METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Status Kawasan

1.2. Tujuan

Studi ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mutakhir dari potensi kawasan dan permasalahan serta ancaman terhadap pengembangan dan pengelolaan kawasan SM KGLTL yang berupa ekosistem mangrove.

II. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Lokasi Kegiatan Pengamatan lapangan dilakukan bulan Februari 1999. Kegiatan pengamatan dilakukan di kawasan SM KGLTL Lampiran 1, sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No. 811KptsUm11 1980 tanggal 5 November 1980. 2.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam kajian ini adalah a peta kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut yang merupakan hasil interpretasi Citra Landsat 5 TM Band 542, 8 Juli 1995, dan b sumber pustaka tentang SM KGLTL. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah peralatan survey, seperti meteran, tambang, kompas, teropong dan lainnya. 2.3. Metode Kegiatan Kajian ini dilakukan dengan pengamatan secara umum melalui penjelajahan ringan terhadap a kondisi biofisik kawasan, yang meliputi vegetasi, satwa, tanah, dan perairan, dan b kondisi sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan. Selain itu juga dilakukan dengan pengumpulan data sekunder tentang kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Status Kawasan

Kelompok hutan mangrove di Karang Gading dan Langkat Timur Laut ditunjuk sebagai kawasan Suaka Alam, yakni Suaka Margasatwa oleh Menteri Pertanian melalui Surat Keputusan Nomor 811Kpts.Um111980 tanggal 5 November 1980 dengan luas sekitar 15.765 ha. Berdasarkan pengamatan di lapangan, penunjukkan kawasan tersebut sebagai Suaka Margasatwa sangat beralasan, karena: a. Kawasan hutan di Karang Gading dan Langkat Timur Laut merupakan habitat berbagai satwa liar, terutama berbagai jenis burung dan merupakan salah satu tempat persinggahan jenis-jenis burung migran dari Eropa dan Siberia menuju Australia dan Selandia Baru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Giesen dan Sukotjo 1991 dilaporkan bahwa di kawasan SM KGLTL dijumpai 44 jenis burung, dimana 13 diantaranya merupakan burung migran, 12 jenis mamalia, dan 13 reptilia. b. Hutan mangrove di daerah yang bersangkutan membentuk ekosistem mangrove dengan hamparan yang cukup kompak dan luas yang mencirikan perwakilan mangrove di kawasan Indonesia bagian barat. Giesen dan Sukotjo 1991, melaporkan bahwa kawasan SM KGLTL ditumbuhi oleh 37 jenis dari 21 suku 2002 digitized by USU digital library 2 Lampiran 2. Berdasarkan kategori Tomlinson 1986, vegetasi yang dijumpai tersebut terdiri atas major component: 10 jenis, minor component: 6 jenis, dan mangal associate: 21 jenis. c. Kondisi seperti ini menjadikan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut merupakan satu-satunya Suaka Margasatwa di Indonesia yang keseluruhan arealnya merupakan tipe ekosistem mangrove. Dengan demikian, status kawasan ini sebagai Suaka Margasatwa sangat beralasan untuk dipertahankan.

3.2. Gangguan Kawasan