PERAN KHALID BIN WALID DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI JAZIRAH ARAB.
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Pendidikan Sejarah
Oleh: JATMIKO NIM : 3123121024
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
i ABSTRAK
Jatmiko. NIM. 3123121024. “Peran Khalid bin Walid dalam Menyebarkan Agama Islam di Jazirah Arab”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Khalid bin Walid dalam Menyebarkan Agama Islam di Jazirah Arab. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif dengan jenis penelitian adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Dari hasil penelitian yang diperoleh dari buku-buku terkait Khalid bin Walid maka penulis dapat mengambil beberapa hasil terkait bagaimana Khalid bin Walid sebagai panglima perang yang menyebarkan agama Islam di Jazirah Arab. Agama Islam yang menyebar di Jazirah Arab ketika Khalid masih hidup yaitu kawasan Irak dan Syam. Kawasan ini lah yang secara langsung menjadi tempat yang berhasil dibebaskan oleh Khalid dan pasukan Muslimin.Khalid yang merupakan seorang sahabat nabi, juga mempunyai wawasan keIslaman yang banyak. Karena pengetahuan Islam yang cukup banyak itulah Khalid sanggup menerima misi pembebasan dan pembukaan daerah baru untuk mendakwahkan Islam. Metode penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Khalid adalah Jihad fii Sabilillah yang merupakan ajaran yang suci bagi para pemeluk Islam. Jihad yang merupakan ajaran suci ini identik dengan perang dan membela diri dari serangan kaum di luar Islam. Namun Jihad bukan hanya perang, Jihad juga melingkupi Jihad melawan nafsu, Jihad melawan kebodohan. Perang besar yang diikuti oleh Khalid pada pembebasan Irak dan Syam sebanyak 11 peperangan yaitu: Perang Dzatussalasil, Perang Kazhimah, Perang Madzar, Perang Walajah, Perang Ullais, Perang Amghisyiya, Perang Hirah, Perang Furadh, Perang Yarmuk, Perang Ajnadin, dan Perang Ash-Shufar. Peperangan yang terbesar dan paling gemilang dalam hidup Khalid adalah Perang Yarmuk, perang yang mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Romawi di Syam. Khalid juga menerapkan beberapa sistem pengawasan untuk para daerah yang telah berhasil dibebaskan. Khalid juga menempatkan para sahabat-sahabat nabi yang shalih di daerah yang telah di bebaskan untuk mengajarkan Islam kepada para penduduk daerah yang telah dibebaskan.
(6)
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadiran Allah SWT dimana atas rahmat dan karunianya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“Peran Khalid bin Walid dalam Menyebarkan Agama Islam di Jazirah Arab”. Shalawat berangkaikan salam dihadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Rasullulalh Muhammad SAW, yang mana syafaatnya diharapkan di yaumul mahsyar kelak.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, baik isi tekhnik penelitian, maupun nilai ilmiahnya, mengingat keterbatasan pengetahuan, dan pengalaman. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan. Maka dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta pengharagaan yang sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Bapak Syahrul Nizar Saragaih, M.Hum. MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah
Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, peneliti mengucapkan terima kasih banyak atas masukan dan kemudahan yang telah
(7)
iii
ibu berikan kepada peneliti mulai dari proses penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi.
Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan penguji yang telah banyak memberi nasehat-nasehat bagi peneliti selama masa perkuliahan.
Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si selaku Dosen ahli dan penguji atau pembanding utama yang banyak memberi inspirasi kepada peneliti. Pak Pristi juga merupakan “guru” yang mengajarkan tentang ketauladanan seseorang. Penulis banyak belajar tentang kehidupan dari beliau.
Bapak Syahrul Nizar Saragih, M.Hum, M.A selaku Dosen penguji atau pembanding bebas yang banyak memberi inspirasi bagi peneliti.
Dosen-dosen peneliti lain yang ada di Jurusan Pendidikan Sejarah, Bapak Ricu Shiddiq,S.Pd, M.Pd, Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, Bapak Dr. Hidayat, M.Si, Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si dan seluruh dosen lainnya yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan di Universiteas Negeri Medan.
Terima kasih kepada bapak Dr. Restu, MS selaku yang pernah menjadi dekan Fakultas Ilmu Sosial ketika penulis baru masuk di FIS.
