Penyebab Kanker Serviks Faktor Risiko Kanker Serviks

Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009. mampu menjelaskan derajat abnormalitas sel yang tidak jelas Soepardiman, 2002. 2.2. Kanker Serviks 2.2.1. Definisi Kanker Serviks Kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi pertumbuhan sel-sel baru neoplastic cells yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali Mills, 2002. Sementara kanker serviks merupakan proses keganasankanker yang berasal dari sel-sel leher rahim yang tidak normal akibat pertumbuhan yang tidak terkendali Cherath Alic, 2006. Hampir 85, kanker serviks berasal dari epitel selapis pipih squamous cell carcinoma dan 15 merupakan adenocarcinoma yang berasal dari sel penghasil mucus di endoserviks, yaitu bagian dari serviks yang dekat dengan rahim. Jenis lain dari kanker serviks adalah adenosquamous carcinoma yang merupakan gabungan dari kedua jenis kanker tersebut Crowder, Lee, and Santoso, 2001.

2.2.2. Penyebab Kanker Serviks

Penyebab pasti kanker serviks sampai saat ini belum sepenuhnya diketahui. Namun, dalam beberapa tahun belakangan ini, penemuan biologi molekuler telah menunjukkan bahwa HPV Human papilomavirus turut berperan dalam terjadinya kanker serviks Hillegas, 2005. Seperti yang dilaporkan oleh Hausen 1991 dalam Nuryatuti 2007 bahwa infeksi HPV dapat dideteksi pada 80-90 pasien displasia dan kanker leher rahim. HPV adalah DNA virus yang menular secara seksual dan menimbulkan proliferasi pada permukaan epidermal dan mukosa. Infeksi sering terjadi pada wanita yang aktif secara seks. Dalam studi lebih lanjut, dibuktikan bahwa HPV yang menginfeksi mukosa anogenital dibagi dalam 3 grup, yaitu tipe high risk oncogenic tipe 16, 18, 45, 56, tipe intermediate risk oncogenic tipe 31, 33, 35, 51, 52, 54 dan tipe low risk oncogenic tipe 6, 11, 42, 43, 44. Yang lebih berperan Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009. dalam terbentuknya lesi prakanker dan kanker serviks adalah HPV tipe high risk oncogenic Doeberitz, et al., 1991. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bosch, dkk pada tahun 1995 dalam Nuryastuti 2007 menunjukkan bahwa HPV tipe 18 merupakan tipe yang paling sering ditemukan pada pasien kanker serviks di Indonesia 48,9, kemudian disusul oleh HPV tipe 16 31,9 dan HPV tipe 45 8,5. Karsinogenesis bermula ketika DNA HPV tipe high risk oncogenic berintegrasi dengan genome sel serviks yang menyebabkan kemungkinan terjadinya mutasi. Bila mutasi terjadi pada gen p53, suatu gen yang menekan proses pertumbuhan neoplasma, maka fungsi gen tersebut menjadi terganggu dan neoplasma akan terbentuk Tiro et al., 2007.

2.2.3. Faktor Risiko Kanker Serviks

Faktor risiko untuk kanker serviks adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan inisiasi transformasi atipik serviks dan perkembangan dari displasia. Transformasi atipik merupakan daerah atipik abnormal yang terletak di antara perbatasan sel-sel squamouscolumnar serviks yang asli dengan sel-sel yang baru terbentuk akibat metaplasia sel columnar menjadi sel squamous Aziz, 2002. Faktor risiko tersebut terutama berhubungan dengan riwayat seksual. Dari studi epidemiologi, kanker serviks berhubungan erat dengan perilaku seksual seperti mitra seksual yang multipel dan usia pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual. Risiko meningkat lebih dari 10 kali bila wanita berhubungan seksual dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seksual pertama di bawah umur 15 tahun Dalirmatha, 2004. Selain itu, risiko juga meningkat bila berhubungan seksual dengan pria berisiko tinggi pria yang berhubungan seks dengan banyak wanita, atau pria yang mengidap penyakit “jengger ayam” kondiloma akuminata. Faktor risiko lainnya adalah usia, paritas, rokok, dietnutrisi, pemakaian kontrasepsi, sosial ekonomi rendah, dll. Menurut WHO 2005, wanita yang Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009. berusia 40-45 tahun memiliki risiko tertinggi untuk mengidap kanker serviks. Dari segi paritas, wanita yang multiparitas jumlah anak 4 orang juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok Dalirmatha, 2004. Sebuah penelitian pada tahun 2003 menunjukkan adanya hubungan antara wanita yang obesitas dengan kejadian cervical adenocarcinoma. Akan tetapi, wanita yang mengalami defisiensi asam folat, vitamin C, vitamin E, dan beta carotinretinol juga memiliki hubungan terhadap peningkatan risiko kanker serviks. Selain itu, kanker serviks juga berhubungan dengan peningkatan kadar estrogen atau hormon wanita lainnya. Hal ini terlihat pada peningkatan kejadian kanker serviks pada wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral dalam jangka panjang Odle, Cherath, and Alic, 2006.

2.2.4. Perkembangan Kanker Serviks