Jaminan Sosial Semakin Dibutuhkan Masyarakat

POKJA P3K3

“Meningkatakan Peran dan Fungsi Pengawasan untuk Mencegah Fraud dan Moral Hazard dalam Pelayanan Kesehatan”

Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Tingkat Nasional DJSN “Implementasi Pengenaan Sanksi Administratif dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial”

Ketua DJSN Tb. Rachmat Sentika memimpin rapat koordinasi untuk membahas pengenaan sanksi administrasi dalam implementasi Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN).

Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) Sumatera Selatan, Rakorda bertema koordinasi implementasi pengenaan sanksi administratif dalam penyelenggaraan jaminan sosial ini dilakukan sebagai rangkaian sosialisasi kebijakan di tingkat daerah. Palembang, 6 Agustus 2015.

Anggota DJSN Ahmad Ansyori, Zaenal Abidin, ProfBambang Purwoko dan Taufik Hidayat mengadakan pertemuan dengan Direksi dan Tim BPJS Kesehatan untuk membahas jaminan pelayanan kesehatan.

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Tb. Rachmat Sentika dan anggota DJSN Angger P Yuwono, Ahmad Ansyori, Zaenal Abidin bertemu dengan Wakil Gubernur Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam IX.

Liputan Utama

Sistem Jaminan Sosial Nasional Identitas Negara Kesejahteraan

Para pendiri bangsa Indonesia mencita-citakan Negara Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum dengan prinsip keadilan sosial. Pada kenyataannya pembangunan yang dilakukan semenjak Indonesia merdeka hanya dinikmati segelintir masyarakat dan memarjinalkan sebagian lainnya. Pengamat ekonomi yang berpandangan kerakyatan menganggap pembangunan yang telah terjadi

jauh dari apa yang telah dicita-citakan dalam Konstitusi

Indonesia (UUD 1945).

Pengantar

ezim orde baru dalam pelosok negeri hingga menyebabkan melaksanakan

pembangunan

para petani dan masyarakat hukum

menggunakan kedok pembangunan adat tercerabut dari akar sosial mereka. ekonomi pancasila walau pada

Masyarakat pada akhirnya hanya kenyataannya menganut ekonomi

menjadi objek dari pembangunan pasar. Undang-undang No. 1 tahun

bukan sebagai partisipan dan subjek 1967 tentang Penanaman Modal Asing

dari pembangunan. Konsekuensinya dengan jelas bagaimana pemerintah

adalah kemiskinan dan ketimpangan membuka keran investasi asing untuk

sosial yang berujung pada menguasai perekonomian Indonesia.

kerusuhan sosial menjadi hasil Ideologi ekonomi pasar ini tetap

akhir pembangunan. Amartya Sen berlanjut hingga masa reformasi ini

seorang filsuf sosial dan ekonom dari .Dan semakin merusak ketika undang-

Cambridge University melihat bahwa undang tentang otonomi daerah

tujuan dari pembangunan adalah disahkan. Merusak hingga ke pelosok-

untuk membebaskan manusia. Sen untuk membebaskan manusia. Sen

upaya

perluasan

kemampuan rakyat - expansion of people’s capability - dan lebih jauh lagi pembangunan merupakan media pembebasan - development as freedom.

Konsep pembangunan sebagai pembebasan bagi manusia menjadi sangat relevan dengan hak asasi manusia (HAM). HAM menegaskan bahwa tanggung jawab pemenuhan, penghormatan

dan

penegakan

HAM diemban sepenuhnya oleh negara dan dilaksanakan langsung oleh pemerintah. Ketika sebagian masyarakat masih berada dibawah garis kemiskinan menjadi kewajiban pemerintah mengintervensi untuk mensejahterakannya.

Pemerintah

telah melaksanakan kewajibannya dengan melakukan intervensi melalui alokasi kebijakan anggaran (APBN) untuk belanja program-program kesejahteraan sosial dan jaminan sosial. Contohnya dengan mengalokasikan anggaran untuk program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

yang merupakan perlindungan kesehatan dan didanai oleh pemerintah pusat dari pendapatan pajak. Program Jamkesmas ini diperuntukan bagi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.

Konstitusi Indonesia Pasal 34 ayat (2) memang menyebutkan kewajiban Negara

untuk mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kewajiban ini yang kemudian diterjemahkan dalam undang-undang No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). SJSN akan dilaksanakan oleh badan yang dibentuk oleh pemerintah (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dengan mengintegrasikan seluruh program jaminan nasional yang tersebar di empat lembaga penyelenggara seperti Jamsostek, Askes, Asabri dan Taspen.

Undang-undang Jaminan Sosial yang akan melindungi seluruh rakyat Indonesia bukan tidak mendapat tentangan, pada kenyataannya undang- undang ini sudah dua kali digugat konstitusionalnya.

Penentangan yang paling menarik adalah ketika masyarakat yang diwakili oleh Dewan Kesehatan Rakyat, Perkumpulan Serikat Rakyat Miskin Kota, Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia menggugat keharusan pembayaran premi. Menurut para pemohon ini SJSN yang mewajibkan pembayaran iuran bertentangan dengan UUD 1945. Menurut para penggugat, BPJS seperti yang diamanatkan dalam UU No 40/2004, hanya akan mengeksploitasi rakyat dan menguntungkan pemerintah karena semua rakyat Indonesia harus membayar premi jaminan sosial Penentangan yang paling menarik adalah ketika masyarakat yang diwakili oleh Dewan Kesehatan Rakyat, Perkumpulan Serikat Rakyat Miskin Kota, Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia menggugat keharusan pembayaran premi. Menurut para pemohon ini SJSN yang mewajibkan pembayaran iuran bertentangan dengan UUD 1945. Menurut para penggugat, BPJS seperti yang diamanatkan dalam UU No 40/2004, hanya akan mengeksploitasi rakyat dan menguntungkan pemerintah karena semua rakyat Indonesia harus membayar premi jaminan sosial