Bapak dan mamak tercinta Bapak Arifin dan Mamak Ponikem yang melahirkan, mendidik dan membesarkan peneliti. Karena doa dan restu mereka peneliti bisa menjadi saat sekarang ini dan sampai pada akhir untuk menyelesaikan studi dalam perkuliahan. Skripsi ini sengaja saya persembahkan sebagai bukti bahwa saya telah menyelesaikan amanat yang
(8)
iv
mamak dan bapak berikan kepada saya. Kiranya Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada mereka. Suwon yo pak, mak.
Maaf hurung iso mbales
Bang Ariadi (Sairi), Bang Suriono (Sono), penulis ucapkan terima kasih kepada keduanya yang telah membantu penulis ketika kuliah baik bantuan dana, moril, serta motivasi yang diberikan.
Kepada adikku, Kusuma Aji dan Fahri Ar-Rifqy yang telah menyuntikkan semangat berupa bayang-bayang agar penulis dapat membanggakan kalian sebagai abang kalian. Maaf kalau belum menjadi abang yang baik.
Kepada abangda-abangda Cholid Wijaya, abangda Juliswan, S.Pd, abangda Puji Ratno, S.Si, M.Pd, abangda Robin Ginting, M.Pd, Mas Hariono, S.Si, abangda Feriyansyah, M.Pd, abangda Nasiruddin Daulay, S.Pd, abangda Suryo Handoyo, S.Pd, abangda Ikbal Abdillah, S.E, abangda Agus Huri, S.Pd, abangda Dedi Mas Ary, S.Si, abangda Andi Ramadhan, S.Pd, abangda Rio Agus Syahputra, S.Pd, abangda Rahmad, S.Pd, abangda Peri Eka Putra, S.Pd, abangda Rahmat Naharin, S.Pd, abangda Anggi Azhar, S.Pd, abangda Eza Budiono, S.Pd, dan abangda-abangda lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih telah memberikan inspirasi dan motivasinya.
Sahabat peneliti yang tercinta, “The Dream Team” UKMI Ar-Rahman Unimed Periode 2014-2015, Akhuna M. Reza Nurcholis, Akhuna Rizky Aditya Nasution, Akhuna Robi Rinaldy, Akhuna Ramli Kelana, Akhuna M. El-Alawi, S.Pd, Akhuna Walfaret Berutu, S.Pd, Akhuna Abdul Ramadhani, Ukhtina Susanti, Ukhtina Agustrianingsih, S.Pd, Akhuna Siti Fatimah Sitepu, S.Pd, Ukhtina Sri Suci Ramadhani, S.Pd, Ukhtina Novika Sari Rahmadani,
(9)
v
S.Pd, Ukhtina Sehati Winarsih Sembiring, S.Si, Ukhtina Geniung Yan Pratidina, Ukhtina Sri Anggraini Sinaga, S.E, Ukhtina Dewi Triana Nasution, S.Si. Terima kasih telah menemani penulis dalam menjalankan amanah yang telah diemban. Semoga kita bersua di surga.
Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis, sahabat 5 Serangkai, Novika Sari Rahmadani, S.Pd, Amliansyah, S.Pd, Omy Rahmayani, S.Pd, Tria Anggiani Situmorang, S.Pd. Penulis belajar banyak tentang arti ukhuwah dengan mereka. Semoga kita meraih apa yang kita cita-citakan.
Terima kasih kepada kawan-kawan pengurus Forum Solidaritas Muslim Sejarah, Amliansyah, S.Pd, Imam Suharyadi, S.Pd, Novika Sari Rahmadani, S.Pd, Omy Rahmayani, S.Pd, Tria Anggiani Situmorang, S.Pd, Zein Hasanah, S.Pd, Neneng Sudarmi, S.Pd, Dhiah Ristanti Handayani, S.Pd, Tria Devi Ayumi, Nurul Azmi Sambas, S.Pd, Susanti yang sama-sama membangkitkan FSMS.
Terima kasih kepada kawan-kawan penghuni sekret UKMI, Akhuna Muhammad El-Alawi, S.Pd (Kawan nyuci di masjid), Akhuna Rispandi Adha, Akhuna Walfaret Berutu, Akhuna Robi Rinaldy, semoga dari sekret UKMI bisa menjadi orang hebat nantinya.
