Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Mitha Farma Medan

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI KOMUNITAS

di

Apotek Mitha Farma

Medan

Disusun oleh:

Iviyani, S.Farm. 063202111

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI KOMUNITAS

di

Apotek Mitha Farma

Medan

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan

Disusun oleh:

Iviyani, S.Farm. 063202111

Apotek Mitha Farma

Medan

Pembimbing,

Drs. MH. Thamrin, Apt

SIK. 2556/B

Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.

NIP. 131 283 716


(3)

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi di Apotek Mitha Farma Medan dan penyusunan laporan ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. MH. Thamrin., Apt. selaku pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek (APA) serta Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Profesi.

2. Bapak Prof. Dr.Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan.

3. Bapak Drs. Wiryanto, M.S., Apt. selaku koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan

4. Seluruh karyawan Apotek Mitha Farma Medan.

Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada kita semua, Amin.

Medan, Januari 2008


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK... 3

2.1 Apotek dan Apoteker Pengelola Apotek (APA) ... 3

2.1.1 Bisnis dan Sosial ... 4

2.2 Pengertian dan Fungsi Manajemen ... 4

2.3 Pengelolaan Obat/Perbekalan Farmasi... 5

2.3.1 Pembelian... 5

2.3.2 Penyimpanan dan Penataan... 5

2.3.3 Pelayanan di apotek... 5

2.3.4 Administrasi ... 7

2.4 Perpajakan ... 7

2.4.1 Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21) ... 7

2.4.2 Pajak Pertambahan Nilai (PPn)... 7

BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK MITHA FARMA... 8

3.1 Letak ... 8

3.2 Struktur Organisasi dan Personalia ... 8

3.3 Kegiatan Apotek Mitha Farma... 9

3.3.1 Pengadaan (Pembelian Perbekalan Farmasi) ... 9


(5)

3.3.3 Penjualan (Pelayanan)... 11

3.3.4 Pelayanan Resep ... 11

3.3.5 Pelayanan Penjualan Bebas... 12

3.3.6 Administrasi ... 12

3.3.7 Pengawasan Keuangan... 13

BAB IV PEMBAHASAN... 14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 16

5.1 Kesimpulan ... 16

5.2 Saran... 16

DAFTAR PUSTAKA... 17


(6)

DARTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Mitha farma... 8


(7)

DARTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran.1 Surat Pasanan... 18

Lampiran.2 Surat Pesanan Narkotika... 19

Lampiran.3 Surat Pesanan Psikotropika ... 20

Lampiran.4 Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika... 21

Lampiran.5 Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika ... 22

Lampiran.6 Laporan Pemakaian Narkotika ... 23

Lampiran.7 Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Obat Keras Tertentu... 24

Lampiran.8 Laporan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)... 25


(8)

BAB I PENDAHULUAN

Sebagaimana yang tercantum dalam Permenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 bahwa satu-satunya profesi yang diberi wewenang untuk mengatur, mengawasi dan melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan kefarmasian adalah apoteker.

Sesuai dengan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang pelayanan kefarmasian diapotek, dinyatakan bahwa pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari produk ke pasien yang mengacu pada pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Dalam pelaksanaan pharmaceutical care itu terjadi suatu proses kolaborasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat oleh pasien (drug related problem). Untuk mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan baik, maka dituntut wujud peran apoteker yang mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan prilaku sehingga dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien dalam penanganannya di masyarakat (ptien oriented). Bentuk interaksi langsung ini dapat dilakukan dengan melaksanakan penggalian informasi (konseling) yaitu suatu proses komunikasi dua arah antara apoteker dengan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan.

Sebagai tenaga profesional yang terlatih di bidangnya, seorang apoteker tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja, tapi juga harus memiliki keahlian manajemen. Untuk itu Apoteker Pengelole Apotek (APA) mempunyai tanggung jawab untuk menyeimbangkan fungsi tersebut demi terpeliharanya martabat dan tradisi luhur profesi farmasi.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukan pelaksanaan Praktek Kerja Profesi di Apotik untuk mahasiswa Program Pendidikan Profesi Apoteker. Penulis


(9)

dalam hal ini melaksanakan praktek kerja profesi di Apotik Mitha Farma di jalan Amaliun No. 11 Medan. Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Profesi di Apotik Swasta yang merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi apoteker adalah untuk mengetahui dan melihat secara langsung peranan, tugas dan fungsi apoteker sebagai APA. Diharapkan kelak mahasiswa mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai APA yang profesional sesuai dengan kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.


(10)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1. Apotek dan Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan farmasi adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan Menkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004).

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek diperbaharui setiap lima tahun sekali.

Pengelolaan apotek menurut Permenkes nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 yakni:

1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya

3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi

Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang profesional yang banyak berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai sumber informasi obat. Oleh karena itu, informasi obat yang diberikan pada pasien haruslah informasi yang lengkap yang mengarah pada orientasi pasien terdidik bukan pada orientasi produk. Dalam hal sumber informasi obat, seorang apoteker harus mampu memberi informasi yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman menggunakannya. Dengan demikian peran seorang apoteker di apotek sungguh- sungguh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.


(11)

2.1.1. Bisnis dan sosial

Dalam menjalankan usaha apotek, seorang APA harus mampu mengembangkan apoteknya, tetapi tidak melupakan fungsi sosialnya. Pertimbangannya adalah bahwa konsumen tidak mengerti (awam) tentang obat dan harga obat, serta tidak semua konsumen mampu membayar biaya obat, sehingga APA beserta stafnya dapat menginformasikan dan melayani kebutuhan obat sesuai dengan kemampuan setiap konsumennya yang datang ke apotek. 2.2. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai salah satu usaha atau kegiatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain.

Fungsi-fungsi manajemen dalam mengelola apotek yaitu :

1. Perencanaan (planning), menyusun program kerja untuk mencapai sasaran. 2. Pengorganisasian (organizing), menbagi-bagi pekerjaan yang ada diapotek

sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab pada setiap fungsi. 3. Kepemimpinan (actuating), melaksanakan program kerja sesuai dengan

tugas, wewenang dan tanggung jawab pekerjaannya serta sasaran yang akan dicapainya selama satu periode tertentu.

4. Pengawasan (controlling), melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan sistem operasional dan sasaran yang dicapai melalui indicator tingkat kenerhasilan pada setiap fungsi (pembelian, gudang, pelayanan, keuangan dan pembukuan).

Apotek mempunyai 5 (lima) kegiatan penting yaitu :

1. pembelian (purchasing), untuk memperoleh harga beli yang efisien dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

2. gudang (ware house), untuk mencegah resiko kerugian sekecil mungkin dari kehilangan kerusakan dan barang yang tidak laku.

3. pelayanan (servicing), untuk dapat memeberikan kepuasan kepada konsumen dan memeperoleh keuntungan yang optimal.

4. keuangan (financing), untuk mencegah resiko kerugian sekecil mungkin dari kehilangan kerusakan dan adanya uang palsu serta menjaga aliran kas (cash flow)


(12)

5. pembukuan (accounting), untuk dapat menyajikan laporan khususnya keuangan yang tepat isi dan tepat waktu.

