Latar Belakang Tanggung Jawab Perusahaan Pemenang Tender Pekerjaan Menurut Perpres No. 4 Tahun 2015 Tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum merupakan suatu aturan yang ada di seluruh dunia dan berada di tengah-tengah masyarakat dimana hukum itu ada dikarenakan proses yang berlangsung terus menerus. Hukum tersebut berwujud seperangkat aturan yang baik tertulis maupun tidak untuk mengatur segala sesuatu yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 2 Hukum yang berbentuk peraturan- peraturan tersebut bersifat memaksa terutama dalam tingkah laku manusia terhadap lingkungan masyarakat dimana peraturan-peraturan tersebut dibuat oleh badan-badan yang resmi dan mempunyai akibat hukum jika terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat. 3 Demikian juga dalam perkembangan hukum yang menyangkut dalam hukum perjanjian yang ada di seluruh dunia terutama di Indonesia. Hukum perjanjian adalah hukum yang membicarakan hal perjanjian yang berlaku untuk semua orang dalam melakukan perjanjian. Adanya hukum yang berlaku dapat meningkatkan keseimbangan dalam perkembangan baik itu perkembangan ekonomi, sosial, politik, maupun budaya, sehingga hukum merupakan hal umum selalu diutamakan terutama dalam perkembangan suatu negara. 2 Hasim Purba, Suatu Pedoman Memahami Ilmu Hukum, Cahaya Ilmu, Medan, 2006, hlm. 12. 3 C.S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2010,hlm. 3. 1 2 Kata kontrak dalam percakapan sehari-hari ternyata memang berbeda. Pengertian awam memahaminya dalam arti kata sempit. Dalam pembicaraan sehari-hari umumnya dibedakan antara sewa dan kontrak. Bilamana ada orang menyebut kontrak, itu dipakai dalam pengertian kontrak rumah, gudang, toko, dan lain-lain. Dan apabila ada orang mengatakan sewa rumah atau sewa gudang, yang dimaksudkan bukanlah dalam arti kontrak. Dengan demikian, ada pengertian yang masih rancu antara kontrak dan sewa. Padahal yang benar, Kontrak adalah suatu perjanjian yang dituangkan dalam tulisan atau perjanjian yang dituangkan di dalam tulisan atau perjanjian tertulis atau surat. Sebagai contoh, surat kuasa,surat pernyataan,surat penunjukan, dan banyak lagi. 4 1. Generally cannot choose costumer Perjanjian antara antara pemerintah daerah dengan pihak swasta dimungkinkan sepanjang yang menyangkut Public service, yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan oleh Olive holtman sebagai berikut: 2. Roles limited by legislation 3. Politics institutionalizes conflict 4. Complex account ability 5. Very open to security 6. Action must be justified 7. Objectives outputs difficult to statemeasure 4 I.G. Rai Widjaya,S.H., M.A., Merancang Suatu Kontra, Megapoin, Jakarta, 2003, hlm. 3. 3 Disamping memiliki karakter tersebut Public service dicirikan dengan dua ciri, yaitu: 1. Non exculudability Orang-orang yang membayar diharapkan dapat menikmati barang itu dan tidak dapat dipisahkan dengan orang-orang yang tidak membayar tetapi menikmati juga barang tersebut. 2. Non rivalry consumption Seorang yang mengkonsumsi barang itu dan orang lain mengkonsumsinya. Berhubung pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan barang public service yang akan dinikmati oleh seluruh rakyat, maka pemerintah harus menyediakannya agar kesejahteraan seluruh masyarakat dapat ditingkatkan. 5 1. Meningkatnya penduduk di perkotaan sementara sumber keuangan pemerintah terbatas. Karena kemampuan pemerintah terbatas maka tidak tertutup kemungkinan terjadinya govermment failure, dimana intervensi privat dapat dimungkinkan dengan alas an sebagai berikut: 2. Pelayanan yang diberikan sektor privat ataupun swasta dianggap lebih efisien . 3. Banyak bidang pelayanan tidak ditangani pemerintah sehingga sektor swasta ataupun privat dapat memenuhi kebutuhan yang belum ditangani tanpa mengambil alih tanggung jawab pemerintah. 5 Arsyad nurdjaman, keuangan negara, intermedia, Jakarta, 1992, hlm 17 4 4. Akan terjadi persaingan dan mendorong pendekatan yang bersifat kewiraswastaan dalam pembangunan nasional. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa dengan otonomi daerah membuka peluang bagi daerah untuk memberikan pelayanan barang dan jasa kepada masyarakat dengan berbagai model antara lain: 6 1. Governance service Pemerintah memberikan semua jenis pelayanan publik kepada masyarakat. Pemerintah memberikan fungsi sebagai pengatur pelayanan service arranger dan produsen pelayanan service produser. 