Terima kasih kepada kawan-kawan PPLT SMP Negeri 1 Sei Rampah, buk Sekretaris PPL, Nurhasanah Harahap, S.Pd, buk bendahara Resina Simanjuntak, S.Pd, Auliya Rahma Lola Rajana Harahap, S.Pd (Lolek), Siska Deviyanti, S.Pd, Sri Novita, Ummu Atikah Harahap, S.Pd, Aulia Ahsania Damanik (Inem), Dwi Sekarini, Vivi Nainggolan, S.Pd, Irawati Sianturi, S.Pd, Ema Naibaho, Ahmad Kodri Hasibuan, S.Pd, Imam Cahyo Arham, S.Pd, Niko Siagian, Abdurrahman, Erisal Siburian, S.Pd, Hardi Jonathan,
(10)
vi
S.Pd, Laksana Girsang. Terima kasih atas kebersamaan selama 3 bulan ketika PPL.
Terima kasih kepada kawan-kawan UKM Mapala, Bung Delop, Bang Ikel, Bung Regam, Bung Klerat, Bang Kenon, Bung Bubar, UKM Olahraga, Pinta Tumangger, bang Umam, Si Hol Tumangger, UKM PMI, bang Kocip. Terima kasih atas kebersamaan selama tinggal di komples sekret UKM. Semoga hubungan tetangga kita lebih baik.
Terima kasih kepada adek-adek UKMI FIS, dek Diana Mawarni Lubis, dek Yuliana, dek Dani Friski, dek Irpan Damsik, dek Azamal Siagian, dek Ariyanda Fitra, dek Mukhlis Tanjung, dek Hendri Ritonga, dek Dwi Anggaraini Tarigan, dek Destya, dek Afifah, adekku Legino Alek Sandra, dek Yasinta, dek Rizky Kurniawan Hasibuan, dek Fadly Hasibuan, dek Rispandi Adha, dek Safaruddin, dan adek-adek yang lain. Terima kasih telah tulus menjadikan penulis sebagai abang.
Terima kasih kepada pegawai FIS, Si bos (Mas Sumino), Mas Sutrisno, Pak Tumiran, Pak Parta, Mas Jon, Bang Takwim Ujung, yang telah membantu penulis dalam hal-hal yang telah diurus seperti ruangan tempat Dauroh, ruangan tempat pengajian, administrasi di FIS dan lain-lain.
Terima kasih kepada kawan-kawan penulis, Dedi Irawan, Putra Kaslin Hutabarat, Ahmad Farabi, Siswoyo, Abdul Arif, Khairuddin Pulungan, Fikry Rizky, Nurcahyono, Pujiadi, Azminur, Fahmi Sihaloho, Aminuddin Hasibuan, Faisal Ramadhan Ginting, Wahyudi, Siti Fahriza Daulay, Plindawati Sinaga, Khairunnisa, Nanda Aulia Putri, Siti Wulandari, dan kawan-kawan lainnya.
(11)
vii
Terima kasih kepada organisasi-organisasi yang pernah bersentuhan dengan penulis, UKMI Ar-Rahman Unimed, KAMMI Unimed, FSMS, HMJ Pendidikan Sejarah, Mapala Unimed, UKM Olahraga, UKM PMI, Puskomda FSLDK SU, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan organisasi-organisasi lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terima kasih kepada Tim B, yang telah mengajarkan penulis tentang
kedewasaan berfikir dalam syuro’ beberapa wajiha.
Terima kasih kepada semua orang yang telah berperan dalam hidup penulis.
Semoga semua kebaikan di balas oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin
Ya Rabb.
Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi ini bermanfat bagi pembaca dan menjadi bahan masukan bagi yang membacanya, khususnya di wilayah Faklutas Ilmu Sosial.