2.3. Pengelolaan Obat/Perbekalan Farmasi 2.3.1. Pembelian

Pembelian perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan.

Dalam proses pembelian, banyak pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan untuk menentukan keputusan yang terbaik. Salah satu pertimbangan tersebut tentunya adalah dari visi farmasis yakni pengadaan yang mengarah pada terjaminnya ketersediaan obat yang tepat baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Misalnya perlu diperhatikan keabsahan sumber, jaminan kualitas, pelayanan purna jual, jangka waktu pelayanan dan sebagainya.

2.3.2. Penyimpanan dan penataan

Untuk kegiatan penyimpanan difokuskan pada tujuan agar tetap terjaminnya kualitas obat sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai yang ditetapkan. Hal ini memerlukan wawasan pendukung yang memadai serta tenaga yang cukup terlatih.

Prosedur dan administrasi penyimpanan barang persediaan diatur dengan memperhatikan sistem First In First Out (FIFO), First Expired First Out (FEFO), bentuk dan jenis obat.

2.3.3. Pelayanan di apotek

Dalam mengelola perbekalan farmasi (khususnya obat) di apotek terdapat 2 jenis pelayanan yaitu :

1. Pelayanan disaat penjualan (sales service) Yaitu: palayanan yang diberikan oleh apotek kepada konsumen pada saat konsumen sedang membeli obat di apotek. Jenis pelayanan ini antara lain :

• Keramahan yaitu : petugas apotek disaat menyambut kedatangan konsumen.


(13)

• Keamanan dan kenyaman yaitu : petugas apotek selalu menjaga keamanan dan kenyamanan fasilitas konsumen yang berupa ruang tunggu, toilet, musholla, halaman parkir yang aman, sehingga dapat memberikan perasaan tenang dan dapat mengurangi tingkat emosi konsumen yang sedang labil.

• Kelengkapan onat yaitu : petugas apotek harus menjaga kelengkapan barang (stock), sehingga dapat meringankan biaya dan tenaga konsumen, karena tidak harus berpindah ke apotek lain.

• Kecepatan pelayanan yaitu : petugas apotek harus selalu bekerja teliti dan cepat agar waktu tunggu memperoleh obat tidak lama.

• Harga yang sesuai dengan kualitas barang dan pelayanan.

• Informasi yaitu : petugas apotek baik diminta ataupun tidak, harus selalu pro-aktif memberi informasi tentang obat dan waktu penggunaan obat, jumlah pemakaian dalan sehari, cara penyimpanan, efek samping, sehingga membuat konsumen merasa aman dengan obat yang dibeli.

2. Pelayanan sesudah penjualan (After sales service) yaitu pelayanan yang diberikan oleh apotek kepada konsumen setelah membeli dan menggunakan obat. Jenis pelayanan ini berupa :

• Pelayanan informasi data penggunaan obat konsumen yaitu : mengenai nama, alamat, umur, status, waktu membeli obat, jenis obat yang dibeli dan alamat dokter penulis resep.

• Peduli terhadap penggunaan obat oleh konsumen yaitu setelah 3-4 hari, petugas menanyakan efek obat terhadap penyakitnya.

• Jaminan yaitu : petugas apotek siap menukarkan obat yang rusak, kurang atau tidak sesuai dengan permintaan resep dan mengantar kerumah konsumen tanpa ada biaya tambahan.


(14)

2.3.4. Administrasi

Administrasi yang dilakukan di apotek meliputi:

1. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan seluruh informasi mengenai arus uang dan barang meliputi buku kas, bank, pembelian, penjualan, ongkos-ongkos dan lain-lain.

2. Administrasi pelaporan yaitu pencatatan seluruh kegiatan yang mencakup obat-obat narkotika dan psikotropika.

2.4. Perpajakan

Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaannya atau penghasilannya kepada negara menurut Peraturan Perundang-Undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.

2.4.1. Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21)

PPh pasal 21 adalah pajak atas gaji/upah/honorarium, imbalan jasa dan lainnya yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang oleh pemberi kerja (majikan, bendaharawan pemerintah, perusahaan dan lain-lain) sehubungan dengan pekerjaan, jabatan dan hubungan kerja lainnya yang dilakukan di Indonesia.

Pajak Penghasilan (PPh Pasal 25)

Pajak penghasilan adalah pajak yang dipungut dari perusahaan atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan pada penghasilan bersih.

2.4.2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Menurut Undang-Undang PPn 1994 tarif PPn secara umum adalah 10% untuk semua barang yang kena pajak. PPn yang disetorkan ke kas negara oleh pengusaha kena pajak merupakan selisih dari Pajak Pertambahan Nilai dari pajak masukan dan pajak keluaran. Dimana pajak masukan adalah pajak pertambahan nilai yang dibayar oleh pengusaha kena pajak karena perolehan barang kena pajak dan atau jasa kena pajak.


(15)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS APOTEK MITHA FARMA

3.1. Letak

Apotek Mitha farma berlokasi di jalan Amaliun No. 11 Medan (depan Yuki Simpang Raya). Lokasi Apotek Mitha tergolong strategis karena merupakan daerah dekat pusat perbelanjaan, pemukiman penduduk dan di tepi jalan sehingga mudah dijangkau dan dilalui oleh kendaraan umum, juga terdapat beberapa tempat praktek dokter di sekitarnya.

3.2. Struktur Organisasi dan Personalia

Apotek Mitha dikelola oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) sekaligus Pemilik Sarana apotek (PSA) yang membawahi 2 orang Asisten Apoteker (1 orang untuk shift pagi dan 1 orang untuk shift sore/malam), kasir 1 orang, penjualan bebas 1 orang, kebersihan 1 orang. Struktur organisasi apotek Mitha dapat dilihat di bawah ini

KASIR ADMINISTRASI

APOTEKER PENGELOLA APOTEK (APA) PEMILIK SARANA APOTEKER

(PSA)

ASISTEN APOTEKER

I

ASISTEN APOTEKER

II

KEBERSIHAN PENJUALAN

BEBAS


(16)

3.3. Kegiatan Apotek Mitha Farma

3.3.1. Pengadaan (Pembelian perbekalan farmasi).

Proses pengadaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelian dan pemantauan hasil pembelian.

a. Perencanaan

Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jumlah barang yang akan dibeli, dengan memperhatikan kebutuhan, menentukan pemasokan dengan mempertimbangkan kecepatan pelayanan, potongan harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang akan dibayar.

Perencanaan pembelian dilakukan dengan cara:

1. Setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis harus dicatat dalam buku kosong yang diketahui dari pemeriksaan rutin setiap hari terhadap resep dan penjualan bebas.

