3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja. 4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negaranegara lain di dunia baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.
Secara mendasar langkahlangkah pengembangan tersebut mencakup permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan pelatihan serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja,
belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja
dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu upayaupaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu
diwujudkan dengan segera. Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar
19.692 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan sumber:
nilek.online di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi
kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan. Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.
B. Tujuan Penyusunan SKL
SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran,
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang
belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun
implementasinya.
C. Uraian Program
Sesuai dengan asal katanya landschaft Jerman, istilah lanskap berarti
lingkungan kehidupan manusia fisik dan non fisik yang terdiri dari bangunan dan lingkungan buatan yang dikelilingi oleh lingkungan alami.
Sedangkan Menurut Forman Godron; lanskap adalah suatu lahan heterogen dengan luasan tertentu yang terdiri dari sekelompok kumpulan
cluster ekosistem yang saling berinteraksi; kumpulan tersebut dapat
ditemukan secara berulang dalam suatu wilayah dengan bentuk yang sama.
Didalam bahasa inggris tua, batasan kata “ landscape” mempunyai arti
WilayahRegion. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lanskap adalah kesatuan wilayah di permukaan bumi yang terdiri dari kesatuan
ekosistem yang saling berinteraksi batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Motloch, John.L,1991,hal: 1 Pada pengertian kontemporernya, lanskap digunakan sebagai istilah inklusif yang mencakup lingkungan alam dan
lingkungan urban. Lingkungan alam adalah lanskap alamiah, suburbia adalah lanskap suburban, dan lingkungan dalam kota adalah lanskap
perkotaan. Lanskap adalah bentang alam yang dapat dilihat oleh manusia di alam ini.
Lanskap yang baik adalah lanskap yang secara visual dan fungsinya indah serta memiliki kesatuan. Agar dapat diperoleh suatu lanskap yang baik,
diperlukan suatu perencanaan yang tepat. Dalam merencanakan perancangan suatu lanskap, selain perlu memperhatikan materialmaterial
yang ada pada tapak tersebut, juga perlu memperhatikan peranan dan keberadaan manusia dalam alam tersebut. Jadi, untuk dapat
merencanakan lanskap suatu wilayah menjadi lebih baik, seluruh sumber daya di wilayah tersebut perlu dipertimbangkan
Pertamanan merupakan salah satu bidang yang dibutuhkan dan diperlukan peran sertanya dalam rangka menjaga kelestarian Lingkungan
Hidup serta menciptakan keindahan lingkungan. Pengertian taman adalah sebuah areal yang berisikan komponen material
keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat
penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dapat dibagi dalam taman alami dan taman buatan. Taman
yang sering dijumpai adalah taman rumah tinggal, taman lingkungan, taman bermain, taman rekreasi, taman botani.
Taman merupakan sub sistem dari lanskap landscape. Sehingga
pertimbangan perancangan taman perlu didasarkan pada pertimbangan terhadap aspekaspek suatu tapak terbatas.
Dengan pengertian lain taman adalah sebuah arealtempat menyusun, menata berbagai macam tanaman dengan menggunakan berbagai macam
media serta elemenelemen tambahan dan juga wadah yang digunakan agar terlihat keindahannya, kenyamanannya dan kesejukannya di dalam
dan di luar ruangan. Taman dijumpai sebagai Taman rumah tinggal, Taman lingkungan, Taman bermain, Taman perkantoran, Taman kota,
Taman sekolah, Taman wisata dll. Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan bidang usaha industri
pertamanan di Indonesia, hingga saat ini telah teridentifikasi beberapa sektor pekerjaan bidang usaha pertamanan yang banyak digeluti dan
diminati para pengusaha industri pertamanan, baik tingkat perseorangan maupun tingkat perusahaan, antara lain adalah 7 sektor dibawah ini, yaitu
meliputi: 1. perancangan taman;
2. pembangunan taman; 3. budi daya tanaman;
4. dekorasi taman; 5. pemeliharaan taman;
6. alih tanam pohon; dan 7. Topiari.
Rancangan SKL Pertamanan Jenjang II, III dan IV KKNI, bahan ajarannya akan disusun sesuai tingkat kesulitan dan kompetensi kerja yang akan
dihadapinya. Yaitu sebagai berikut. 1. Bahan ajaran pada Jenjang II
Pemeliharaan Taman 1 PMT1 2. Bahan ajaran pada Jenjang III
a. Pemeliharaan Taman 2 PMT2; b. Pelaksanaan Pembangunan Taman PBT;
c. Budi daya Tanaman BDT; dan d. Dekorasi Taman 1 DKT1.