Padahal menurut Pasal 34 ayat (2) & (3) semua warga negara, terlepas mereka

Negara bertanggung jawab terhadap status sosial ekonomi mereka, untuk

jaminan kesejahteraan bagi rakyat. semua program jaminan sosial yang

Gugatan masyarakat ini menarik diadakan oleh pemerintah telah

sepanjang mengaburkan antara jaminan sosial

ditelusuri,

karena

sejarah, Indonesia belum pernah dan asuransi sosial.

mengimplementasikan varian dari Secara khusus alasan para penggugat

konsep Welfare State (lihat box karena ketentuan pelaksanaan jaminan

tulisan)dalam praktek jaminan sosial sosial yang mewajibkan para pesertanya

yang sesuai dengan UUD 45 dan untuk membayar iuran pada pasal 17

Pancasila. Jika memang UU 40/2004 ayat (1) UU No.40 tahun 2004 adalah

hanya untuk memanipulasi tanggung bukti bahwa Negara mengabaikan

jawab Negara dalam mensejahterakan kewajibannya dalam memenuhi hak

rakyat maka Mahkamah Konstitusi jaminan sosial bagi warganya. Hal ini

(MK) harus membatalkan undang- bertentangan dengan UUD 45 pasal

undang tersebut.

Konstitusi pada Kemudian pada pasal 17 ayat (2) UU

34 ayat (1) dan pasal 28I ayat (4).

Mahkamah

akhirnya menolak seluruh gugatan No.40/2004 mengenai pemberian

para penggugat. Dalam putusan kewenangan kepada pihak pemberi

tersebut MK menganggap dalil-dalil kerja untuk memungut iuran dari para

yang diajukan penggugat bahwa system pekerjanya yang kemudian disetorkan

asuransi sosial yang terkandung dalam pada badan penyelenggara jaminan

UU No.40/2004 inkonstitusional sosial setelah ditambahi iuran dari

karena bertentangan dengan Pasal pihak pemberi kerja dianggap sebagai

34 UUD 1945 tidak beralasan. pengalihan tanggung jawab Negara

Pendapat ini menguatkan putusan

MK pada tahun 2005 (No.007/PUU- undang-undang. Selain itu prinsip III/2005) tentang konstitusional

subsidi yang menjadi ciri dari rejim system asuransi sosial yang terdapat

Konservatif juga diterapkan dimana di Undang-Undang tentang Sistem

pemerintah bertanggung jawab Jaminan

terhadap warga negara yang tidak SJSN telah cukup memenuhi maksud

Sosial

Nasional…”UU

mampu untuk membayar iuran wajib. Pasal 34 ayat (2) UUD 1945, dalam

MK membenarkan SJSN berdasarkan arti bahwa system jaminan sosial

tafsiran pemerintah dalam ideology yang dipilih UU SJSN telah cukup

Negara Kesejahteraan dengan menjabarkan maksud konstitusi yang

kebijakan Institusionalis model menghendaki agar system jaminan

Konservatif bukan Institusionalis sosial yang dikembangkan mencakup

model Demokrasi Sosial seperti yang seluruh rakyat dan bertujuan untuk

diinginkan oleh para penggugat. meningkatkan keberdayaan masyarakat

Konstitusional yang lemah dan tidak mampu sesuai

Mahkamah

mempetimbangkan bahwa konstitusi dengan martabat kemanusiaan…”

negara Indonesia telah memberikan Dengan jelas putusan MK

konstitusionalnya pada merestui system jaminan sosial

kriteria

pasal 34 ayat (2)”komprehensif dan nasional di Indonesia mengadopsi

pemberdayaan masyarakat tidak konsep asuransi sosial. Dalam hal

mampu” telah dapat dipenuhi dalam ini berarti Indonesia cenderung

SJSN yang terdapat dalam UU pada model institutionalist welfare

No.40/2004. Sistem jaminan sosial state versi rejim Konservatif

nasional yang mewajibkan orang karena sistem ini tidak sepenuhnya

berkemampuan untuk membayar diserahkan kepada pihak swasta.

premi dan pemerintah membayar Pemerintah tetap bertanggung jawab

premi bagi orang tidak mampu terhadap jaminan sosial seluruh

merupakan pengejewantahan dari warga negara yang akan dikelola

pasal 34 ayat (2) diatas serta penerapan oleh sebuah badan hukum yang

dari prinsip asuransi sosial juga dibentuk pemerintah berdasarkan

kegotong-royongan.

Welfare State dan Variannya

Secara garis besar definisi dari kesejahteraan ekonomi dan sosial Welfare State adalah tanggung

warganya. welfare state pada the jawab negara terhadap kesejahteraan

Concise Oxford Dictionary of Politics warganya.

didefinisikan sebagai system dimana Britannica, welafare state didefinisikan

Dalam

Encyclopedia

Negara menyatakan diri bertanggung sebagai konsep pemerintahan yang

jawab untuk menyediakan jaminan menganggap Negara memiliki peranan

sosial dan ekonomi yang mendasar. kunci dalam menjaga dan memajukan

Secara mendasar welfare state Secara mendasar welfare state

mekanisme

pemerataan

kesenjangan ekonomi dan sosial yang merupakan ekses dari system ekonomi pasar. Aspek pengentasan kemiskinan dan pajak yang progresif juga menjadi salah satu sifat dari welfare state. Pajak progresif dilakukan sebagai langkah mendistribusikan pendapatan secara merata bukan hanya untuk memaksimalkan pendapatan negara. Dari pajak progresif inilah subsidi dan kesejahteraan dan asuransi sosial dibiayai, walaupun tidak secara penuh. Pada Negara penganut ideology sosialis, welfare state juga mencakup jaminan pekerjaan. Oleh karena itu prinsip welfare state berdasarkan pada prinsip persamaan kesempatan, pemerataan pendapatan, dan tanggung jawab public bagi mereka yang tidak mampu menyediakan kebutuhan minimum mereka sendiri.