2. Dicek apakah ada atau tidak stok barang

3. Menetapkan jumlah barang yang akan dibeli sesuai dengan laku atau tidaknya barangnya di apotek.

4. Barang yang sudah dipastikan untuk dibeli dicatat dalam buku pesanan. b. Pengadaan

Pengadaan barang dilakukan dengan cara mencatat barang yang kosong kedalam buku pesanan. Pada pagi hari beberapa salesman datang ke apotek, kemudian seorang petugas apotek membacakan barang yang akan dipesan dan menentukan langsung dari salesman yang mana barang tersebut akan diambil berdasarkan potongan harga, waktu penerimaan dan bonus yang ditawarkan. Salesman yang ditunjuk mencatat kedalam buku order maka pada sore hari pemasok datang membawa obat yang dipesan. Bila ada barang dalam buku pesanan yang tidak diambil oleh salesman maka asisten menghubungi melalui telepon.

untuk pembelian psikotropika pesanan dilakukan langsung ke PBF dengan menggunakan surat pesanan psikotropika. Sedangkan khusus untuk pembelian narkotika pesanan dilakukan langsung ke PBF PT. Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pesanan narkotik (Formulir N-9) rangkap 4 yang


(17)

ditandatangani oleh APA. Pesanan dan penerimaan dilakukan oleh apoteker dan asisten apoteker.

c. Pemantauan hasil pembelian

Pemantauan hasil pembelian dilakukan sebagai berikut:

1. Memeriksa jenis, jumlah, kondisi fisik dan batas kadaluarsa yang disesuaikan dengan buku pesanan

2. Memeriksa faktur-faktur yang diterima dari pemasok terhadap kelengkapan barang yang sudah dipesan dan kebenaran harga/potongan harga yang telah disepakati

3. Segera memberitahukan kepada pemasok bila harga atau potongan harga tidak sesuai dengan perjanjian dan meminta untuk segera di koreksi

4. Apabila barang ada yang tidak dikirim maka diminta penjelasan dari pemasok tersebut bila perlu membatalkannya agar bisa pesan dari pemasok lain.

3.3.2. Penyimpanan

Barang-barang yang baru datang dipisahkan dari barang yang lama. Penyimpanan barang dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan alfabet serta dibedakan antara obat bebas dan obat di ruang peracikan. Penyimpanan barang dagangan di ruang peracikan dan di ruang etalase depan disusun berdasarkan bentuk sediaan alfabet dengan prinsip FIFO, FEFO yaitu barang yang lebih dulu masuk akan dikeluarkan terlebih dahulu juga.

Barang dagangan yang terdapat di etalase depan adalah obat-obatan yang dapat dijual bebas tanpa resep dokter, obat tradisional, sediaan kosmetik dan alat-alat kesehatan lainnya. pada ruang peracikkan obat-obatan di tempatkan pada kotak obat dimana tertulis nama dan harga obat. Untuk obat narkotik dan obat psikotropik disimpan dilemari khusus, sedangkan obat-obatan seperti serum, vaksin, insulin, dan suppositoria disimpan dilemari es. bahan baku obat disimpan dalam wadah tertutup rapat, diberi label dan etiket yang jelas.


(18)

3.3.3. Penjualan (Pelayanan)

Penjualan di apotek Mitha Farma dilakukan dengan cara melayani pasien yang memerlukan obat bebas maupun obat yang ditebus dengan resep dokter. Kegiatan perbekalan farmasi di apotek ini berupa penjualan tunai dan penjualan kredit.

3.3.4. Pelayanan Resep

Pelayanan resep di apotek Mitha Farma dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Petugas penjualan bebas menerima resep dari pasien

2. Resep diberikan kepada petugas peracikan kemudian petugas peracikan memeriksa kelengkapan obat yang terdapat dalam resep, jika lengkap maka resep diberi harga dan diinformasikan pada pasien.

3. Resep yang mengandung narkotik harus diperhatikan kelengkapan resepnya meliputi nama dan alamat dokter, nomor izin praktek dan tandatangan atau paraf dokter penulis resep, serta nama, umur, dan alamat pasien yang lengkap

4. Jika pasien setuju dengan harga yang telah ditetapkan maka pasien diberi nomor resep untuk pengambilan obat, kemudian obat dan etiket disiapkan oleh petugas peracikkan

5. Obat yang telah siap diperiksa kembali, kemudian obat diserahkan kepada pasien dan diberikan informasi seperlunya tentang pemakaian obat. Kopi resep dan kwintasi dapat diberikan kepada pasien jika diperlukan.

6. Pasien membayar dikasir dan menerima obatnya.

7. Resep asli disimpan atau diarsipkan. Khusus resep penggunaan narkotik diarsipkan tersendiri untuk memudahkan pembuatan laporan tentang pemakaian narkotik setiap bulannya.


(19)

3.3.5.Pelayanan Penjualan Bebas

Pelayanan penjualan bebas diapotek Mitha Farma dengan cara sebagai berikut:

1. Petugas penjualan bebas melayani pasien dengan memberikan informasi harga obat kepada pasien.

2. Bila harga sesuai maka barang diserahkan kepada pasien dan petugas apotek memberikan informasi tentang obat tersebut dan pasien selanjutnya membayar di kasir.

3.3.6. Administrasi

Kegiatan administrasi diapotek Mitha Farma:

1. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan pembelian dan penjualan terdiri dari:

a. Buku stok obat, mencatat pemasukan dan pengeluaran obat sehingga dapat diketahui berapa sisa obat dan berapa obat yang harus dipesan.

b. Buku pesanan barang, mencatat barang yang diperlukan untuk dipesan ke distributor.

c. Buku pemasukkan dan pengeluaran narkotik dan psikotropik. d. Buku kas harian yaitu mencatat pemasukan dan pengeluaran uang. Pemasukkan diperoleh dari penjualan resep, penjualan obat bebas dan pendapatan dari dokter. Pengeluaran mencakup pembelian obat-obatan perhari, biaya-biaya termasuk gaji karyawan, listrik, air, telepon, embalage, biaya dokter dan biaya lainnya. Pendapatan harian sebagian disimpan di bank.

2. Administrasi pelaporan yaitu pelaporan narkotika dan psikotropika.

Untuk obat-obatan golongan narkotika, laporan dilakukan sekali sebulan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya sedangkan untuk psikotropik, pelaporan dilakukan 6 bulan sekali dan laporan ditandatangani oleh apoteker pengelola apotek (APA).


(20)

3.3.7. Pengawasan Keuangan

Pengawasan keuangan dilakukan oleh APA/PSA setiap harinya terhadap karyawan Apotek yang dipantau dari cash register. Setiap pemasukkan tertulis dengan kode masing-masing, kemudian dimasukkan kedalam buku kas harian. Angka penjualandan pembelian yang berbeda terlalu jauh dapat mengindikasikan terjadinya sesuatu hal yang kurang baik, misalnya pembelian barang yang terlalu banyak tetapi penjualan sedikit sehingga terjadi penumpukan barang, untuk itu APA/PSA harus segera mengambil langkah perbaikan.


(21)

BAB IV PEMBAHASAN

Apotek Mitha Farma terletak pada tempat yang strategis karena berlokasi dekat dengan daerah pusat perbelanjaan, rumah sakit, hotel dan dekat dengan pemukiman penduduk, mudah dicapai dan dekat dengan praktek dokter dan klinik. Tempat parkir kendaraan cukup memadai karena terletak di pinggir jalan besar.

