Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan Selama Kehamilan di Kabupaten Asahan

STUD1 MOTIVASI DAN PERILAKU IBU DALAM
MEMELIHARA KESEHATAN SELAMA KEHAMILAN
DI KABUPATEN ASAHAN

OLEH:
NOVA SOFIANTI
GMK 99492

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

NOVA SOFIANTI. Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan
selama Kehamilan di Kabupaten Asahan. Dibiibiig oleh ALI KHOMSAN,
DODIK BRIAWAN DAN DJOKO SUSANTO.
Gambaran tentang derajat kesehatan penduduk saat ini masih ditandai oleh
tingginya angka kematian ibu pada waktu melahirkan clan angka kematian bayi, ha1
ini berhubungan dengan rendahnya (20%) cakupan Antenatal Care di Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya motivasi ibu dalam memeliiara kesehatan selama
kehamilan. Motivasi dapat menjelaskan tentang alasan seseorang melakukan suatu
tindakan, karen motivasi merupakan daya pendorong yang menyebabkan seseorang

berbuat atau tidak guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan penelitian adalah 1) Menggali informasi tentang faktor internal dan
eksternal yang berhubungan dengan motivasi dan perilaku ibu dalam memeliiara
kesehatan selama kehamilan. 2) Menggali informasi tentang motivasi dan perilaku. 3)
Menganalisis hubungan motivasi dengan perilaku. Desain penelitian berupa crosssectional yang pengambilan datanya dilakukan selama 3 bulan dari bulm SeptemberNovember 2001 di Kabupaten Asahan. Contoh adalah ibu hamil pada trimester ke-3
yang diambil secara cluster sebanyak 60 orang dari 227 populasi.
Sebagian besar (76,7%) contoh memiliki motivasi dan (71,7%) contoh
memiliki perilaku yang kurang dalam meinelihara kesehatan selan~akehamilan.
Faktor Internal yang berhubungan nyata dengan motivasi adalah riwayat kehamilan
(usia contoh ketika menikah), pengetahuan gizi dan kesehatan, tingkat pendidikan ibu
dan persepsi terhadap kehamilan dan anak. Faktor eksternal yang berhubungan nyata
dengan notivasi adalah pendapatan, ketersediaan informasi, dukungan keluarga dan
dukungan budaya. Faktor internal yang berhubungan nyata dengan perilaku adalah
riwayat kehamilen (usia contoh ketika menikah dan frekuensi keguguran),
pengetahuan gizi dan kesehatan, tingkat pendidikan ibu dan persepsi terhadap
kehamilan dan anak. Faktor eksternal yang berhubungan nyata dengan perilaku
adalah pendapatan, ketersediaan pelayanan kesehatan, ketersediaan informasi dan
dukungan keluargz. Hubugan motiv;,si dengan perilaku ibl: dalam memelihara
kesehatan selama kehamilan berhubungan sangat nyata, sebab motivasi merupakan
suatu konsep yang digunakan untuk xnemulai dan mengarahkan perilaku.


SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
"Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan selama
Kehamilan di Kabupaten Asahan"

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan.belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah diiyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, September 2002

Nova sofianfi
GMK99492

STUD1 MOTIVASI DAN PERILAKU IBU DALAM
MEMELIHARA KESEHATAN SELAMA KEHAMILAN
DI KABUPATEN ASAHAN

OLEH:

NOVA SOFIANTI
GMK 99492

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Gizi Masyarakzt dan Sumbzrdzya Keluarga

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

: Studi Motivasi dan Perilaku Ibu dalam Memelihara

Kesehatan Selama Kehamilan di Kabupaten Asahan.
Nama
Nomor Pokok
Program Studi


: Nova Sofianti
: 99492

: Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Prof Dr. Ir. Ali Khomsan. M.S.
Ketua

Ir. Dodik Briawan. MCN
Anggota

Dr.&. Djoko Susanto. SKM.APU
Anggota

Mengetahui,


2. Ketua Program Studi Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga,

Prof Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S.

3. Direktur Program Pascasarjana

Prof Dr. Ir. Syafrida Manuwoto M.Sc.

0 4 NC;V 21102

Tanggal lulus: 19 September 2002

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Balai Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera
Utara pada tanggal 29 November 1973, sebagai anak pertama dari 5 bersaudara dari
pasangan Drs. H. Sofyan AS dan Hj. Azizah Hsb. Pada tahun 1992, penulis lulus
SMA Negeri 11 Medan. Pada tahun 1992 penulis terdafiar sebagai mahasiswa
Universitas Islam Sumatera Utara pada Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya
Pertanian mendapat gelar sajana pada tahun 1997. Pada tahun 1997 sampai 1999

penulis bekeja pada Yayasan Perguruan Gita Matura Abadi Kisaran. Pada tahun
1998 penulis menempuh pendidikan pada program Akta N di Institut Keguruan Ilmu
Pendidikan Jakarta (UNJ). Pada tahun 1999 Penulis melanjutkan pendidikan pada
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Program Pascasarjana
Institut Pe~tanianBogor (IPB) dengan biaya Sendiri.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karuniaNya sehiigga penulisan tesis yang berjudul "Studi Motivasi dan Perilaku
Ibu dalam Memelihara Kesehatan selama Kehamilan di Kabupaten Asahan" telah
berhasil diselesaikan. Pada Kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada komisi pembimbing yaitu Prof. Dr. II. Ali Khomsan, M.S, Ir Dodik Briawan,
-

MCN dan Dr. Ig. Djoko Susanto, SKM, APU yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan wawasan pengetahuan yang bermanfaat dalam penulisan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor IPB, Direktur Program
Pascasarjana, dan Ketua Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
yang telah memberikan kesempatan ulltuk mengikuti studi di Program Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor. Kepada Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Gambir Baru,
Mutiara dan Sidodadi, bidan-bidan desa beserta kader posyandu yang telah membantu
penulis dalam pengambilan data serta pemberian informasi sekaligus'memberikan ijin