Pada beberapa Negara maju, konsep welfare state secara garis besar terbagi dalam dua varian yang terbagi berdasarkan seberapa besar tanggung jawab Negara dalam menjamin kesejahteraan sosial bagi rakyatnya. Varian itu adalah institutional welfare

state dan residualist welfare state. Perbedaan mendasar antara kedua model adalah: institutional welfare state, negara memposisikan diri bertanggung jawab untuk menjamin standar hidup yang layak bagi semua warga dan memberikan hak-hak universal; konsekuensinya, semakin banyak syarat yang diletakkan oleh negara agar warganya bisa mengakses hakhak universal tadi dan semakin lemah dan kurang dampak pemerataan dari program perlindungan tadi. Sedangkan residualist welfare state, negara baru terlibat mengurusi persoalan kesejahteraan ketika sumber daya yang lain, termasuk disini layanan yang disediakan swasta dengan cara membeli asuransi, keluarga dan masyarakat, tidak memadai. Dalam hal ini menempatkan ketentuan minimal untuk menentukan siapa yang berhak mendapat tunjangan kesejahteraan dan menempatkan individu bertanggung jawab lebih besar terhadap kesejahteraanya melalui asuransi.

Esping-Andersen yang disebut sebagai Bapak perbandingan welfare state membagi menjadi tiga tipologi berdasarkan bagaimana pemerintah bekerja dengan, atau untuk mengatasi Esping-Andersen yang disebut sebagai Bapak perbandingan welfare state membagi menjadi tiga tipologi berdasarkan bagaimana pemerintah bekerja dengan, atau untuk mengatasi

stratifikasi sosial menjadi tinggi. Untuk dibagi berdasarkan gerakan politik

ideologywelfare state versi liberalisme yang berkembang di Eropa Barat dan

kesejahteraan sosial sepenuhnya di Amerika Utara pada abad ke-20 yaitu

dasarkan oleh pasar dan penyediaannya Demokrasi Sosial, Konservatisme, dan

dilakukan oleh pihak swasta. Negara Liberalisme. Pada ideology welfare

baru akan melakukan intervensi state yang diwarnai demokrasi sosial

terhadap kesejahteraan sosial dan didasarkan pada prinsip universalisme

menyediakan kebutuhan dasar warganya dimana negara bertanggung jawab

(kesehatan, pendidikan, dll) setelah terhadap semua program sosial

melakukan means test (penyelidikan warganya. Sistem ini memberikan tingkat

terhadap kondisi keuangan seseorang otonomi yang tinggi dan membatasi

yang mengajukan permohonan bantuan ketergantungan individu pada keluarga

sosial dari Negara) Indonesia walaupun dan mekanisme pasar. Sedangkan

pada konstitusinya menyiratkan secara ideology welfare state konservatisme

jelas mengenai konsep welfare state, system didasarkan pada subsidi dan

namun pada prakteknya belum pernah dominasi skema asuransi sosial.

mengimplementasikan dalam kerangka Pada sistem ini pemerintah berusaha

kebijakan. UU No.40 tahun 2004 untuk mengurangi ketergantungan

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional individu

patut diakui sebagai langkah awal dari pasar dan juga pekerjaannya dalam

terhadap

mekanisme

Negara ini untuk mulai melaksanakan rangka meningkatkan kesejahteraan

amanah dari konstitusi bangsa ini.

LOMBA FOTO DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL

JUARA 1 Hendra A. Setyawan (Jakarta)

JUARA 2 P. Raditya Mahendra Y. (Semarang)

JUARA 3 Septianda Perdana (Medan)

Senggang

KAMPANYE HITAM TERHADAP JKN & BPJS KESEHATAN

Isu-isu negatif silih berganti menggempur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Belum meredanya isu BPJS Kesehatan dianggap tidak sesuai syariah Islam, BPJS Kesehatan dituduh rugi berinvestasi di Bursa saham sebesar 1 triliun rupiah. Kemudian beredar kampanye negative di media sosial dengan judul yang cukup bombastis, yaitu “7 fakta di bawah ini akan membuat Anda sadar, ternyata selama ini kita hanya ditipu oleh BPJS Kesehatan

K memberi beberapa klarifikasi dengan oleh PT.BPJS dimana uang tersebut

ampanye hitam ini beredar BPJS menggunakan prinsip gotong- dengan cepat di media sosial.

royong, seluruh uang yang disetorkan oleh BPJS

Kesehatan

sudah

seluruh anggotanya kemudian dihimpun

menggunakan jargon yang sama: “7 Fakta dialokasikan untuk membiayai pengobatan BPJS Kesehatan2”. Namun secara subtansi

para anggota yang sedang sakit. Ya dari 7 fakta yang disampaikan oleh BPJS

semacam dana sumbangan dari masyarakat Kesehatan belum memberi jawaban atau

yang dikumpulkan secara massive oleh klarifikasi setiap fakta yang dikemukakan

pemerintah dari rakyat untuk membiayai oleh penulis kampanye negative ini.

