Bidang Pendidikan Gambaran Umum Myanmar .1 Kondisi Geografis

panennya pada pemerintah dengan harga lebih rendah dari harga di pasaran bahkan rakyat dipaksa untuk menjual hasil panennya pada pemerintah saja, hal ini diterapkan oleh pemerintah karena ingin memperkuat posisi monopolinya terutama untuk kegiatan eksport ke luar negeri. Belum lagi praktek korupsi yaitu para pejabat yang ingin memperkaya diri sendiri dilakukan oleh para pejabat militer. Salah atur missmanagement tidak hanya terjadi pada bidang pertanian, bidang lainnya seperti penangkapan ikannelayan juga mengalami hal serupa. Pemerintah militer mewajibkan warganya yang ingin menangkap ikan agar terlebih dulu mendapatkan izin dan pembayaran sejumlah uang pada pemerintah terutama pada saat alat tangkapnya adalah jala, praktis karena aturan ini hanya nelayan kaya saja yang mampu mendapat izin dimaksud karena biayanya cukup mahal. Sedangkan bagi nelayan tradisional di mana mereka tidak mampu membayar harga perizinan, maka mereka hanya bisa menangkap ikan sekedar dipakai untuk kebutuhan sehari- hari mereka. Sehingga kembali terdapat faktor kuat penyebab semakin banyaknya jumlah pengangguran, kemiskinan, praktek prostitusi dan orang terlibat dalam perdagangan obat-obat terlarang di Myanmar.

2.1.5 Bidang Pendidikan

Aturan-aturan ketat yang diterapkan oleh pemerintah Myanmar terhadap warganya juga terjadi pada bidang pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa pembatasan kebebasan warga untuk bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, pembatasan tersebut terwujud melalui adanya suatu aturan kontrak di mana aturan tersebut mengharuskan warganya untuk tidak akan terlibat dalam seluruh kegiatan yang dapat mengancam pemerintahan militer. Keadaan itu menjadi penyebab rendahnya tingkat sumber daya manusia SDM di Myanmar. Kesulitan dalam hal pembiayaan pendidikan juga turut memperburuk tingkat SDM di Myanmar. Ini terbukti dengan banyaknya anak setingkat sekolah dasar harus putus sekolah karena orang tua mereka tidak mampu membayar mahalnya biaya pendidikan. Faktor lain yang turut berpengaruh bagi rendahnya kualitas sumber daya manusia di Myanmar adalah akses terhadap informasi juga dibatasi. Pemerintah militer melakukan pengawasan ketat terhadap pemakaianakses teknologi internet. Untuk dapat memanfaatkan internet mereka harus mendapatkan izin dari pemerintah, jika melanggar peraturan ini mereka akan dijatuhi sanksi hukuman penjara selama 15 tahun. Rendahnya gaji guru dan dosen di Myanmar menyebabkan sistem pendidikan berjalan tidak baik. Secara umum para pendidik di Myanmar menerima suap untuk memberi nilai pada anak didiknya. Seorang dosen di Myanmar menerima bayaran sekitar 7-8 US perbulan, sedangkan profesor dibayar sebesar 20 US perbulannya 43 . Adanya sanksi dari negara-negara barat semakin memperburuk kualitas sumber daya manusia di Myanmar. Ketika Myanmar berada di bawah pemerintahan PM U Nu, Amerika Serikat memberikan beasiswa kepada masyarakat Myanmar yang memiliki prestasi baik guna menambah ilmunya di negara barat. Tetapi setelah kudeta militer, negara barat tidak lagi memberikan beasiswa pada rakyat Myanmar. Larangan bagi masyarakat Myanmar untuk bepergian ke wilayah Amerika Serikat dan Uni Eropa semakin mempersulit rakyat Myanmar guna mendapatkan pendidikan lebih baik. Sampai saat ini negara yang memberikan beasiswa kepada rakyat Myanmar berasal dari negara-negara seperti: Jepang, Cina, India, Malaysia, Singapura dan Philipina.

2.2 Gambaran Umum Etnis Rohingya