Medan, Agustus 2016 Penulis
Jatmiko
(12)
viii
DAFTAR ISI ... viii BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Rumusan Masalah 6
1.4. Tujuan Penelitian 7
1.5. Manfaat Penelitian 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Pustaka 8
2.2. Kerangka Teori 10
2.2.1. Teori Peran 10
2.2.2. Teori-teori Kepemimpinan 12 2.3. Kerangka Konseptual 15 2.3.1. Konsep Al-Fath (Membuka) 15 2.3.2. Pengertian Jihad dalam Islam 17 2.4. Kerangka Berfikir 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian 23
3.2. Sumber Data 23
(13)
ix
4.1.1. Khalid bin Al-Walid sebelum masuk Islam 27
4.1.2. Sebab Khalid bin Walid Masuk Islam 32
4.2. Khalid bin Walid Pada Masa Rasulullah Muhammad SAW 34
4.2.1. Khalid dalam Peristiwa Mu’tah 36
4.2.2. Khalid dalam Fathu al-Makkah (Pembebasan Makkah) 39
4.2.3. Khalid dalam Peristiwa Hunain 40
4.2.4. Khalid dalam Peristiwa Daumatul Jandal 41
4.2.5. Khalid pada saat diutus Rasulullah kepada Bani Al-Harits di Najran untuk Menyeru kepada Islam 42
4.3.Khalid bin Walid pada Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq 42
4.3.1. Peristiwa Riddah 44 4.3.2. Peristiwa Yamamah 45 4.3.3. Khalid dalam Pembebasan Persia dan Irak 48 4.3.4. Khalid dalam Peristiwa Dzatu Salasil (Perang Pertama Khalid Melawan Persia) 50 4.3.5. Khalid dalam Peristiwa Midzar 53
4.3.6. Khalid dalam Peristiwa Walajah 55 4.3.7. Khalid dalam Peristiwa Sungai Darah 57 4.3.8. Khalid dalam Pembebasan Hirah 61 4.3.9. Khalid dalam Peristiwa Yarmuk (Perang melawan Romawi) 66 4.4. Khalid bin Walid pada Masa Khalifah Umar bin Khaththab 83 4.4.1. Khalid dan Pembebasan Damaskus 87 4.4.2. Khalid dalam Pembebasan Kota Fahl 96 4.4.3. Khalid dalam Pembebasan Homs 98 4.4.4. Akhir Hayat Khalid 101 4.5. Usaha Khalid bin Al-Walid Membangun Semangat Jihad Tentara
dalam Membuka Daerah yang Baru dalam Menyebarkan Agama Islam 102 4.5.1. Khalid Membangun Semangat Jihad Tentara dengan
Perkataan 102
4.5.2. Khalid Membangun Semangat Jihad Tentara dengan
Perbuatan 106
4.6. Strategi Khalid bin Al-Walid sebagai Panglima Tentara pada
Membuka Daerah Baru dalam Penyebaran Agama Islam di Jazirah Arab 109 4.6.1. Strategi Mengirimkan Surat Khalid dalam Membebaskan
(14)
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 116
5.1. Kesimpulan 116
5.2. Saran 117
(15)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebagai agama semitik yang diturunkan terakhir, Islam tidak hanya sempurna ditinjau dari segi ajarannya saja, akan tetapi pada masa-masa awal sejarah penyebarannya, Islam mampu melahirkan tokoh-tokoh besar dalam segala bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa.
Dalam bidang kesetiaan dan kebijaksanaan, Abu Bakar adalah figur yang harus ditiru. Sehingga wajar jika Rasulullah SAW secara tersirat menobatkannya sebagai pengganti beliau dalam memimpin umat Islam. Dalam bidang ketegasan, Umar bin Khaththab adalah sosok yang layak diteladani. Dialah sahabat yang, bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.
Dalam bidang kewara’an, nampaknya Utsman bin Affan menjadi acuan yang elegan. Dialah satu-satunya sahabat yang mampu membuat malaikat tersipu malu. Dalam bidang kecerdasan, Ali bin Abi Thalib merupakan sosok yang wajib diperhitungkan. Dialah sahabat yang oleh Rasulullah SAW ditasbihkan sebagai pintu bagi gudang ilmu pengetahuan yang tersimpan dalam diri beliau. Sedangkan dalam dunia kemiliteran, Khalid bin Walid menjadi sosok yang tak tersaingi. Dialah satu-satunya sahabat yang oleh sang Nabi dianugerahi gelar “Saifullah”
(16)
2
Sebagai bukti, sejarah hanya mencatat bahwa dalam serangkaian getirnya pertempuran yang harus dilalui semasa Rasulullah SAW masih hidup, kaum Muslimin hanya menelan kekalahan sekali, tepatnya dalam Perang Uhud. Dan, aktor dibalik kekalahan ini bukanlah Abu Sufyan yang merupakan pemimpin utama tentara Quraisy, akan tetapi Khalid bin Walid. (Ibrahim Akram,2009:pengantar)
Khalid bin Walid dikenal sebagai seorang tokoh Quraisy dan pahlawan yang tak lepas dari dunia kemiliteran dan peperangan. Ia merupakan salah satu komandan militer terkemuka pada abad pertama hijriyah yang tidak pernah terkalahkan dalam peperangan mana pun, baik sebelum maupun sesudah masuk Islam; pemilik strategi dan taktik militer yang cemerlang, yang kemudian banyak dipelajari diberbagai akademi militer di seluruh dunia hingga sekarang. (Abdul Hakim, 2014:2)
Khalid bin Walid merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang terkemuka. Ia merupakan komandan perang pasukan Islam. Bahkan sebelum masuk Islam, Khalid merupakan salah satu komandan perang pasukan Quraisy. Nama lengkapnya adalah Khalid bin Al-Walid bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah, dan nasabnya bertemu dengan Nabi Muhammad pada Murrah. Khalid dijuluki dengan nama Abu Sulaiman dan juga dengan nama Abu Walid. Ayahnya bernama Al-Walid bin Al-Mughirah.