sebagian kecil rakyat yang sedang sakit. Kampanye hitam ini dikemas seperti

Ada beberapa hal yang perlu diluruskan tulisan ilmiah dimana setiap fakta mereka

dari pernyataan di atas, yaitu: buat link kepada sumber berita, sehingga

a. Jaminan kesehatan dan asuransi

masyarakat tertentu akan beranggapan

kesehatan:

bahwa isu-isu itu benar adanya. Definisi jaminan kesehatan dalam Berdasarkan kondisi di atas, penulis

bahasa Indonesia mempunyai beberapa memberi tanggapan setiap fakta yang

pengertian karena kata jaminan dapat disampaikan oleh penulis kampanye

berasal dari guanrantee atau warranty negative ini. Pada sisi lain, tanggapan

dan dapat berasal dari terjemahan ini diharapkan dapat menjadi salah satu

bahasa Inggris insurance atau asuransi. argumentasi pemangku kepentingan

Oleh karena itu, kalau kita berbicara terutama Dewan Jaminan Sosial Nasional

tentang jaminan kesehatan, yang bukan (DJSN) dalam memberi jawaban kepada

guarantee/warranty, tetapi jaminan masyarakat/peserta JKN terhadap fakta

dalam arti seseorang yang sakit dapat yang belum tentu fakta yang benar dari

memperoleh pelayanan kesehatan, sosial media tersebut.

meskipun ia tidak memiliki uang atau dalam istilah teknsi disebut asuransi atau

Isu Negatif dan Fakta

jaminan oleh pemerintah, maka secara Berikut ini disampaikan tanggapan

luas dapat digunakan definisi berikut. sesuai fakta yang dikemukan oleh penulis

Jaminan kesehatan adalah sebuah kampanye tersebut dengan memberi

sistem yang memungkinkan seseorang jawaban di bawah fakta tersebut:

terbebas dari beban biaya berobat yang relatif mahal yang menyebabkan

1. BPJS bukanlah jaminan kesehatan

gangguan pemenuhan kebutuhan dasar

bagi masyarakat.

hidup lain (makan, sekolah, bekerja, Banyak masyarakat yang mengira

dan bersosialisasi).

bahwa BPJS adalah jaminan kesehatan dari Jaminan dapat diberikan oleh/melalui: pemerintah, padahal BPJS itu fungsinya

1. Pemerintah (yang biasanya didanai tidak lebih dari asuransi. BPJS didanai

dari APBN/APBD) dari uang pribadi masyarakat, dimana

2. Badan asuransi (baik asuransi sosial masyarakat diminta menyetor sejumlah

maupun komersial) uang untuk dikumpulkan dan nantinya

3. Masyarakat (dalam bentuk bantuan digunakan untuk biaya pengobatan.

oleh masyarakat keagamaan/bakti oleh masyarakat keagamaan/bakti

4. Diri sendiri (dengan memiliki dana premi/iuran dibayarkan oleh pihak lain sendiri atau tabungan)

atau oleh pemerintah, bagi mereka yang Pengertian jaminan sosial luas ini di

miskin. Sistem asuransi sosial ini paling berbagai negara dikenal dengan berbagai

baik, dana yang terkumpul memadai, istilah seperti social welfare, social

tahan lama, dan paling banyak digunakan insurance, social security, social services,

di dunia.

social activities , dan lainnya. Akan tetapi, Di Indonesia, kata asuransi dan jaminan karena kurangnya perbendaharaan kata

sering digunakan sebagai suatu sistem bahasa Indonesia, maka kata jaminan

jaminan yang sama. Namun, sesungguhnya sosial sering digunakan untuk program

kata asuransi memiliki arti yang lebih bantuan orang tidak mampu (bakti sosial),

khusus ketimbang jaminan. Jaminan dapat pengurusan anak terlantar, pengurusan

berarti garansi yang banyak digunakan orang jompo, pengurusan orang yang

dalam bisnis barang-barang. Jaminan atau dikenal dengan PMKS (Penyandang

garansi setahun, dua tahun, dan sebagainya. Masalah Kesejahteraan Sosial).

Jelas, jaminan yang berarti garansi bukanlah

Atas dasar persepsi ini maka BPJS

asuransi. Konsep jaminan yang merupakan

dianggap jaminan Kesehatan dari

terjemahan dari kata asuransi atau security

pemerintah dalam arti program bantuan

dalam jaminan sosial merupakan konsep

pemerintah. Sehingga bagi penulis

pemindahan risiko dan pengumpulan dana

merasa aneh ketika masyarakat diminta

untuk kepentingan bersama.

menyetor (membayar iuran).

Konsep asuransi merupakan suatu cara Secara khusus, Jaminan Sosial (Social

gotong royong yang terorganisir dimana Security ) sebagaimana yang diatur oleh UU

yang menerima pertolongan terbatas pada Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) atau

yang mengiur/berkontribusi. Ini adalah yang diatur dengan UU terdahulu, yaitu

konsep klasik asuransi, yang dalam praktek UU Jamsostek, adalah mekanisme asuransi,

sistem jaminan sosial (social security) tabungan, dan atau bantuan sosial yang

digunakan sedikit bervariasi. Yang diatur khusus dengan undang-undang.

membayar iuran disebut peserta. Dalam Pilar jaminan sosial: Umumnya terdiri

konsep jaminan sosial, mereka yang miskin atas (mulai dari yang terbatas dan tidak

tentu tidak boleh diwajibkan membayar bersinambung)

iuran. Untuk itu, pemerintah membayarkan

1. Bantuan/pelayanan sosial. Sistem ini iuran atas nama orang miskin. Dengan didanai dari sumber pajak oleh negara

demikian, orang miskin bisa menjadi atau sumbangan dari pihak yang

peserta asuransi. Konsep gotong-royong mempunyai status ekonomi yang kuat;

yang terorganisir dari sebuah sistem

2. Tabungan wajib. Setiap orang asuransi terjadi dengan mekanisme setiap diwajibkan menabung untuk dirinya

peserta secara teratur, biasanya tiap sendiri (provident fund) sebagaimana

bulan, mengiur. Tentu mengiur tiap bulan dilaksanakan dalam Jaminan Hari Tua

dalam jumlah yang terjangkau, misalnya atau jaminan pension;

5% pendapatan kita, akan jauh lebih

3. Asuransi sosial. Dimana setiap orang ringan daripada menunggu sakit yang mengiur/berkontribusi atau membayar

menghabiskan dua tahun pendapatan kita.