Struktur organisasi Apotek Mitha Farma sederhana yaitu seorang Apoteker Pengelola Apotek sekaligus Pemilik Sarana Apotek yang membawahi 2 orang Asisten Apoteker (1 orang untuk shift pagi dan 1 orang untuk shift sore/malam), kasir 1 orang, penjualan bebas 1 orang, kebersihan 1 orang. Penanganan perbekalan farmasi yang meliputi penyediaan, penyimpanan dan pemeliharaan dilakukan oleh apoteker yang juga bertindak sebagai Pemilik Sarana Apotek dibantu oleh karyawan-karyawan lainnya.

Secara umum, pelayanan di Apotek Mitha cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari kecepatan pelayanan dan keramahan oleh para karyawannya, jumlah resep yang dilayani sesuai dengan yang diharapkan, dimana di sekitar apotek banyak terdapat praktek dokter yang menyerahkan resepnya ke Apotik Mitha.

Pembelian barang dagangan diapotek Mitha Farma dilakukan oleh asisten apoteker dan dibantu oleh petugas penjualan bebas melalui salesman yang datang keapotek atau pemesanan melalui telepon. Asisten apoteker akan menetapkan jumlah barang dagangan yang akan dibelikan dan pemasok yang dipilih. Harga penjualanbarang dagngan dipengaruhi oleh pembelian, apakah dibeli dalam jumlah besar atau jumlah kecil, pembelian kontan atau kredit. Pembelian kontan akan menyebabkan uang tertanam dalam bentuk barang. Pembelian dalam jumlah besar dapat mengakibatkan barang menumpuk diapotek. Oleh karena itu APA harus memiliki rencana yang matang dalam pembelian. Barang-barang yang fast moving diutamakan dibeli dalam jumlah besar. Penyimpanan barang dagangan diapotek Mitha Farma sudah cukup baik. Obat disimpan dan disusun berdasarkan bentuk sediaan agar tidak terjadi kesalahan pemberian kepada pasien dan


(22)

diurutkan berdasarkan abjad dengan sistem FIFO (First in First out). Sementara itu obat-obat golongan narkotik disimpan didalam lemari khusus yang kuncinya dipegang oleh APA. Obat-obat termostabil seperti suppositoria, vaksin, serum disimpan didalam lemari pendingin.

Apotek Mitha Farma sudah dapat melayani resep dengan baik dan obat-obat yang ada di apotek ini juga sudah lumanyan lengkap. Walaupun kadang-kadang ditemukan juga obat yang tidak ada tetapi hal ini bisa diatasi dengan mencarikan obat tersebut diapotek lain.

Adanya praktek dokter di Apotek Mitha Farma dapat menaikkan volume penjualann melalui resep yang masuk. Hubungan antara APA/PSA, karyawan dan dokter praktek di apotek Mitha Farma sudah cukup baik, hal ini menunjang kegiatan apotek dimana karyawan bekerja dengan kesadaran yang tinggi untuk memajukan apotek dan meningkatkan pelayanan kepada pasien/ pelanggan.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Manejemen apotek Mitha Farma telah berjalan cukup baik tetapi masih perlu diadakan penyempurnaan dalam hal pencatatan penjualan obat. 2. Pelayanan pasien konseling di apotek Mitha Farma yang dilakukan oleh

APA sudah cukup baik.

3. Pelayanan obat kepada pasien di apotek Mitha Farma berjalan dengan baik dan lancar.

4. Hubungan antar apotek Mitha Farma dengan pemasok, apotek relasi dan dokter sudah terjalin dengan baik sehingga pengadaan dan pelayanan obat kepada pasien/ pelanggan lebih efektif dan efisien.

5.2. Saran

Untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan memperbaiki citra profesi farmasi di mata masyarakat, maka diharapkan agar apotek Mitha Farma dalam melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) perlu ditingkatkan lagi dan petugas Apotek diharapkan agar lebih ramah lagi dalam memberikan pelayanan kepada pasien.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M.. (1995). Manajemen Farmasi. Edisi I, Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004. Tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Rani. A. Aziz. (2003). Penyakit Kronik dan Degeneratif. Pusat Informasi dan Penerbitan bagian Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran UI.

Seto, Soerjono, dkk, (2004), “Manajemen Farmasi”, Cetakan I, Airlangga University Press, Surabaya.

Umar, M, (2004), “Manajemen Apotik Praktis”, Cetakan I, Penerbit Ar Rahman, Solo


(25)

Lampiran 1. Surat Pemesanan

APOTEK : Kepada Yth.

Nama APA : Pimpinan PBF

SIK No. Alamat :

Telepon : Di

____________________

No.

Dengan hormat

Bersama ini kami memesan obat sebagai berikut :

No Nama Obat Satuan Jumlah Obat Keterangan

Demikian dan terima kasih atas perhatian Saudara

Medan, ………. Pemesan,

Drs. MH. Thamrin, Apt No. SIK. 2556/B Lampiran 2. Surat Pesanan Narkotika


(26)

No. S.P. : Lembar ke 1/2/3/4

SURAT PESANAN NARKOTIKA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Drs. MH. Thamrin, Apt.

Jabatan : Apoteker Apotek Mitha Farma Alamat rumah : Jl. Amaliun No. 11 Medan

Mengajukan pemesanan narkotika kepada : Nama distributor :

Alamat dan No. telp :

Sebagai berikut :

Narkotika tersebut akan dipergunakan untuk keperluan: Apotek

Lembaga………

Medan, Pemesan,

Drs. MH. Thamrin, Apt No. SIK. 2556/B


(27)

Lampiran 3. Surat Pesanan Psikotropika Nama Sarana : Apotek Mitha Farma No. Surat Izin : 2470/Kanwil/Fm/SIA/1991

Alamat dan Telepon : Jl. Amaliun No. 11 Medan (061) 7364856

SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Drs. MH. Thamrin, Apt

Jabatan : Apoteker

Alamat rumah : Jl. Amaliun No. 11 Medan

Mengajukan pesanan psikotropika kepada :

Nama perusahaan :

Alamat dan No. Telp. :

Sebagai berikut : 1. 2. 3.

Psikotropika tersebut akan dipergunakan untuk keperluan: Nama Apotek : Mitha Farma

Alamat : Jl. Amaliun No.11 Medan

Medan,

Penanggung jawab

Drs. MH. Thamrin, Apt


(28)

APOTEK MITHA FARMA

Jl. Amaliun No. 11 Medan 20215 No. Telp. (061) 7364856

No : 11/III/05 Lamp : 1(berkas)

Hal : Laporan Pemakaian Narkotika

Kepada Yth.

Ka. Dinkes TK. II Kota Medan Di

Medan

Dengan hormat,

Bersama ini kami kirimkan laporan pemakaian Narkotika dari apotek Mitha Farma untuk bulan...Tahun...

