45
4.6 Indeks Pengelolaan Tanaman dan Teknik Konservasi CP
Faktor C adalah salah satu faktor yang menunjukkan keseluruhan pengaruh dari vegetasi, seresah, kondisi permukaan tanah, dan pengelolaan lahan terhadap
besarnya tanah yang hilang erosi. Teknik konservasi faktor P adalah cara dalam mengolah sumber daya alam sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Penentuan teknik konservasi yang sesuai dengan lahan pertanian akan banyak membantu dalam pengurangan laju erosi. Tindakan konservasi tertentu akan
mengurangi laju erosi dibandingkan dengan lahan tanpa adanya tindakan konservasi.
Faktor CP diperoleh dari survey yang dilakukan pada lokasi penelitian. Untuk nilai CP diperoleh dari lampiran A. Berikut nilai CP pada kebun kopi:
Tabel 4.8 Faktor CP kebun kopi Desa Pace Zona
Keterangan Nilai CP
1 Perkebunan dengan tutupan lahan
berupa rumput 0,06
2 Perkebunan dengan tutupan lahan
sedang 0,02
3 Kebun pekarangan
0,07
Sumber : data diolah, 2014
Pada zona 1, tanaman yang ditanam pada lokasi tersebut adalah tanaman kopi dengan tutupan lahan berupa rumput, karena pada zona ini rumput yang berada
disekitar tanaman dibiarkan tumbuh menutupi tanah.Zona 2 memiliki tanaman penutup lahan berupa daun-daun dari tanaman kopi yang dibiarkan jatuh kebawah
dan tanaman semusim berupa jagung.Pada lokasi ini, kebun kopi adalah milik PDP dan dikelola oleh masyarakat disekitar perkebunan. Pada zona 3 adalah
kebun pekarangan. Kebun kopi rakyat ini mayoritas terletak di pekarangan atau disekitar rumah.
52
4.7 Estimasi Erosi Kebun Kopi Desa Pace
Berdasarkan perhitungan dengan acuan metode MUSLE dengan menggunakan persamaan 2.3, masing-masing zona pada lokasi penelitian menunjukkan tingkat
erosi yang berbeda.Nilai pendugaan erosi rata-rata pada masing-masing zona disajikan pada tabel 4.9 di bawah ini
Tabel 4.9 Estimasi erosi kebun kopi Zona
Plot Rw
m
2
jam Nilai
K Nilai LS
CP Luas lahan
ha Erosi
tonhatahun 1
1 2921,96
0,28 1,20
0,06 1,00
40,16 2
2921,96 0,28
4,25 0,06
2,00 284,47
3 2921,96
0,28 12,00
0,06 1,00
401,60 4
2921,96 0,28
12,00 0,06
1,25 321,28
5 2921,96
0,28 4,25
0,06 2,00
71,11 2
6 2921,96
0,16 12,00
0,02 0,25
535,47 7
2921,96 0,16
12,00 0,02
0,25 535,47
8 2921,96
0,16 12,00
0,02 0,25
535,47 9
2921,96 0,16
4,25 0,02
0,25 189,64
10 2921,96
0,16 9,50
0,02 0,25
423,91 3
11 2921,96
0,16 1,20
0,07 1,00
81,99 12
2921,96 0,16
1,20 0,07
0,5 163,99
13 2921,96
0,16 1,20
0,07 2,00
40,99 14
2921,96 0,16
1,20 0,07
1,25 65,59
15 2921,96
0,16 1,20
0,07 1,00
81,99 sumber : data diolah, 2014.
Dengan menggunakan tabel 4.9 sebagai acuan, dapat ditulis estimasi erosi rata- rata pada masing-masing zona adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Estimasi erosi rata-rata pada kebun kopi Zona
Rata-rata nilai K
Rata-rata nilai LS
Rata-rata nilai CP
Rata-rata erosi tonhatahun
1 0,16
6,74 0,06
244,71 2
0,16 9,95
0,02 372,14
3 0,28
1,2 0,07
41,62 sumber : data diolah, 2014.
52
Tabel 4.9 merupakan nilai pendugaan sedimen menggunakan metode MUSLE. Dari tabel tersebut setiap lahan pada masing-masing zona memiliki nilai sedimen
dan erosi yang berbeda, hal ini disebabkan jenis tanah, faktor panjang dan kemiringan lereng LS serta pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi CP
menunjukkan nilai yang berbeda. Pada zona 1, nilai erodibilitas dengan kategori agak tinggi sebesar 0,28,
faktor LS rata-rata sebesar 6,74 dengan nilai CP rata-rata yakni 0,06 dihasilkan estimasi erosi rata-rata sebesar 244,71 tonhatahun.
Pada zona 2, nilai erodibilitas lebih rendah dibandingkan dengan zona 1 yakni 0,16, faktor LS rata-rata sebesar 9,95 dengan nilai CP rata-rata yakni 0,02
dihasilkan estimasi erosi rata-rata sebesar 372,14 tonhatahun. Untuk zona 3, memiliki nilai erodibilitas yang sama dengan zona 2 yakni
0,16, faktor LS rata-rata sebesar 1,2 dengan nilai CP rata-rata yakni 0,07 dihasilkan estimasi erosi rata-rata sebesar 41,62 tonhatahun.
4.8 Analisis Regresi