5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Alpha
Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Alpha
Alpha
Tingkat Reliabilitas
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Cukup Reliabel
Sangat Reliabel
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
3.6.3.1 Uji Normalitas Menurut Umar (2011:181), tujuan uji normalitas adalah untuk
mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas data menggunakan angka signifikansi Kolmogorov-Smirnov (sig) dan analisa grafik dari diagram P-Plot. Diagram P-Plot adalah salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksaan kenormalan data.
a) Analisa Grafik
Menurut Ghozali (2013:103) kriteria pengambilan keputusan dengan analisis grafik (normal probability), yaitu sebagai berikut : - Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model memenuhi asumsi normalitas. - Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b) Kolmogorov-Smirnov
Menurut Ghozali (2013:103) untuk lebih meyakinkan, mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji K-S. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian. Dalam penelitian ini, Menurut Ghozali (2013:103) untuk lebih meyakinkan, mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji K-S. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian. Dalam penelitian ini,
H 0 : Data berdistribusi normal
H 1 : Data tidak berdistribusi normal Kriteria pengambilan keputusan dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov yaitu :
- Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal - Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
3.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Wijaya dalam Sarjono dan Julianita (2011:66) heterokedatisitas
menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan/ observasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap makan disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas dalam model atau dengan kata lain tidak terjadi heterokedatisitas.
3.6.3.3 Uji Multikolinearitas
Menurut Sarjono dan Julianita (2011:68), uji multikorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan diantara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel independen (variabel bebas) lebih dari satu. Dasar pengambilan keputusan:
• Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10 : terjadi multikolenearitas • Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 : tidak terjadi
multikolenearitas
3.6.4 Uji Korelasi Pearson
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2012:70), korelasi Pearson Product Moment (PPM) kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan antara Menurut Riduwan dan Kuncoro (2012:70), korelasi Pearson Product Moment (PPM) kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan antara
Keterangan: rx,y = koefisien korelasi ΣX
= jumlah skor item ΣY
= jumlah skor total seluruh item N
= jumlah responden Korelasi Pearson Product Moment (PPM) dilambangkan r dengan
ketentuan nilai r tidak lebih dari nilai (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r=-1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti nilai r diinterpretasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut.
Tabel 3.6 Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
Sangat kuat
Cukup kuat
Sangat rendah
Sumber : Riduwan dan Kuncoro, 2012 Besar kecilnya sumbangan variabel x terhadap y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut.
2 KP = r x 100%
Keterangan: KP
= nilai koefisien determinan r
= nilai koefisien korelasi Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari
makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan tahapan sebagai berikut.
1. Menentukan hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y
2. Dasar pengambilan keputusan : • Jika nilai probabilitas (α = 0,05) lebih kecil dari nilai Sig. atau 0,05 < Sig., maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang signifikan terhadap variabel X dengan variabel Y
• Jika nilai probabilitas (α = 0,05) lebih besar atau sama dengan nilai Sig. atau 0,05 ≥ Sig., maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan yang signifikan terhadap variabel X dengan variabel Y.
3.6.5 Path Analysis (Analisis Jalur) Menurut Riduwan dan Kuncoro, (2012:2), model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
Ghozali (2007:114) mengatakan variabel intervening merupakan variabel antara atau mediating, fungsinya memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antarvariabel (model kausal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali;2007:124).
3.6.5.1 Manfaat Path Analysis
Manfaat dari Path Analysis menurut Riduwan dan Kuncoro (2012:2):
1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti
2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan diprediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif
3. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan 3. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan
4. Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik untuk uji reliabilitas konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.
3.6.5.2 Model Path Analysis
Menurut Sarwono (2007:41), beberapa model analisa jalur adalah :
a. Model Regresi Berganda Model regresi berganda ini sebenarnya merupakan
pengembangan dari teknik analisis regresi linear berganda dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (exogenous), yaitu
X 1 dan X 2 dengan satu variabel dependen (endogenous) Y. Model
tersebut mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini.
Di mana: • X 1 adalah variabel independen (exogenous) pertama • X 2 adalah variabel independen (exogenous) kedua
• Y adalah variabel dependen (endogenous)
b. Model Mediasi Melalui Variabel Perantara (Intervening Variable) Model kedua analisis jalur adalah model mediasi atau
perantara (intervening variable) di mana kehadiran variabel Y sebagai variabel perantara akan mengubah pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Pengaruh ini dapat menurun ataupun meningkat. Model kedua ini diagram jalurnya seperti di bawah ini.
Di mana: • X adalah variabel independen (exogenous) • Y adalah variabel endogenous perantara
• Z adalah variabel dependen (endogenous)
c. Model Gabungan Antara Regresi Berganda dan Model Mediasi Model ketiga dalam analisis jalur merupakan penggabungan
antara model regresi linear berganda dengan model mediasi, yang juga merupakan model yang yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung (direct effect) dan secara tidak langsung (indirect effect) mempengaruhi juga variabel Z melalui variabel perantara Y. Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut:
• Variabel X berfungsi sebagai variabel independen (exogenous) terhadap variabel Y dan Z
• Variabel Y mempunyai dua fungsi: Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap variabel exogenous X Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk melihat pengaruh X terhadap Z melalui Y
• Variabel Z merupakan variabel dependen (endogenous) Model ini mempunyai diagram jalur seperti berikut ini:
Di mana: • X adalah variabel independen (exogenous)
• Y adalah variabel endogenous dan sebagai variabel
perantara • Z adalah variabel dependen (endogenous)
d. Model Kompleks Model keempat dalam analisis jalur ini merupakan model yang
kompleks, yaitu variabel X 1 secara langsung mempengaruhi Y 2 dan melalui variabel X 2 secara tidak langsung mempengaruhi Y 2 , sementara itu variabel Y 2 juga dipengaruhi oleh variabel Y 1 . Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut: • Variabel X 1 berfungsi sebagai variabel independen exogenous • Variabel X 2 mempunyai dua fungsi:
Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous
terhadap variabel exogenous X 1
Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk melihat pengaruh X 1 terhadap Y 2
melalui X 2 • Variabel Y 2 merupakan variabel dependen (endogenous)
• Variabel Y 1 merupakan variabel independen (exogenous) Model ini mempunyai diagram jalur sebagai berikut :
Di mana:
• X 1 adalah variabel independen (exogenous)
• X 2 adalah variabel (endogenous) dan sebagai variabel perantara
• Y 1 adalah variabel independen (exogenous) • Y 2 adalah variabel (endogenous)
3.6.6 Rancangan Penelitian Rancangan uji hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95% dimana nilai (a) atau nilai batas ketidakakuratan sebesar 5% atau
0.05 sehingga dasar pengambilan keputusan dapat ditentukan dengan: • Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keterangan: X1 : Variabel Budaya Organisasi,
X 2 : Variabel Komitmen Organisasi, Y : Variabel Motivasi, Z : Variabel Kepuasan Kerja
3.6.7 Hipotesis
T-1 Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y) pada PT. Andhika Graha Teknindo. Hipotesis yang diuji dari T-1 adalah sebagai berikut
• Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Budaya Organisasi
terhadap Motivasi Kerja • Ha: Ada pengaruh signifikan Budaya Organisasi terhadap
Motivasi Kerja
T-2 Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh signifikan Komitmen Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) pada PT. Andhika Graha Teknindo. Hipotesis yang diuji dari T-2 adalah sebagai berikut:
• Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Komitmen Organisasi
terhadap Motivasi Kerja • Ha : Ada pengaruh signifikan Komitmen Organisasi terhadap
Motivasi Kerja
T-3 Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Budaya Organisasi (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Z) pada PT. Andhika Graha Teknindo. Hipotesis yang diuji dari T-3 adalah sebagai berikut:
• Ho: Tidak ada pengaruh signifikan Budaya Organisasi
terhadap Kepuasan Kerja • Ha: Ada pengaruh signifikan Budaya Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja
T-4 Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Komitmen Organisasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Z) pada PT. Andhika Graha Teknindo. Hipotesis yang diuji dari T-4 adalah sebagai berikut:
• Ho: Tidak ada pengaruh signifikan Komitmen Organisasi
terhadap Kepuasan Kerja • Ha: Ada pengaruh signifikan Komitmen Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja
T-5 Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Motivasi Kerja (Y) terhadap Kepuasan Kerja (Z) pada PT. Andhika Graha Teknindo.