3. Bahan ajaran pada Jenjang IV a. Dekorasi Taman 2 DKT2;
b. Perancangan Taman PRT; c. Alih Tanam Pohon ATP; dan
d. Topiari Tanaman TT. Program kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II KKNI, akan
menghasilkan tenaga kerja yang disebut sebagai “Pemelihara Taman”. Program kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang III KKNI, akan
menghasilkan tenaga kerja yang disebut sebagai “Pelaksana Pembangunan Taman”.
Program kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang IV KKNI, akan menghasilkan tenaga kerja yang disebut sebagai “Perancang Taman”.
Dari ketujuh sektor pekerjaan bidang pertamanan tersebut diatas Perancangan Taman, Pembangunan Taman, Budi Daya Tanaman,
Dekorasi Taman, Pemeliharaan taman, Alih Tanam Pohon, dan Topiari, sektor pekerjaan Pemeliharaan Taman merupakan sektor yang paling
banyak dibutuhkan tenaga kerjanya, juga sektor pekerjaan Pembangunan Taman termasuk banyak dibutuhkan tenaga kerjanya oleh dunia usaha
dan industri Pertamanan.
Oleh karena itu,
pada saat ini sektor Pemeliharaan Taman 1 sesuai
kompetensi kerja pemeliharaan taman secara umum, dasar dan luas akan dijadikan prioritas program penyusunan SKL Pertamanan Jenjang II KKNI.
Sektor Pelaksanaan Pembangunan Taman ditambah dengan sektor Budi Daya Tanaman dan Dekorasi Taman 1 skala dalam gedung dan halaman
gedung secara terbatas akan dijadikan prioritas program penyusunan SKL Pertamanan Jenjang III KKNI.
Selanjutnya Sektor Pemeliharaan Taman
2 sesuai kompetensi kerja
pemeliharaan taman spesifik taman dinding vertical garden dan taman
atap roof garden, Perencanaan Taman, Alih Tanam Pohon, Topiari
Tanaman dan Dekorasi Taman skala dalam gedung dan halaman bagian wilayah taman kota akan dimasukkan di dalam program penyusunan SKL
Pertamanan Jenjang IV KKNI yang akan datang.
Prioritas Program
PMT1
Gambar 1: Bagan Kompetensi dan penjenjangan Bidang Pertamanan
Jenjang III
PRT
PMT2 PBT
BDT DKT1
Pemelihara Taman
Pelaksana Pemba
ngunan Taman
Budidaya Tanaman
Dekorasi Taman
Perancang Taman
Alih Tanam
Pohon Topiari
Tanaman
Jenjang II
Fokus Program
Ke 1
Jenjang IV
ATP DKT2
TT
1.
Nama program Kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II dan III KKNI.
2.
Tujuan a.
Umum Secara umum program kursus dan pelatihan “Pertamanan
Jenjang II dan III KKNI” ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang antara lain: 1 memiliki pengetahuan umum bidang kerja pertamanan,
pengetahuan faktual, pengetahuan operasional dasar hingga operasional yang lengkap terkait dengan fakta
bidang keterampilan pemeliharaan taman, pembangunan taman, budi daya tanaman dan dekorasi taman skala
dalam gedung dan halaman gedung secara terbatas halaman rumah serta ruang luar gedung perkantoran
yang praktis dan ekonomis; 2 memiliki keterampilan menggunakan peralatan taman
tanpa mesin manual, memanfaatkan informasi dan teknologi bidang pertamanan untuk membantu
pelaksanaan tugas kerjanya; 3 mampu bekerja secara mandiri, mampu bekerja sama dan
melakukan komunikasi dalam lingkup tim kerja pemeliharaan taman, pembangunan taman, budi daya
tanaman dan dekorasi taman skala dalam gedung dan halaman gedung secara terbatas, dengan pengawasan
langsung ataupun tidak langsung dari pihak pemberi tugas; dan
4 bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri, dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain dan tanggung
jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain. b.
