Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

37 daerah penelitian yaitu di Kabupaten Jember. Teknik Snowball Sampling ini dilakukan untuk mengetahui saluran pemasaran kubis di Desa Sumberjo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kubis.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama,misalnya dari individu atau perseorangan, seperti misal wawancara, pengisisan kuisioner dengan para responden. Semua data ini merupakan data mentah yang akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu, sesuai dengan kebutuhan Umar, 2003. Data primer dalam penelitian ini di dapatkan dari hasil observasi langsung kedaerah penelitian yaitu Desa Sumberjo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. 2. Data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk seperti tabel, grafik,diagram,gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain Umar, 2003. Data sekunder diambil dari data atau dokumen profil Desa Sumberjo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember, Dinas Pertanian Kabupaten Jembeer.

3.5 Metode Analisis Data

Untuk menjawab tujuan pertama tentang saluran pemasaran tanaman kubis di Desa Sumberjo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif, berdasarkan fakta yang ada di lapang dari hasil wawancara yang mendalam dipandu dengan kuisioner. Untuk menjawab hipotesis pertama atau tujuan kedua tentang efisiensi pemasaran kubis di Desa Sumberjo Kecamatan Ambulu dapat dilihat dari margin pemasaran yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu pemasaran yang 38 dilakukan tersebut sudah efisien atau sebaliknya, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : Margin pemasaran yaitu untuk mengetahui jumlah uang yang diterima petani kubis dengan harga yang dibayarkan konsumen untuk membeli kubis. Untuk melakukan analisis marjin pemasaran dapat dihitung dengan rumus Sudiyono, 2002 : M = Pr – Pf Keterangan : M = Margin Pemasaran Pr = Harga di Tingkat Pengecer Pf = Harga di Tingkat Petani Kriteria pengambilan keputusannya adalah semakin kecil margin pemasaran, maka semakin efisien suatu pemasaran. Selain itu, pemasaran dapat dikatakan efisien apabila nilai harga yang diterima petani kubis lebih besar daripada margin pemasaran secara keseluruhan. Distribusi margin yaitu pembagian keuntungan dan biaya pemasaran kubis yang diterima masing-masing lembaga pemasaran kubis pada masing-masing saluran menggunakan rumus : Sbij = [cij Pr-Pf] [100] Cij = Hjj – Hbj – Πij Sedangkan perhitungan share keuntungan lembaga pemasaran ke-j adalah sebagai berikut : Skj = [πij Pr – Pf] [100] Π ij = Hjj – Hbj – cij Keterangan : Sbij = bagian biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaranke-i oleh lembaga pemasaranke-j sharebiaya Cij = biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaranke-i oleh lembaga pemasaran ke-j Pr = harga ditingkat pengecer Pf = harga ditingkat petani Hjj = harga jual kubis oleh lembaga pemasaran ke-j 39 Hbj = harga beli kubis oleh lembaga pemasaran ke-j Skj = bagian keuntungan lembaga pemasaran ke-j share keuntungan Π ij = keuntungan lembaga pemasaran ke-i Kriteria pengambilan keputusan: • Efisien apabila Skij Sbij • Tidak efisien apabila Skij Sbij Tingkat efisien pemasaran adalah hasil total biaya pemasaran kubis dengan total produksi kubis yang dipasarkan dapat dihitung dengan rumus Soekartawi, 1993 : EPs = TBTNP x 100 Keterangan : EPs = Efisiensi pemasaran TB = Total biaya Pemasaran Rp TNP = Total Nilai Produk yang dijual Rp Untuk kriteria pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai efisiensi pemasaran yaitu jika presentase keuntungan dari perhitungan EP lebih besar dari baiayanya, maka saluran pemasaran tersebut efisien. Selain itu, apabila EP dari suatu saluran pemasaran lebih kecil dibandingkan dengan EP saluran pemasaran yang lain, maka saluran pemasaran tersebut memiliki efisiensi pemasaran yang lebih tinggi dari pada saluran pemasaran yang lain. Untuk menjawab hipotesis kedua atau tujuan ketiga yaitu tentang strategi pengembangan usahatani kubis menggunakan analisis SWOT. Analisis ini mendasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strength, dan peluang Oppurtunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness, dan ancaman Threat. Perencanaan strategi dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor strategi usahatani kubis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam kondisi yang ada pada saat ini Penilaian pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diketahui berdasarkan analisis deskriptif analitis yang diketahui berdasarkan observasi di lapang. Tahap awal melakukan analisis SWOT yaitu dengan menganalisis faktor internal dan eksternal yang ada pada kondisi lapang saat ini. Pemberian nilai pada 40 masing-masing faktor didasarkan pada skala dan kemudian dilakukan perhitungan dari hasil analisis tersebut untuk penentuan dalam hal matrik SWOT Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai Bobot x Fenomena Rating Kekuatan Kelemahan Total Tabel 3.3. Analisis Faktor Internal Internal Faktor Analysis SummaryIFAS Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Nilai Bobot x Fenomena Rating Peluang Ancaman Total Tabel 3.4. Analisis Faktor Eksternal Eksternal Faktor Analysis SummaryEFAS Keterangan : 1. Pemberian nilai bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala paling penting = 1,0 dan tidak penting = 0,0 2. Rating untuk masing-masing faktor kekuatan dan peluang bersifat positif semakin besar diberi rating +4, tetapi jika semakin kecil diberi rating +1. Nilai rating kelemahan dan ancaman adalah kebalikannya. Tahap selanjutnya adalah penentuan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT digunakan untuk menentukan strategi yang baik pada suatu usaha, yang dtunjukan pada gambar berikut ini : 4 High 2 Low 04 High 2 Low Gambar 3.1 Matrik Posisi Kompetitif Relatif BCG White Area Grey Area Grey Area Black Area IFAS EFAS 41 Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Apabila perusahaan terletak didaerah white area bidang kuat berpeluang maka usaha tersebut memiliki peluang yang prospektif dan memiliki kompetensi untuk mengerjakannya. b. Apabila perusahaan terletak di daerah grey area bidang lemah berpeluang, maka usaha tersebut memiliki peluang yang prospektif namun tidak memiliki kompetensi untuk mengejakannya. c. Apabila perusahaan terletak di daerahgrey area bidang kuat terancam maka usaha tersebut cukup kuat dan memiliki kompetensi untuk mengerjakannya, namun peluang pasar sangat mengancam. d. Apabila perusahaan terletak di daerah black area bidang lemah terancam maka usaha tersebut tidak memiliki peluang pasar dan tidak memiliki kompetensi untuk mengerjakannya. Setelah diketahui posisi matrik posisi kompetitif relatif dan untuk menghasilakn strategi yang tepat dapat di dukung dengan membuat diagram analisis SWOT. Peluang Y Kuadran 3 Kuadran 1 X Kelemahan X Kekuatan Kuadran 4 Kuadran 2 Ancaman Y Gambar 3.2 Diagram Analisis SWOT EFAS IFAS 42 Tahap selanjutnya yaitu membuat matrik internal dan eksternal pada usahatani kubis di Desa Sumberjo 4 Kuat 3 Rata-rata 2 Lemah 1 Tinggi 3 Menengah 2 Rendah Gambar 3.3 Matrik Internal Eksternal Selanjutnya adalah penentuan alternatif strategi dengan menggunakan matrik SWOT. Matrik SWOT ini akan digunakan untuk menentukan strategi yang baik diambil pada usahatani kubis yang tersusun dari empat strategi, yaitu SO, WO, ST, WT yang ditunjukan pada tabel 3.4 berikut ini : Tabel 3.5 Matriks SWOT

3.6 Operasional Variabel