Kita akan tenang dan tidak perlu khawatir, jika sewaktu-waktu, kita sakit.

b. “BPJS menjunjung prinsip gotong royong”

Tanggapan: Meskipun ada dana asuransi yang akan membayarnya, yang merupakan dana bersama semua peserta, tentu kita tidak ingin juga sakit. Jadi kita terbebas dari rasa khawatir, atau kita merasa aman. Itulah sebabnya, dalam bahasa Inggris, jaminan sosial disebut social security, karena kalau kita sudah mengiur untuk jaminan/asuransi sosial, maka kita akan merasa aman terhadap kejadian sakit yang sewaktu-waktu menimpa kita. BPJS Kesehatan sebagai wadah menggerakkan solidaritas nasional atau gotong royong nasional.

Salah satu prinsip utama dalam penyelenggaraan Jaminan Sosial tersebut adalah Gotong Royong, yang sehat membantu yang sakit, yang mampu membantu yang kurang mampu, yang muda membantu yang tua dan sebagainya. Sebagai ilustrasi, dengan asumsi rata-rata iuran per jiwa per bulan sebesar Rp 40 ribu, jika seorang peserta harus menjalani cuci darah dengan biaya berkisar Rp1 juta untuk satu kali cuci darah, maka di saat yang sama, dibutuhkan 25 orang yang sehat untuk secara bergotong royong membantu satu orang yang cuci darah tersebut. Dalam satu bulan, seseorang bisa menjalani cuci darah 8 kali, sehingga di saat yang sama dibutuhkan 200 orang yang sehat untuk mensubsidi orang yang harus menjalani cuci darah tersebut. Artinya, yang sehat memberikan iurannya digunakan oleh orang sakit.

c. “Dana sumbangan dari masyarakat yang dikumpulkan massive oleh pemerintah dan membiayai sebagian

kecil rakyat yang sakit” Berikut ini disajikan sebuah contoh

sederhana dari sebuah kota A. Dalam kota

A terdapat 500.000 penduduk yang ternyata setiap tahunnya ada 1.000 orang yang dirawat, dengan rata-rata biaya perawatan mencapai Rp 20 juta per perawatan. Maka Kota A menghabiskan dana 1.000 orang x Rp 20 juta = Rp 20 Milyar setiap bulan. Jika biaya perawatan sebesar itu ditanggung masing-masing yang sakit, maka kebanyakan penduduk kotaA akan jatuh miskin. Akan tetapi, jika seluruh dana tersebut ditanggung bersama oleh semua penuduk, maka tiap penduduk menanggung Rp 20 Milyar dibagi 500.000 orang = Rp 40.000 per penduduk per tahun, atau hanya Rp 40.000/12 = Rp 3.400 per orang per bulan. Jelaslah, jika setiap orang mengiur tiap bulan sebesar Rp 3.400, yang sesungguhnya sangat ringan, maka tidak akan ada keluarga di kota A yang jatuh miskin ketika seorang anggota keluarga sakit dan perlu perawatan. Maka seluruh penduduk kota A akan merasa aman atas kejadian/musibah alamiah penyakit.

Bukankah ini suatu gotong-royong yang sudah menjadi ciri-ciri bangsa Indonesia? Dalam masyarakat Indonesia sudah berkembang membantu orang sakit. Tetapi JKN membantu secara lebih terstruktur dan dikelola lebih akuntabel oleh BPJS Kesehatan. Sehingga uang gotong royong rakyat denga njelas dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya.

Membayar secara rutin sejumlah uang kepada badan penyelenggara merupakan mekanisme asuransi Kesehatan, sementara penduduk miskin, iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Jumlah iuran/premi yang terkumpul merupakan “Dana Bersama” seluruh pesrta asuransi atau disebut Pool, bukan lagi milik perorangan. Dana itu Membayar secara rutin sejumlah uang kepada badan penyelenggara merupakan mekanisme asuransi Kesehatan, sementara penduduk miskin, iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Jumlah iuran/premi yang terkumpul merupakan “Dana Bersama” seluruh pesrta asuransi atau disebut Pool, bukan lagi milik perorangan. Dana itu

membayar pelayanan Kesehatan Rp. 42,65 asuransi/jaminan. Dalam jaminan kesehatan,

triliun, artinya BPJS Kesehatan mengalami dana bersama tersebut hanya digunakan

deficit atau kekurangan sebesar Rp. 1,83 untuk membayar biaya pengobatan/

triliun. Dana BPJS Kesehatan menerima perawatan peserta. Jika seseorang peserta

dari Pemerintah sebesar Rp. 19.225 x 86,4 tidak sakit selama bertahun-tahun, ia tidak

juta x 12 bulan sekitar Rp. 20 triliun. Secara bisa mengambil kembali dana yang ia iur,

kasat mata dapat dihitung oleh setiap orang karena dana tersebut sudah digunakan

bila BPJS dianggap sebagai kamuflase. oleh yang sakit. Jangan tuntut lagi, “saya

Dana pencabutan subsisdi BBM dapat tidak gunakan, mana uang saya?” Uang

dihitung dan dana ke BPJS Kesehatan dapat anda telah digunakan untuk menolong

dihitung, sehingga tidak ada kamuflase atau peserta lain yang terkena musibah sakit.