Demikianlah hal ini kami sampaikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, Apoteker Pengelola Apotek

Drs. MH. Thamrin, Apt No. SIK. 2556/B

Tembusan:

1. Ka. Dinkes TK. I Sumut Medan

2. Ka. Balai POM Sumatera Utara di Medan 3. Arsip


(29)

LAPORAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU NARKOTIKA Nama Apotek :

Nomor SIA : N-18

Alamat/Telp : Bulan:

Kab/Kota : Tahun:

Pemasukan Pengeluaran Untuk

NO Nama Sediaan Satuan Persediaan

awal bulan Tgl Dari Jlh

Jumlah keseluruhan

(4+7) pembuatan Lain-lain jlh

Persediaan akhir bulan (8-11)

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

...2007

Apoteker Penelola Apotek


(30)

LAPORAN PENGGUNAAN BAHAN JADI NARKOTIKA Nama Apotek :

Nomor SIA : N-19

Alamat/Telp : Bulan:

Kab/Kota : Tahun:

Pemasukan Pengeluaran Untuk

NO Nama Sediaan Satuan Persediaan

awal bulan Tgl Dari Jlh

Jumlah keseluruhan

(4+7) pembuatan Lain-lain jlh

Persediaan akhir bulan (8-11)

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

...2007

Apoteker Penelola Apotek


(31)

LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI OBAT KERAS TERTENTU Nama Apotek :

Nomor SIA : P-13

Alamat/Telp : Bulan:

Kab/Kota : Tahun:

Pemasukan Pengeluaran NO Nama Sediaan Satuan Persediaan

awal bulan Tgl Dari Jlh

Jumlah keseluruhan

(4+7) No. Tgl Resep

Lain-lain

jlh

Persediaan akhir bulan

(8-11)

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

...2007

Apoteker Penelola Apotek


(32)

(33)

RESEP I

1. Resep dari Dr. Nurmansyah Taher

R/ Cap. Thiamycin 250 mg No.XX S 3 dd cap 1

R/ Tab. Nalgestan No.XX S 3 dd tab 1

R/ Tab. Sanmol No.XX S 3 dd tab 1

Pro : Anita

Umur : 27 tahun

I. KASUS

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, maka dapat disimpulkan pasien menderita demam disertai flu.

II. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1. Thiamycin®

(Interbat) Thiamfenikol 250 mg Venacol® (Corsa) Thianicol® (Dankos ) Biothicol® (Sanbe Farma) K Antibiotik untuk tifoid, para tifoid, infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih dan infeksi berat lainnya. 2. Nalgestan®

(Biomedis, Medifarma)

Fenilpropanolamina-Hcl 15 mg, Klorfeniramina

maleat 2 mg

Zanidon® (Bufa Aneka) T Meringankan bersin-bersin dan hidung tersubat karena pilek 3. Sanmol®

(Sanbe Farma)

Parasetamol Lanamol® (Landson), Itramol® (Itrasal), Pamol® (Interbat)

B Analgetik-Antipiretik


(34)

III. RASIONALITAS KOMPOSISI RESEP Resep tersebut kurang tepat, karena :

• Pada pemberian dosis thiamycin 3 x sehari 1 kapsul 250 mg dosis tidak cukup, karena dosis thiamycin untuk dewasa 4 x sehari 250-500 mg (Tjay and Rahardja, 2002)

• Pada pemberian parasetamol dan nalgestan sebanyak 20 tablet adalah peresepan yang berlebihan, karena obat ini dapat dihentikan bila sudah merasa sembuh.

IV. PELAYANAN INFORMASI A. Thiamycin ®

1. Khasiat : Tifoid, Paratifoid, Infeksi saluran nafas, Infeksi saluran kemih dan Infeksi berat lainnya.

2. Bentuk Obat : Kapsul

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 kapsul 4. Hal-hal yang harus diinformasikan :

• Obat harus dimakan sampai habis, jangan dihentikan waupun sudah merasa sumbuh.

• Makanlah obat seuai aturan pakai, jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa sepengetahuan dokter.

• Tanyakan pada dokter bila tidak ada perbaikan atau bahkan semakin parah.

• Simpan di tempat yang kering dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. 5. Efek samping : Gangguan pencernaan, rash, anoreksia, vertigo, sakit kepala,

diskrasia darah.

6. Keterangan : Tiamfonikol adalah antibiotik dengan spektrum sangat luas, aktif terhadap sebagian besar kuman gram positif dan gram negatif. Spektrum kerjanya mirip dengan tetrasiklin. Khasiatnya sebagai bakteriostatik dengan jalan menghambat sintesa protein bakteri.

B. Nalgestan ®

1. Khasiat : Meringankan bersin-bersin dan hidung tersumbat karena pilek. 2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet 4. Hal yang harus diinformasikan:


(35)

• Pada penggunaan obat ini efek sampingnya mengantuk dan gangguan pencernaan.

• Simpan di tempat yang kering dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. 5. Efek samping : Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan psikomotor.

6. Keterangan : Nalgestan mengandung fenilpropanolamin-Hcl dan klorfeniramina maleat yang bekerja sebagai dekongestan hidung.

C. Sanmol®

1. Khasiat : Untuk meringankan rasa sakit, sakit gigi, demam yang menyertai influenza.

2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Bila setelah 2 hari demam tidak turun atau setelah 5 hari nyeri tadak hilang segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.

• Bila demam sudah turun, hentikan pemakaian obat ini.

• Simpan di tempat yang kering dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. 5. Efek samping : Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan

kerusakan hati, reaksi hipersensitivitas.

6. Keterangan : Sanmol yang mengandung paracetamol yang bekerja sebagai analgeti, bekerja dengan meningkatakan ambang rasa sakit dan sebagai antipiretik bekerja langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus.


(36)

(37)

RESEP II

2. Resep dari Dr.Farhat, Sp THT-KL R/ Cravox 500 tab No X

S 1 dd tab I

R/ Cataflam 25 mg tab No.X S 2 dd tab I

R/ Lapifed tab No.X S 2 dd tab I R/ Imunos tab No.X S 1 dd tab I Pro : Sri Mewati

I. KASUS

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat disimpulkan pasien menderita infeksi pada saluran nafas yang disertai inflamasi yang disebabkan oleh bakteri .

II. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1. Cravox®

(Lapi) Levofloxacin 500 mg Levovid® (Bernofarm) Nufalev® (Nufarindo) Prolevox® (Meprofarm) K Antibiotik Sinusitis maksilaris akut, bronkitis kronis, Infeksi kulit dan jaringan

lunak,infeksi saluran kemih. 2. Cataflam®

(Novartis) Kalium Diklofenak 25 mg Eflagan ®-(Sanbe Farma) Exaflam® (Guardian) Kadiflam® (Mestika) K Untuk pengobatan jangka pendek untuk nyeri dan inflamasi.

3. Lapifed® (Lapi)

Tripolidina-Hcl 2,5 mg Pseudoefedrin-Hcl 60 mg

Alerfed ®-(Guardian) Trifed® (Interbat) Crofed® (Coronet) T Meringankan gejala gangguan saluran pernafasan bagian atas seperti rinitis alergi.


(38)

4. Imunos® (Lapi) Echinachea (EFLA 894), Zn-Pikolinat, Selenium, Na-Askorbat Imboost Force ®-(Soho) B Sebagai suplemen untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh III. RASIONALITAS KOMPOSISI RESEP

Komposisi resep di atas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk infeksi saluran nafas dan imflamasi yang disebabkan oleh bakteri.

IV. PELAYANAN INFORMASI A. Cravox®

1. Khasiat : Sinusitis maksilaris akut, bronkitis kronis, Infeksi kulit dan jaringan lunak,infeksi saluran kemih.

2. Bentuk Obat : Tablet salut selaput 3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Obat diminum 1-2 jam sebelum makan.