Khusus Secara khusus program kursus dan pelatihan “Pertamanan
Jenjang II dan III KKNI” ini bertujuan: 1 memberikan nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan
pasar kerja di bidang usaha dan industri pertamanan; 2 menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan tugas
pemeliharaan taman skala taman pekarangan rumah, taman privat, taman lingkungan dan taman kota secara
rutin, sehingga dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman pohon, palem, tanaman semak, penutup tanah,
rumput dan tanaman air dalam kondisi optimal, dapat mempertahankan kesuburan media tanamnya, serta dapat
mempertahankan estetika taman dengan mengendalikan pertumbuhan tanaman sesuai dengan desain awal taman;
3 menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan satu tugas pemeliharaan taman dan serangkaian tugas
pembangunan taman, budi daya tanaman serta dekorasi taman dengan skala ruang dalam gedung dan halaman
gedung secara terbatas, sehingga bisa menghasilkan taman yang estetisindah, sehat dengan media tanam
subur dan tidak membahayakan atau merusak lingkungan; dan
4 memberikan nilai tambah dalam penguasaan pengetahuan tentang manfaat taman sebagai sarana yang memiliki
fungsi estetika dan fungsi ekologis. 3.
Manfaat Program kursus dan pelatihan “Pertamanan Jenjang II dan III
KKNI” ini dirancang bermanfaat bagi pihakpihak terkait, yaitu:
a. bagi Lulusan kursus dan pelatihan Pertamanan, dapat menguasai
pengetahuan, memiliki
sikap kerja dan
ketrampilan bidang pertamanan, sehingga
dapat dipergunakan sebagai bekal bekerja dan atau berwirausaha;
b. bagi Lembaga pengguna jasa
pemeliharaan taman, pembangunan taman, budi daya tanaman dan dekorasi taman
dengan skala ruang dalam gedung dan halaman gedung secara terbatas, diharapkan dapat lebih mudah mendapatkan
tenaga kerja pertamanan gardener yang siap dan mampu
melaksanakan pekerjaan sesuai jenjang ketrampilannya; dan c. bagi Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan
Pertamanan Jenjang II dan III KKNI, dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang sesuai dengan standar
kompetensi ketrampilan di bidang Pertamanan. 4.
Kualifikasi peserta Kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II dan III KKNI ini
dapat diikuti oleh setiap warga Negara Indonesia dan tidak
tertutup bagi warga Negara asing dengan persyaratan pendidikan: a. minimal lulus Sekolah Menengah PertamaSMP atau yang
sederajat dan lulus wawancara yang dilakukan oleh lembaga kursus untuk dapat mengetahui pengalaman kerjanya di
bidang pertamanan sebelumnya. Kompetensi kerja lulusannya setara dengan Jenjang II KKNI.
b. minimal tamat Sekolah Menengah AtasSMA atau yang sederajat.
Kompetensi kerja lulusannya setara dengan Jenjang III KKNI. 5.
Metode kursus dan pelatihan Pelaksanaan kursus dan pelatihan dilakukan dengan cara
pemberian materi pelajaran teori di ruang kelas, belajar praktik di lapangan melalui metode pembelajaran presentasi oral, gambar
dan audiovisual, demonstrasi, simulasi, pemecahan masalahkasus, diskusi dan anjangkarya
study tour ke Taman Rumah, Taman Kantor Privat, Taman Kota atau Kebun
RayaTaman Botani lainnya yang akan dipilih untuk menjadi percontohan.
6.
Uji Kompetensi
Uji kompetensi diperlukan peserta didik untuk mendapatkan pengakuan ketrampilan secara Nasional di bidang pertamanan
jenjang II dan III KKNI. Penyelenggaraan uji kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji
Kompetensi yang diterbitkan oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi danatau Lembaga Sertifikasi Kompetensi LSK. Uji
kompetensi dilaksanakan di suatu tempat yang disebut Tempat Uji Kompetensi TUK yang telah diverifikasi oleh LSK
Pertamanan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari ujian teori dan praktik
yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja terkait dengan aspekaspek psikomotorik, kognitif dan
afektif sesuai dengan tingkat kesulitan pelaksanaan tugas dan kompetensi kerjanya.
7.
Sertifikat Kelulusan Sertifikat kelulusan diberikan oleh Satuan Pendidikan yang
terakreditasi danatau Lembaga Sertifikasi Kompetensi LSK bidang pertamanan kepada peserta kursus dan pelatihan setelah
dinyatakan lulus dalam uji kompetensi sesuai jenjang kursus dan pelatihan yang diikuti.
Peserta yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan satu lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi
diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Satuan
Pendidikan yang terakreditasi danatau Lembaga Sertifikasi Kompetensi LSK bidang pertamanan. Sertifikat yang diperoleh
dari program ini adalah Sertifikat “Pemelihara Taman” untuk lulusan Jenjang II KKNI dan sertifikat “Pelaksana Pembangunan
Taman” untuk lulusan Jenjang III KKNI.
D. Pengertian