Modal dan Saham Perseroan Terbatas
perlindungan terhadap tagihan pihak ketiga. Besarnya modal dasar perseroan itu tidaklah menggambarkaan kekuatan financial riil
perseroan tetapi hanya menentukan jumlah maksimum modal dan saham yang dapat diterbitkan perseroan.
20
2 Modal yang Ditempatkan Merupakan modal yang disanggupi para pendiri untuk
disetor ke dalam kas perseroan pada saat prseroan didirikan. Berasarkan Pasal 33 UUPT, modal yang ditempatkan paling sedikit
25 dua puluh lima persen dari modal dasar. Modal ditempatkan dan disetor penuh harus dibuktikan dengan bukti penyetoran yang
sah. Sedangkan pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor
penuh, hal ini berarti tidak dimungkinkan penyetoran atass saham dengan cara mengangsur. Sebagaimana modal dasar, modal yang
ditempatkan ini pun belum memberikan kekuatan financial riil perseroan, karena modal tersebut belum berupa uang tunai atau
belum ada sama sekali dlam kas perseroan. 3 Modal yang Disetor
Merupakan modal perseroan yang berupa sejumlah uang tunai atau bentuk lainnya yang diserahkan para pendiri kepada kas
perseroan pada saat perseroan didirikan. Berdasarkan Pasal 33 UUPT ditentukan bahwa modal yang ditempatkan itu harus disetor
20
ibid hal. 83
penuh. Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang. Namun, tidak ditutup kemungkinan penyetoran saham dalam
bentuk lain, baik berupa benda berwujud maupun benda tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan yang secara nyata
telah diterima oleh perserosan. Penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang harus
disertai rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan, dan lain-lain yang dianggap
perlu memiliki kejelasan mengenai penyetoran tersebut. Dalam penyetoran modal saham dilakukan alam bentuk lain, penilaian
setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak
terafiliasi dengan perseroan.
21
Nilai wajar setoran modal saham ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Jika nilai pasar tidak tersedia, nilai wajar ditentukan
berdasarkan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik setoran, berdasarkan informasi yang relevan dan
terbaik. Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak harus diumumkan dalam satu surat kabar atau lebih, dalam jangka
waktu 14 hari setelah akta pendirian ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tersebut.
21
Kansil, C.S.T., 1985, Hukum Perusahaan Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita.
a. Saham Merupakan tanda penyertaan modal dalam suatu perusahaan
sebagai bukti kepemilikan hak. Saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat
ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal persyaratan kepemilikan saham telah ditetapkan dan
tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus dicapai
sesuai dengan ketentuan UUPT danatau anggaran dasar. Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang rupiah, saham tanpa
nilai nominal tidak dapat dikeluarkan. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan diaturnya pengeluaran saham tanpa nilai nominal
dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk :
¾ Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS; ¾ Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil
likuidasi; ¾ Menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT.
Hak tersebut di atas baru berlaku setelah saham dicatat dalam daftar pemegang saham atas nama pemiliknya. Setiap saham
memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi. Dalam
hal satu saham dimiliki oleh lebih dari satu orang, hak yang timbul dari saham tersebut digunakan dengan cara menunjuk satu orang
sebagai wakil bersama. Berdsarkan Pasal 53 UUPT, anggaran dasar menetapkan satu klasifikasi saham atau lebih. Setiap saham
dalam klasifikasi yang sama menberikan kepada pemegangnya hak yang sama. Namun, dalam hal terdapat lebih dari satu
klasifikasi saham, anggaran dasar menetapkan salah satu diantaranya sebagai saham biasa. Klasifikasi saham sebagaimana
dimaksud di atas lebih dari satu klasifikasi antara lain:
22
1 Saham dengan hak suara atau tanpa hak suara; 2 Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi
dan atau anggota Dewan Komasisaris; 3 Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau
ditukar dengan klasifikasi saham lain; 4 Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
menerima deviden lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian deviden secara kumilatif atau
non kumulatif; 5 Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
menerima lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan perseroan dalam likuidasi.
22
www.sahampt‐hukumonline.co.id
Berdasarkan klasifikasi di atas, saham-saham tersebut dapat dibedakan menjadi:
23
1 Saham Biasa Merupakan saham yang mempunyai hak suara untuk
mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan perseroan, mempunyai hak untuk
menerima deviden yang dibagikan, dan menerima sisa kekayaan hasil likuidasi. Hak suara yang dimiliki oleh pemegang saham biasa
dapat dimiliki juga oleh pemegang saham klasifikasi lain. Pemegang saham biasa ini tidak memiliki hak lebih tertentu dari
pemegang saham klasifikasi lainnya. 2 Saham yang Mengandung atau Memiliki Keistimewaan
Merupakan saham yang memiliki keunggulan atau keistimewaan dari pada saham biasa. Keungggulan tersebut
diantaranya berkaitan dengan pembagian deviden, pembagian sisa kekayaan perseroan setelah perseroan dibubarkan atau
dilikuidasi.
24
a Saham Utama Yaitu saham yang memiliki hak lebih dari saham biasa dalam
hal keuntungan dan saldo pada saat perseroan dilikuidasi. b Saham Utama Kumulatif
23
Ridwan Khairandy, Perseroan Terbatas, Doktrin, Peraturan Perundang‐undangan dan jurisprudensi
Yogyakarta: Total Media, 2009, hlm. 101‐109.
24
Ibid.
Saham yang memiliki hak-hak lebih daripada saham utama. Selain memiliki hak atas deviden tunggakan.
c Saham Istimewa Priorotas Saham yang memberikan poada pemegangnya hak untuk
berbicara khusus. Ini adalah kewenangan yang tidak diberikan oleh undang-undang kepada RUPS. Hal ini adalah hak yang
termasuk dalam klausul oligarkhi. Pemilihan atau penunjukan komisaris atau direksi biasanya terikat pada pencalonan yang
dikemukakan oleh pemegang saham yang memiliki hak istimewa tersebut.
Selain ketiga jenis saham di atas, masih dikenal dua jenis lainnya yaitu:
♦ Saham Pendiri: saham yang diberikan sebagai balas jasa terhadap jasa-jasa para pendiri dalam mendirikan perseroan. Di sini tidak ada
kewajiban penyetoran baik berwujud uang atau bentuk lain. ♦ Saham Bonus: saham biasa yang diberikan kepada pemegang
saham yang telah ada tanpa penyetoran. Saham ini diberikan sebagai pengganti hak menagih kepada perseroan atas dana
kelebihan dari modal yang ditempatkan. Berdasarkan cara peralihan saham, saham dapat dibedakan
menjadi:
♦ Saham Atas Nama: saham yang mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya sehingga peralihannya dilakukan dengan akta
pemindahan hak. ♦ Saham Atas Tunjuk: saham yang tidak mencantumkan nama
pemegang atau pemiliknya sehingga peralihannya dilakukan dengan penyerahan secara fisik.