• Obat ini harus tetap diminum sampai habis, walaupun sudah merasa sembuh.

• Simpan ditempat yang kering, terlindung dari cahaya matahari dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

5. Efek samping : mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri abdomen, anoreksia, sakit kepala, insomnia, mengantuk, gangguan tidur, ansietas, ruam kulit, gatal. 7. Keterangan : Levofloxacin merupakan antibiotik golongan kuinolon,

mekanisme kerja dengan menghambat DNA-gyrase, suatu enzim topoisomerase, yang akan menghambat replikasi dan transkripsi DNA bakteri. B. Cataflam®

1. Khasiat : Untuk pengobatan jangka pendek untuk nyeri dan inflamasi. 2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Pemakaian obat sebaiknya dilakukan setelah makan.


(39)

• Simpan pada suhu kamar dan jauh dari jangkauan anak-anak.

5. Efek samping : Kadang-kadang nyeri epigastrium, sakit kepala, pusing atau vertigo, ruam kulit.

6. Keterangan : Bekerja menghilangkan nyeri dan menghambat terbentuknya inflamasi.

C. Lapifed®

1. Khasiat : Meringankan gejala gangguan saluran pernafasan bagian atas seperti rinitis alergi.

2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet. 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Obat ini dapat menyebabkan kantuk.

• Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

• Simpan di tempat yang kering, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

5. Efek samping : mengantuk, mulut kering dan tenggorokan kering, sakit kepala, ruam kulit, insomnia, gelisah, pandangan kabur.

6. Keterangan : Lapifed mengandung tripoldina-HCl yang berkhasiat sebagai antihistamin yang bekerja menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblokir reseptor histamin dan pseudoefedrin-HCl berkhasiat sebagai decongestivum dengan daya bronchodilatasi yang lebih lemah dan obat ini banyak digunakan dalam sediaan kombinasi obat flu.

D. Imunos®

1. Khasiat : Sebagai suplemen untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh. 2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet. 4. Hal-hal yang harus diinformasikan :

• Obat ini diminum pada pagi hari

• Disimpan ditempat terlindung dari cahaya matahari.

5. Keterangan : Imunos mengandung Echinachea,Zn-pikolinat, selenium dan Na-askorbat untuk meningkatkan ketahanan tubuh, menambah nafsu makan, ketajaman rasa dan untuk menghilangkan gejala penyakit dengan cepat.


(40)

(41)

RESEP III

3. Resep dari: dr. Erwin Taher

R/ Braxidin No.X

S 2 dd 1 R/ Mylanta sol. fls I S 3 dd Cth 1 Pro : Hj.Aisyah Umur : 49 Tahun

I. KASUS

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat disimpulkan pasien menderita tukak pada lambung.

II. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1. Braxidin®

(Sanbe Farma)

Klordiazepoksida 5 mg, Klidinium Bromida 2,5 mg

Cliad® (Interbat) Omegastri® (Mutifa) Pehapas® (Pharos) K Pengobatan gejala tukak lambung dan tukak 12 jari.

2. Mylanta® (Pfizer) Al-hidroksida gel kering 200mg, Mg-hidroksida 200 mg, Simetikon 20 mg. Magtral® (Otto) Madrox® (Konimex) Mylacid® (Emba Mega Farma) B Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak 12 jari. III. RASIONALITAS KOMPOSISI RESEP

Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk mengobati penyakit tukak lambung.

IV. PELAYANAN INFORMASI A. Braxidin ®

1. Khasiat : Somatik yang disebabkan oleh rasa cemas, pengobatan gejala tukak lambung dan usus 12 jari, hipersekresi dan hipermotilitas saluran pencernaan. 2. Bentuk Obat : tablet


(42)

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Obat ini dapat menyebabkan kantuk

5. Efek samping : Mulut kering, penglihatan kabur, Saluran kencing terhambat, pusing, insomnia, lelah.

6. Keterangan : Braxidin mengandung klordiazepoksida dan klidinium digunakan dalam pengobatan simtomatis terhadap tukak lambung dan gangguan pencernaan lain.

B. Mylanta®

1. Khasiat : mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak usus 12 jari dengan gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu.Membantu mengatasi kekurangan vitamin pada anak dan menambah nafsu makan anak.

2. Bentuk Obat : Suspensi

3. Cara Pemakaian : 3 Kali Sehari 1 Sendok Teh 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Kocok terlebih dahulu sebelum diminum.

• Obat ini diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan dan menjelang tidur

• Simpan obat di tempat yang sejuk dan terlidung dari cahaya.

4. Keterangan : Mylanta mengandung Al-hidroksida gel kering, Mg-hidroksida dan simetikon yang bekerja menciutkan selaput lendir, menutupi tukak lambung dengan suatu lapisan pelindung dan memiliki daya menetralisir dengan kuat asam lambung


(43)

(44)

RESEP IV

4. Resep dari: dr.Jumna Hasbullah R/ Amoxsan 500 mg No.X S 3 dd 1

R/ Ambeven No.X

S 3 dd 1

Pro: Syarifuddin

I. KASUS

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat disimpulkan pasien menderita wasir.

II. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

No. Nama Obat komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1. Amoxsan®

(Sanbe Farma) Amoksisilin500 mg Amoxillin® (Pharos) Lapimox® (Lapi) Bellacid® (Soho) K Antibiotik Untuk infeksi saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih, kulit dan jaringan lunak.

2. Ambeven® (Medikon) Graphtopyhyllum pictum 30%, sophorajamponica 15%, Rubia cordifolia 15%, Coleus atropurpureus 10%, Kaemferiae angustifoliae 10%, Curcuma heyneanae 10% - B Pengobatan wasir interna dan eksterna dengan gejala nyeri, bengkak dan pendarahan.

III. RASIONALITAS KOMPOSISI RESEP Resep tersebut kurang tepat, karena :

• Adanya peresepan obat yang sebenarnya tidak diperlukan yaitu amoxan sebagai antibiotik, karena wasir (hemorroid) merupakan inflamasi non infeksi, sehingga pemberian antibiotik tidak ada manfaatnya. (Rani A. Aziz, 2003)


(45)

IV. PELAYANAN INFORMASI A. Amoxsan®

1. Khasiat : Untuk infeksi saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih, kulit dan jaringan lunak.

2. Bentuk Obat : Kapsul

3. Cara Pemakaian : 3 kali Sehari 1 Kapsul 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Obat ini harus diminum sampai habis, walaupun sudah merasa sembuh. 5. Efek samping : Reaksi kepekaan terhadap golongan penisilin seperti ruam,

anapilaksis, gangguan saluran cerna seperti mual, muntah dan diare.

6. Keterangan : Amoxsan adalah antibiotik turunan penisilin sintetik yang stabil dalam suasana asam, bekerja menghindarkan sintesa dinding sel kuman. B. Ambeven®

1. Khasiat : Pengobatan wasir interna dan eksterna dengan gejala nyeri, bengkak dan pendarahan.

2. Bentuk Obat : Kapsul

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 kapsul 4.Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Bila sudah merasa sembuh, pemakaian obat ini dapat dihentikan. 5. Efek samping : Sedikit perangsangan saluran cerna.


