berat badan, frekuensi menerima perawatan antenatal, infeksi genitourinaria, pengunaan antibiotik, dan riwayat perawatan periodontal; ibu yang menderita
periodontitis 4.47 kali lipat lebih tinggi untuk melahirkan secara prematur dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita periodontitis OR=4.47, 95 CI=2.43,
8.20. Hanya kenaikan berat badan maternal dan adanya riwayat infeksi genitourinaria yang memperlihatkan adanya efek pada hubungan antara periodontitis
dan kelahiran prematur tabel 1. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa periodontitis dapat
meningkatkan resiko kelahiran prematur bahkan juga di antara ibu yang tidak merokok ataupun mengkonsumsi alkohol.
3.2 Penelitian yang menolak adanya efek periodontitis terhadap kesehatan bayi yang dilahirkan
Tidak semua penelitian menemukan adanya hubungan antara penyakit periodontal, kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
9
Untuk melihat pernyataan penolakan adanya efek periodontitis terhadap kesehatan bayi yang
dilahirkan, dikutip hasil penelitian oleh Davenport dkk. Penelitian yang dilakukan oleh Davenport dkk.
14
bertujuan untuk meneliti hubungan antara penyakit periodontal maternal dan PLBW. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 236 orang ibu yang ditetapkan sebagai kasus dan 507 orang ibu yang ditetapkan sebagai kontrol; dengan persyaratan sampel yaitu tidak
menderita penyakit jantung bawaan dan mengkonsumsi antibiotik. Kasus mewakili ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram dan lahir pada
Universitas Sumatera Utara
usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Kontrol mewakili ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram dan lahir pada usia kehamilan lebih dari 38
minggu. Pengukuran periodontal dilakukan dengan tidak mengetahui sama sekali
status kasus dan kontrol. Kedalaman saku periodontal maksimum milimeter, level inflamasi jaringan periodontal berdasarkan pada indeks perdarahan dengan skor 0-3
dan skor CPITN Community Periodontal Index of Treatment Need dengan skor 0-4 dicatat pada setiap gigi. Kehilangan perlekatan milimeter juga diukur pada sepuluh
gigi dengan kerusakan paling parah pada setiap subjek. Faktor resiko yang dihubungkan dengan penyakit periodontal dan PLBW
diperiksa melalui kuisioner. Kuisioner mencakup informasi mengenai konsumsi tembakau kebiasaan merokok, mengunyah sirih yang ditambahkan tembakau,
konsumsi alkohol, kesehatan umum maternal pada masa kehamilan, infeksi termasuk infeksi genitourinaria, perawatan dental, tingkat pendidikan dan perawatan ante natal.
Pada setiap subjek dikalkulasi nilai rata-rata kedalaman saku, indeks CPITN, dan indeks perdarahan pada setiap gigi. Penelitian ini menggunakan analisa regresi
logistik untuk menilai hubungan antara status kasus dan kontrol dan hasil pengukuran keparahan penyakit periodontal.
Mereka menemukan bukti bahwa kenaikan nilai rata- rata kedalaman saku pada saat persalinan dihubungkan dengan penurunan resiko
PLBW yang terjadi. Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Hubungan antara PLBW dengan pengukuran status periodontal ES Davenport, et.al. J
Dent Res 2002;815:316 Nilai rata-rata 95 CI
Odds ratios 95 CI [nilai P] per unit kenaikan
Kasus n=236
kontrol n=507
Semua subjek, Perkiraan
hubungan yang terjadi
Semua subjek, disesuaikan
dengan variabel
ekstrinsik Pengurangan
subjek 70 kasus
dengan kelahiran
yang diinduksi
Nilai rata-rata kedalaman saku
pada ibu 3.72
[3.62, 3.83] 3.85
[3.78, 3.92] 0.83
[0.68, 1.00] [0.051]
0.79 [0.64, 0.99]
[0.036] 0.87
[0.69, 1.11] [0.26]
Nilai rata-rata indeks
perdarahan pada ibu
1.05 [0.97, 1.12]
1.09 [1.04, 1.14]
0.88 [0.67, 1.16]
[0.38] 0.88
[0.64, 1.19] [0.40]
0.99 [0.70, 1.40]
[0.96] Nilai rata-rata
CPITN pada ibu 2.59
[2.53, 2.66] 2.63
[2.59, 2.67] 0.85
[0.62, 1.17] [0.32]
0.84 [0.58, 1.21]
[0.35] 0.95
[0.63, 1.44] [0.83]
disesuaikan dengan umur maternal, grup etnik, edukasi maternal, merokok, konsumsi alkohol, sejumlah infeksi pada masa kehamilan, dan hipertensi kehamilan
Tabel 2 memperlihatkan nilai rata-rata status periodontal ibu yang ditetapkan sebagai kasus dan kontrol, bersamaan dengan hasil analisis regresi logistik yang
menguji hubungan antara status periodontal dengan PLBW. Tidak ada bukti yang memperlihatkan adanya hubungan antara kenaikan level penyakit periodontal dengan
kenaikan resiko PLBW. Bukti yang ada memperlihatkan hubungan terbalik antara nilai rata-rata kedalaman saku subjek dan PLBW OR 0.83, 95 CI, 0.68–1.00.
Kontrol terhadap umur maternal, grup etnik, edukasi maternal, merokok, konsumsi alkohol, sejumlah infeksi pada masa kehamilan, dan hipertensi kehamilan
menghasilkan sedikit perubahan pada hasil ini OR 0.79, 95 CI, 0.64–0.99. Saat dilakukan pengurangan sebanyak 70 subjek kasus dengan kelahiran yang diinduksi
pada analisis ini, hubungan yang sama juga ditemukan OR 0.87, 95 CI, 0.69–1.11.
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak ditemukan adanya bukti bahwa penyakit periodontal maternal memiliki hubungan dengan kenaikan resiko PLBW.
------oOo------
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 EFEK TERAPI PERIODONTAL TERHADAP KESEHATAN