Hipotesis yang diuji dari T-5 adalah sebagai berikut: • Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Motivasi Kerja terhadap
Kepuasan Kerja • Ha : Ada pengaruh signifikan Motivasi Kerja terhadap
Kepuasan Kerja T-6 Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Budaya
Organisasi (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Z) melalui Motivasi Kerja (Y) Hipotesis yang diuji dari T-6 adalah sebagai berikut:
• Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja melalui Motivasi Kerja
• Ha : Ada pengaruh signifikan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja melalui Motivasi Kerja
T-7 Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh Komitmen Organisasi (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Z) melalui Motivasi Kerja (Y)
• Ho: Tidak ada pengaruh signifikan Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja melalui Motivasi Kerja
• Ha : Ada pengaruh signifikan Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja melalui Motivasi Kerja
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
4.1 Sejarah Organisasi
PT. Andhika Graha Teknindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa sistem integrasi dengan perusahaan besar sebagai target pasar mereka. PT. Andhika Graha Teknindo didirikan pada tahun 1997, didirikan oleh sekelompok orang yang berpengalaman dan mendedikasikan karir profesionalnya selama bertahun-tahun dalam keahlian yang berkaitan dengan sistem integrasi. Pelayanan yang memuaskan membuat PT. Andhika Graha Teknindo dapat bersaing dengan perusahaan kompetitor.
PT. Andhika Graha Teknindo sejak berdirinya telah menjalankan operasi perusahaan dengan melayani pelanggan untuk pengadaan peralatan maupun jasa desain, instalasi dan perawatan untuk produk-produk sebagai berikut:
• Data, Voice and Power Cabling System • Connectivity Management System • Equipment Rack and Cabinet • Precision Air Conditioning • Fire Alarm and Extinguishing System • Security System (Access Control and CCTV) • Uninteruptible Power Supply and Power Stabilizer • Raised Floor • Computer Networking System (Switch, Modem, Router)
4.1.1 Visi dan Misi PT. Andhika Graha Teknindo
a) Visi PT. Andhika Graha Teknindo Menghadapi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi telematika
yang pesat di seluruh belahan dunia, sehingga dapat membuat keputusan bisnis yang tepat dan memberikan jaminan bahwa kami akan selalu siap menghadapi tantangan baru untuk memenuhi aspirasi pelanggan di masa kini maupun masa mendatang.
b) Misi PT. Andhika Graha Teknindo K epuasan pelanggan yang senantiasa kami usahakan dengan cara mengembangkan hubungan kemitraan yang saling menguntungkan diantara b) Misi PT. Andhika Graha Teknindo K epuasan pelanggan yang senantiasa kami usahakan dengan cara mengembangkan hubungan kemitraan yang saling menguntungkan diantara
4.1.2 Struktur Organisasi PT. Andhika Graha Teknindo
Corporate Advisor
President Director
Finance Director Operational Director
Sales and Accounting Manager
Accounting & Logistic
Finance & Purchasing
Staff
Staff
GA Project
Account Manager
Account Manager
Manager Manager 2 3
Account Manager
Staff Staff
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Andhika Graha Teknindo
4.2 Profil Responden
Responden yang menerima kuesioner dalam penelitian ini adalah populasi yang telah ditentukan oleh peneliti dalam PT. Andhika Graha Teknindo sebanyak 64 orang sebagai populasi yang telah ditentukan.
