Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng

45

4.5 Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng

Menurut Asdak 2004:365, faktor indeks topografi L dan S, masing-masing mewakili pengaruh panjang dan kemiringan terhadap besarnya erosi. Dua unsur topografi tersebut sangat berpengaruh terhadap terjadinya erosi. Semakin panjang dan curamnya suatu lereng maka erosi yang terjadi akan lebih besar karena aliran permukaan yang terjadi semakin tinggi, begitu pula sebaliknya semakin pendek dan datarnya suatu lereng maka kemungkinan terjadinya erosi akan lebih kecil. Dalam penentuan nilai faktor panjang dan kemiringan lereng LS digunakan peta SRTM DEM Digital Elevation Model dalam format grid. Faktor LS dapat ditentukan dengan menurunkan data DEM menjadi slope dalam satuan persen. Dengan menginput titik yang sudah diambil menggunakan GPS ke dalam peta kelerengan, serta menggunakan tabel 3.2 sebagai acuan dalam menentukan nilai LS, maka nilai LS disajikan pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Faktor LS Length Slope kebun kopi Desa Pace Zona Plot Elevasi mdpl Klasifikasi LS Nilai LS 1 1 588 5 – 15 1,20 2 605 15 – 35 4,25 3 513 40 12,00 4 585 40 12,00 5 508 15 – 35 4,25 2 6 483 40 12,00 7 498 40 12,00 8 408 40 12,00 9 385 15 – 35 4,25 10 443 35 – 40 9,50 3 11 267 5 – 15 1,20 12 278 5 – 15 1,20 13 279 5 – 15 1,20 14 313 5 – 15 1,20 15 283 5 – 15 1,20 Sumber : hasil analisis spasial ArcGIS 10.0, 2014. 52 Berdasarkan tabel 4.7, kebun kopi desa Pace memiliki kelerengan yang bervariasi. Kelerengan kebun kopi pada lokasi yang diamati berkisar dari 15 sampai dengan 40. Untuk kelerengan 5 – 15 memiliki nilai LS 1,20, kelerengan 15 – 35 adalah 4,25, kelerengan 35 – 40 adalah 9,50 dan kelerengan 40 adalah 1,20. Dari ketiga zona, rata-rata nilai LS yang paling tinggi adalah zona 2 dengan nilai LS rata-rata 9,95. Hal ini membuktikan bahwasanya ketinggian suatu tempat tidak menjadi tolak ukur bahwa tempat tersebut memiliki tingkat kelerengan yang tinggi. Kartasapoetra 2005 menyatakan bahwa semakin panjang lereng maka akan semakin besar kecepatan aliran air di permukaan tanah sehingga pengikisan terhadap bagian-bagian tanah semakin besar. Pada lahan yang datar, percikan butiran hujan melemparkan partikel tanah ke segala arah secara acak, sedangkan pada lahan miring butiran hujan lebih banyak melemparkan partikel tanah ke bawah dan akan semakin besar dengan tingginya kemiringan lereng. 45 Gambar 4.4 DEM Digital Elevation Model kebun kopi Desa Pace sumber : hasil analisis spasial ArcGIS 10.0, 2014 43 33 45 Gambar 4.5 Peta kelerengan kebun kopi Desa Pace sumber : hasil analisis spasial ArcGIS 10.0, 2014 44 45

4.6 Indeks Pengelolaan Tanaman dan Teknik Konservasi CP