Pembiayaan Daerah

3.4.2 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu di bayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggran berikutnya. Penerimaan pembiayaan tersebut mencangkup 1) SiLPA, 2) Pencairan Dana Cadangan, 3) Hasil penjualan kembali pemberian pinjaman, dan 4) Penerimaan piutang Daerah. Struktur pembiayaan daerah untuk sumber Penerimaan Pembiayaan Tahun Anggaran 2016 adalah bersumber dari SiLPA tahun lalu.

3.4.3 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan di terima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggran berikutnya, mencangkup 1) Pembentukan Dana Cadangan, 2) Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah, 3) Pembayaran Pokok Utang, dan 4) Pembayaran Pinjaman Daerah. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Tahun Anggaran 2016 adalah :

a) Penyertaan modal dan pembiayaan pinjaman manakala terjadi surplus anggaran.

b) SiLPA dipergunakan sebagian sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata-rata SiLPA di upayakan seminimal mungkin dengan melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan anggaran secara konsisten.

c) Penyertaan modal BUMD dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil kajian tindak lanjut revitalisasi dan restrukturisasi kinerja BUMD serta pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisisensi pengeluaran pembiayaan.

d) Penyediaan dana bergulir (Kredit Cinta Rakyat) dengan skema memberikan kredit tanpa agunan dengan bunga rendah.

e) Persiapan pelaksanaan penerbitan obligasi daerah untuk membiayai pembangunan

infrastruktur strategis.

3.4.4 Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Barat pada Tahun Anggaran 2016 terdiri atas

1) Penerimaan Pembiayaan Daerah dan 2) Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Alokasi anggaran dan realisasi Pembiayaan Daerah sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3.9