4.2.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil kuesioner mengenai jenis kelamin, dapat diketahui jumlah responden Pria (40,62%) dan responden Wanita (59,38%). Menurut pengamatan peneliti, wanita lebih banyak dikarenakan wanita banyak bekerja dikantor dalam bidang akuntansi dan keuangan dan para responden pria bertugas dalam hal koordinator operasional, IT support dan pengecekan pengiriman barang. Untuk jelasnya
bawah ini:
Jenis Kelamin Responden
Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia
21 - 30 Tahun
9 orang
31- 40 Tahun
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 31-40 tahun sebanyak 41,18%, sedangkan berusia 41- 50 tahun sebanyak 26,56, berusia 21-30 tahun sebanyak 14,06% dan yang berusia >50 tahun sebanyak 7,82%. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa usia 31-40 adalah jumlah responden yang terbanyak karena pada kisaran umur tersebut rata-rata orang berada pada puncak karir. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Usia Responden
26.56% 21 ‐ 30 tahun 31‐ 40tahun 41 ‐ 50 tahun
> 50 tahun
Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia
4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Terakhir
D1/D2/D3
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir S1 sebanyak 50%, D3 sebanyak 21,88%, SMA sebanyak 10,94%, S2 sebanyak 10,94% dan S3 sebanyak 6,25%. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa S1 adalah jumlah responden terbanyak. Seperti yang kita ketahui S1 adalah pendidikan minimal untuk masuk ke dalam dunia kerja. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar 4.4 di bawah ini :
Pendidikan Responden
SMA D1/D2/D3
Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan
4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
2-5 Tahun
36 orang
6-10 Tahun
7 orang
11-15 Tahun
Berdasarkan tabel 4.4, sebagian besar responden memiliki masa kerja antara 2-5 tahun sebanyak 56,25%, untuk masa kerja antara <1 tahun sebanyak 20,31%, untuk masa kerja antara 6-10 tahun sebanyak 10,94% ,untuk masa kerja 11-15 tahun sebanyak 4,69% dan untuk masa kerja <15 tahun sebesar 7,81%. Berdasarkan pengamatan dari peneliti, tingkat loyalitas dan komitmen dari karyawan cukup tinggi. Hal tersebut diperkirakan dapat disebabkan oleh berbagai alasan seperti gaji dan pekerjaan yang diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah
in i:
Masa Kerja Responden
2‐5 Tahun 6‐10 Tahun 11‐15 Tahun >15 Tahun
Gambar 4.5 Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja
4.2.5 Profil Responden Berdasarkan Status
Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Status
Belum Menikah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui jumlah responden yang berstatus menikah sebesar 67,19% dan jumlah status responden yang belum menikah sebesar 32,81%. Berdasarkan pengamatan dari peneliti, responden dengan status sudah menikah memiliki beban tanggungan yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang belum menikah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.6 dibawah ini:
Status Responden
32.81% Menikah Belum Menikah
Gambar 4.6 Profil Responden Berdasarkan Status
4.3 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menggambarkan deskripsi dari data yang digunakan untuk menghasilkan persamaan regresi. Pada bagian statistik deskriptif ini, akan ditunjukan Statistik deskriptif menggambarkan deskripsi dari data yang digunakan untuk menghasilkan persamaan regresi. Pada bagian statistik deskriptif ini, akan ditunjukan
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Budaya Organisasi (X1) 64
10,8057 2,40096 (X2) Motivasi Kerja (Y)
Organisasi 64 5,04
32,8400 6,33081 Kepuasan Kerja (Z)
25,2071 5,06833 Valid N (listwise)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai rata-rata dari variabel Budaya Organisasi (X1) adalah sebesar 35,5075 dengan nilai standard deviasi sebesar 6,92192. Nilai rata-rata dari variabel Komitmen Organisasi (X2) adalah sebesar 10,8057 dengan nilai standard deviasi sebesar 2,40096. Nilai rata-rata dari variabel Motivasi Kerja (Y) adalah sebesar 32,8400 dengan nilai standard deviasi sebesar 6,33081. Nilai rata-rata dari variabel Kepuasan Kerja (Z) adalah sebesar 25,2071 dengan nilai standard deviasi sebesar 5,06833.
4.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data
4.4.1 Uji Instrumen Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Jadi, semakin tinggi validitas suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran. Uji korelasi yang digunakan dengan menggunakan “Corrected Item-Total Correlation”. Adapun dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai r-hitung dan r-tabel, kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
- Jika r-hitung > r-tabel maka Item Pertanyaan Valid. - Jika r-hitung < r-tabel maka Item Pertanyaan tidak Valid.
• Budaya Organisasi (X 1 )
Tabel 4.7 Uji Validitas Budaya Organisasi No
Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
Hasil uji validitas pada variabel X1 menunjukan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r hitung dari masing-masing item > r tabel. Sehingga seluruh item pada variabel dapat digunakan pada analisis selanjutnya.
• Komitmen Organisasi (X 2 )
Tabel 4.8 Uji Validitas Komitmen Organisasi No
Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
Hasil uji validitas pada variabel X2 menunjukan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r hitung dari masing-masing item > r tabel. Sehingga seluruh item pada variabel dapat digunakan pada analisis selanjutnya.
• Motivasi Kerja (Y)
Tabel 4.9 Uji Validitas Motivasi Kerja No
Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
Hasil uji validitas pada variabel Y menunjukan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r hitung dari masing-masing item > r tabel. Sehingga seluruh item pada variabel dapat digunakan pada analisis selanjutnya.
• Kepuasan Kerja (Z)
Tabel 4.10 Uji Validitas Kepuasan Kerja No
Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
Hasil uji validitas pada variabel Z menunjukan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r hitung dari masing-masing item > Hasil uji validitas pada variabel Z menunjukan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r hitung dari masing-masing item >
2. Uji Reliabilitas
Uji realiabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan kuesioner. Untuk itu, dilakukan uji realiabilitas pada instrumen penelitian dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. Dari hasil perhitungan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut :
• Budaya Organisasi (X 1 )
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Budaya Organisasi
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha ,914
Dari Hasil Uji reliabilitas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s alpha pada variabel X 1 adalah 0.914 dengan nilai lebih besar dari 0.6, sehingga dapat dikatakan item pertanyaan pada variabel tersebut adalah Reliabel, yang artinya butir pernyataan yang ada dalam kuesioner mengenai variabel budaya organisasi apabila dicoba secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada responden.
• Komitmen Organisasi (X 2 )
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha ,844
Dari Hasil Uji reliabilitas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s alpha pada variabel X 2 adalah 0.844 dengan nilai lebih besar dari 0.6, Dari Hasil Uji reliabilitas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s alpha pada variabel X 2 adalah 0.844 dengan nilai lebih besar dari 0.6,
• Motivasi Kerja (Y)
Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Motivasi Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha ,925
Dari Hasil Uji reliabilitas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s alpha pada variabel Y adalah 0.925 dengan nilai lebih besar dari 0.6, sehingga dapat dikatakan item pertanyaan pada variabel tersebut adalah Reliabel, yang artinya butir pernyataan yang ada dalam kuesioner mengenai variabel motivasi kerja apabila dicoba secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada responden.
