Analisis Antena Tanpa DGS Analisis Antena dengan DGS

48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Pada tugas akhir ini dirancang sebuah antena mikrostrip susun 2 elemen pa tch segiempat dengan penggunaan defected ground structure berbentuk segiempat pada bagian ground . Adapun dimensi antena seperti yang tertera pada Tabel 3.2. Antena mikrostrip ini bekerja diantara rentang frekuensi 3,3 GHz – 3,4 GHz dengan frekuensi tengah 3,35 GHz. Hasil simulasi ini ditentukan oleh beberapa parameter yang akan dibahas antara lain VSWR, return loss, dan gain. VSWR merupakan indikator antena yang menunjukkan bahwa antena tersebut dapat bekerja pada frekuensi yang diinginkan. Apabila nilai VSWR = 1 maka tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna namun kondisi ini sulit didapat, sehingga pada umumnya nilai VSWR yang dianggap baik ≤ 2.

4.2 Analisis Antena Tanpa DGS

Hasil perancangan antena mikrostrip patch segiempat 2 elemen tanpa DGS seperti Gambar 3.2 dilanjutkan ke tahapan simulasi menggunakan simulator AWR Microwa ve Office 2004 . Adapun hasil grafik keluaran simulasi ditunjukkan pada Gambar 4.1, Gambar 4.2, Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 untuk masing-masing nilai VSWR, return loss, gain, dan impedansi. Universitas Sumatera Utara 49 Gambar 4.1 Nilai Simulasi VSWR Tanpa DGS Gambar 4.2 Nilai Simulasi Return Loss Tanpa DGS Universitas Sumatera Utara 50 Gambar 4.3 Nilai Simulasi Gain Tanpa DGS Gambar 4.4 Nilai Simulasi Impedansi Tanpa DGS Pada antena tanpa DGS tersebut maka diperoleh nilai VSWR 1,371 , nilai return loss -16,12 dB , nilai gain 7,502 dB, nilai impedansi 38,83 – j 8,37 Ω dan nilai bandwidth yang diperoleh 131 MHz. Universitas Sumatera Utara 51

4.3 Analisis Antena dengan DGS

Analisis antena dengan teknik DGS ini terlebih dahulu akan dilakukan untuk antena dengan DGS berukuran 10 x10 mm, namun apabila hasilnya kurang optimal maka akan dilakukan simulasi dengan mengubah-ubah ukuran dan posisi DGS.

4.3.1 Analisis Antena Dengan DGS Berukuran 10 x10 mm

Antena mikrostrip patch segiempat 2 elemen dengan DGS berukuran 10x10 mm seperti Gambar 3.18 akan disimulasikan beberapa parameternya seperti VSWR, return loss, gain, dan impedansi. Berikut adalah hasil simulasi seperti yang diperlihatkan pada masing-masing Gambar 4.5, Gambar 4.6, Gambar 4.7, dan Gambar 4.8. Gambar 4.5 Nilai Simulasi VSWR DGS 10x10 mm Universitas Sumatera Utara 52 Gambar 4.6 Nilai Simulasi Return Loss DGS 10x10 mm Gambar 4.7 Nilai Simulasi Gain DGS 10 x10 mm Universitas Sumatera Utara 53 Gambar 4.8 Nilai Simulasi Impedansi DGS 10x 10 mm Dari hasil simulasi didapat nilai VSWR 1,345 , return loss -16,65 dB, gain 7,462 dB dan impedansi 42,44 – j 11,42 Ω.

