Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,
diupdate dan diedit. Ada fungsi-fungsi yang dibentuk oleh SIG untuk menyimpan dan menerima data dari basis data, kemampuan ini sama
seperti halnya dengan kemampuan yang disediakan oleh perangkat lunak manajemen basis data. Data dimasukan ke dalam struktur data yang
sudah didefinisikan yang mungkin saling berhubungan atau mungkin juga tidak saling berhubungan.
4 Data Manipulasi dan Analisis
Sub-sistem ini menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. SIG melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan. Fungsi analisis SIG secara umum dibagi kedalam dua bagian yaitu analisis spasial dan analisis non-spasial.
Analisis spasial memerlukan pengetahuan hubungan geografi antara data- data points, lines, and polygons yang terdapat dalam SIG. sedangkan
analisis non-spasial menggambarkan suatu query dari database, sejenis fungsi dalam database management software.
2.2 Basis Data Spasial dan Atribut
2.2.1 Basis Data Spasial
Data spasial adalah sebuah data yang berorientasi geografis dan memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya Nuarsa IW. 2005..
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat
tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi spasial dan
informasi deskriptif atribut yang dijelaskan berikut ini Yousman. 2004
: 1
Informasi lokasi spasial merupakan informasi yang berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi lintang dan bujur maupun
Universitas Sumatera Utara
koordinat Cartesian XYZ absis, ordinat dan ketinggian, termasuk diantaranya sistem proyeksi.
2 Informasi deskriptif atribut atau informasi non-spasial merupakan
informasi suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengan lokasi tersebut, contohnya jenis vegetasi, populasi, luasan, kode
pos, dan sebagainya. Informasi atribut seringkali digunakan pula untuk menyatakan kualitas dari lokasi.
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG,
data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format yaitu Prahasta. 2005
:
1 Model Data Raster
Data raster atau disebut juga dengan sel grid adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis
direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan piksel picture element. Pada data raster, resolusi tergantung pada ukuran piksel-
nya. Dengan kata lain, resolusi piksel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap piksel pada citra. Semakin
kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin
tinggi resolusinya.
Data raster
sangat baik
untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis
tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file, semakin
tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia. Masing-masing
format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang
tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa
. Contoh gambar format data raster dapat dilihat pada gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Format Data Raster
2 Model Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan
berakhir pada titik yang sama, titik dan nodes merupakan titik perpotongan antara dua buah garis. Keuntungan utama dari format data
vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan
ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari
beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidak mampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual. Contoh gambar
format data vektor dapat dilihat pada gambar 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Format Data Vektor 2.2.2 Sumber Data Spasial
Data spasial yang digunakan dalam proyek SIG dapat berasal dari berbagai sumber. Beberapa sumber yang umumnya digunakan dalam pembangunan
basis data spasial adalah sebagai berikut Nuarsa IW. 2005
: a
Peta Analog Peta analog antara lain peta topografi, peta tanah, peta kawasan hutan dan
perairan, dan sebagainya yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki
referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya. Peta analog yang meliputi wilayah yang luas, seperti peta topografi, peta
penggunaan lahan dan peta lereng, umumnya bersumber pada citra satelit atau foto udara. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta
analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat menunjukan
koordinat sebenarnya di permukaan bumi. Proses digitasi dapat pula dilakukan langsung bila tersedia meja digitasi. Namun dewasa ini sebagian
besar digitasi peta analog dilakukan on-screen atau langsung di monitor setelah peta dikonversi menjadi peta raster melalui pemindai scanner.
b Citra Penginderaan Jauh
Data Penginderaan Jauh antara lain citra satelit dan foto-udara, merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG, utamanya untuk
memantau kondisi lahan, karena ketersediaanya secara berkala dan mencakup area tertentu yang cukup luas. Dengan adanya bermacam-
macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan
pemakaian. Data citra satelit sebagian besar disediakan dalam format raster.
c Data Hasil Pengukuran
Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik pemetaan tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut,
Universitas Sumatera Utara
contohnya batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, trase alur jalan hutan dan lain lain.
d Data Global Positioning System
Teknologi Global Positioning System GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS
semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.
2.2.3 Data Atribut