• Kepuasan Kerja (Z)
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha ,906
Dari Hasil Uji reliabilitas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s alpha pada variabel Z adalah 0,906 dengan nilai lebih besar dari 0.6, sehingga dapat dikatakan item pertanyaan pada variabel tersebut adalah Reliabel, yang artinya butir pernyataan yang ada dalam kuesioner mengenai variabel kepuasan kerja apabila dicoba secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan Dari Hasil Uji reliabilitas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s alpha pada variabel Z adalah 0,906 dengan nilai lebih besar dari 0.6, sehingga dapat dikatakan item pertanyaan pada variabel tersebut adalah Reliabel, yang artinya butir pernyataan yang ada dalam kuesioner mengenai variabel kepuasan kerja apabila dicoba secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan
4.4.2 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Teknik transformasi data ordinal menjadi interval yang digunakan dalam penelitian ini adalah MSI (Method of Successive Interval). Keterangan: Alternatif Jawaban 1= Sangat Tidak Setuju Alternatif Jawaban 2= Tidak Setuju Alternatif Jawaban 3= Kurang Setuju Alternatif Jawaban 4= Setuju Alternatif Jawaban 5= Sangat Setuju
• Budaya Organisasi (X 1 ) Tabel 4.15 Transformasi Variabel Budaya Organisasi
Item Pertanyaan
Skala Ordinal
Skala Interval
P1
P2
P3
P4
2 2,000 P5
2 2,130 P6
2 2,148 P7
2 1,987 P8
2 2,000 P9
2 1,569 P10
• Komitmen Organisasi (X 2 )
Tabel 4.16 Transformasi Variabel Komitmen Kerja Item Pertanyaan
Skala Ordinal
Skala Interval
• Motivasi Kerja (Y)
Tabel 4.17 Transformasi Variabel Motivasi Kerja Item Pertanyaan
Skala Ordinal
Skala Interval
2 1,631 P1
1 1,000 P2
2 2,000 P3
2 2,000 P4
2 1,987 P5
2 1,700 P6
2 2,000 P7
2 2,172 P8
5 4,643 P9
• Kepuasan Kerja (Z)
Tabel 4.18 Transformasi Variabel Kepuasan Kerja Item Pertanyaan
Skala Ordinal
Skala Interval
1 1,000
2 1,631 P1
3 2,574
4 3,746
5 5,043
1 1,000
2 2,000 P2
3 2,870
4 4,001
5 5,402
1 1,000
2 2,000 P3
3 2,723
4 3,743
5 5,175
1 1,000
2 2,000 P4
3 3,016
4 4,030
5 5,239
1 1,000
2 1,987 P5
3 2,720
4 3,636
4.5 Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah model yang dihasilkan merupakan model yang menghasilkan estimator linier tidak bias terbaik maka perlu dilakukan pengujian gejala penyimpangan asumsi model klasik. Asumsi klasik pertama yang harus dipenuhi untuk mendapatkan model yang baik adalah normalitas, non multikolinieritas, non heteroskedastisitas dan non autokorelasi. Dari keempat asumsi tersebut tidak dilakukan pengujian terhadap gejala autokorelasi. Pengujian gejala non autokorelasi merupakan korelasi antar data yang dihitung atau disusun berdasarkan data time series, sedangkan data yang digunakan pada penelitian ini adalah data cross section dimana data yang diambil adalah data yang ada pada saat kuesioner yang disebar.
1. Normalitas
Digunakan untuk melihat apakah data yang dipakai dalam penelitian ini terdistribusi secara normal atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
a) Analisa Grafik
Kriteria pengambilan keputusan dengan analisis grafik (normal probability), yaitu sebagai berikut :
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model tidak memenuhi asumsi normalitas.
• Sub-struktur 1
Gambar 4.7 Uji Normalitas Sub-struktur 1 • Sub-struktur 2
Gambar 4.8 Uji Normalitas Sub-struktur 2
Diagram P-P Plot adalah salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksaan kenormalan data. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa plotting data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model memenuhi asumsi normal.
b) Kolmogorov-Smirnov
Untuk lebih meyakinkan, mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji K-S. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian. Dalam penelitian ini, hipotesis yang dimaksud adalah Hipotesis Nol (H 0 ) yaitu data terdistribusi normal. H 0 diterima bila nilai dari uji K-S lebih besar dari probabilitas signifikansi pada α = 5%. Hipotesis :
H 0 : Data berdistribusi normal
H 1 : Data tidak berdistribusi normal Kriteria pengambilan keputusan dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov yaitu : - Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal - Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
• Sub-struktur 1
Tabel 4.19 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sub-struktur 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual N
Normal Parameters Std. Deviation 2,61535754
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Dari hasil diatas, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,647 dengan signifikansi sebesar 0,797. Karena nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,797 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
• Sub-struktur 2
Tabel 4.20 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Sub-struktur 2
Unstandardize
d Residual N
Normal Parameters Std. Deviation 1,75427204
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil diatas, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0.652 dengan signifikansi sebesar 0,798. Karena nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,798 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2. Heteroskedastisitas
Uji heterokedasitisitas bertujuan menguji apakah dalam model terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah yang homokedastisitas. Dasar analisis :
- Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastis. - Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastis.
• Sub-struktur 1
Gambar 4.9 Hasil Uji Heteroskedastis Sub-struktur 1
• Sub-struktur 2
Gambar 4.10 Hasil Uji Heteroskedastis Sub-struktur 2
Berdasarkan hasil dari scatter plot tampak bahwa plot yang terbentuk menyebar tidak memiliki pola tertentu atau menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y serta di kanan dan kiri pada sumbu X. Hal ini menandakan bahwa pada model sudah tidak terjadi hubungan antara variabel bebas dengan nilai residual. Dengan demikian asumsi non heteroskedastisitas model terpenuhi.
3. Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas dalam model. Model yang baik tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas. Pendeteksian ada atau tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF. Apabila nilai VIF < 10, maka model bebas dari multikolinieritas. Berikut adalah nilai VIF yang dihasilkan model :
• Sub-struktur 1
Tabel 4.21 Hasil Uji Multikolinearitas Sub-struktur 1
Coefficients a Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
Budaya Organisasi (X1) ,168
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja (Y)
• Sub-struktur 2
Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolinearitas Sub-Struktur 2
Coefficients a Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
Budaya Organisasi (X1) ,130
(X2) Motivasi Kerja (Y)
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Z)
Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai VIF dari seluruh variabel bebas dalam dua model di atas adalah di bawah angka 10. Sehingga dapat dikatakan model bebas dari multikolinieritas. Dengan demikian asumsi non multikolinieritas pada model telah terpenuhi.
4.6 Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan linier antara dua variabel serta mengukur keeratan hubungan dari kedua variabel tersebut. Kriteria tingkat kekuatan korelasi antara dua variabel adalah sebagai berikut.