4.3.2 Analisis Perbandingan Antena Tanpa dan Dengan DGS 10x10 mm

Setelah melakukan simulasi terhadap antena mikrostrip 2 elemen segiempat tanpa DGS dan dengan DGS 10x10 mm maka diperoleh perbandingan nilai VSWR, bandwidth, return loss, gain, dan impedansi. Nilai perbandingan VSWR dan bandwidth antara antena tanpa dan dengan DGS 10x10 mm dapat dilihat pada Gambar 4.9. Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.9 Perbandingan Nilai VSWR Antena Tanpa dan Dengan DGS 10x10 mm Dari Gambar 4.9 diatas terlihat nilai VSWR antena tanpa dan dengan DGS 10x10 mm masing-masing adalah 1,371 dan 1,345. Antena tanpa DGS memiliki nilai VSWR yang lebih besar daripada antena dengan DGS 10x10 mm. Hal ini menunjukkan bahwa antena dengan DGS berukuran 10x10 mm tersebut mampu memperbaiki kinerja antena mikrostrip 2 elemen patch segiempat tersebut. Dimana, pada DGS 10x10 mm gelombang yang dipantulkan berkurang sedikit daripada antena konvensionalnya. Ba ndwidth yang dihasilkan pada antena tanpa dan dengan DGS masing- masing adalah 131 MHz dan 133,4 MHz. Bandwidth antena dengan DGS lebih besar daripada antena tanpa DGS. Parameter yang disimulasikan berikutnya adalah return loss. Perbandingan nilai return loss tanpa dan dengan DGS 10x10 mm dapat dilihat pada Gambar 4.10. Gambar 4.10 Perbandingan Nilai Return Loss Antena Tanpa dan Dengan DGS 10x10 mm Hasil simulasi return loss antena tanpa dan dengan DGS 10x10 mm masing-masing adalah -16,12 dB dan -16,65 dB. Antena dengan DGS berukuran 10x10 mm memiliki nilai RL sedikit lebih kecil daripada antena Universitas Sumatera Utara 55 konvensionalnya. Parameter yang disimulasikan berikutnya adalah gain. Adapun perbandingan gain hasil simulasi antena tanpa dan dengan DGS 10x10 mm dapat ditunjukkan pada Gambar 4.11. Gambar 4.11 Perbandingan Nilai Gain Antena Tanpa dan Dengan DGS 10x10 mm Pengukuran gain hasil simulasi antena tanpa dan dengan DGS masing- masing adalah 7,501 dB dan 7,462 dB. Penguatan terjadi pada antena tanpa DGS namun, pada antena dengan DGS terjadi pelemahan. Hasil simulasi pengukuran impedansi antena tanpa dan dengan DGS 10x10 mm diperlihatkan pada Gambar 4.12 berikut. Universitas Sumatera Utara 56 Gambar 4.12 Perbandingan Nilai Impedansi Antena Tanpa dan Dengan DGS 10x10 mm Pada Gambar 4.12 terlihat masing-masing nilai impedansi antena tanpa dan dengan DGS 10x10 mm adalah 38,84 – j 8,37 Ω dan 42,44 – j 11,41 Ω. Antena dengan DGS 10x10 mm mendekati antena match η0 Ω. Dari pendekatan nilai impedansi antena DGS 10x10 mm terhadap antena match η0 Ω telah menunjukkan keseluruhan parameter menjadi lebih baik daripada antena mikrostrip 2 elemen tanpa DGS. Adapun nilai-nilai parameter tersebut masih dapat diperbaiki menjadi lebih baik lagi. Misalnya, pada nilai VSWR. Antena dengan DGS 10x10 mm memiliki nilai VSWR yang lebih baik daripada antena konvensionalnya namun, dilihat dari nilai VSWR antena DGS 10x10 mm sebesar 1,345 tersebut, nilai ini masih belum mendekati nilai VSWR ideal = 1. Sehingga dapat disimpulkan masih terjadi gelombang pantul yang besar pada antena DGS 10x10 mm. Oleh karena itu, kita perlu melakukan simulasi-simulasi berikutnya untuk mencari nilai terbaik dari setiap parameter dengan cara mengubah-ubah ukuran dan posisi DGS.

4.3.3 Analisis Antena Berdasarkan Perubahan Ukuran DGS

Antena mikrostrip patch segiempat 2 elemen yang di tambahkan teknik DGS tersebut akan dianalisis dengan mengubah ukuran DGS dari 10 mm hingga 30 mm. Namun akan diambil hasil iterasi dengan ukuran DGS yang menghasilkan nilai VSWR ≤ 2. Berikut ini adalah hasil iterasi antena mikrostrip 2 elemen dengan DGS seperti yang ditunjukkan Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Simulasi Antena dengan Mengubah Ukuran DGS Ukuran DGS VSWR Return Loss Gain Impedansi Ohm Bandwidth 10x10 mm 1,345 -16,65 dB 7,462 dB 42,44 – j 11,42 133,4 MHz 12x12 mm 1,385 -15,84 dB 7,528 dB 37,36 – j 6,33 134,1 MHz 14x14 mm 1,498 -14,01 dB 7,546 dB 33,38 + j 0,443 137,3 MHz 16x16 mm 1,587 -12,89 dB 7,557 dB 31,85 + j 4,014 146,8 MHz 18x18 mm 1,61 -12,58 dB 7,522 dB 31,67 + j 5,83 158 MHz Universitas Sumatera Utara 57 20x20 mm 1,22 -20,07 dB 7,411 dB 41,04 + j 1,17 208,6 MHz 22x22 mm 1,75 -11,25 dB 7,401 dB 32,42 + j 14,70 101,3 MHz 24x24 mm 1,29 -17,89 dB 7,262 dB 41,17 + j 7,65 205,4 MHz 26x26 mm 1,096 -26,79 dB 6,935 dB 54,16 + j 2,32 224,5 MHz 28x28 mm 1,29 -17,76 dB 7,348 dB 52,45 + j 13,14 124,8 MHz 30x30 mm 1,39 -15,82 dB 7,242 dB 93,63 + j 7,63 180,6 MHz Dari hasil simulasi yang diperoleh dengan mengganti-ganti ukuran DGS seperti yang tertera pada Tabel 4.1 di atas. Maka diperoleh hasil VSWR terkecil pada DGS berukuran 26x26 mm yaitu 1,096 dan return loss terkecil -26,79 dB. Adapun grafik dari parameter-parameter yang dihasilkan dari ukuran-ukuran DGS tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.13, Gambar 4.14, Gambar 4.15 dan Gambar 4.16. Gambar 4.13 Nilai VSWR Hasil Simulasi Pengubahan Ukuran DGS Universitas Sumatera Utara 58 Gambar 4.14 Nilai Return Loss Hasil Simulasi Pengubahan Ukuran DGS Gambar 4.15 Nilai Gain Hasil Simulasi Pengubahan Ukuran DGS Universitas Sumatera Utara 59 Gambar 4.16 Nilai Impedansi Hasil Simulasi Pengubahan Ukuran DGS

