besar nilai koefisien determinasi untuk kinerja Y sebesar 0,883 yang berarti bahwa pengaruh komitmen Z terhadap kinerja Y sebesar 88,3 dan sisanya
11,7 dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Kompensasi terhadap Komitmen
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh langsung terhadap komitmen dengan koefisien sebesar 1,379. Hal ini menunjukkan semakin
besar kompensasi yang diberikan perusahaan, maka semakin besar pula komitmen dari para karyawan. Menurut Tohardi 2002:411 kompensasi adalah balas jasa
yang diterima karyawan atas pekerjaan mereka, apabila kompensasi yang diterima sesuai dengan standar hidup atau lebih dapat memenuhi kebutuhan hidup
karyawan, sehingga akan menjadi karyawan bersedia berkomitmen dengan perusahaan.
Hasil penelitian ini juga mendukung pendapat Handoko 2000:155 dimana kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya
kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Kemudian program kompensasi juga penting
bagi perusahaan, karena hal itu mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya manusia atau dengan kata lain agar karyawan
mempunyai loyalitas dan komitmen yang tinggi pada perusahaan.
4.2.2 Pengaruh Motivasi terhadap Komitmen
Hasil pengujian menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh langsung terhadap komitmen dengan koefisien sebesar 0,967. Hal ini menunjukkan
motivasi kerja berpengaruh secara positif pada komitmen kerja karyawan. Secara singkat dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara komitmen kerja dan
motivasi kerja. Motivasi kerja pegawai berbanding lurus dengan komitmen kerja pegawai, jika motivasi karyawan tinggi maka komitmennya pun tinggi begitupun
sebaliknya.
Menurut Rivai 2004:248 bahwa komitmen kerja pegawai adalah suatu keadaan dimana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan
tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaanya dalam organisasi itu. Jadi, jika karyawan berkomitmen terhadap organisasi maupun pekerjaannya maka
karyawan tersebut akan berusaha untuk mempertahanan keanggotaannya dalam organisasi. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Hersey dalam Musparni
2011:25 mengungkapkan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komitmen pegawai salah satunya yaitu faktor motivasi kerja, dimana motivasi
merupakan daya gerak yang mencakup dorongan, alasan dan kemauan yang timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Misalnya
seorang pegawai yang menerima gaji, imbalan sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dimilikinya, maka komitmen kerjanya akan meningkat.
4.2.3 Pengaruh Pelatihan Kerja terhadap Komitmen
Hasil pengujian menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh langsung terhadap komitmen dengan koefisien sebesar 0,560. Hal ini menunjukkan
pelatihan kerja berpengaruh secara positif pada komitmen kerja karyawan. Penilaian karyawan BRI Cabang Jember dilakukan minimal sekali dalam setahun,
dimana pendidikan pelatihan dilakukan secara internal atau mengirim delegasi ke luar wilayah kantor BRI Cabang Jember. Pelatihan ini membawa dampak positif
seperti pembentukan kepribadian, moral dan sikap karyawan menjadi lebih baik. Materi yang disampaikan pun variatif, sehingga membantu karyawan untuk lebih
mudah memahami. Hasil dari penelitian ini mendukung pendapat Sedarmayanti 2010:379
yang menyatakan bahwa pelatihan kerja dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kepribadian, pengetahuan dan keterampilan karyawan, dalam hal
ini komitmen merupakan perilaku positif yang ada dalam diri manusia yang dapat dikembangkan selama mengikuti pelatihan kerja. Selain itu hasil penelitin ini juga
mendukung pendapat Mar’at 2000:87, bahwa komitmen seseorang pegawai
dipengaruhi beberapa faktor seperti motivasi, kompensasi, pelatihan, fungsi
pemimpin, iklim kerjasama, semangat kerja dan konflik yang terjadi di dalam suatu kantor.
4.2.4 Pengaruh Tidak Langsung Kompensasi terhadap Kinerja