penyamaran disini. Selain itu, pada tahun Anda telah membantu orang lain, tetapi

2014 sebelum pencabutan subsidi BBM, anda juga merasa aman. Disinilah bedanya

pemerintah sudah mengalokasikan sebesar iuran/kontribusi asuransi dengan iuran

20 triliun rupiah untuk iuran PBI. tabungan. Dalam iuran tabungan, dana yang terkumpul tetap milik masing-masing

3. “BPJS merupakan sebuah BADAN penabung yang nantinya tetap menjadi

USAHA yang fungsinya sebagai milik penabung/peserta. Bahkan peserta

pengeruk keuntungan bagi mendapat nilai tambah hasil investasi.

Pemerintah, bukannya jaminan Dalam sistem jaminan sosial, jaminan hari

kesehatan yang dialokasikan dari tua atau pensiun dapat dilakukan dengan

dana APBN.”

sistem menabung, bukan sistem asuransi. Hal ini didasari dari jumlah dana Dalam sistem asuransi ada dua kelompok

yang berhasil dihimpun dari masyarakat besar yaitu asuransi komersial dan asuransi

oleh pemerintah yang totalnya lebih dari sosial.

Rp.50,4 Trilyun, sementara total klaim yang dibayarkan oleh PT.BPJS selama satu tahun

2. “BPJS adalah kamuflase pemerintah cuma Rp.37 Trilyun. http://bandung.bisnis. untuk menutupi penyelewengan dana

com/…/bpjs-kesehatan-klaim-setahun- subsidi BBM”.

bi… Sementara sisa dana BPJS yang Tanggapan:

mencapai Rp.13,4Trilyun dikemanakan? BPJS Kesehatan menerima dana dari

Hmm… Ternyata selama ini PT.BPJS Pemerintah teridiri dari dana modal

untung banyak lho…

awal, iuran Penerima bantuan Iuran/PBI

Tanggapan:

(masyarakat miskin dan tidak mampu), Penulis kampanye tersebut sepertinya dan iuran JKN pegawai dan pensiunan

belum mendapatkan informasi Undang- pemerintah. Dana Pemerintah bersumber

Undang yang mengatur BPJS sehingga dari berbagai pendapatan Negara termasuk

semua pernyataan di atas bertentangan dari pengalihan subsidi BBM. Pada tahun

dengan UU dan pelaksanaannya. Pertama, 2014, BPJS Kesehatan mendapatkan dana

BPJS dengan jelas bukan pnegeruk dari pemerintah dan peserta (masyarakat

keuntungan bagi pemerintah karena yang sudah membayar iuran JKN)

BPJS Kesehatan berbadan usaha Badan

Hukum Publik (pasal 7 ayat (1) UU BPJS) BPJS, dan BPJS itu pyur 100% dana dari yang tidak mencari keuntungan (nirlaba)

masyarakat. Jadi bohong banget kalau dimana hasil pengelolaan dana jaminan

pemerintah mengklaim telah memberikan sosial dipergunakan SELURUHNYA untuk

jaminan kesehatan gratis kepada masyarakat. pengembangan program dan kepentingan

Tanggapan:

peserta (pasal 4 huruf i UU BPJS). BPJS Pertama, pernyataan Pemerintah sama hanya mendapatkan dana operasional saja

sekali tidak pernah memberikan jaminan (Pasal 12 huruf a UU BPJS). Sungguh

Kesehatan gratis kepada masyarakat, sangat tidak tepat ada sebutan PT. BPJS.

tanggapannya sebagai berikut. Seperti Penulis kampanye ini dapat menyatakan

diamantakan UU SJSN, pemerintah hanya Pemerintah mengeruk keuntungan ketika

memberi jaminan Kesehatan gratis kepada jaminan Kesehatan dikelola oleh PT. Askes.

penduduk miskin dan tidak mampu Sementara PT. Askes sudah bertranformasi

dengan membayar iuran JKN kepada BPJS menjadi BPJS Kesehatan sejak 1 Januari

Kesehatan. Pemerintah telah memberikan 2014.

pelayanan Kesehatan gratis kepada 86,4

Kedua, Pemerintah hanya juta penduduk miskin kuota pusat dan 9 mengalokasikan dana jaminan Kesehatan

juta jiwa penduduk miskin tidak mampu di untuk penduduk miskin dan tidak mampu

luar kuota pusat dibayarkan iuran oleh 200 saja (pasal 14 ayat (2) UU SJSN). Pemerintah

pemerintah daerah. Dengan pembayaran tidak mengalokasikan untuk orang

iuran penduduk miskin dan tidak mampu mampu kecuali konstribusi Pemerintah

kepada BPJS Kesehatan, semua penduduk (2,5%) untuk pegawai pemerintah dan

miskin dan tidak mampu yang terdaftar pensiunannya. Konstribusi pemerintah

dalam daftar BPJS Kesehatan akan ini karena pemerintah berperan sebagai

mendapatkan pelayanan GRATIS. Peserta majikan. Sedangkan penduduk mampu

PBI tidak perlu membayar apapun ketika harus membayar sesuai persentase tertentu

menggunakan pelayanan Kesehatan. Selain terhadap upah atau nominal tertentu (Pasa

itu, selaku pemberi kerja, pemerintah (pusat

17 ayat (1) UU SJSN). dan daerah) juga berkontribusi terhadap Ketiga,

sebagian besar pembayaran Iuran utk sebelumnya, BPJS Kesehatan tidak memiliki

sebagaimana

diuraikan

PNS, TNI, POLRI dan pensiunan PNS, keuntungan atau kelebihan, bahkan deficit

purnawirawan TNI dan POLRI. pada tahun 2014. Jadi datanya sungguh tidak

Kedua, Pemerintah pusat telah akurat.

memberikan kontribusi untuk penduduk miskin sekitar 20 triliun rupiah, pemerintah

4. “Dengan adanya BPJS, pemerintah kabupaten/kota sekitar 2 triliun rupiah, dan sama sekali tidak pernah memberikan

kontribusi untuk PNS/POLRI/TNI dan jaminan kesehatan gratis kepada

pensiunan sekitar 3,6 triliun rupiah. Jadi, masyarakat.”

