Penyimpanan dan penataan Pelayanan di apotek

5. pembukuan accounting, untuk dapat menyajikan laporan khususnya keuangan yang tepat isi dan tepat waktu. 2.3. Pengelolaan ObatPerbekalan Farmasi 2.3.1. Pembelian Pembelian perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan. Dalam proses pembelian, banyak pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan untuk menentukan keputusan yang terbaik. Salah satu pertimbangan tersebut tentunya adalah dari visi farmasis yakni pengadaan yang mengarah pada terjaminnya ketersediaan obat yang tepat baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Misalnya perlu diperhatikan keabsahan sumber, jaminan kualitas, pelayanan purna jual, jangka waktu pelayanan dan sebagainya.

2.3.2. Penyimpanan dan penataan

Untuk kegiatan penyimpanan difokuskan pada tujuan agar tetap terjaminnya kualitas obat sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai yang ditetapkan. Hal ini memerlukan wawasan pendukung yang memadai serta tenaga yang cukup terlatih. Prosedur dan administrasi penyimpanan barang persediaan diatur dengan memperhatikan sistem First In First Out FIFO, First Expired First Out FEFO, bentuk dan jenis obat.

2.3.3. Pelayanan di apotek

Dalam mengelola perbekalan farmasi khususnya obat di apotek terdapat 2 jenis pelayanan yaitu : 1. Pelayanan disaat penjualan sales service Yaitu: palayanan yang diberikan oleh apotek kepada konsumen pada saat konsumen sedang membeli obat di apotek. Jenis pelayanan ini antara lain : • Keramahan yaitu : petugas apotek disaat menyambut kedatangan konsumen. Iviyani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 27 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 • Keamanan dan kenyaman yaitu : petugas apotek selalu menjaga keamanan dan kenyamanan fasilitas konsumen yang berupa ruang tunggu, toilet, musholla, halaman parkir yang aman, sehingga dapat memberikan perasaan tenang dan dapat mengurangi tingkat emosi konsumen yang sedang labil. • Kelengkapan onat yaitu : petugas apotek harus menjaga kelengkapan barang stock, sehingga dapat meringankan biaya dan tenaga konsumen, karena tidak harus berpindah ke apotek lain. • Kecepatan pelayanan yaitu : petugas apotek harus selalu bekerja teliti dan cepat agar waktu tunggu memperoleh obat tidak lama. • Harga yang sesuai dengan kualitas barang dan pelayanan. • Informasi yaitu : petugas apotek baik diminta ataupun tidak, harus selalu pro-aktif memberi informasi tentang obat dan waktu penggunaan obat, jumlah pemakaian dalan sehari, cara penyimpanan, efek samping, sehingga membuat konsumen merasa aman dengan obat yang dibeli. 2. Pelayanan sesudah penjualan After sales service yaitu pelayanan yang diberikan oleh apotek kepada konsumen setelah membeli dan menggunakan obat. Jenis pelayanan ini berupa : • Pelayanan informasi data penggunaan obat konsumen yaitu : mengenai nama, alamat, umur, status, waktu membeli obat, jenis obat yang dibeli dan alamat dokter penulis resep. • Peduli terhadap penggunaan obat oleh konsumen yaitu setelah 3-4 hari, petugas menanyakan efek obat terhadap penyakitnya. • Jaminan yaitu : petugas apotek siap menukarkan obat yang rusak, kurang atau tidak sesuai dengan permintaan resep dan mengantar kerumah konsumen tanpa ada biaya tambahan. Iviyani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 27 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

2.3.4. Administrasi