(46)

(47)

RESEP V

5. Resep dari: dr.Helma Samad

R/ Captopril 12,5 mg No X S 2 dd tab I

R/ Valisanbe 2 mg No X S 2 dd tab I

Pro: Husni

I. KASUS

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep diatas dapat diketahui bahwa pasien menderita hipertensi.

II. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat 1. Captopril®

(Indofarma) Captopril 12,5 mg Dexacap® (Dexa medica) Captensin® (Kalbe Farma) Farmoten® (Fahrenheit) K Antihipertensi

2. Valisanbe® (Sanbe Farma) Diazepam 2 mg Valium® (Roche) Stesolid® (Alpharma) K Sedatif

III. RASIONALITAS KOMPOSISI RESEP

Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk pengobatan hipertensi.

IV. PELAYANAN INFORMASI A. Captopril®

1. Khasiat : Untuk hipertensi berat hingga sedang. 2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.

5. Efek samping : Batuk kering, sindrom nefrotik, hipotensi, rash dan puritis, demam, terjadi perubahan rasa dan retensi kalium ringan.


(48)

6. Keterangan : Kaptopril bekerja menghambat kerja ACE (Angiotensin Converting Enzym), sehingga angiotensin I tidak dapat diubah menjadi angiotensin II dan dapat menurunkan tekanan darah.

B. Valisanbe®

1. Khasiat : Untuk keaaan neuritis, psikosomatis, penyakit otot yang bersifat rheumatis dan traumatis, gejala yang timbul karena alkohol dihentikan pada alkoholisme, pre dan post operasi.

2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Obat ini dapat menyebabkan kantuk.

5. Efek samping : mengantuk, lemas, kebingungan, depresi, sakit kepala, sangat mudah tersinggung, hipotensi, batuk, depresi pernafasan, sakit tenggorokan. 6. Keterangan : Valisanbe zat yang mempunyai efek potensiasi penghambatan

neurotransmisi oleh GABA (gama-amino-butyric-acid) disinaps semua saraf otak dan blokade dari pelepasan muatan listrik.


(49)

Lampiran kasus Swamedikasi KASUS I

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan sesak nafas. 1. Obat yang diberikan : Neo napacin ®.

2. Spesialite obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Neo napacin®

(Konimek)

Efedrin-Hcl Tiofilin

Asmdex® (Dexa Medica) Asmasolon® (Medifarma Laboratories)

T Untuk mengatasi dan meringankan

penyakit asma

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk mengatasi dan meringankan penyakit asma bronkial.

b. Bentuk Sediaan : Tablet ( Tiap tablet mengandung Tiofilin 130 mg, Efedrin-Hcl 130 mg )

c. Cara pakai : 3 kali sehari 1

d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Obat ini sebaiknya diminum sesudah makan


(50)

KASUS II

Seorang wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sering pusing, cepat lelah dan mudah capek.

1. Obat yang diberikan : Sangobion. ® 2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Sangobion®

(Merck)

Besi (II) Glukonat,

Mangan Sulfat, Tembaga (II) Sulfat, Vit C, Asam Folat, Vit B12, Sorbitol

Fibion® (Zenith) Bosanbe® (Sanbe Farma)

B Antianemia

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Vitamin dan penambah darah b. Bentuk Obat : Kapsul

c. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 kapsul. d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

Ü Obat diminum pada waktu makan atau sesudah makan. Ü Simpan pada tempat yang kering.


(51)

KASUS III

Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan flu dan demam. 1. Obat yang diberikan : Decolsin®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Decolsin® (Medifama Laboratories) Parasetamol 325 mg, pseudo efedrin-Hcl 30 mg, Klorfeniramin maleat 1 mg, Dekstrometorfan Hbr 10 mg, guaifenisin 50 mg

Flucadex® (Graha Farma) Fludan plus® (Armoxido Farma)

T Untuk meredakan batuk yang menyertai

gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin.

3. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Untuk meredakan batuk yang menyertai gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin.

2. Bentuk Obat : Kapsul ( Tiap kapsul mengandung : Parasetamol 400 mg, Pseudoefedrin-Hcl 30 mg, Klorfeniramin maleat 1 mg, Dekstrometorfan 10 mg, Guaifenisin 50 mg )

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 kapsul 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

̇ Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan

̇ Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.

̇ Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing.


(52)

KASUS IV

Seorang remaja datang ke apotek dengan keluhan diare. 1. Obat yang diberikan : Neo Entrostop ®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Neo Entrostop ®.

(Kalbe Farma)

Attapulgit koloid aktif, pectin

New Daitab® (Medifarma Laboratories)

T Untuk pengobatan diare 3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Untuk pengobatan simtomatik pada diare yang tidak diketahui penyebab yang jelas

b. Bentuk Sediaan : Tablet (Tiap tablet mengandung : attapulgit 600 mg, pektin 20 mg )

c. Cara Pemakaian : 2 tablet setiap buang air besar, maksimal 12 tablet/12 jam. d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

¬ Tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 5 tahun

¬ Penderita harus minum oralit selama minum obat ini dan banyak minum air putih

¬ Hindari makan-makanan yang pedas. ¬ Jauhkan dari jangkauan anak-anak


(53)

KASUS V

Seorang bapak tua datang ke apotek dengan keluhan nyeri pada tulang, pegal linu.

1. Obat yang diberikan : Neo-Reumacyl®. 2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Neo-Reumacyl®

(Tempo Scan Pacific)

Ibuprofen, paracetam ol

Axalan® (Medifarma)

T Untuk meringankan nyeri ringan

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Untuk meringankan nyeri ringan hingga sedang pada otot dan sendi. b. Bentuk Sediaan : Tablet (Tiap tablet mengandung Ibuprofen 200 mg,

Parasetamol 300 mg)

c. Cara Pemakaian : 1 tablet tiap 4-6 jam atau 3-4 kali bila diperlukan. d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Tablet harus diminum sesudah makan


(54)

KASUS VI

Seorang pria dewasa datang ke apotek mengeluhkan matanya perih karena terkena debu.

1. Obat yang diberikan : Visine® 2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Visine®

(Pfizer)

Tetrahidrozoline-Hcl 0,05%

Insto® (Sterling) Cendovision® (Cendo)

T Menyegarkan dan

menyejukkan mata karena iritasi

3. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Untuk iritasi ringan pada mata. 2. Bentuk Obat : Cairan

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1-2 tetes 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

X Jangan digunakan jika larutan berubah warna menjadi keruh. X Jangan digunakan jika pengaman botol sudah rusak

X Jangan digunakan jika telah lewat 1 bulan dari kemasan dibuka.


(55)

KASUS VII

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan batuk,gatal pada tenggorokan disertai dahak yang kental dan susah dikeluarkan.