(17)
3
Setelah memeluk Islam, Khalid mengerahkan semua kemampuannya demi Islam semata. Keberaniannya di medan perang, kepemimpinannya atas pasukan berkuda, dan keterampilannya bermain pedang, dia tujukan untuk meraih
syahadah dalam jihad fi sabilillah. Ketangguhan Khalid itulah yang membuat
Rasul menggelarinya “saifullah” alias “pedang Allah yang terhunus”. (Abdul Latip Talib, 2008:pengantar)
Rasulullah menjuluki Khalid bin Walid sebagai ”saifullah al-maslul” atau Pedang Allah yang terhunus ketika peperangan pertama yang diikuti oleh Khalid di dalam barisan pasukan Islam yaitu Perang Mu’tah. Saat itu perang Mu’tah dipimpin oleh tiga orang sahabat nabi. Namun setelah tiga sahabat nabi tersebut
syahid dalam peperangan, pasukan umat Islam menjadi kocar kacir karena tidak
ada yang mengomandoi pasukan.
Di saat itu tampillah Pedang Allah menyorot seluruh medan tempur yang luas itu dengan kedua matanya yang tajam laksana mata burung elang, diaturnya rencana dan langkah yang akan diambil secepat kilat, dan dibagi-baginya pasukannya ke dalam kelompok-kelompok besar dalam suasana perang berkecamuk terus. Setiap kelompok diberinya tugas sasarannya. Lalu digunakannya seni yudhanya yang membawa mukjizat, dan kecerdikan akalnya yang luar biasa, sehingga akhirnya izin Allah jua, ia berhasil membuka jalur luas di antara barisan barisan pasukan Romawi. Dari jalur tersebut seluruh sisa pasukan Islam dapat keluar meloloskan diri dengan selamat. Keberhasilan ini adalah berkat kepahlawanannya, berkat keberanian disertai kecerdikan dan kecepatan bertindak yang tepat yang tak dapat dilupakan dalam sejarah. Dan
(18)
4
disebabkan pertempuran inilah Rasulullah menganugerahkan padanya gelar “Si Pedang Allah yang selalu Terhunus”. (Khalid Muh. Khalid,2006:346)
Julukan Saifullah al-Maslul yang diberikan Rasulullah kepada Khalid merupakan penghargaan Rasulullah kepada Khalid bin Walid dalam peperangan pertamanya di pihak Islam selang tiga bulan Khalid memeluk agama Islam. Julukan ini juga diberikan karena Khalid berhasil menyelamatkan para sahabat nabi ketika dalam kondisi terdesak dan kalah jumlah disertai syahidnya tiga
pemimpin umat Islam (Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib, dan Abdullah bin
Rawahah) dan setelah berhasil menyelamatkan kaum Muslimin, Khalid kembali pulang ke Madinah.
Kabar peperangan pun telah lebih dulu sampai ke Madinah daripada pasukan yang baru pulang dari peperangan. Nabi bersama para sahabat yang lain bersiap untuk menyambut pasukan yang pulang dari medan tempur. Kemarahan pun terlihat di wajah-wajah kaum Muslimin. Pasalnya, sejak Perang Uhud, pasukan kaum Muslimin belum pernah kalah dan membiarkan musuh di medan pertempuran. Begitu pasukan Khalid sampai di Madinah, kaum Muslimin
menyambut dan mengerumuni mereka sambil berkata, “Wahai para pengecut!
Kalian lari dari jalan Allah.” Namun Rasulullah segera melarang mereka
mengatakan seperti itu seraya berkata, “Mereka tidak lari dari jalan Allah. Insya
Allah, mereka juga termasuk pejuang-Nya.” Sejak itulah Rasulullah menyematkan
(19)
5
Khalid bin Walid banyak berpartisipasi dalam berbagai peperangan bersama Rasulullah, Muhammad SAW dan juga dalam peperangan melawan orang-orang murtad, serta berbagai ekspansi dan penaklukan Islam seperti penaklukan wilayah Persia, berbagai ekspansi di Syam (Suriah), memimpin pertempuran Yarmuk yang populer hingga menyebabkan kekalahan besar kekaisaran Romawi di Syam. Semua yang dipersembahkan Khalid bin Walid dengan segala yang ia miliki baik harta, jiwa dan raga melalui jalur peperangan dan kemiliteran, hanya satu tujuan yaitu demi tersebarnya agama Allah di muka bumi ini.