Pemerintah telah berkontribusi lebih dari Padahal selama ini pemerintah selalu

setengah penerimaan BPJS Kesehatan. Jadi, menyebarkan propaganda bahwa BPJS

asusi 100% dana masyarakat sangat tidak adalah subsidi kesehatan gratis dari

berasalan.

pemerintah. Padahal pemerintah tidak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk

5. “Dengan biaya iuran BPJS sebesar

Rp.25.000,-/bulan seharusnya

sakit”.

masyarakat memperoleh kualitas Wajar bila kita berpendapat demikian, pelayanan kesehatan yang sebab tidak bisa kita pungkiri bahwa maksimum (First Class Service/VIP

pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Class) di RS.”

sangat jauh dari kelayakan. Bayangkan saja Namun karena PT.BPJS kini didaulat

bila pasien tidak ada uang untuk menebus untuk menjadi Badan Usaha yang bertugas

resep obat yang tidak dicover oleh BPJS, memberikan keuntungan sebesar-besarnya

mungkin bukan malah jadi sehat, pasien terhadap pemerintah, maka tidak heran bila

justru cuma bisa pasrah menahan sakit. pasien peserta BPJS banyak yang dibatasi

Apakah ini yang disebut dengan JAMINAN penggunaan obatnya di RS. BPJS tidak

KESEHATAN..???

mengcover obat-obatan yang bermutu

Tanggapan:

bagus, alhasil pasien cuma mendapatkan Pertama, Sesungguhnya sejak JKN, obat-obatan ala kadarnya.

rakyat miskin boleh sakit apa saja. JKN Tanggapan:

melalui BPJS Kesehatan akan menjamin Pertama, sesuai dengan perhitungan

seluruh penyakitnya kecuali beberapa iuran yang telah dilakukan oleh para ahli

penyakit yang bersifat kosmetik dan asuransi Kesehatan, pembayaran iuran

pelayanan yang tidak sesuai prosedur. Rp. 25.500/bulan hanyalah untuk kelas 3,

Tabel di bawah ini menunjukkan sedangkan kelas VIP tidak ada tariff iuran

penyakit-penyakit terbanyak yang dilayani karena maksimum iuran sampai kelas 1

rawat jalan dan rawat inap olehJKN/BPJS sekitar Rp. 60.000/bulan.

Kesehatan.

kesehatan hak MEDIS peserta kelas 3 berbeda dengan

Kedua, pembayaran kelas 3 bukan berarti

Kedua,Jaminan

diselenggarakan secara nasional berdasarkan hak peserta kelas VIP atau kelas 1, karena

prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. kelas 3 dan kelas 2 atau kelas 1 yang berbeda

Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan hanyak privasi saja. Sementara kebutuhan

tujuan menjamin agar peserta memperoleh medis (tindakan, obat dan bahan habis pakai)

manfaat pemeliharaan kesehatan dan tidak ada perbedaan antar kelas tersebut.

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan Obat yang diberikan sama sesuai dengan

dasar kesehatan (Pasal 19 ayat (1) dan (2) Formulasi Nasional dan harga ditentukan

UU SJSN). Selanjutnya Peserta jaminan melalui e-catalog. Semua obat bermutu

kesehatan adalah setiap orang yang telah bagus karena sudah melalui uji BPOM. Obat

membayar iuran atau iurannya dibayar oleh bermutu bukan dilihat dari merek dagang

Pemerintah (pasal 20 ayat (1) UU SJSN). tetapi dari efektifitas obat. Walaupun diakui

Pemerintah membayar iuran PBI berasal masih banyak RS meminta pasien membeli

dari pajak (APBN). Karena pemerintah obat tetapi bukan kebijakan JKN dan BPJS

dan masyarakat sudah membayar iuran Kesehatan.

dan menjadi peserta, maka rakyat sudah mendapatan hak pelayanan Kesehatan

6. “BPJS adalah pesan nyata sesuai kebutuhan medis termasuk obat, dari Pemerintah yang artinya

bahan habis pakai dan tindakan-tindakan “Masyarakat miskin tidak boleh

medis lainnya.

Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur.

7. “BPJS adalah bentuk pengingkaran Untuk memberikan jaminan sosial yang terhadap UUD 1945 Perubahan,

menyeluruh, negara mengembangkan Pasal 34 ayat 2 yang menyebutkan

Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh bahwa negara wajib memberikan

rakyat Indonesia. Atas dasar itu dibentuk jaminan kesehatan bagi seluruh

UU SJSN.