Khusus kepada yang tercinta ayahanda Drs. H. Sofyan AS ,Ibunda Hj. Azizah
Hsb, nenek Hj. Siti Rohani, suami Dr. Eddy Ahinad Syahputra, dan ananda
Muhammad Luthfi Ikbar, serta adik-adik (Halim, Dina, Fitri dan Rida) yang telah
dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, dorongan semangat serta do'a yang tidak
putus-putusnya yang diberikan untuk keberhasilan penulis menyelesaikan studi ini.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan
mahasis~:,a Pascasarjana Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

angkatan 1999, khususnya sahabatku Mila, Dewi, Tita, dan Ibu Marlina baik
langsung maupun tidak h g s u n g telah ikut berperan dalam penyusunan tesis ini dan
atas kebersamaan selarna mengikuti perkuliahan. Demikian pula kepada semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu per satu di sini, baik yang ada di Bogor dan Kisaran
yang ikut memberi dorongan semangat selama penulis menyelesaikan pendidikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik. Akhir kata semoga tesis
ini dapat bermanfaat.
Bogor, September 2002

Nova Sofianti

Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN ................................................................................................
Latar Belakang ..........................................................................................
Tujuan Umum ...........................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................
Motivasi .......................................................................... .........................
Masalah Kesehatan Ibu Hamil ..................................................................
Penelitian Kesehatan Ibu Hamil ...............................................................
Penelitian Motivasi Pemeliharaan Kesehatan ..........................................
Perilaku Memelihara Kesehatan ..............................................................
KEMNGKA PEMIKIRAN

...............................................................................

METODE PENELITIAN
. . ....................................................................................


Desain Penelitian ......................................................................................
Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................
Care Pengambilan Contoh.........................................................................
Jenis dan Cwa Pengumpulan Data ............................................................
Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................
..
Definisi Operasional ..................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................
Keadaan U r ~ ~ uLokasi
m
Penelitian ............................................................
Keadaan Umum Keluarga dan Contoh ....................................................
Faktor Intemal Contoh ..........................................................................
Faktor Ekstemal Contoh ...........................................................................
Motivasi Ibu dalam Memelihara Kesehatan selama Kehamilan ...............
Perilaku Ibu dalain Memelihara Kesehatan selama Kehamilan ................
Hubungan Faktor Internal dengan Motivasi .............................................
Hubur.gan Faktor Ekstemal dengan Motivasi ...........................................

Hubungan Faktor Intemal dengan Perilaku ..............................................
Hubungan Faktor Ekstemal dengan Perilaku ...........................................
Hubungan Motivasi dengan Perilaku dalam Memelihara Kesehatan
selama Kehamilan .....................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

DAFTAR TABEL

1. Sebaran Contoh

Halaman
52

Menurut Karakteristik Keluarga .....................................

2. Sebaran Contoh Menurut Riwayat Kehamilan Contoh...............................

55


3 . Sebaran Contoh Menurut Keluhan Kehamilan ...........................................

57

3 . Sebaran Contoh Menurut Kelainan Persalinan

.........................................

5. Frekuensi Contoh yang Menjawab Benar Pengetahuan
Gizi dan Kesehatan ...................................................................................

58
.

60

6 . Jenis Makanan Pantangan dan Alasan .......................................................

67

7. Jenis Minuman Pantangan dan Alasan .......................................................

67

.............................

70

8. Variasi Alasan Contoh Memeriksakan Kehamilannya

9 . Variasi Alasan Contoh Melakukan Perawatan Kehamilan

.......................

10. Tempat Pemeriksaan KehamilanContoh ....................................................
1 1.

72
75

Hasil Uji Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Motivasi clan
Perilaku Ibu dalam Memeliara Kesehatan selama Kehamilan.................. 77

DAFTAR GAMBAR

Halaman

. .

1. Lingkaran Mot~vasi....................................................................................

7

2 . T i g k a t Kebutuhan Manusia Menurut Maslow ..........................................

11

3 . Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ..............................................

34

.

4: Bagan Kerangka Pikir Penelitian ....... ;..................................................... 37

PENDAHULUAN
Latar b e l a k a n ~
Akhir-akhir ini s e m a k i disadari bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia (SDM) berakar dari kehidupan prenatal terutama sejak awal
kehamilan (UNICEF, 1997). Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk
meningkatkan kualitas SDM setelah anak berusia sekolah dianggap
terlatnbat
meskipun masih diperlukan. Secara ekonomi berdasarkan laporan dari Bank Dunia,
program-program pengentasan masalah gizi clan kesehatan yang dimulai sejak usia
sekolah jauh lebih mahal dibanding biaya program-program untuk pengentasan
masalah gizi sejak masa prenatal.
Keadaan gizi dan kesehatan penduduk Indonesia sampai akhir masa Orde

Bzru masih ditandai oleh berbagai

masalah yang dari perspektif pembangunan

sumberdaya manusia bisa dianggap sangat penting untuk diatasi. Status gizi dan
kesehatan ibu hamil masih cukup memprihatian. Keadaan ini mempunyai danlpak
bukan saja pada pembangunan jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.
Ketidakberhasilan mengatasi masalah tersebut akan mempengaruhi mutu modal
manusia paling tidak untuk jangka waktu 20-25 tahun mendatang, karena masa
kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas sumber daya
nianusia di masz depan. Dengan demikian, jika keadaan gizi dan status kesehatan ibu
hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga dan keselarnatan ibu waktu
melahirkan akan terjamin. (Jalal dan Atmodjo, 1998).

Gambaran tentang derajat kesehatan penduduk pada saat ini masih diwamai
oleh tingginya angka kematian ibu pada waktu melahirkan dan angka kematian bayi
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor penyebab tidak
langsung yang berkaitan dengan kematian bayi antara lain jarak kelahiran, pekerjaan,
pendidikan ibu, status gizi dan .kesehatan ibu, dan fiekuensi kunjungan ibu hamil ke
tempat pelayanan kesehatan. Di antara sekian banyak faktor antara yang
mempengaruhi kematian ibu dan bayi, menurut Utomo (1985) adalah pendidikan ibu.
Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap tingkat pengertiannya pada perawatan
kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kehamilan dan pasca persalinan, serta
kesadaramya terhadap kesehatan anak dan keluarganya. Di samping itu pendidikan
berkaitan erat dengan faktor sosial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan,
kebiasaan hidup, makanan dan tempat tinggal. Penduduk dengm pendidikan rendah
biasanya berpendapatan rendah, berte~npattinggal di lingkungan yang miskin dan
buruk sehiigga mempunyai resiko kesakitan dan kematian yang tinggi.
Di dalam upaya nenu&an
status kesehatan ibu

angka kematian ibu pada saat melahirkan, maka

hamil perlu mendapatkan perhatian. Angka kematian ibu

nlelahirkan saat ini masih berkisar sekitar 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT
1995). Menurut organisasi kesehatan sedunia, sekitar 500.000 ibu hamil dan 4 juta
bayi di dunia menjadi korban proses reproduksi setiap tahun. Sebagian besar
kematian ibu dan bayi itu terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Walaupun telah tercapai berbagai kemajuan, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
masih termasuk tinggi di kawasan ASEAN dan bahkan di atas rata-rata negara
berkembang.