1. Obat yang diberikan : Wood’s Ekspektoran® 2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Wood’s

Ekspektoran® (Kalbe

Farma)

Bromheksin-Hcl,

Guafenisin

Bisolvon Extra® (Boehringer Ingelheim)

B Meringankan batuk, mengencerkan dahak yang kental sehingga mudah dikeluarkan

3. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Meringankan batuk, mengencerkan sekresi dahak. 2. Bentuk Obat : Sirop

3. Cara Pemakaian : 2-4 sendok teh tiap 4 jam. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

̇ Sebaiknya setelah minum obat ini tidak langsung minum air. ̇ Jangan menahan batuk.


(56)

KASUS VIII

Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan demam dan bersin-bersin. 1. Diberikan obat : Decolgen ®

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Decolgen® (Westmont Pharmaceuticals) Asetaminofen 400 mg, fenilpropanolam

in-HCl 12,5 mg, klorfeniramin maleat 1 mg

Mixagrip® (Dankos) Extraflu® (Berlico) Flunax® (Graha Farma) T Untuk meredakan gejala flu seperti sakit kepala, demam, bersin-bersin dan hidung tersumbat.

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Untuk meredakan gejala flu seperti sakit kepala, demam, bersin-bersin dan hidung tersumbat.

b. Bentuk Sediaan : Tablet

c. Cara Pemakaian 3 x sehari 1 tablet d. Hal-hal yang harus diinformasikan :

• Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

• Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang, segera hubungi dokter.

• Hentikan penggunaan obat ini, bila terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing.


(57)

KASUS IX

Seorang gadis remaja datang ke apotek dengan keluhan kepalanya sakit. 1. Obat yang dianjurkan: Paramex ®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Paramex®

(Konimex)

Profipenazon

150 mg, parasetamol

250 mg, deksklorfenira

min maleat 1 mg, kafein 50 mg

Saridon® (Roche)

T Obat sakit kepala, sakit kepala sebelah, sakit gigi, influenza,

demam.

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Obat sakit kepala, sakit kepala sebelah, sakit gigi, influenza, demam. b. Bentuk Sediaan : Tablet

c. Cara Pemakaian : 3 x sehari 1 tablet. d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

• Bila dalam 3 hari nyeri tidak hilang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.


(58)

KASUS X

Seorang ibu datang ke apotik menanyakan obat batuk disertai pilek untuk anaknya yang berusia 1 tahun.

1. Obat yang diberikan : Uni Baby’s Cough Syrup®. 2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Uni Baby’s

Cough Syrup

®

(Universal)

Parasetamol 120 mg,

Gliserilguaiakolat 25 mg, CTM 1 mg, Ol.Anisi 0,05 ml.

- B Antipiretik-Antitusif

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Untuk merunkan panas, batuk berdahak, batuk pilek. b. Bentuk Sediaan : Sirup

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh. d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Gunakan sesuai aturan pemakaian


(1)

KASUS V

Seorang bapak tua datang ke apotek dengan keluhan nyeri pada tulang, pegal linu.

1. Obat yang diberikan : Neo-Reumacyl®. 2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Neo-Reumacyl®

(Tempo Scan Pacific)

Ibuprofen, paracetam ol

Axalan® (Medifarma)

T Untuk meringankan nyeri ringan

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Untuk meringankan nyeri ringan hingga sedang pada otot dan sendi. b. Bentuk Sediaan : Tablet (Tiap tablet mengandung Ibuprofen 200 mg,

Parasetamol 300 mg)

c. Cara Pemakaian : 1 tablet tiap 4-6 jam atau 3-4 kali bila diperlukan. d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Tablet harus diminum sesudah makan


(2)

KASUS VI

Seorang pria dewasa datang ke apotek mengeluhkan matanya perih karena terkena debu.

1. Obat yang diberikan : Visine® 2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Visine®

(Pfizer)

Tetrahidrozoline-Hcl 0,05%

Insto® (Sterling) Cendovision® (Cendo)

T Menyegarkan dan

menyejukkan mata karena iritasi

3. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Untuk iritasi ringan pada mata. 2. Bentuk Obat : Cairan

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1-2 tetes 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

X Jangan digunakan jika larutan berubah warna menjadi keruh. X Jangan digunakan jika pengaman botol sudah rusak

X Jangan digunakan jika telah lewat 1 bulan dari kemasan dibuka.


(3)

KASUS VII

Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan batuk,gatal pada tenggorokan disertai dahak yang kental dan susah dikeluarkan.

1. Obat yang diberikan : Wood’s Ekspektoran® 2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Wood’s

Ekspektoran® (Kalbe

Farma)

Bromheksin-Hcl,

Guafenisin

Bisolvon Extra® (Boehringer Ingelheim)

B Meringankan batuk, mengencerkan dahak yang kental sehingga mudah dikeluarkan

3. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Meringankan batuk, mengencerkan sekresi dahak. 2. Bentuk Obat : Sirop

3. Cara Pemakaian : 2-4 sendok teh tiap 4 jam. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

̇ Sebaiknya setelah minum obat ini tidak langsung minum air. ̇ Jangan menahan batuk.


(4)

KASUS VIII

Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan demam dan bersin-bersin. 1. Diberikan obat : Decolgen ®

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Decolgen®

(Westmont Pharmaceuticals)

Asetaminofen

400 mg, fenilpropanolam

in-HCl 12,5 mg, klorfeniramin maleat 1 mg

Mixagrip® (Dankos) Extraflu® (Berlico) Flunax® (Graha Farma)

T Untuk meredakan

gejala flu seperti sakit kepala,

demam, bersin-bersin dan hidung tersumbat.

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Untuk meredakan gejala flu seperti sakit kepala, demam, bersin-bersin dan hidung tersumbat.

b. Bentuk Sediaan : Tablet

c. Cara Pemakaian 3 x sehari 1 tablet d. Hal-hal yang harus diinformasikan :

• Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

• Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang, segera hubungi dokter.

• Hentikan penggunaan obat ini, bila terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing.


(5)

KASUS IX

Seorang gadis remaja datang ke apotek dengan keluhan kepalanya sakit. 1. Obat yang dianjurkan: Paramex ®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Paramex®

(Konimex)

Profipenazon

150 mg, parasetamol

250 mg, deksklorfenira

min maleat 1 mg, kafein 50 mg

Saridon® (Roche)

T Obat sakit kepala, sakit kepala sebelah, sakit gigi, influenza,

demam.

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Obat sakit kepala, sakit kepala sebelah, sakit gigi, influenza, demam. b. Bentuk Sediaan : Tablet

c. Cara Pemakaian : 3 x sehari 1 tablet. d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

• Bila dalam 3 hari nyeri tidak hilang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.


(6)

KASUS X

Seorang ibu datang ke apotik menanyakan obat batuk disertai pilek untuk anaknya yang berusia 1 tahun.

1. Obat yang diberikan : Uni Baby’s Cough Syrup®. 2. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Uni Baby’s

Cough Syrup

®

(Universal)

Parasetamol 120 mg,

Gliserilguaiakolat 25 mg, CTM 1 mg, Ol.Anisi 0,05 ml.

- B Antipiretik-Antitusif

3. Pelayanan Informasi

a. Khasiat : Untuk merunkan panas, batuk berdahak, batuk pilek. b. Bentuk Sediaan : Sirup

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh. d. Hal-hal yang harus diinformasikan:

• Gunakan sesuai aturan pemakaian