PERATURAN TENTANG STATUS TANAH NEGARA DI SEKITAR SUNGAI

30 Proses “lahirnya” Hak Milik dan hak-hak yang lain terdapat aturannya dalam dua Peraturan Menteri Dalam Negeri PMDN yaitu : 1 PMDN No. 3 Tahun 1973 tentang: “Ketentuan-ketentuan Mengenai Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah”; 2 PMDN No. 1 Tahun 1977 tentang: “Tata cara permohonan dan penyelesaian pemberian hak atas bagian-bagian tanah pengelolaan serta pendaftarannya”.

D. PERATURAN TENTANG STATUS TANAH NEGARA DI SEKITAR SUNGAI

Di Negara kita sedang terjadi proses pembangunan. Proses pembangunan adalah sebagai berikut : 1. Pemerintah memberikan ijin pemanfaatan bantaran sungai kepada masyarakat untuk digunakan sebagai perumahan dan Lahan perkebunan tanaman semusim seperti pisang, kacang, tomat dan lombok 2. Berdirinya gedung pertokoan mall dan pasar pengganti pasar yang terbakar, mulailah dibangun pompa-pompa air pengambilan bahan baku Industri dibantaran sungai, satu-persatu masyarakat pendatang membangun rumah tidak permanent. 3. Ijin penghijaun yang diberikan sebagian dialihtangankan kepada fihak kedua yang selanjutkan melakukan pembangunan rumah permanen. 17 17 Erna Witoelar, Bantaran Kali Dilegalkan, Jakarta, Kompas, 16-6-2000. 31 Muncul anggapan sebagian masyarakat bahwa tanah Bantaran adalah warisan orang tua sehingga ahli waris berhak untuk memiliki. Sampai akhir Bulan Nopember 2004 jumlah bangunan permanen di Gilingan dan Semanggi telah mencakup angka 1500 buah jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan warga akan tempat tinggal. Tertulis dalam aturan Pasal 5 Peraturan Pemerintah RI Nomor 35 tahun 1991 tentang Sungai yang berbunyi: 1 Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan batas lebar sekurang-kurangnya 5 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul, 2 Gari sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan berdasarkan pertimbangan tekhnis dan sosial ekonomis oleh pejabat yang berwenang. Masalah tanah di Indonesia masih merupakan suatu masalah yang amat peka dalam kehidupan rakyat. Hal ini disebabkan adanya berbagai kepentingan dan kebutuhan pembangunan, bahkan tanah mempunyai nilai yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang pertanahan, maka setiap tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk di dalam hak menguasai negara harus didaftarkan. Hak Menguasai dari Negara ini dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat. Maju dan berkembangnya kehidupan masyarakat akan kebutuhan tanah untuk perumahan adalah termasuk kebutuhan primer. Hal ini dapat dilihat 32 di dalam dunia keagrariaan, perkembangan antara masyarakat dan kebutuhan akan tanah tidak sebanding. Masyarakat dari hari-kehari bertambah banyak, sedangkan tanah yang dibutuhkan adalah tetap. Dalam hal ini pemerintah Republik Indonesia harus mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan akan tanah tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan adanya pendaftaran akan pemeliharaan tanah, sehingga untuk menghindari adanya persengketaan masalah suatu tanah maka diperlukan suatu tanda bukti hak milik. Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku tentang pertanahan, maka perubahan status kepemilikan hak atas tanah mendorong masyarakat untuk memiliki surat tanda bukti hak milik atas tanah berupa sertifikat, karena dengan sertifikat maka status tanah tersebut menjadi tanah hak milik. E. TINJAUAN HUKUM TERJADINYA TANAH HAK MILIK E.1. Tinjauan Hukum Adat tentang Hak Milik Atas Tanah