Berdasarkan Survai Demografi Kesehatan Indonesia tahun 1991, provinsi
Sumatera Utara merupakan provinsi yang berada pada wilayah luar Jawa Bali I yang
memiliki angka kematian bayi 83,711000 kelahiran hidup. Angka pertolongan
persalinan oleh dukun di provinsi ini adalah paling rendah dari semua provinsi luar
Jawa Bali I yaitu sebesar 36,4%. Perawatan kehamilan mencakup 77,1% ibu hamil.
Dari semua provinsi di pulau Sumatera, Sumatera Utara menduduki urutan pertama
dalatn ha1 jumlah penempatan bidan desa pada akhir Maret 1993 yaitu 1391 bidan
(28,2% dari jumlah kebutuhan bidan di desa sampai akhr Pelita V).
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perawatan kehamilan di provinsi
Sumatera Utara termasuk tinggi dibandingkan dengan angka nasional(34%) (SKRT,
1997). Hal ini menunjukkan sebagian besar ibu hamil di Provinsi Sumatera Utara
telal~melakukafi pemeliharaan kesehatan selama icehamilan. Hal ini menarik -mtuk
dipelajari kemungkinan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu hamil
dalam pemeliharaan kesehatan selama kehamilan di Provinsi Sumatera Utara.
Wanita hamil di Indonesia seringkali menyepelekan atau tidak menganggap
serius gejala komplikasi kehamilan seperti bengkak, muntah-muntah, kejang atau
pendarahan (Fortney & Smith,

1996 & iskandar,

1998). Hasil survai

menunjukkan bahwa lebii dari 80% penyebab kematian ibu hamil dan bersalin
disebabkan oleh tiga hal, yaitu pendarahan (40-60%), infeksi jalan lahir (20-30%) dan
keracunan kehamilanleklamsia (20-30%). Sisanya sekitar 5% disebabkan oleh
penyakit lain yang memperburuk kehamilan atau persalinan. Hal ini sebenarnya dapat
dihindari dengan melakukan pemeliharaan dan pengawasan sebelum kelahiran
(ANC= Antenatal

Care) sedini

mungkin secara teratur. Namun sangat

memprihatinkan bahwa cakupan ANC di Indonesia masih rendah, yaitu 20%
(Anonymous, 1997). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya cakupan
ANC ini adalah kondisi sosial ekonomi termasuk tingkat pendidikan serta
keterbatasan jangkauan pelayanan ANC disebabkan kondisi gegrafis, keterbatasan
fasilitas pelayanan serta kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan.
Keadaan fisik dan mental ibu sebelum dan selama kehamilan mempunyai
pengaruh pada keadaan bayinya dalam kandungan dan pada waktu dilahirkan.
Keadaan kesehatan ibu yang baik hanya dapat diperoleh melalui usaha-usaha
langsung dari ibunya sendiri untuk menjamin bahwa bayi yang akan dilahirkan dalam
keadaan sehat dan mempunyai bobot badan yang cukup (Vermeersch dalam Husaini,
1990). Usaha-usaha langsung dari ibu sendiri untuk menjamin bahwa bayi yang akan

dilahirkan dalam keadaan sehat berpusat dari adanya motivasi ibr? yang dipengaruhi
oleh banyak faktor.
Selama ini beberapa hasil peaelitian telah banyak menyebutkan tentang
pengetahuan, persepci dan sikap sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya
perilaku sedangkan faktor motivasi terabaikan. Hal ini mungkin disebabkan motivasi
itu tidak dapat dilihat akan ?etapi hanya dapat diamati dari perilaku yang
dihasilkannya, yaitu cara atau pola pemenuhan kebutuhan atau pencapaian tujuan
yang dikehendaki. Motivasi dapat menjelaskan tentang alasan seseorang melakukan
sesuatu tindakan, karena motivasi merupakan daya pendorong yang menyebabkan
seseorang berbuat (maupun tidak berbuat) sesuatu guna mencapai tujuan yang
diinginkan. Sehingga dapat disebutkan dalam hubungannya dengan perilaku
pemeliharaan kesehatan, motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong

gairah individu (ibu harnil) agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan
semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatannya selama kehamilan.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa, salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh ibu hamil untuk meningkatkan kesehatannya adalah dengan
memelihara kesehatan selama kehamilan yaitu dengan melakukan perawatan diri dan
--

pemeriksaan kehamilan secara dini dan terus menerus. Agar keadaan ibu dan bayi
dalam keadaan sehat dan selamat. Berdasarkan hal-ha1 tersebut maka penulis tertarik
untuk meneliti mengenai motivasi ibu hamil sebagai faktor pemicu perilaku ibu
dalam memelihara kesehatan selama keharnilan. Sehingga hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai modeVcontoh bagi upaya pemeliharaan perilaku kesehatan ibu
hamil agar mereka terhindar dari gangguan kehamilan dan dapat menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.

Tujuan
Tujuan Umum:
Studi ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor yang berhubungan dengan
motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan.

Tujuan Khusus:
1, Menggali informasi tentang faktor internal (riwayat kehamilan, tingkat
pendidikan, pengetahuan gizi dan kesehatan kehamilan, persepsi terhadap
kehamilan dan anak serta pekerjaan ibu) pada motivasi dan perilaku ibu dalam
memelihara kesehatan selama kehamilan

2. Menggali informasi tentang faktor eksternal (pendapatan, ketersediaan
pelayanan kesehatan, ketersediaan informasi, dukungan keluarga, teman dan
budaya) pada motivasi dan perilaku ibu dalarn memelihara kesehatan selama
kehamilan

3. Menggali informasi tentang motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara
kesehatan selama keharnilan.
-

4. Menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal terhadap motivasi ibu

dalam memelihara kesehatan selama kehamilan.

5. Menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal terhadap perilaku ibu
dalam memelihara kesehatan selama kehamilan.

6. Menganalisis hubungan motivasi dengan perilaku ibu dalam memelihara
kesehatan selama kehamilan.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi petugss kesehatan dan
instansi terkait untuk dapat menumbuhkan motivasi ibu hamil dalam pcmeliharaan
kesehatan selama kehamiian untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Hipotesis
1. Ada hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap motivasi ibu
dalain memelihara kesehatan selama kehamilan.
2. Ada hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap perilaku ibu
dalam memelihara kesehatan selama kehamilan.

TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi

Perilaku ditentukan oleh beberapa faktor (Maslow, 1994). Motivasi sebagai
satu di antara faktor-faktor yang berada di balik perilaku manusia mempunyai f h g s i
sebagai perantara pada manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Suatu perbuatan dimulai dengan adanya suatu ketidakseimbangan dalam diri
-

individu. Keadaan tidak seimbang ini tidak menyenangkan bagi individu yang
bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan itu.
Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat
sesuatu. Setelah perbuatan itu dilakukan maka tercapailah keadaan seimbang dalam
diri individu, dan timbul perasaan puas. Keadaan seimbang itu sendiri tidak
berlangsung untuk selama-lamanya, karena setelah beberapa saat akan timbul
ketidakseimbangan baru yang akan menyebabkan seluruh proses motivasi di atas
diulang (Morgan, 1961). Oleh sebab itu proses motivasi merupakan suatu lingkaran
tak terputus yang disebut lingkaran motivasi (motivation circle), seperti yang
digambarkan di bawah ini:

Goal

Instrumental
Behavior

Gambar 1. Lingkaran Motivasi (Morgan, 1961)

Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu dapat
berupaya dan antusias untuk

meningkatkan kesehatannya, sehingga tujuan

penjuluhan kesehatan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mempelajari motivasi
dapa t dilakukan dengan wawancara perorangan secara mendalam (Debus, 1996).
1. IConsep Dasar dan Penpertian Motivasi

Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa motivasi adalah instansi
-

t~rakhirbagi terjadinya tingkah laku. Motivasi tidak saja ditentukan oleh faktorfaktor dari dalam diri individu, seperti faktor-faktor biologis, tetapi juga
c ipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan (Sarlito, 1991).

Ada banyak pengertian mengenai motivasi atau dorongan. Pengertian
riotivasj menurut Notoatmodjo (1993) adalah suatu dorongan dari dalam diri
seseorang untuk meiakukan kegiatan-kegiatan tei-tentu. Berelson Can Steiner yang
c ikutip Koontz., (1993) mendefmisikan motif sebagai suatu keadaan di dalam
c iri seseorang (inner state) yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan

r~engarahkanatau menyalurkan perilaku ke arah tujuan.
Motif manusia didasarkan atas kebutuhan, yang disadari ataupun yang
t idak disadari. Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, yaitu kebutuhan

fisiologis akan air, udara, makanan, seks, tidur dan tempat tinggal. Kebutuhan
jang lainnya adalah kebutuhan sekunder, seperti kebutuhan akan harga diri,
status, afiliasi dengan orang lain, kasih sayang, prestasi dan penonjolan diri.
Motivasi merupakan salah satu deterrninan yang terpenting bagi
k eberhasilan individu dalam mencapai prestasi atau kepuasan tertentu, sehingga

motivasi dapat juga diartikan sebagai kemauan untuk berbuat sesuatu sebaikbaiknya sesuai dengan keinginan atau tujuan. Seseorang akan mempunyai
kemauan yang efektif jika memperhatikan dengan baik lingkungannya untuk
selanjutnya menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan
tujuan atau keinginannya. Tanpa adanya motivasi tujuan yang diharapkan sulit
dicapai. Dalam mencapai serangkaian tujuan, biasanya individu atau kelompok
memperlihatkanjuga serangkaian sikap dan perilakunya.
Arti motivasi ini banyak dikemukakan oleh para penulis yang intinya
adalah "memberikan rangsangan, pendorong atau suatu gairah kepada seseorang
atau kelompok agar mau bekerja dengan semestinya dan penuh semangat, dengan
kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara berdaya guna dan
berhasil guna (Wijono,

1997).

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990) dikatakan bahwa motivasi
stdalah dorongan yang tirnbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk
rnelakgkan suak tindakan dengm tujuan tertentu atau usaha-usaha yailg dapat
rnenyebabkan seseorang mendapat kepuasau dengan perbuatannya. Yang disebut
rnotivasi bawah sadar adalah dorongan untuk bertindak yang pada hakekatnya
terselubung bagi yang bersangkutan, tetapi yang dapat ditelusuri melalui
perilakunya.
Terry yang dikutip Wijono (1997) memberikan definisi motivasi sebagai
keinginan yang terdapat pada seseorang yang merangsangnya untuk melakukan
tindakan-tindakan. Rangsangan untuk melakukan tindakan tersebut perlu
rnengikuti azas motivasi, yaitu azas partisipasi, azas komunikasi, azas

pengalaman, azas wewenang yang didelegasikan dan azas perhatian timbal balik.
Dengan adanya azas motivasi ini, diharapkan timbul motivasi yang positif, dalam
pengertian bahwa seseorang yang berhasil melakukan tindakan sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan akan mendapatkan penghargaan, hadiah, kehormatan dan
bukan terjadi motivasi negatif yang berupa hukuman. Adapun alat untuk
merangsang motivasi tersebut dapat berupa insentif material, insentif non material
atau pendekatan persuasif dan partisipatif. Faktor intrinsik (motivasi) bila dilihat
adalah sama dengan faktor psikologis/kejiwaan/non fisik yang dikemukakan oleh
Gibson (1995). Disebutkan bahwa motivasi adalah suatu konsep yang kita
gunakan jika kita menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap atau di
dalam diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku.

2. Teori Motivasi
Teori motivasi dikelompokkan atas: Aliran teori kepuasan dan aliran teori
berdasarkan proses. Aliran teori kepuasaan yaitu: (a)Mendasarkan perdekatannya
atas faktor-faktor kebu?uhan dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak
dan berperilaku dengan cara tertentu. (b)Mempelajari motivasi seseorang melalui
kebutuhannya. (c)Memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang
yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. (d)
Mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong
semangat orang untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materil maupun
nonrnateril yang diperolehnya dari hasil tindakan dan perilakunya.

Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi, maka semangat
bertindak dan berperilaku dalam ha1 pemeliharaan kesehatan akan semakin baik
pula. Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan
bertindak, misalnya memeriksakan kehamilannya untuk memenuhi kebutuhankebutuhan dan kepuasannya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan
yang diinginkan, semakin giat orang itu bertindak mencapai kepuasan tersebut.
-

Tinggi rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan yang ingin dicapai seseorang
mencerminkan semangat orang tersebut untuk berperilaku. Yang termasuk dalam
teori ini adalah:
Teori hirarki kebutuhan dari Maslow, yang melihat motivasi manusia
dalam bentuk jenjang seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

1

--

+

Social Needs
Safety Needs
Physiological Needs

Gambar 2.Tingkat Kebutuhan Manusia Menurut Maslow (Wahjosumidjo, 1994).
Terdapat lima tingkat kebutuhan manusia yaitu: a) Kebutuhan
mempertahankan hidup (physiological needs). Manifestasi kebutuhan ini tampak
pada tiga ha1 yaitu pangan, sandang dan papan. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan primer untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan biologis;
b)Kebutuhan rasa aman (safety needs). Manifestasi kebutuhan ini antara lain

adalah kebutuhan akan keamanan jiwa, kebutuhan keamanan harta, perlakuan
yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua; c)Kebutuhan Sosial (social needs).
Manifestasi kebutuhan ini antara lain tampak pada kebutuhan perasaan diterima
orang lain (sense of belonging), kebutuhan untuk maju dan tidak gaga1 (sense of
achievement), kebutuhan untuk

berpartisipasi (senxe of

participation);

d)Kebutuhan akan penghargaanlprestise (esteem needs). Semakin tinggi status
-

semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status ini dapat dimanifestasikan
dalam banyak hal, misalnya jabatannya, kedudukannya dan lain-lainnya;
e)Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization). Kebutuhan ini
manifestasinya tampak pada keinginan pengembangan diri, mencari arti hidup,
kapasitas mental dan kapasitas kerja melalui on the job training, seminar dan lainlain. Hirarki kebutuhan menurut Maslow tidak dimaksudkan sebagai kerangka
yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan suatu kerangka yang
berguna dalam meramalkan tingkah !aku berdasarkan kemungkinan yang tinggi
atau rendah. Teori Mc. Clellaild (1955), yang dikenal sebagai teori kebutuhan
yang didapat atau dipelajari, mengidentifikasikan tiga jenis kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan untuk berkuasa (Need for power), kebutuhan untuk berafiliasi (Need
for aflliation) dan kebutuhan untuk berprestasi (Needfor achievement).
Teori motivasi berdasarkan proses (process theory) yaitu: (a)Pada
dasamya teori ini berusaha untuk menjawab pertanyaan "bagaimana menguatkan,
mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu, agar setiap orang
giat berupaya sesuai keinginan motivator bromotor kesehatan). (b)Merupakan
proses "sebab dan akibat" bagaimana seseorang berupaya serta hasil apa yang

akan diperolehnya. (c)Mempelajari moiivasi seseorang melalui proses kognitifhya
(Anonymous, 1999).
Dari beberapa teori yang telah diuraikan di atas, maka teori hirarki
kebutuhan dari Maslow lebii menjadi perhatian. Teori Maslow tidak saja
menggolongkan kebutuhan manusia dengan cara mudah, tetapi juga mempunyai
aplikasi langsung untuk mengelola perilaku manusia dalam organisasi. Maslow
berpendapat kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman akan dominan
sampai dirasakan kebutuhan tersebut sudah cukup terpenuhi. Setelah itu ban!lah
individu termotivasi untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi. Dari semua
uraian teori motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap perbuatan
manusia se!alu didorong oleh suatu faktor tertentu yang akan menghasilkan
terj adin ya suatu tingkah laku atau perbuatan.
Menurut Dimyati (1990), motivasi dibagi dalam dua jenis yaitu:
(1)Motivasi positif (insentif positif), memotivasi dengar1 memberikan hadiah
kepada orang yang berprestasi baik misalnyz, k a w ibu yang mempunyai balita
sehat lalu diikutkan dalam pemilihan balita sehat yang diselenggarakan di
lingkungannya dan bila berprestasi pasti akan memperoleh hadiah. (2)Motivasi
negatif (insentif negatif), memotivasi dengan memberikan hukuman misalnya,
kepada kaum ibu yang tidak membawa balitanya ke posyandu, maka balitanya
tidak diikutsertakan dalam pemilihan balita sehat
Hasibuan (1996)
(1)Metode

menjelaskan bahwa metode motivasi terdiri

atas:

Langsung (direct motivation), adalah motivasi (materil dan

nonmateril) yang diberikan gecara langsung kepada setiap individu untuk

'

memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti memberikan
pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lain sebagainya. (2)Metode Tidak
Langsung (indirect motivation), adalah motivasi yang diberikan dalam bentuk
fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah ibu hamil

untuk

meningkatkan kesehatannya dengan rutin memeriksakan keharnilannya kepada
bidan atau dokter.
Hasibuan (1996) mengemukakan proses motivasi terdiri dari 6 tahap
yaitu: (l)Tujuan, dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan
yang ingin dicapai, baru kemudian mengarahkan orang yang akan dimotivasi ke
arah tujuan tersebut. (2)Mengetahui kepentingan, dalam proses rnotivasi penting
mengetahui kebutuhanfkeinginan orang yang akan dimotivasi d m tidak hanya
melihatnya

dar

sudut

kepentingan

motivator

(promotor

kesehatan).

(3)Komunikasi efektif, dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang

baik dan efektif dengan orang ymg akan dimotivasi (individu, kelompok dan
masyarskat). Orang hams mcngetahui ap2 ymg akafi diperolehnya d m syaratsyarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya imbalan itu diperolehnya.
(4)Integrasi tujuan, dalam proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan
motivator (promotor kesehatan) d m tujuan kepentingan individdmasyarakat,
untuk ini penting adanya persesuaian motivasi. (S)Fasilitas, motivator dalam
memotivasi harus memberikan fasilitas kepada individdmasyarakat yang akan
mendukung kelancaran terlaksananya perilaku kesehatan, misalnya tersedianya
tempat dan tenaga pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dan
menyenangkan untuk memeriksakan kehamilan. (6)Kerja Sama, motivator hams

menciptakan kerja sama yang terkoordinasi dengan baik agar tercapai tujuan
bersarna.
3. Faktor-Faktor vang Mempen~aruhiMotivasi