Interprestasi koefisien korelasi nilai Korelasi
Tabel 4.23 Inteprestasi Koefisien Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 - 1,000
Sangat Kuat
Cukup Kuat
Sangat Rendah
Sumber : Riduwan dan Kuncoro, 2012 Berikut adalah hasil perhitungan koefisien korelasi berdasarkan data hasil kuesioner yang diperoleh dan diolah menggunakan SPSS 21.0
Tabel 4.24 Analisis Korelasi Antar Variabel
Motivasi Kerja Kepuasan
Kerja (Z)
(X1)
(X2)
Pearson Correlation 1 ** ,912 ,897 ,913 Budaya Organisasi (X1) Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation ,912 ** 1 ,883 ,905 Komitmen
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation ,897 ** ,883 1 ,898 Motivasi Kerja (Y)
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation ,913 ** ,905 ,898 1 Kepuasan Kerja (Z)
Sig. (2-tailed)
64 64 64 64 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari korelasi antara Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja adalah 0,000 yang Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari korelasi antara Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja adalah 0,000 yang
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari korelasi antara Komitmen Organisasi dengan Motivasi Kerja adalah 0,000 yang bernilai kurang dari taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga keputusan adalah tolak H0, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Komitmen Organisasi dengan Motivasi Kerja. Dari uji korelasi pearson di atas, memiliki korelasi positif dengan nilai Pearson Correlation adalah sebesar 0,883 yang tergolong pada kategori sangat kuat. Nilai koefisien korelasi yang bertanda positif menunjukan bahwa hubungan antara variabel Komitmen Organisasi dengan Motivasi Kerja adalah memiliki hubungan yang searah.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari korelasi antara Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja adalah 0,000 yang bernilai kurang dari taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga keputusan adalah tolak H0, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja. Dari uji korelasi pearson di atas, memiliki korelasi positif dengan nilai Pearson Correlation adalah sebesar 0,898 yang tergolong pada kategori sangat kuat. Nilai koefisien korelasi yang bertanda positif menunjukan bahwa hubungan antara variabel Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja adalah memiliki hubungan yang searah.
4.7 Analisis Jalur
Analisis model path dilakukan dengan Budaya Organisasi (X 1 ) dan Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Motivasi Kerja (Y) untuk model 1. Untuk model
2 dilakukan dengan Budaya Organisasi (X 1 ), Komitmen Organisasi (X 2 ) dan Motivasi Kerja (Y) terhadap Kepuasan Kerja (Z). Adapun rumus model persamaan adalah sebagai berikut:
(1). Sub-struktur 1 : Y = b 1 X 1 +b 2 X 2
(2). Sub-struktur 2 : Z = b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 Y
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut: • Sub-struktur 1
Tabel 4.25 Model Summary Sub-struktur 1
Model Summary b
Mode
R Square Adjusted R Std. Error of l
Square
the Estimate
a. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi (X2), Budaya Organisasi (X1)
b. Dependent Variable: Motivasi Kerja (Y)
Tabel 4.26 Anova Sub-struktur 1
ANOVA a
Model
Sum of
df Mean
F Sig.
Squares
Square
Regression b 2094,058 2 1047,029 148,213 ,000
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja (Y)
b. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi (X2), Budaya Organisasi (X1)
Tabel 4.27 Coefficients Sub-struktur 1
Coefficients a
t Sig.
Coefficients
Coefficients
B Std. Error
Beta
2,374 ,021 Budaya Organisasi (X1)
1 Komitmen Organisasi
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja (Y)
2 Model Summary Sub-Struktur 1, bahwa R = 0,824 = 82,4 % dan besarnya pengaruh faktor lain yang mempengaruhi Motivasi Kerja diluar penelitian ini adalah
sebesar 100% - 82,4 % = 17,6 %. Sedangkan, besarnya koefisien jalur dari faktor lain diluar penelitian yang mempengaruhi dapat dihitung seperti berikut ini :
Y.X
Y ε1 = √ (1 – R Y.X ) = √ (1- 0,824)
Adapun Rumus persamaan struktural sub-struktur 1 sebagai berikut :
Y=ρ yx1 X 1 +ρ yx2 X 2 + ρY ε 1
Y = 0,540 X 1 + 0,391 X 2 + 0,419 ε 1
Adapun bentuknya sub-struktur 1 sebagai berikut :
b1 = 0.540
X1 0,419
s a = 0.118
b2 = 0.391
X2 s b = 0.341
Sumber: Penulis, 2015
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diartikan bahwa : • Dari tabel 4.25 diatas diperoleh koefisien determinasi atau Adjusted R Square
adalah 0,824 artinya 82,4 % variabel terikat yaitu Motivasi Kerja (Y) variasinya dapat dijelaskan oleh variabel bebas Budaya Organisasi (X 1 ) dan Komitmen Organisasi (X 2 ), sisanya sebesar 17,6 % dijelaskan oleh variabel diluar variabel yang digunakan. • Berdasarkan analisis diatas, dengan meningkatnya budaya organisasi (X 1 ), maka motivasi kerja (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, dengan menurunnya budaya organisasi (X 1 ), maka motivasi kerja (Y) juga akan turun. Dengan kata lain pengaruh dari variabel budaya organisasi (X 1 ) adalah berbanding lurus dengan motivasi kerja (Y). Besarnya kenaikan dan penurunan tersebut adalah sebesar 0,540.
• Berdasarkan analisis diatas, dengan meningkatnya komitmen organisasi (X 2 ), maka motivasi kerja (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, dengan menurunnya komitmen organisasi (X 2 ), maka motivasi kerja (Y) juga akan turun.
Dengan kata lain pengaruh dari variabel komitmen organisasi (X 2 ) adalah berbanding lurus dengan motivasi kerja (Y). Besarnya kenaikan dan penurunan tersebut adalah sebesar 0,391.
• Sub-struktur 2
Tabel 4.28 Model Summary Sub-Struktur 2
Model Summary b
Mode
R Square Adjusted R Std. Error of l
Square
the Estimate
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (Y), Komitmen Organisasi (X2), Budaya Organisasi (X1)
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Z)
Tabel 4.29 Anova Sub-struktur 2
ANOVA a
Model
Sum of
df Mean
F Sig.
Squares
Square
Regression b 1424,463 3 474,821 146,942 ,000
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Z)
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (Y), Komitmen Organisasi (X2), Budaya Organisasi (X1)
Tabel 4.30 Coefficient Sub-struktur 2
Coefficients a
t Sig.
