Independensi Komite Audit Keahlian Komite Audit

dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan maupun laporan tahunan. Menurut Akhtaruddin dan Haron 2010, efektivitas komite audit melekat pada independensi dan keahlian dari para anggotanya.

2.1.5.1 Independensi Komite Audit

Independensi komite audit diukur dengan proporsi komisaris independen dalam komite audit. Menurut Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep- 643BL2012 pada Peraturan Nomor IX.1.5 Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik dan memenuhi persyaratan : 1. bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 enam bulan terakhir 2. tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik tersebut 3. tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik tersebut; dan 4. tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten ataunPerusahaan Publik tersebut. Menurut Akhtaruddin dan Haron 2010 formasi komite audit dengan jumlah komisaris independen yang lebih banyak mengindikasikan terdapat lebih sedikit bentuk interferensi manajemen dalam melatih independensi dari anggota- anggota komite audit. Selain itu, independensi komite audit juga dapat menghasilkan kualitas pelaporan keuangan yang lebih baik.

2.1.5.2 Keahlian Komite Audit

Persyaratan Keanggotaan Komite Audit sesuai Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-643BL2012 tentang Peraturan Nomor IX.1.5 menyebutkan bahwa komite audit wajib memiliki paling kurang satu anggota yang berlatar belakang pendidikan dan keahlian di bidang akuntansi danatau keuangan. Menurut Akhtaruddin dan Haron 2010 keahlian para anggota komite audit dalam bidang akuntansi dan keuangan diperkirakan dapat memberikan kontribusi terhadap efektivitas komite audit.

2.1.6 Penelitian Terdahulu