Motivasi diawali dengan keinginan yang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang. Keinginan tersebut muncul melalui proses persepsi yang diterima oleh
seseorang. Proses persepsi ini ditentukan oleh kepribadian, sikap, pengalaman
--

dan harapan seseorang. Selanjutnya sesuatu yang diterima tersebut diberi arti

oleh orang yang bersangkutan menurut minat dan keinginannya. Wijaya (1986)
menjelaskan bahwa perbedaan motivasi yang ada dalam diri seseorang
dipengaruhi oleh: (1) kematangan, (2) latar belakang kehidupan, (3) umur atau
usia, (4) kelebihan-kelebihan fisik, mental dan pikiran, ( 5 ) sosial dan budaya, dan
(6) lingkungan.
Menuwt Atkinson (1964) kekuatan motivasi sebagai bentuk fungsi
persamaan dipengaruhi oleh: (1) motif, (2) harapan dan (3) insentif. Kekuatan
motivasi untuk rnelakukan kegiatan adalah fungsi dai: (1) motif, yaitu kekuatan
yang menggerakkan seseorang untuk rnelakukan sesuatu dalam memenuhi
kebutuhan maupun kepentingannya; (2) harapan, yaitu kemungkinan ataupun
keyakkan perbuatan seseorang dapat mencapai tujuannya; dan (3) insentif, yaitu
imbalan atau ganjaran yang diharapkan demi tercapainya tujuan.
Menurut Reece & Brandt (1981) motivasi dapat dibagi menjadi dua
macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
merupakan dorongan dari dalam diri sendiri. Misalnya ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya karena ingin mengetahui keadaan kesehatan janin
dan dirinya dengan' selengkap-lengkapnya. Ibu hamil yang termotivasi intrinsik
mempunyai tujuan memperoleh kesehatan yang optimal bagi janin dan dirinya
juga keselamatan pada saat melahirkan. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu
tindakan yang timbul karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar.
Motivasi ekstrinsik biasanya tidak dapat bertahan lama dan efeknya segera
hilang bilamana tujuannya telah tercapai. Karena itu motivasi intrinsik dianggap
mempunyai daya motivasi yang lebih baik dan lebih awet. Namun dalam masalah
pemeliharaan tidaklah penting untuk membedakan mana usaha yang merupakan
motivasi intrinsik dan mana yang merupakan motivasi ekstrinsik, karena yang
pokok adalah tercapainya tujuan pemeliharaan kesehatan itu sendiri. Apabila
pen~eliharam kesehatan

akan dapat terjadi dengar1 memberikan motivasi

ekstrinsik, rnaka justru motivasi inilah yang perlu kita kembangkan dan kita
lakukan sehingga memberikan efek maksimal untuk usaha pemeliharaan
kesehatan ibu hamil. Apalagi disadari bahwa memberikm motivasi ekstrinsik
jauh lebih mudah daripada membangun motivasi intrinsik dalarn diri seseorang.
Petri (198 1) mengemukakan bahwa ada lima faktor penyebab timbulnya
motivasi, yaitu: (I) kekuatan dalam tubuh yang menimbulkan rangsmgan untuk
melakukan suatu kegiatan tertentu, (2) faktor keturunan yang menimbulkan
keinginan-keinginan naluriah, (3) hasil proses belajar, (4) hasil dari interaksi
sosial, dan (5) akibat dari proses kognisi.
Menurut Ritzer (1985) ada lima unit tindakan dasar manusia, yaitu: (1)
individu sebagai pelaku; (2) pelaku tersebut merupakan pemburu tujuan-tujuan

tertentu; (3) pelaku itu menipunyai alternatif, teknik, cara, serta alat

untuk

mencapai tujuannya; (4) pelaku menghadapi sejumlah situasi yang membatasi
tindakannya dalam mencapai tujuan; dan (5) adanya nilai-nilai, norma-norma, dan
gagasan-gagasan abstrak yang mempengaruhi perilaku dalam memilih dan
menentukan tujuannya, serta pemilihan alternatif untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam teori proses motivasi, ada empat komponen pokok yang
mempengaruhi motivasi (Gibson, 1996) yaitu:

-

1. Dorongan
Keadaan dalam diri seseorang yang mendorong untuk melaksanakan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Petunjuk
Merupakan stimuli (rangsangan) yang tidak begitu kuat dala~ndiri seseorang,
tetapi dapat mengarahkan tindakan yang akan menentukan kapan, di mana dan
bagaimana tanggapan subyek.

3. Tanggapan
Dapat dipandang sebagai suatu aktifitas mental atas fisik yang dilakukan
seseorang dalam menghadapi rmgsangan.
4. Penguatan
Merupakan suatu ha1 yang mengikuti tanggapan serta meningkatkan
kecenderungan untuk menghadapi atau menanggapi suatu kejadian yang
berulang dalam keadaan yang serupa dengan sebelumnya.

Kenyataan bahwa kebutuhan seseorang adalah berbeda-beda disebabkan
oleh bkbagai faktor. Latar belakang, pendidikan,

kedudukan, berbagai

pengalaman masa lampau, cita-cita atau harapan masa depan, serta pandangan
hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap berbagai macam kebutuhan
tersebut, sehingga jenjang kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow akan
berbeda dalam kehidupan seseorang.
-

Masalah Kesehatan Ibu Hamil
Pada prinsipnya ada dua aspek masalah kesehatan yang ada pada masyarakat,
yaitu aspek fisik dan aspek non fisik. Aspek fisik yaitu yang berhubungan dengan
tingginya angka kelahiran dan kematian, masalah penyakit menular, rendahnya mutu
sanitasi lingkungan, tingginya penyakit kurang gizi dan sebagainya. Sedangkan aspek
non fisiii yaitil yang berkaitan dengan tanggapan masyarakat terhadap sehat, sakit
serta hal-ha1 yang berhubungan dengan masalah ketidaktahuan, rendahnya
pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap sehat, sakit, gizi, sanitasi, fasilitas dan
sebagainya. Aspek non fisik ini di bidang kesehatan masyarakat merupakan perilaku
kesehatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu
maupun masyardat (Herawaty, 1998).
Sejak lama diketahui bahwa salah satu ha1 yang penting dalam membina ibu
hamil (bumil) ialah memberikan pengetahuan mengenai kehamilannya antara lain
tentang terjadinya perubahan yang berkaitan dengan kehamilannya, perturnbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri selama kehamilan serta tanda-tanda
yang perlu diwaspadai. Hal ini berarti mempersiapkan bumil sebaik-baiknya dengan