2. Intergovernmental aggrement Pemerintah pusat dapat mendelegasikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan. Pada konsep ini konsumen membayar secara langsung biaya pelayanan kepada pemerintah daerah, sedangkan fungsi produksinya tetap berada pada pemerintah pusat. 3. Government vending Dalam ini konsumen bertindak sebagai pengatur service arranger dan membayar kepada pemerintah atas sejumlah pelayanan publik. 6 Ibid, hlm 38 5 4. Contract Pemerintah dapat mengontrak atau memberikan mandate kepadaperusahaan negara ataupun perusahaan daerah untuk memberikan pelayanan. Puhak yang diontrak adalah perusahaan swasta. 5. Grant Pemerintah memberikan subsidi kepada produsen dengan tujuan menurunkan harga barang dan jasa pelayanan secara umum, misalnya penurunan nilai pajak kepada produsen agar nilai barang yang akan dibeli oleh konsumen akan murah. 6. Voucher Konsumsi barang tertentu diarahkan kepada konsumen tertentu yang artinya perusahaan yang memberikan pelayanan dibayar secara langsung oleh pemerintah. 7. Franchise Pemerintah memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan swasta untuk memberikan pelayanan dalam suatu batas geografis tertentu, dan pemerintah memberikan tarif yang harus dibayar oleh konsumen. 8. Market Suatu sistem dimana konsumen memilih produsen barang dan jasa yang dikehendaki sesuai dengan kualitasnya tanpa ada campur tangan pemerintah. 6 9. Voluntary service Suatu sistem dimana lembaga swadaya secara sukarela memberikan pekayanan yang dibutuhkan masyarakat. 10. Self service Penyediaan pelayanan dilakukan sendiri oleh individu ataupun masyarakat. Dalam kontrak ada beberapa hal yang diatur oleh pemerintah dan menjadi dasar terbentuknya Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah di Indonesia. Demikian juga dalam kontrak di bidang pengadadaan barang maupun jasa oleh suatu perusahaan. Peraturan yang mengatur ini adalah PERPRES Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah yang merupakan perubahan keempat dari Undang-Undang Nomor 54 Tahun 2010. Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakat Indonesia pemerintah Indonesia memaksukan unsur-unsur tersirat dalam PERPRES Nomor 4 Tahun 2015 tersebut. Dan pemerintah berharahap agar : 1. Percepatan pelaksanaan pembangunan dengan percepatan pelaksanaan belanja negara. 2. Percepatan pelaksaan pembangunan dengan percepatan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Karena dalam pembangunan ekonomi dengan harapan cepat tercapainya target maka pemerintah menerapkan percepatan pembangunan. Karena dua hal ini merupakan aspek yang harus tercapai dengan cepat dan seimbang. Seperti apa yang telah diuraikan diatas maka pemerintah Kota 7 Medan juga menerapkan percepatan pembangunan untuk menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dengan mengadakan lelang pengerjaan yang digelar oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan dalam pembangunan Jembatan Sudirman yang merupakan akses protokol masyarakat Kota Medan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan banyak juga masyarakat Kota Medan menjadikan jembatan ini untuk akses melakukan kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan lelang pengerjaan pembangunan jembatan ini dilakukan secara terbuka dan diperuntukan untuk umum secara bertanggung-jawab. Tetapi proses ini dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku agar proses ini dalam berjalan dengan benar dan lancar. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mempelajari, memahami dan meneliti tentang hukum perjanjian dalam bidang pengadaan barangjasa pemerintah. Penulis berpedoman pada Kitab Undang-Undang Perdata dan juga pada PERPRES Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Maka dalam penulisan skripsi ini penulis menentukan judul “TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PEMENANG TENDER PEKERJAAN MENURUT PERPRES NO. 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGADAAN BARANGJASA PEMERINTAH” studi di Dinas Pekerjaan Umum Pemerintahan Kota Medan dalam hal pembangunan jembatan Sudirman Medan”. 8

B. Rumusan Masalah