Konsep Ethnonasional Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka penulis mengajukan permasalahan berikut : “Mengapa pemerintah Myanmar melaksanakan tindakan diskriminasi terhadap etnis Rohingya?”

1.4 Kerangka Pemikiran

Kerangka dasar pemikiran sangatlah diperlukan dalam setiap penelitian ilmiah. Kerangka dasar pemikiran adalah landasan berpijak dalam pemikiran mengenai isu atau pendapat dengan menggunakan teori-teori atau konsep untuk memecahkan dan menganalisa masalah. Kerangka dasar pemikiran dipakai sebagai jembatan antara permasalahan dengan argumen yang diajukan penulis. Dalam bahasan ini penulis menggunakan konsep ethnonasional, teori diskriminasi, konsep etnis. Dipilihnya konsep ethnonasional, teori diskriminasi, konsep etnis karena ketiganya mampu memberikan landasan bagi penjelasan permasalahan yang dibahas.

1.4.1 Konsep Ethnonasional

Ethnonasional sendiri diartikan sebagai: “ethnonationalist are relatively large and regionally concentrated ethnic groups that live within the boundaries of one state or of several adjacent states;their modern political movement are directed toward achieving greater autonomy or independent statehood 16 ” Menurut penjelasan tersebut, maka konsep ethnonasional diartikan sebagai sekelompok orang dalam jumlah besar dan tinggal secara terpusat di suatu wilayah khususnya di wilayah perbatasan negara. Pergerakan politiknya diarahkan pada upaya pencapaian otonomi lebih besar bahkan mendapatkan kemerdekaan. Pernah mengalami kejayaan pada masa lalu dan hal ini sering dijadikan alasan untuk menuntut otonomi atau merdeka terlepas dari kenyataannya apakah kelompok ethnonasionalis memiliki kekuatan sebanding dengan negara induk atau tidak. 16 Gurr, T. R. Ethnic Conflict in World Politics. University of Mary Land at College Park, Barbara. H, US Naval Academy, West View Press Bolder Sanfransisco Oxford. Melihat pada ciri-ciri disebutkan di atas, maka warga etnis Rohingya dapat dikelompokkan sebagai ethnonasionalis karena mereka menghuni suatu wilayah secara terpusat tepatnya di negara bagian Arakan wilayah utara, mereka juga menghuni wilayah perbatasan negara tepatnya perbatasan antara Myanmar dengan Bangladesh. Sejarah keberadaan etnis Rohingya juga ditandai dengan adanya kejayaan masa lalu, tepatnya sebelum Myanmar mendapatkan kemerdekaan dari penjajah Inggris. Terdapat Kerajaan Islam Din Nya Waddy berdiri sejak 146 masehi, mampu bertahan cukup lama bahkan sempat menguasai wilayah Arakan pada 1430. Tetapi, raja beserta pengikutnya terpaksa mencari perlindungan di Bengali paska invasi kerajaan Burma di bawah pimpinan Raja Boddawpaya tahun 1440 mengakibatkan warga etnis Rohingya tidak tersisa sama sekali. Etnis Rohingya juga pernah melaksanakan pergerakan dengan membawa tuntutan pada pemerintah agar wilayah Arakan hanya diperuntukkan bagi etnis Muslim Rohingya meskipun pergerakan tersebut akhirnya dapat dikendalikan oleh pemerintah.

1.4.2 Teori Diskriminasi