8
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana saluran pemasaran kubis di Desa SumberjoKecamatan Ambulu
Kabupaten Jember ? 2.
Bagaimana efisiensi pemasaran kubis di Desa Sumberjo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember ?
3. Bagaimana strategi pengembangan usahatani kubis di Desa Sumberjo
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan 1.
Untuk mengetahui saluran pemasaran kubis di Desa Sumberjo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.
2. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran kubis di Desa Sumberjo Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember. 3.
Untuk mengetahui strategi pengembangan usahatani kubis di Desa Sumberjo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.
1.3.2 Manfaat 1.
Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan usahatani dan pemasaran kubis.
2. Bagi petani, sebagai bahan unformasi untuk mengetahui strategi
pengembangan usahatani kubis dan mengetahui efisiensi pemasaran kubis. 3.
Bagi peneliti, sebagai bahan informasi penelitian selanjutnya.
9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariandi 2011 mengenai Efisiensi Pemasaran Komoditas Melon di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember
menunjukan bahwa saluran pemasaran melon yang terjadi di Kecamatan Ambulu terdapat tiga saluran. Saluran I melibatkan petani, pedagang pengumpul dan
konsumen sudah efisien dengan nilai 1,78 , saluran pemasaran II melibatkan petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, konsumen sudah efisien dengan
nilai 4,03 , saluran pemasaran III melibatkan petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer, dan konsumen sudah efisien dengan nilai
6,27 . Hal ini menunjukan bahwa saluran yang pendek saluran I lebih efisien dibandingkan dengan saluran yang panjang saluran II dan III.
Berdasarkan hasil penelitian dari Elfrida 2009 mengenai Analisis Pemasaran Bawang Daun atau Prei dan Kol atau Kubis Studi Kasus pada Desa
Jaranguda Kec. Merdeka dan Desa Raya Kec. Berastagi, Medan. Hasil penelitian menunjukan bahwa saluran pemasaran pada komoditas kol atau kubis
yaitu terdapat dua saluran pemasaran. Saluran pemasaran I melibatkan petani – agen – pedagang besar - konsumen sudah efisien dengan nilai 10,48 , saluran
pemaaran II melibatkan petani – pedagang besar- pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen sudah efisien dengan nilai 14,28 . Hal ini
menunjukan bahwa saluran yang pendek saluran I lebih efisien dibandingkan dengan saluran yang panjang saluran II.
Menurut Anindita 2008 mengenai Analisis Kinerja Sub Terminal Agrobisnis Mantung Studi Kasus Pada Pemasaran Sayuran Kubis Di Desa
Ngabab, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 saluran pemasaran pada daerah penelitian. Saluran pemasaran 1
yaitu melibatkan Petani –Makelar STA Sub Terminal Agrobisnis - Pedagang - Pengecer –Konsumen, saluran pemasaran 2 melibatkan Petani - Pedagang STA
Sub Terminal Agrobisnis Mantung -Pengecer –Konsumen, saluran pemasaran 3 melibatkan Petani – Pedagang – Pengecer–Konsumen, dan saluran pemasaran 4
9
10
yaitu meliputi Petani - Pedagang - Pengecer – Konsumen. Distribusi marjin pemasaran kubis yang terdapat pada saluran pemasaran I, II, III, dan IV belum
terdistribusi secara proporsional sehingga dapat dikatakan bahwa saluran pemasaran kubis belum efisien, namun bila dilihat dari empat saluran pemasaran
yang ada di daerah penelitian, maka terlihat saluran pemasaran III dan I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien dibandingkan saluran
pemasaran II dan IV. Semakin besar nilai seluruh marjin, maka semakin besar pula marjin yang dihasilkan oleh lembaga pemasaran yang didistribusikan untuk
biaya dan keuntungan lembaga pemasaran sehingga harga jual di konsumen akhir menjadi semakin tinggi. Hal inilah menyebabkan pemasaran kubis menjadi tidak
efisien. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmi 2013
mengenai Analisis Pendapatan dan Pemasaran Cabai Rawit Di Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember Studi Kasus di Desa Kepanjen Kecamatan
Gumukmas Kabupaten Jember menunjukan bahwa saluran pemasaran cabai rawit di Desa kepanjen Kecamatan Gumukmas terdiri dari dua saluran pemasaran yaitu
saluran pemasaran satu tingkat Petani- Pedagang Pengecer- Konsumen dan saluran dua tingkat Petani- Pedagang Tengkulak- Pedagang Besar- Konsumen.
Kedua saluran tersebut efisien, dengan nila EPs pada saluran satu tingkat sebesar 4,32 dan nilai Eps pada saluran dua tingkat adalah sebesar 2,97. Hal ini
menunjukan bahwa saluran pemasaran dua tingkat lebih efisien dengan nilai 2,97 dibandingkan dengan saluran satu tingkat yaitu 4,32, sedangkan prospek
pengembangan usahatani cabai rawit di Desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas yaitu berada pada posisi White Area Bidang Kuat Berpeluang dan berada pada
daerah V yaitu pertumbuhan atau stabilitas, dengan srategi pemasaran yang harus dilakukan adalah memaksimalkan strategi S-O, serta usaha perluasan dengan
membangun usaha di lokasi lain atau meningkatkan jenis produk atau jasa.
11
2.2 Komoditas Kubis