Coefficients
Coefficients
B Std. Error
Beta
(Constant)
,681 ,498 Budaya Organisasi (X1)
,310 2,650 ,010 (X2) Motivasi Kerja (Y)
1 Komitmen Organisasi
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Z)
2 Model Summary Sub-Struktur 2, bahwa R = 0,874 = 87,4 % dan besarnya pengaruh faktor lain yang mempengaruhi Kepuasan Kerja diluar penelitian ini adalah
sebesar 100% - 87,4 % = 12,6 %. Sedangkan, besarnya koefisien jalur dari faktor lain diluar penelitian yang mempengaruhi dapat dihitung seperti berikut ini :
Y.X
Y ε1 = √ (1 – R Y.X ) = √ (1- 0,874)
Adapun Rumus persamaan struktural sub-struktur 2 sebagai berikut :
Z=ρ zx1 X 1 +ρ zx2 X 2 +ρ zy Y + ρZ ε 1
Z = 0,358 X 1 + 0,310 X 2 + 0,304 Y + 0,354 ε 1
Adapun bentuknya sub-struktur 2 sebagai berikut :
b1 = 0.358
s a = 0.091
X1
b3 = 0.304 s c = 0.087
b2 = 0.310
X2 s b = 0.247
Sumber: Penulis, 2015
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diartikan bahwa : • Dari tabel 4.28 diperoleh koefisien determinasi atau adjusted R Square adalah
0,874 artinya 87,4 % variabel terikat yaitu Kepuasan Kerja (Z) variasinya dapat dijelaskan oleh variabel bebas Budaya Organisasi (X 1 ), Komitmen Organisasi
(X 2 ) dan Motivasi Kerja (Y) sisanya sebesar 12,6 % dijelaskan oleh variabel diluar variabel yang digunakan. • Berdasarkan analisis diatas, dapat dijelaskan dengan meningkatnya budaya organisasi (X 1 ), maka kepuasan kerja (Z) akan mengalamin kenaikan. Begitu juga sebaliknya, jika budaya organisasi (X 1 ) mengalami penurunan, maka kepuasan kerja (Z) akan mengalami penurunan. Dengan kata lain pengaruh dari variabel budaya organisasi (X 1 ) adalah berbanding lurus dengan kepuasan kerja (Z). Besarnya kenaikan dan penurunan tersebut sebesar 0,358. • Berdasarkan analisis diatas, dapat dijelaskan dengan meningkatnya komitmen organisasi (X 2 ), maka kepuasan kerja (Z) akan mengalamin kenaikan. Begitu juga sebaliknya, jika komitmen organisasi (X 2 ) mengalami penurunan, maka kepuasan kerja (Z) akan mengalami penurunan. Dengan kata lain pengaruh dari variabel komitmen organisasi (X 2 ) adalah berbanding lurus dengan kepuasan kerja (Z). Besarnya kenaikan dan penurunan tersebut sebesar 0,310
• Berdasarkan analisis diatas, dapat dijelaskan dengan meningkatnya motivasi
kerja (Y), maka kepuasan kerja (Z) akan mengalamin kenaikan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi kerja (Y) mengalami penurunan, maka kepuasan kerja (Z) akan mengalami penurunan. Dengan kata lain pengaruh dari variabel motivasi kerja (Y) adalah berbanding lurus dengan kepuasan kerja (Z). Besarnya kenaikan dan penurunan tersebut sebesar 0,304.
Model Path (Sub-struktur 1 dan Sub-struktur 2)
Setelah dilakukan analisa jalur melalui sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, maka dapat digambarkan struktur lengkap analisis jalurnya. Adapun persamaan dan gambar struktur lengkap berikut ini :
Persamaan sub-struktur 1 : Y = 0,540 X 1 + 0,391 X 2 + 0,419 ε 1 Persamaan sub-struktur 2 : Z = 0,358 X 1 + 0,310 X 2 + 0,304 Y + 0,354 ε 2
Berikut adalah model path yang terbentuk berdasarkan data yang diperoleh dari sub-struktur 1 dan sub-struktur 2.
b3 = 0.358
s c = 0.091
X1 b1 = 0.540
s a = 0.118
b5 = 0.304
s e = 0.087
b2 = 0,391
s b = 0.341
X2 b4 = 0.310
s d = 0.247
Sumber: Penulis, 2015
4.8 Uji Hipotesis
Pada bagian ini akan menjelaskan tentang pengujian hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis berdasarkan data yang diperoleh.
Tabel 4.31 Coefficient Sub-struktur 1
Coefficients a
t Sig.
Coefficients
Coefficients
B Std. Error
Beta
(Constant)
2,374 ,021 Budaya Organisasi (X1)
1 Komitmen Organisasi
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja (Y)
Pengujian secara individual Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Motivasi Kerja (Y) Hipotesis
• H 0 = Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Motivasi Kerja (Y).
• H a = Terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Motivasi Kerja (Y).
Dasar Pengambilan Keputusan
• Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan • Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
Keputusan : Terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja (Y) (p-value 0.000 < 0.05)
Tolak Ho
Dari tabel diatas menunjukan nilai signifikansi adalah 0.000 yang bernilai kurang dari α = 0.05, oleh karena itu keputusan adalah Tolak H 0 . Sehingga dapat Dari tabel diatas menunjukan nilai signifikansi adalah 0.000 yang bernilai kurang dari α = 0.05, oleh karena itu keputusan adalah Tolak H 0 . Sehingga dapat
Pengujian secara individual Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Motivasi Kerja (Y) Hipotesis
• H 0 = Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen
Organisasi (X 2 ) terhadap Motivasi Kerja (Y).
• H a = Terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Motivasi Kerja (Y).
Dasar Pengambilan Keputusan
• Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan • Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
Keputusan : Terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Motivasi Kerja (Y) (p-value 0.004 < 0.05)
Tolak Ho
Dari tabel diatas menunjukan nilai signifikansi adalah 0.004 yang bernilai kurang dari α = 0.05, oleh karena itu keputusan adalah Tolak H 0 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Motivasi Kerja (Y).
Tabel 4.32 Coefficient Sub-struktur 2
Coefficients a
t Sig.
Coefficients
Coefficients
B Std. Error
Beta
(Constant)
,681 ,498 Budaya Organisasi (X1)
1 Komitmen Organisasi
Motivasi Kerja (Y)
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Z)
Pengujian secara individual Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) Hipotesis:
• H 0 = Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z).
• H a = Terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z).
Dasar Pengambilan Keputusan
• Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan • Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
Keputusan : Terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) (p-value 0.005 < 0.05)
Tolak Ho
Dari tabel diatas menunjukan nilai signifikansi adalah 0.005 yang bernilai lebih kecil dari α = 0.05, oleh karena itu keputusan adalah tolak H 0 . Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi
(X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z).
Pengujian secara individual Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) Hipotesis
• H 0 = Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen
Organisasi (X 2 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z).
• H a = Terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z).
Dasar Pengambilan Keputusan
• Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan • Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
Keputusan : Terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) (p-value 0.010 < 0.05)
Tolak Ho
Dari tabel diatas menunjukan nilai signifikansi adalah 0.010 yang bernilai lebih kecil dari α = 0.05, oleh karena itu keputusan adalah Tolak H 0 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z).
Pengujian secara individual Motivasi Kerja (Y) terhadap Kepuasan Kerja (Z) Hipotesis
• H 0 = Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Motivasi Kerja (Y) terhadap Kepuasan Kerja (Z).
• H a = Terdapat pengaruh secara signifikan antara Motivasi Kerja (Y) terhadap Kepuasan Kerja (Z).