rakyat Indonesia.” Kata wajib diatas dapat diartikan dari Hak Tanggapan:

rakyat menjadi kewajiban Negara. UU SJSN Bunyi pasal 34 ayat (2) adalah :”Negara

mengembangkan jaminan Kesehatan dimana mengembangkan system jaminan sosial

Negara hanya menjamin rakyat miskin dan bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

tidak mampu dari uang Negara. Sementara masyarakat yang lemah dan tidak mampu

masyarakat mampu berkontribusi dalam sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

jaminan Kesehatan. Sesungguhnya tidak ada Tidak ada satu katapun yang menyatakan

pengingkaran karena kata mengembangkan WAJIB MEMBERIKAN JAMINAN

itu adalah kata yang dapat diterjemahkan KESEHATAN. Namun itu dapat diartikan

dalam bentuk desain. Tidak ada kata wajib wajib karena klausul tersebut diterjemahkan

untuk memberikan seluruh rakyat. sebagaimana bunyi konsideran UU SJSN yaitu setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan

dasar hidup yang layak dan meningkatkan Oleh:

Dr. dr. Mahlil Ruby, MKes

martabatnya menuju terwujudnya masyarakat

Tenaga Ahli Monitoring dan Evaluasi

Penyakit Terbanyak pada Tingkat Layanan RAWAT JALAN di RS No

Nama Kode CBG’s

Jumlah Kasus

1 Penyakit Kronis Kecil Lain-lain 12.448.641

2 Prosedur Dialisis 1.504.749

3 Penyakit Akut Kecil Lain-lain 1.402.369

4 Prosedur Terapi Fisik dan Prosedur Kecil Muskilosketal 808.921

5 Perawatan Luka 718.026

6 Prosedur Rehabilitasi 647.020

7 Prosedur Ultrasound Ginekologik 613.063

8 Prosedur pada Gigi 478.608

9 Konsultasi atau Pemeriksaan Lain-lain 465.608

10 Prosedur Ultrasound Lain-lain 445.131

Penyakit Terbanyak pada Tingkat Layanan RAWAT INAP di RS No

Nama Kode CBG’s

Jumlah Kasus

1 Operasi Pembedahan Caesar Ringan 251.240

2 Persalinan Vaginal Ringan 163.755

3 Penyakit Infeksi Bakteri dan Parasit Lain-lain Ringan 163.740

4 Infeksi Non Bakteri Ringan 148.703

5 Nyeri Abdomen & Gastroenteritis Lain-lain Ringan 146.322

6 Diagnosis Sistem Pencernaan Lain-lain (Ringan) 117.898

7 Kemoterapi Ringan 70.218

8 Prosedur Dilatasi, Kuret, Intrauterin & Servik Ringan 66.288

9 Hipertensi Ringan 65.115

10 Gangguan Sel Darah Merah Selain Krisis Anemia Selsick 62.133

Buku

Judul Buku:

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Penulis:

Hasbullah Thabrany

Penerbit:

PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Cetakan Tahun:

omprehensif, begitulah kata minyak; sistem kesehatan nasional; hak yang dapat dikatakan untuk

dan kewajiban rakyat; jaminan kesehatan menggambarkan Buku Edisi di berbagai negara; konsep asuransi

kedua Karya Hasbullah Thabrany, buku kesehatan; manfaat dan iuran jaminan ini disusun berdasarkan pengalaman dan

kesehatan nasional; badan penyelenggara realita dimasyarakat mengenai konsep

jaminan sosial; pembayaran kapitasi; dan implementasi jaminan sosial. Buku

pembayaran borongan CBG; pergulatan Jaminan Kesehatan nasional ini disusun

panjang menuju JKN; masalah lingkungan untuk mereka yang perlu memahami seluk

JKN; pencapaian JKN 2014; masalah- beluk JKN ditinjau dari sudut akademik.

masalah dalam JKN; perubahan yang perlu Para Mahasiswa, pemerhati, akademisi dan

dilakukan. Setiap Bab yang ada dalam buku praktisi bidang kesehatan dirahapkan dapat

ini membantu pemahaman publik dalam memanfaatkan buku ini untuk memahami

JKN, buku ini disusun untuk membahas dan memandu pekerjaannya sehari-hari.

paradoks sistem kesehatan, hak rakyat atas Selain mereka yang bekerja dalam bidang

layanan kesehatan, cara-cara pemenuhan kesehatan, buku ini juga dapat membantu

hak rakyat, sifat layanan kesehatan, metoda mereka yang bergerak dalam bidang

pendanaan pajak dan asuransi sosial, kebijakan publik, asuransi, kesejahteraan

jaminan yang diatur JKN, berbagai isu sosial dan ekonomi.

pembayaran, aspek manajemen dab BPJS, Buku ini terdiri dari 14 Bab, yang terdiri

dan diakhiri dengan beberapa hal yang dari Paradoks: pemiskinan rakyat dan pesta

perlu diperbaiki dalam JKN perlu diperbaiki dalam JKN

Dari buku ini dapat dipahami bahwa penulis melancarkan banyak sekali kritik dalam implementasi JKN yang sudah dimulai dari tahun 2014, yang masih belum dengan konsepsi UU SJSN. Kritik tidak hanya disampaikan kepada BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara, namun juga untuk berbagai stakeholder mulai dari pemerintah, Kementerian Kesehatan, Pimpinan RS, dokter, pengusaha dan juga masyarakat. Serta DJSN sebagai pengawas

UU SJSN sudah disusun sebaik mungkin, eksternal BPJS kesehatan yang perlu lebih mendekati ideal, sebagai arah pembangunan

diperkuat kelembagaannya. Dengan adanya kesejahteraan sosial di Indonesia. Karena

kritik, harapannya agar semua pihak akan salah satu unsur kesejahteraan sosial adalah

memahami kepentingan bersama dan pada jaminan kesehatan. Buku ini disusun dengan

akhirnya akan tercapai suatu keseimbangan berbagai argument yang melatarbelakangi

antar semua pemangku kepentingan.

Kolom

REFORMASI JAMINAN SOSIAL BAGI APARATUR SIPIL NEGARA

Oleh: Eko Prasojo

Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi (FIA)

Universitas Indonesia

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107