Sejarah Lar UPAYA PELESTARIAN LAR SEBAGAI PADANG PENGGEMBALAAN BERSAMA PETERNAK TRADISIONAL YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUMBAWA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan lar antara lain : sejarah lar, gambaran umum lokasi penelitian, lar dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sumbawa, fungsi lar bagi lingkungan hidup, kondisi lar di Kabupaten Sumbawa, kebijakan pemerintah daerah mengenai lar serta usulan upaya pelestarian lar.

4.1. Sejarah Lar

Sejarah dimulainya sistem beternak masyarakat Sumbawa dengan menggembalakan ternak di lar belum banyak diketahui. Bahkan belum ada literatur yang memuat sejarah lar. Sedikit informasi diperoleh dari Rak H. Mustafa Hasan seorang sesepuh desa Manemeng Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat yang menuturkan bahwa pada jaman Dea-Datu yaitu jaman pemerintahan Kesultanan Sumbawa, wilayah Brang Ene sebuah desa di Kecamatan Taliwang dikuasai oleh seorang yang disebut Demung. Lar lamat yang kemudian disebut lar merupakan tanah ulayat yang dimanfaatkan oleh masyarakat dimana pada musim-musim tertentu ditanami dengan tanaman produktif dan masyarakat yang mengelolanya mempunyai kewajiban untuk membayar paboat aji pajak. Pada waktu itu tanah ini mempunyai penguasa yang disebut Nyaka. Pada beberapa dekade belakangan ini tanah-tanah ulayat ini menyempit dan entah bagaimana prosesnya tanah-tanah ini dikuasai oleh orang-orang tertentu dan sudah disertifikasi. Tanah ini biasanya merupakan sawah tadah hujan yang pada saat musim penghujan ditanami dan setelah panen pemilik tanah melepaskan ternaknya secara bebas di tanah miliknya. Masyarakat sekitar yang juga memiliki ternak juga ikut melepaskan ternaknya di kawasan ini. Dalam pengelolaan lar oleh masyarakat tidak ada aturan formal, namun masyarakat yang memiliki ternak berkewajiban untuk mengawasi ternaknya agar tidak mengganggu tanaman yang ada di sekitar kawasan lar. Melihat terbatasnya informasi di atas masih perlu penggalian lebih dalam lagi tentang sejarah lar. Karena berbeda dengan lar yang ada di Kabupaten Sumbawa yang berupa padang rumput dengan pepohonan hutan dan belukar yang digunakan untuk menggembalakan ternak selama musim tanam musim penghujan dimana pada saat itu tenaga lebih banyak digunakan untuk menggarap sawah atau ladang dan agar ternak tidak mengganggu tanaman pertanian. Bisa jadi dahulu kawasan lar tersebut berupa tanah ulayat atau hutan adat, yang pasti tradisi beternak di lar sudah berlangsung turun temurun sejak ratusan tahun lalu.

4.2. Kondisi Umum Lokasi Penelitian