Dasar Pengambilan Keputusan
• Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan • Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
Keputusan : Terdapat pengaruh secara signifikan antara Motivasi Kerja (Y) terhadap Kepuasan Kerja (Z) (p-value 0.007 < 0.05) Tolak
Ho
Dari tabel diatas menunjukan nilai signifikansi adalah 0.007 yang bernilai lebih kecil dari α = 0.05, oleh karena itu keputusan adalah tolak H 0 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara Motivasi Kerja (Y) terhadap Kepuasan Kerja (Z).
Pengujian secara individual Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja
(Z) melalui Motivasi Kerja (X 2 )
Hipotesis
• H 0 = Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) melalui Motivasi Kerja (Y)
• H a = Terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi (X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) melalui Motivasi Kerja (Y)
Dasar Pengambilan Keputusan
• Z-value ≥ 1,96 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan • Z-value < 1,96 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
Pengujian Pengaruh Tidak Langsung
s ab = b 2 sa 2 + a 2 sb 2 + sa 2 sb 2
zvalue ab = s ab
Keterangan : S ab = standar error tidak langsung
a = koefisien regresi terstandar yang menggambarkan pengaruh X terhadap Y
b = koefisien regresi terstandar yang menggambarkan pengaruh Y terhadap Z
S a = Standar error dari koefisien a S b = standar error dari koefisien b
Berdasarkan rumus Sobel test versi Aorian di atas, diperoleh nilai z-value sebesar 2,777. Karena nilai z-value < 1,96, maka keputusan adalah Tolak H 0 . Nilai koefisien pengaruh tidak langsung antara Keadilan Organisasi terhadap Komitmen Organisasi melalui variabel Kepuasan Kerja bernilai positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara Budaya Organisasi
(X 1 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) melalui Motivasi Kerja (Y)
Pengujian secara individual Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) melalui Motivasi Kerja (Y) Hipotesis
• H 0 = Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) melalui Motivasi Kerja (Y)
• H a = Terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) melalui Motivasi Kerja (Y)
Dasar Pengambilan Keputusan
• Z-value ≥ 1,96 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan • Z-value < 1,96 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
Pengujian Pengaruh Tidak Langsung
s ab = b 2 sa 2 + a 2 sb 2 + sa 2 sb 2
zvalue ab =
s ab
Keterangan : S ab = standar error tidak langsung
a = koefisien regresi terstandar yang menggambarkan pengaruh X terhadap Y
b = koefisien regresi terstandar yang menggambarkan pengaruh Y terhadap Z
S a = Standar error dari koefisien a S b = standar error dari koefisien b
Berdasarkan rumus Sobel test versi Aorian di atas, diperoleh nilai z-value sebesar 1,089. Karena nilai z-value > 1,96, maka keputusan adalah Tidak Tolak H 0 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Komitmen Organisasi (X 2 ) terhadap Kepuasan Kerja (Z) melalui Motivasi Kerja (Y)
4.9 Pembahasan Hasil Penelitian
4.9.1 Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.33 Ringkasan Pengolahan Data
Pengaruh Bentuk Kontribusi
Tidak Total
Jalur
Variabel Langsung
X1 terhadap Y
- 0,540 X2 terhadap Y
0,391 - 0,391 X1 terhadap Z
0,358 0,540 x 0,304= 0,52216 0,16416 X2 terhadap Z
0,310 0,391 x 0,304= 0,428864 0,118864 Y terhadap Z
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama (H-1) yang berbunyi budaya organiasi (X 1 ) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja (Y), terlihat berdasarkan pengujian
koefisien jalur sub struktur 1. Budaya organisasi (X 1 ) berpengaruh terhadap motivasi kerja (Y), di mana koefisien tersebut sebesar 0,540.
2. Hipotesis kedua (H-2) yang berbunyi komitmen organisasi (X 2 ) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi (Y), terlihat berdasarkan pengujian
koefisien jalur sub struktur 1. Komitmen organisasi (X 2 ) berpengaruh terhadap motivasi (Y), di mana koefisien tersebut sebesar 0,391.
3. Hipotesis ketiga (H-3) yang berbunyi budaya organisasi (X 1 ) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Z), terlihat berdasarkan pengujian koefisien jalur
sub struktur 2. Budaya organisasi (X 1 ) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Z), di mana koefisien tersebut sebesar 0,358.
4. Hipotesis keempat (H-4) yang berbunyi kepuasan kerja (X 2 ) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Z), terlihat berdasarkan pengujian koefisien jalur 4. Hipotesis keempat (H-4) yang berbunyi kepuasan kerja (X 2 ) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Z), terlihat berdasarkan pengujian koefisien jalur
5. Hipotesis kelima (H-5) yang berbunyi motivasi kerja (Y) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Z), terlihat berdasarkan pengujian koefisien jalur sub struktur 2. Motivasi kerja (Y) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja (Z), di mana koefisien tersebut sebesar 0,304.
6. Untuk hipotesis keenam (H-6) yang berbunyi budaya organisasi (X 1 ) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Z) dengan motivasi kerja (Y) sebagai
variabel intervening, terlihat berdasarkan pengujian signifikansi dengan menggunakan Sobel Test diketahui bahwa budaya organisasi (X 1 ) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Z) dengan motivasi kerja (Y) sebagai variabel intervening. Sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung didapatkan dari hasil perkalian koefisien beta dari sub-struktur 1 dan sub- sturktur 2 yakni sebesar 0,16416. Hal ini menunjukkan bahwa variabel intervening yakni motivasi kerja (Y) memiliki pengaruh antara budaya
organisasi (X 1 ) dan kepuasan kerja (Z).
7. Untuk hipotesis ketujuh (H-7) yang berbunyi komitmen organisasi (X 2 ) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Z) dengan motivasi kerja (Y) sebagai variabel intervening, terlihat berdasarkan pengujian signifikansi dengan
menggunakan Sobel Test diketahui bahwa komitmen organisasi (X 2 ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja (Z) dengan motivasi kerja (Y) sebagai variabel intervening.