menanamkan kepercayaan pada diri sendiri dalam menyongsong kelahiran anaknya
secaraJisiologis anatomis maupun secarapsikososial (Sukisno, 1998).
Salah satu tujuan asuhan ante natal care (ANC) adalah mempersiapkan
persalinan yang flsiologis dengan tujuan ibu dan anak yang akan dilahirkan dalam
keadaan sehat. Persalinan yang alami dan lancar ini akan dapat dicapai dengan baik
dan aman apabila bumil mempunyai sikap positif untuk menciptakan kondisi fisik
dan mental yang baik serta relaksasi tubuh yang sempurna.
Pelayanan kesehatan ibu ditujukan untuk meningkatkan kondisi kesehatan
ibu. Pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dilakukan secara terpadu dengan pelayanan
kesehatan perinatal dalam program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Tujuan pelayanan
kesehatan ibu dan perinatal adalah : meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan ibu dan bayi, menurunkan tingkat kelahiran, meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan sebagai peran serta masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan ibu dan perinatal, menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan kematian perinatal (Setyono, 1997). Jenis pelayanan antenatal di wilayah kerja
Puskesmas mencakup empat bagian besar yaitu:
a.

Pemeriksaan kesehatan meliputi kegiatan-kegiatan:
1)

Mencatat identitas ibu hamil: nama, urnur, pendidikan dan pekerjaan.

2)

Mencatat riwayat reproduksi ibu hamil: metode kontrasepsi yang
digunakan, pengalaman pada kehamilan dan kelahiran yang pernah
dialami seperti kelahiran yang sulit, penolong persalinan, cara persalinan,
tempat persalinan, keadaan bayi waktu lahir dan keadaan kesehatan anakanak yang dilahirkan.

3)

Mencatat riwayat kehamilan sekarang:

keluhan yang dirasakan dan

perkiraan tanggal melahirkan.
4)

Melakukan empat jenis pemeriksaan kesehatan yaitu:
a)

Pemeriksaan umum mencakup pengukuran tekanan darah, nadi,
pernapasan, berat badan, tinggi badan. Pengamatan bentuk tubuh
secara umum dan kepucatan conjungtiva.

b)

Pemeriksaan fisik W

I I ~ ~yaitu
,

pemeriksaan faal j&tung dan paru-

paru, pemeriksaan gigi dan mulut, abdomen, tangan dan kaki.
c)

Pemeriksaan khusus kebidanan. Pemeriksaan khusus kebidanan
bagian luar meliputi pengukuran tinggi fundus uteri, mendeteksi
kelainan bentuk uterus, perabaan gerak janin dan penghitungan detak
jantung janin. Pemeriksaan khusus bagian dalarn mencakup
pengamatan ada tidaknya gangguan pada jalan lahir seperti
keputihan dan pemeriksaan dalam.

d)

Pemeriksaan

laboratorilun

mencakup

pemeriksaan

kadar

haemoglobin @secara
I%)
sahli atau talquist 70%, pemeriksaan air
seni untuk mendeteksi kadar protein abnormal dan leucocyt sebagai
pertanda infeksi, pemeriksaan feces untuk mendeteksi adaltidaknya
cacing dan pemeriksaan darali tepi untuk mendeteksi malaria
b.

Pemberian imunisasi TT dilakukan 2 (dua) kali dengan selang waktu 4 (empat)
minggu, bagi ibu hamil pertama kali sebanyak 0,5 cc intra muskular di lengan
atas/paha/bokong. Kehamilan ke dua dan seterusnya cukup mendapat 1 (satu)

kali imunisasi TT (TT ulang). Pemberian imunisasi TT dapat dilakukan baik di
rumah sakit, Puskesmas maupun Posyandu.
c.

Pemberian obat-obatan antara lain tablet besi kepada setiap ibu hamil sampai
bayi lahir.

,d.

Penyuluhan meliputi jumlah dan jenis-jenis makanan bergizi yang diperlukan
ibu hamil selama hamil, KB dan kebiasaan hidup sehat selarna hamil dan faktor-

faktor resiko yang berhubungan dengan kesakitan clan kematian.
Kematian ibu hamil di negara berkembang biasanya disebabkan oleh
pendarahan, infeksi dan eklamsia, yang timbul sebagai akibat komplikasi kehamilan,
persalinan ataupun komplikasi penanganannya. Menurut WHO, penyebab kematian
wanita saat hamil, persalinan atau dalam 42 hari pasca-partum dapat dikategorikan
menjadi tiga: (1) penyebab obstetrik langsung; (2) penyebab obstetrik tidak langsung,
yaitu kondisi gangguan kesehatan yang sudah ada seperti penyakit jantung yang
semakii memburuk; (3) penyebab non-obstetrik, yaitu penyebab kematian yang tidak
langsung berhubungan dengan inasalah kehamilan, misalnya karena keselakaag lalu
lintas (Sitohang, 1992).
Kadiil,

(1991)

dan

Surjadi &

Susilo (1985)

dalam

laporannya

mengemukakan bahwa ada empat faktor penting yang berperan terhadap tingginya
angka kematian perinatal di Indonesia, yaitu (1) perilaku ibu, seperti paritas, usia ibu
inelahirkan, jarak antara dua kehamilan, pemeriksaan antenatal, status gizi dan
keengganan menyusui bayi: (2) sosio-ekonomi, seperti keadaan ekonomi dan tingkat
pendidikan ibu; (3) lingkungan seperti pemukiman dan higiene lingkungan; dan (4)
pelayanan kesehatan yang tersedia, seperti cakupan pelayanan, sistem rujukan,

fasilitas rumah sakit rujukan, pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan, dan
sebagainya.
Upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil adalah bagian dari upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu secara menyeluruh. Salah satu upaya meningkatkan
kesehatan ibu harnil adalah dengan pemeriksaan antenatal yang baik. Kebutuhan
akan pemeriksaan antenatal yang baik dan merata tidak hanya dirasakan di Indonesia
-

saja tetapi juga di negara berkembang lainnya. Pada umumnya angka kematian ibu
bersalin dan angka kematian bayi di negara berkembang masih tinggi dan jangkauan
maupun kualitas perawatan kehamilan masih jauh dari yang diharapkan.
Di Indonesia, pelayanan antenatal merupakan bagian dari program KIA
(kesehatan ibu dan anak) yang pada dasarnya tersedia bagi semua wanita hamil
dengan biaya yang relatif murah. Melalui pendekatan partisipasi masy~rakat,program
KIA berupaya untuk mengubah sikap clan perilaku masyarakat ke arah persalinan,

meningkatkan keterampilan dukun bayi, memperbaiki prosedur rujukan kehamilan
resiko tinggi, menganjurkan pemberiarh AS1 (air susu ibuj, dan menyediakan tablet
besi untuk penanggulangan masalah anemia.
Dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu, WHO 'pada tahun 1985
menyatakan bahwa memperluas jaringan pelayanan kesehatan, membawa pelayanan
kesehatan sedekat mungkin ke masyarakat, dan menggunakan tenaga kesehatan
terlatih merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kesehatan ibu.
Keberhasilan dari sistem pelayanan kesehatan ini sangat tergantung dari tiga ha1
berikut: keterampilan petugas kesehatan, partisipasi masyarakat, partisipasi aktif
wanita untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia dan memanfaatkan

konseling, dan ketetapan identifikasi dan penanganan rujukan kehamilan resiko
tinggi (Utomo & Lili, 1991).
Bebera~aPenelitian tentana Kesehatan Ibu Hamil

Penelitian tentang kematian ibu dan anak di Indonesia hiigga dewasa ini telah
banyak dilakukan oleh instansi pendidikan maupun oleh kalangan yang berrninat di
bidang tersebut. Berikut ini dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berkaitan
dengan kesehatan ibu hamil. Bernard & Sastrawianta (1983) dalam laporannya yang
membahas kesehatan ibu hamil dan kematian perinatal di Indonesia dengan
menggunakan data yang dikumpulkan dari catatan standart ibu (a standart maternity
record) pada waktu proses kelahiran, mengemukakan bahwa hasil pemeriksaan
faktor-faktor risiko yang ada selama masa kehamilan berhubungan dengan hasil
kehamilan. Berdasarkan variabel pendidikan ibu diketahui ada perbedaan daiam
prevalensi kunjungan ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan.
Budiarso, Petrali & Joedo (1983) dalam laporannya yang membahas rnengenai
pengetahuan dan perilaku keluarga berencana serta kesehatan ibu dan anak,
mengemukakan bahwa (1) angka kernatian ibu bersalin rata-rata adalah 42 per 1000
kelahiran, angka lahir mati 28,l' per 1000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian
tersebut dapat dipengaruhi oleh kurangnya perawatan antenatal dan banyaknya
persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, (2) tingginya kematian bayi dan anak
berhubungan erat dengan rendahnya pemanfaatan pelayanan KIA untuk perawatan
bayi dan anak.

Joedo & Budiarso (1984) mengemukakan bahwa faktor penyebab tinginya
angka kematian perinatal adalah sebagai akibat kesalahan cara pertolongan
persalinan, cara sterilisasi, perawatan medis yang tidak baik, perawatan tali pusat
yang salah serta kekurangan dalam pengetahuan perawatan pasca persalinan.
Wawolumaja (1980) dalam penelitiannya mengenai beberapa faktor yang
mempengaruhi kematian anak di Jakarta, dengan responden ibu hamil pengunjung
-

Puskesmas, mengemukakan bahwa ibu yang berkunjung ke KIA Puskesmas lebih
sedikit mengalami kematian bayi (14,5%) dan anak (12,7%) dibandingkan dengan ibu
hamil yang tidak ke KIA Puskesmas.
Hartriyanti (1996) dalam penelitiannya mengenai Pemeriksaan Kehamilan
sebagai Prediksi Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah, mengemukakan bahwa
kelompok ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilannya ke tenaga Ron
medis mempunyai risiko 2 X lebih tinggi untuk mendapatkan kejadian BBLR, dan
. karakteristik ibu yang secara statistik bermakna dalam mempengaruhi kejadian BBLR

adalah umur ibu kurang 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, paritas diatas 5, jarak
kelahiran kurang dari 24 bular., ibu yang tidak bersekolah dan tinggi ibu < 145 cm,
dan tinggi ibu adalah faktor yang paling bermakna dalam hubungan dengan kejadian
BBLR.
Beberapa Penelitian Tentang Motivasi
Herawaty (1 998) mengemukakan bahwa ibu hamil memeriksakan dirinya ke
bidan karena kemauannya sendiri serta sebagian atas dorongan suami dan keluarga.
Jadi dalam ha1 ini motivasi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya disebabkan

oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Utama (1999) dalam penelitiannya
mengenai Motivasi Pengguna Jasa Layanan Persalinan di Rumah Bersalin Kasih Ibu
mengemukakan bahwa, faktor terbesar yang mempengaruhi ibu hamil memilih jasa
layanan persalinan di Rumah Bersalin Kasih Ibu selain keinginan sendiri adalah atas
anjuran orang lain (keluarga atau teman). Dengan sifat kekeluargaan di Indonesia
yang masih

erat hubungannya, makin jelaslah jika faktor keluarga sangat
-

menentukan perilaku seseorang dalam mengambil setiap keputusan. Walaupun begitu
keputusan akhir tetap berada di tangan individu yang akan memilih jasa layanan
persalinan yang dianggap mampu memenuhi kebutuhannya.
Widyawati (1998) mengemukakan bahwa proporsi yang memilih penolong
persalinan atas kemauan sendiri lebih banyak dibandingkan dengan proporsi yang
rnemilih penolong persalinan karena anjuran orang lain. Ernawati (2000)
mengemukakan
.

bahwa

rendahnya

pengetahuan

ibu

tentang

anemi

dan

konsekwensinya pada ibu hamil dan bayi yang dikandumgnya menyebabkan
kuranp-ya kesadaran dan motivasi ~mtukmencegah memi terutama pada mess
kehamilan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluhan oleh bidan marnpu
meningkatkan pngetahuan responden dengan cukup berrnakna.

Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan
Pemeliharaan

kesehatan selama kehamilan dapat dilakukan melalui

perawatan dirikehamilan dan pemeriksaan kehamilan. Hal ini merupakan salah satu
tindakan penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah kesakitan serta kematian
selama hamil.

Selain itu, pemeliharaan kesehatan juga

bertujuan untuk

mempersiapkan kondisi ibu sehingga dapat melalui proses persalinan dengan selamat
.

dan dapat melahirkan bayi yang sehat dan cukup berat badannya.
Pemeliharaan kesehatan selama kehamilan dapat dilakukan melalui:
(1)perawatan diriltanggung jawab yang terdiri dari: perawatan payudara, meminum
jamdramuan tradisional, minum susu khusus ibu hamil, minum tablet besi, minum
vitamidmineral lainnya, melakukan pijatlur