4.3.4 Analisis Antena dengan Perubahan Posisi DGS

Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan dengan mengubah-ubahukuran DGS diperoleh hasil yang paling optimal adalah pada DGS berukuran 26x26 mm dimana VSWR yang diperoleh yaitu 1,096 dan return loss terkecil -26,79 dB. Maka dari hasil tersebut akan dioptimasi lagi dengan melakukan simulasi terhadap perubahan posisi DGS yang berukuran 26x26 mm. Iterasi awal akan dilakukan dengan cara menggeser-geser posisi DGS secara vertikal diantara kedua patch dengan menggeser-geser posisi DGS terhadap sumbu y namun tetap menjaga posisinya terhadap sumbu X agar DGS tersebut tetap berada ditengah yang disesuaikan dengan ukuran DGS. Untuk pergeseran letak posisi DGS akan digeser setiap 1 mm keatas dan kebawah dari posisi DGS yang diletakkan ditengah Y. Seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.20. Dari hasil iterasi pada perubahan posisi DGS maka diperoleh hasil yang paling optimal adalah pada DGS berukuran 26x26 mm dengan posisi Y-4 artinya pergeseran 4 mm ke bawah dari posisi DGS di tengah. Adapun data hasil Universitas Sumatera Utara 60 simulasi pergeseran posisi DGS berukuran 26x26 mm ditujukkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Simulasi Antena dengan Mengubah Posisi DGS Pergeseran DGS VSWR Return Loss Gain Impedansi Ohm Bandwidth Y+3 mm 3,073 -5,688 dB 6,764 37,51 + j 49,67 - Y+2 mm 2,357 -7,869 dB 7,159 37,06 + J 35,77 - Y+1 mm 1,873 -10,35 dB 7,28 dB 38,89 + j 25,86 125,9 MHz Y mm 1,566 -13,13 dB 7,30 dB 41,79 + j 18,97 131,1 MHz Y-1 mm 1,353 -16,49 dB 7,22 dB 45,32 + j 13,67 205,4 MHz Y-2 mm 1,208 -20,52 dB 7,01 dB 49,59 + j 9,4 145 MHz Y-3 mm 1,145 -23,41 dB 6,88 dB 51,48 + j 6,71 234,9 MHz Y-4 mm 1,096 -26,8 dB 6,93 dB 54,16 + j 2,32 224,5 MHz Y-5 mm 1,109 -25,76 dB 7,01 dB 55,03 – j 1,99 228,8 MHz Ket : Y = posisi DGS berada ditengah Grafik hasil iterasi antena dilakukan dengan mengubah-ubah posisi DGS dan mensimulasikan beberapa parameter antena yang akan di uji. Adapun grafik hasil simulasi beberapa parameter antena tersebut adalah seperti yang ditunjukkan masing-masing padaGambar 4.17 , Gambar 4.18, Gambar 4.19, dan Gambar 4.20. Universitas Sumatera Utara 61 Gambar 4.17 Nilai VSWR Hasil Simulasi Perubahan Posisi DGS Gambar 4.18 Nilai Return Loss Hasil Simulasi Perubahan Posisi DGS Gambar 4.19 Nilai Gain Hasil Simulasi Perubahan Posisi DGS Universitas Sumatera Utara 62 Gambar 4.20 Nilai Impedansi Hasil Simulasi Perubahan Posisi DGS

4.4 Analisis Antena Optimal