contohnya batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, trase alur jalan hutan dan lain lain.
d Data Global Positioning System
Teknologi Global Positioning System GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS
semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.
2.2.3 Data Atribut
Data atribut memberikan gambaran atau menjelaskan informasi berkaitan dengan fitur peta atau cara kerja SIG. Data atribut dapat disimpan dalam
format angka maupun karakter. Pada Sistem Informasi Geografis, utamanya di ArcView dan ARCINFO data atribut dihubungkan dengan data spasial melalui
identifier ID yang terkait di fitur. Pada ArcView file dikenal dengan nama shapefile .SHP yang terdiri dari serangkaian file, atribut yang disimpan pada
file berekstensi .dbf Nuarsa IW. 2005
.
2.2.4 Penentuan Atribut
Analisis kebutuhan atribut berganda sangat bergantung pada proses penentuan atribut oleh pembuat keputusan karena dengan atribut tersebut pembuat
keputusan akan mengevaluasi pencapaian tujuan keputusan. Dalam melakukan pengambilan ide atribut ada dua cara yang dapat ditempuh pembuat keputusan
yaitu menggunakan panel ahli dan melakukan survey literatur. Atribut yang digunakan harus mewakili tujuan yang ingin dicapai. Proses pencarian hingga
sub-sub atribut yang lebih kecil terus dilakukan hingga diperoleh atribut yang nyata. Hal-hal yang harus dimilik oleh atribut sebagai berikut
Nuarsa IW. 2005
: a
Atribut harus lengkap, atribut telah mewakili semua hal yang relevan terhadap keputusan akhir.
Universitas Sumatera Utara
b Atribut saling terpisah satu dengan yang lain, atribut tidak harus tergantung
pada atribut lain sehingga dapat dilakukan proses trade off pada langkah selanjutnya dan menghindari double-counting.
c Atribut dibatasi pada hal penting signifikan bagi kinerja, atribut diawali
oleh tujuan utama yang abstrak dan ditingkat paling bawah.
2.2.5 Pembobotan Atribut
Atribut tidak selalu memilliki tingkat kepentingan yang sama. Dengan pemberian pembobotan yang berbeda, pembuat keputusan dapat menuangkan
pertimbangan nilai kepentingan yang berbeda diantara atribut keputusan. Bobot juga akan membimbing seorang manajer proyek atau program untuk
mengupayakan hal terbaik dalam pencapaian target yang memilliki bobot terbesar karena besarnya bobot juga menggambarkan tingkat tanggung jawab
yang lebih besar terhadap atribut tersebut.
Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara
subyektif obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan
subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada
pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan.
2.3 Flowchart