Analisis Sampel Analisis Deskriptif Analisis Inferensial

xlvii

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Sampel

Sampel penelitian tiap kelompok perlakuan tidak mengalami pengurangan jumlah. Sampel penelitian tiap kelompok perlakuan tetap berjumlah 6 ekor tikus Wistar, sehingga besar sampel keseluruhan tetap berjumlah 24 ekor tikus 24 bola mata.

4.2. Analisis Deskriptif

Hasil penilaian sebukan neutrofil konjungtivitis alergi pada tikus Wistar kelompok kontrol dan perlakuan adalah sebagai berikut: Tabel 1 . Rerata sebukan neutrofil konjungtivitis alergi pada tikus Wistar tiap kelompok perlakuan Kelompok n Mean + SD Minimal Maksimal K 6 17,50 + 3,83 13 22 P1 6 11,67 + 2,50 9 16 P2 6 5,83 + 2,32 3 10 P3 6 43,67 + 9,81 31 58 Rerata sebukan neutrofil yang tertinggi didapatkan pada kelompok EGCG dosis 5 x 10 mgml P3, kemudian secara berurutan diikuti oleh kelompok xlviii Kelompok P3 P2 P1 K S ebuka n n e ut rofil 60 50 40 30 20 10 13 15 kontrol K, kelompok EGCG dosis 5 x 10 -2 mgml P1, dan kelompok EGCG dosis 5 x 10 -1 mgml P2 yang terendah.

4.3. Analisis Inferensial

Gambaran perbedaan sebukan neutrofil antara keempat kelompok dapat dilihat dengan grafik Box- plot Gambar 1 Gambar 1 . Grafik Box- plot sebukan neutrofil konjungtivitis alergi pada tikus Wistar tiap kelompok perlakuan Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data yang diperoleh memiliki distribusi yang normal p0,05. Kemudian dilakukan uji homogenitas varians menggunakan uji Leuvene test of varians. Hasilnya menunjukkan bahwa data yang diperoleh memiliki varians yang tidak sama p0,05, sehingga dilakukan usaha untuk menyamakan varians dengan melakukan transformasi data xlix sesuai slope dan power data tersebut yaitu menggunakan logaritma. Data hasil transformasi kemudian diuji kembali dan didapatkan bahwa data memiliki varians yang sama p0,05, sehingga dilakukan uji One-Way ANOVA. Pada uji One-Way ANOVA didapatkan p = 0,000 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan sebukan neutrofil pada jaringan konjungtiva yang bermakna pada seluruh kelompok perlakuan p0,05. Hasil uji statistik lanjutan menggunakan uji Post Hoc Bonferroni menunjukkan nilai p seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 . Nilai perbandingan hasil uji Post Hoc Bonferroni terhadap sebukan neutrofil konjungtivitis alergi pada tikus Wistar antar kelompok perlakuan K P1 P2 P3 K - 0,107 0,000 0,000 P1 0,107 - 0,001 0,000 P2 0,000 0,001 - 0,000 P3 0,000 0,000 0,000 - Pada uji Post Hoc Bonferroni terhadap sebukan neutrofil jaringan konjungtiva antara kelompok yang hanya diinduksi Compound 4880 K dengan kelompok yang diinduksi Compound 4880 dan diberi EGCG berbagai tingkat dosis P1, P2, P3 didapatkan: K-P1 p = 0,107; K-P2 p = 0,000; K-P3 p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa antara kelompok yang hanya diinduksi Compound 4880 K dengan kelompok yang diberi EGCG 5 x 10 -2 mgml sebelum induksi Compound 4880 P1 tidak didapatkan perbedaan yang bermakna, sedangkan l antara K dengan kelompok yang diberi EGCG 5 x 10 -1 mgml P2 atau EGCG 5 x 10 mgml P3 sebelum induksi Compound 4880 didapatkan perbedaan yang bermakna. Pada uji Post Hoc Bonferroni terhadap sebukan neutrofil jaringan konjungtiva antara kelompok P1, P2 dan P3 didapatkan: P1-P2 p = 0,001; P1-P3 p = 0,000; P2-P3 p = 0,000. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok-kelompok tersebut. li

BAB 5 PEMBAHASAN