Studi Pemanfaatan Efek Rumah Kaca Dalam Pengeringan Benih Kacang Panjang (Vigna unguiculata).
KHODRATIEN FATONAH.
Studi Pemanfaatan Efek Rumah Kaca Dalam
Pengeringan Benih Kacang Panjang (Vigna unguiculata). @i bawah bimbingan
ABDUL QADIR).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemanfaatan efek rumah kaca
terhadap pengeringan benih kacang panjang (Vigna unguiculata).
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Leuwikopo.
Penelitian ini terdiri dari tiga percobaan, yaitu : (1) pembuatan prototipe alat
pengering; (2) pengujian alat pengering tanpa benih; dan (3) pengujian alat pengering
dengan benih. Analisis data pada percobaan 2 (pengujian alat pengering tanpa benih)
menggunakan analisis regresi sederhana, sedangkan analisis data pada percobaan 3
(pengujian alat pengering dengan benih) rnenggunakan analisis korelasi. Percobaan 3
meliputi pengujian terhadap viabilitas benih dengan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok dengan faktor tunggal. Faktor tersebut adalah sistem pengeringan dengan
dua tar&, yaitu : (1) pengeringan dengan alat pengering dan (2) pengeringan dengan
lamporan.
Pembuatan prototipe alat pengering dilakukan sebanyak dua kali.
Hasil
pengujian prototipe 1 alat pengering tidak memenuhi kriteria yang diharapkan,
sehingga pembuatan prototipe diulang kembali menjadi prototipe 2 alat pengering.
Hasil pengujian prototipe 2 alat pengering memenuhi kriteria yang diharapkan karena
sesuai dengan prinsip efek rumah kaca. Pemanasan yang terjadi di dalam prototipe 2
alat pengering mempakan suatu proses akibat terperangkapnya energi gelombang
panjang matahari seperti pada efek rumah kaca.
Pengujian alat pengering dalam keadaan tanpa benih dilakukan dua kali
percobaan. Hal ini ditujukan untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi
suhu yang dihasilkan alat pengering. Suhu udara yang dihasilkan alat pengering
dipengaruhi oleh kondisi suhu udara lingkungan, arah peletakan alat pengering
terhadap datangnya sinar matahari, susunan plat hitam pada rak benih, intensitas
radiasi surya dan RH lingkungan.
Kisaran suhu yang dihasilkan ruang pengering
pada prototipe 1 antara 25.9 OC - 40.7"C dengan rata-rata 32.24 "C, sedangkan pada
prototipe 2 berkisar antara 28.3 - 52.2 OC dengan rata-rata 41.39 "C.
Pengujian alat pengering dengan benih kacang panjang meliputi pengujian
terhadap suhu pengeringan, kadar air benih dan viabilitas benih yang dibandingkan
dengan pengujian benih kacang panjang yang dikeringkan pada lamporan. Suhu
selama pengeringan benih kacang panjang pada alat pengering berkisar antara 27.5 41.3 'C, sedangkan pada lamporan berkisar antara 25.0 - 32.3 OC. Perhitungan nilai
koefisien korelasi suhu udara pengering antara alat pengering dan lamporan sebesar
0.52744 dan nyata pada taraf 1 %. Hal ini berarti terdapat hubungan positif antara
suhu alat pengering dan suhu pada lamporan, yaitu alat pengering yang dibuat dapat
juga digunakan untuk mengeringkan benih, tetapi alat pengering ini lebih efektif
karena suhu yang dihasilkan lebih tinggi daripada suhu lamporan.
Penurunan kadar air benih kacang panjang lebih cepat menggunakan alat
pengering daripada lamporan. Alat pengering dapat menurunkan kadar air benih
kacang panjang dari kadar air awal 68 % bb menjadi 10.1 % bb selama 16 jam
Studi Pemanfaatan Efek Rumah Kaca Dalam
Pengeringan Benih Kacang Panjang (Vigna unguiculata). @i bawah bimbingan
ABDUL QADIR).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemanfaatan efek rumah kaca
terhadap pengeringan benih kacang panjang (Vigna unguiculata).
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Leuwikopo.
Penelitian ini terdiri dari tiga percobaan, yaitu : (1) pembuatan prototipe alat
pengering; (2) pengujian alat pengering tanpa benih; dan (3) pengujian alat pengering
dengan benih. Analisis data pada percobaan 2 (pengujian alat pengering tanpa benih)
menggunakan analisis regresi sederhana, sedangkan analisis data pada percobaan 3
(pengujian alat pengering dengan benih) rnenggunakan analisis korelasi. Percobaan 3
meliputi pengujian terhadap viabilitas benih dengan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok dengan faktor tunggal. Faktor tersebut adalah sistem pengeringan dengan
dua tar&, yaitu : (1) pengeringan dengan alat pengering dan (2) pengeringan dengan
lamporan.
Pembuatan prototipe alat pengering dilakukan sebanyak dua kali.
Hasil
pengujian prototipe 1 alat pengering tidak memenuhi kriteria yang diharapkan,
sehingga pembuatan prototipe diulang kembali menjadi prototipe 2 alat pengering.
Hasil pengujian prototipe 2 alat pengering memenuhi kriteria yang diharapkan karena
sesuai dengan prinsip efek rumah kaca. Pemanasan yang terjadi di dalam prototipe 2
alat pengering mempakan suatu proses akibat terperangkapnya energi gelombang
panjang matahari seperti pada efek rumah kaca.
Pengujian alat pengering dalam keadaan tanpa benih dilakukan dua kali
percobaan. Hal ini ditujukan untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi
suhu yang dihasilkan alat pengering. Suhu udara yang dihasilkan alat pengering
dipengaruhi oleh kondisi suhu udara lingkungan, arah peletakan alat pengering
terhadap datangnya sinar matahari, susunan plat hitam pada rak benih, intensitas
radiasi surya dan RH lingkungan.
Kisaran suhu yang dihasilkan ruang pengering
pada prototipe 1 antara 25.9 OC - 40.7"C dengan rata-rata 32.24 "C, sedangkan pada
prototipe 2 berkisar antara 28.3 - 52.2 OC dengan rata-rata 41.39 "C.
Pengujian alat pengering dengan benih kacang panjang meliputi pengujian
terhadap suhu pengeringan, kadar air benih dan viabilitas benih yang dibandingkan
dengan pengujian benih kacang panjang yang dikeringkan pada lamporan. Suhu
selama pengeringan benih kacang panjang pada alat pengering berkisar antara 27.5 41.3 'C, sedangkan pada lamporan berkisar antara 25.0 - 32.3 OC. Perhitungan nilai
koefisien korelasi suhu udara pengering antara alat pengering dan lamporan sebesar
0.52744 dan nyata pada taraf 1 %. Hal ini berarti terdapat hubungan positif antara
suhu alat pengering dan suhu pada lamporan, yaitu alat pengering yang dibuat dapat
juga digunakan untuk mengeringkan benih, tetapi alat pengering ini lebih efektif
karena suhu yang dihasilkan lebih tinggi daripada suhu lamporan.
Penurunan kadar air benih kacang panjang lebih cepat menggunakan alat
pengering daripada lamporan. Alat pengering dapat menurunkan kadar air benih
kacang panjang dari kadar air awal 68 % bb menjadi 10.1 % bb selama 16 jam