4.9.2 Analisis Variabel Budaya Organisasi (X 1 )
Indikator pengukur variabel budaya organisasi pada PT. Andhika Graha Teknindo mencakup hasil yang didistribusikan dalam sikap inovatif, keberanian mengambil resiko, ketepatan analisis, perhatian terhadap detail, fokus pada hasil, fokus pada proses yang digunakan, keputusan manajemen mempengaruhi orang- orang yang ada dalam organisasi, sejauh mana orang bersifat agresif, kompetitif, dan menekankan usaha untuk mempertahankan status quo. Berdasarkan penyebaran kuesioner pada PT. Andhika Graha Teknindo, penulis mendapatkan rata-rata jawaban skor tertinggi pada skor adalah sejauh mana orang bersifat agresif, dimana anggota perusahaan PT. Andhika Graha Teknindo memiliki sifat yang agresif. Para anggota perusahaan PT. Andhika Graha Teknindo memiliki sifat agresif dalam hal Indikator pengukur variabel budaya organisasi pada PT. Andhika Graha Teknindo mencakup hasil yang didistribusikan dalam sikap inovatif, keberanian mengambil resiko, ketepatan analisis, perhatian terhadap detail, fokus pada hasil, fokus pada proses yang digunakan, keputusan manajemen mempengaruhi orang- orang yang ada dalam organisasi, sejauh mana orang bersifat agresif, kompetitif, dan menekankan usaha untuk mempertahankan status quo. Berdasarkan penyebaran kuesioner pada PT. Andhika Graha Teknindo, penulis mendapatkan rata-rata jawaban skor tertinggi pada skor adalah sejauh mana orang bersifat agresif, dimana anggota perusahaan PT. Andhika Graha Teknindo memiliki sifat yang agresif. Para anggota perusahaan PT. Andhika Graha Teknindo memiliki sifat agresif dalam hal
4.9.3 Analisis Variabel Komitmen Organisasi (X 2 )
Indikator pengukur variabel komitmen organisasi pada PT. Andhika Graha Teknindo mencakup pada penerimaan karyawan terhadap tujuan organisasi, keinginan karyawan untuk bekerja keras dan hasrat karyawan untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi. Berdasarkan penyebaran kuesioner pada PT. Andhika Graha Teknindo, penulis mendapatkan rata-rata jawaban skor tertinggi pada skor adalah penerimaan karyawan terhadap tujuan organisasi, para karyawan merasa bahwa mereka dapat menerima tujuan organisasi terhadap mereka dengan baik, karyawan dapat menerima visi dan misi perusahaan. Karyawan menyadari bahwa visi dan misi perusahaan memiliki tujuan dan kepada diri mereka masing-masing, mereka menyadari jika visi dan misi perusahaan tercapai maka perusahaan akan berkembang dan akan memberikan dampak kenaikan kesejahteraan pada masing- masing karyawan. Sedangkan indikator dengan skor terendah adalah keinginan karyawan untuk bekerja keras, dalam perusahaan sistem integrasi para karyawan menyadari dalam beberapa momen tertentu untuk memenangkan tender, karyawan merasa bahwa banyak waktu yang disita oleh perusahaan mereka, sebagian besar karyawan merasa bahwa perusahaan seringkali memberi waktu bekeja diluar jam kerja pada umumnya dan seringkali memberi waktu lembur. Hal ini membuat para karyawan merasa bahwa waktu mereka banyak dihabiskan untuk bekerja, sehingga para karyawan kurang memiliki keinginan untuk bekerja keras.
4.9.4 Analisis Variabel Motivasi Kerja (Y)
Indikator pengukur variabel motivasi kerja pada PT. Andhika Graha Teknindo meliputi kebutuhan dasar, perlindungan dari bahaya fisik, perlindungan dari bahaya emosional, kebutuhan penerimaan, kebutuhan jalinan pertemanan,
kebutuhan akan rasa memiliki, kebutuhan rasa hormat internal, kebutuhan rasa hormat eksternal dan penghargaan atas potensi. Berdasarkan penyebaran kuesioner pada PT. Andhika Graha Teknindo, penulis mendapatkan rata-rata jawaban skor tertinggi adalah perlindungan dari bahaya emosional. PT. Andhika Graha Teknindo memberikan perlindungan akan kestabilitasan emosional para karyawannya, dengan emosi yang stabil, para karyawan dapat termotivasi dalam melakukan pekerjaannya dengan baik. Menjaga kestabilan emosi dengan cara memberikan lingkungan kerja dan fasilitas kerja yang memadai serta memberikan beberapa kegiatan rekreasi seperti jalan-jalan bersama, CSR dan kegiatan keagamaan. Dengan emosi yang tidak stabil, motivasi kerja para karyawan akan menurun. Sedangkan untuk skor terendah ada pada indikator kebutuhan rasa memiliki pada perusahaan. Rasa memiliki karyawan pada perusahaan rendah, dikarenakan kurangnya hubungan sosial antar atasan dan bawahan, para karyawan merasa bahwa mereka tidak dapat menyalurkan aspirasi mereka dengan baik pada pemimpinnya, sehingga para karyawan merasa kurang didengarkan dan tidak terlibat dalam memajukan perusahaan.
4.9.5 Analisis Variabel Kepuasan Kerja (Z)
Indikator pengukur variabel kepuasan kerja dalam PT. Andhika Graha Teknindo mencakup menarik, hasil kerja yang jelas, karir, keuangan, kenyamanan, hubungan dengan rekan kerja dan kecukupan sumber daya. Berdasarkan penyebaran kuesioner pada PT. Andhika Graha Teknindo, penulis mendapatkan rata-rata jawaban skor tertinggi pada indikator karir, para karyawan merasa perusahaan membuka kesempatan promosi sebesar-besarnya bagi para karyawan yang berpotensi, mereka merasa kesempatan yang diberikan sangat besar sehingga mereka merasa puas dengan pekerjaan mereka. Sedangkan indikator dengan skor terendah adalah hubungan dengan rekan kerja, para karyawan kurang memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja dan kolega mereka. Beberapa karyawan merasa bahwa rekan kerja mereka tidak mendukung mereka dalam memberikan bantuan maupun saran saat mengerjakan tugas. Hal ini berdampak pada karyawan, beberapa karyawan mengelompokan diri dengan karyawan lain yang memiliki sifat dan pemikiran yang sama.
4.10 Impllikasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini dibahas mengenai “pengaruh budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening pada PT. Andhika Graha Teknindo”. Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan setelah semua data diperoleh dan selesai dianalisis menggunakan SPSS 21.0 maka dapat diketahui bahwa budaya organisasi dan komitmen organisasi memiliki pengaruh sebesar 82,4%, sedangkan sisanya sebesar 17,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk hubungan tidak langsung budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja melalui variabel intervening motivasi kerja memiliki pengaruh sebesar 87,4%, sedangkan sisanya sebesar 12,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu PT. Andhika Graha Teknindo harus memperbaiki budaya organisasi yang ada pada perusahaan, dengan cara lebih mendahulukan kepentingan karyawan dan lebih mendengarkan aspirasi dari karyawan, selain itu komitmen perusahaan juga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, perusahaan sebaiknya memberikan perhatian khusus pada jam kerja para karyawan, memberikan komitmen dan jam kerja yang sesuai akan meningkatkan keinginan karyawan untuk bekerja lebih baik, motivasi kerja juga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, sebaiknya perusahaan mempererat hubungan sosial antara atasan dan bawahan di perusahaan, sehingga kedekatan yang terjalin antar atasan dan bawahan akan membuat karyawan merasa termotivasi dalam bekerja.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN