidak mempertentangkan pertumbuhan dan pemerataan, tetapi konsep ini dipandang bahwa pemerataan tercipta landasan yang lebih luas untuk pertumbuhan yang akan menjamin pertumbuhan yang berlanjutan. Ada 5 prinsip dasar konsep pemberdayaan masyarakat sebagai berikut: 1. Pemberdayaan masyarakat memperlukan break-even dalam setiap kegiatan yang dikekolanya, meskipun orientasinya berbeda dari organisasi bisnis, dimana dalam memperdayaan masyarakat keuntungan yang diperoleh di distribusikan kembali dalam bentuk program atau kegitan pembagunan lainnya. 2. Pemberdayaan masyarakat selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam memperencanakan maupun pelakanan yang dilakukan. 3. Dalam melakasanakan program pemberdayaan masyarakat. kegiatan pelatihan merupakan unsur yang bisa dipisahkan dari usuha pembaguanan fisik. Universitas Sumatera Utara 4. Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya, khususnya dalam pembiayaan baik yang berasal dari pemerintah, swasta maupun sumber-sumber lainnya. 5. Kegiataan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan pemerintahan yang bersifat makro yang berkepentingan masyarakat yang bersifat Rubin, dalam Adi 2003:55 Pendekataan pemberdayaan dapat pula diformulasikan dengan mengacu kepada landasan filosofi dan prinsip-prinsip pemberdayaan ,yaitu: 1. Pendekatan Partisipatif, dalam arti selalu menempatkan masyarakat sebagai titik pusat pelaksaan pemberdayaan yang cukup. a. Pemberdayaan selalu bertujuan untuk pemecahan masalah masyarakat, bukan untuk mencapai tujuan- tujuan “ orang luar” atau penguasa. b. Pilihan kegiatan, metoda maupun teknik pembedayaan, maupun teknologi yang ditawarkan harus berbasis pada pilihan masyarakat. c. Ukuran keberhasilan pemberdayaan bukanlah ukuran yang “dibawa “ oleh fasilitator atau asal dari “luar” tetapi berdasarkan ukuran-ukuran masyarakat sebagai penerima manfaat. 2. Pendekatan Kesejahteraaan, dalam arti bahwa apapun kegiatan yang dilakukan, dari mana pun sumberdaya teknologi yang akan digunakan, dan siapapun yang akan dilibatkan, pemberdayaan masyarakat harus memberikan manfaat terhadap perbaikan masyarakat yang harus memberikan manfaat terhadap perbaikan mutu –hidup atau kesejahteraan masyarakat penerima manfaatnya. 3. Pendekatan Pembaguan berlanjutan, dalam arti bahwa kekegiataan pemberdayaan masyarakat harus terjamin berkelanjutan, oleh sebab itu pemberdayaan masyarakat tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi harus mampu menyiapkan masyarakat Universitas Sumatera Utara penerima manfaat agar pada suatu saat mereka akan mampu mandiri untuk melanjutkan kegiataan pemberdayaan masyarakat sebagai proses pembagunan yang berlanjutan. Mardikanto,2012 :161-162 Swanso dan clear 1984 merangkum ada 6 pendekatan pemberdayaan, yaitu: 1. Pendekataan pemberdayaan masyarakat yang konvensional. 2. Pendekataan latihan dan kunjungan. 3. Pemberdayaan masyarakat yang diorganisasikan perguruan tinggi. 4. Pendekataan pembagunan masyarakat terpadu. 5. Pendekatan pembagunan perdesaan terpadu. 6. Pelaksanaan kegiataan Mardikanto,2012:165 Averroes 2009 menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat Community Empowerment kadang-kadang sangat sulit dibedakan dengan penguatan masyarakat serta pembangunan masyarakat Comunity Devolopment sebagai suatu hal yang di miliki pusat perhatian dalam membantu masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai fasilitas dan dukungan agar mereka mampu memutuskan, merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosialnya Mardikanto,2012: 167-170

2.5. Pengembangan Masyarakat

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 5 125

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 11 128

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 17

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 2

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 11

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 33

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 3

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 0 13

Cover Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 17

Abstract Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 2