Maka, dengan pendapat beberapa penulis sejarah diatas, semua bersepakat bahwa gelar Saifullah al-Maslul yang diberikan Rasulullah kepada Khalid bin Walid adalah ketika peperangan pertama Khalid dalam barisan tentara Islam yaitu
pada perang Mu’tah.
Peran nya dalam memenangkan peperangan dan sebagai pemimpin perang mengakibatkan Khalid bin Walid menjadi tokoh besar umat Islam yang sangat disegani baik oleh kawan ataupun lawan. Hal inilah yang mengakibatkan peneliti tertarik untuk meneliti sosok Khalid bin Walid tentang bagaimana strategi Khalid bin Walid sehingga tidak pernah terkalahkan. Peneliti juga tertarik meneliti karena Khalid bin Walid merupakan pemimpin perang yang berhasil memperluas penyebaran agama Islam pada setiap daerah yang dibuka.
Peneliti mencoba menyelidiki tentang Khalid bin Walid untuk mengetahui peran apa yang dipunyai olehnya sehingga tidak pernah terkalahkan dalam peperangan sekalipun sebelum masuk ke agama Islam.
(20)
6
Adapun judul penelitian ini dapat dirumuskan: “Peran Khalid bin Walid dalam Menyebarkan Agama Islam di Jazirah Arab”
1.2. Identifikasi Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka permasalahan diidentifikasi sebagai berikut:
1. Julukan yang diberikan Rasulullah kepada Khalid bin Walid sebagai
Saifullah al-Maslul (Pedang Allah yang Selalu Terhunus)
2. Usaha Khalid bin Al-Walid membangun semangat jihad tentara dalam membuka daerah yang baru dalam menyebarkan agama Islam.
3. Strategi Khalid bin Al-Walid sebagai panglima tentara pada membuka daerah baru dalam penyebaran agama Islam di Jazirah Arab.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah antara lain:
1. Bagaimana usaha Khalid bin Al-Walid membangun semangat jihad tentara dalam membuka daerah yang baru dalam menyebarkan agama Islam?
2. Bagaimana strategi Khalid bin Al-Walid sebagai panglima tentara ketika membuka daerah baru dalam penyebaran agama Islam di Jazirah Arab?
(21)
7 1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui peran Khalid bin Al-Walid membangun semangat jihadtentara dalam menaklukan suatu daerah
2. Untuk mengetahui peran Khalid bin Al-Walid dalam menyebarkan agama Islam di Jazirah Arab
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai peperangan yang pernah dilakukan oleh Khalid bin Al-Walid pada masa Nabi Muhammad
sampai masa Khalifah ‘Umar bin Khaththab
2. Memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca tentang prestasi Khalid bin Al-Walid dalam menyebarkan agama Islam di Jazirah Arab
3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang peranan Khalid bin Al-Walid dalam menyebarkan agama Islam di Jazirah Arab yang bermula dari peperangan.
(22)
116
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Khalid bin Walid pada saat Muhammad di utus sebagai Nabi, pada awalnya melakukan penentangan bahkan melakukan peperangan dengan pasukan Muslimin pada saat Khalid belum memeluk agama Islam. Namun, pada masa Rasulullah Muhammad SAW juga, Khalid memeluk agama Islam disebabkan hidayah yang masuk ke dalam hatinya. Khalid akhirnya menjadi salah satu pasukan Muslimin yang hebat dan tangguh. 2. Gelar Saifullah al-Maslul yang diberikan oleh Rasulullah kepada Khalid
diberikan pada saat Perang Mu’tah. Hal itu dikarenakan Khalid dapat
menyelamatkan pasukan Muslimin dari pasukan Romawi.
3. Peran Khalid pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang paling penting adalah ketika menyelamatkan kondisi Islam yang sedang disintegrasi pasca wafatnya Rasulullah. Banyak kaum murtad, tidak mau membayar zakat, tidak mau tunduk kepada khalifah, bahkan ada yang mengaku sebagai nabi.
4. Khalid pada masa Khalifah Umar bin Khaththab bukan nya tidak memiliki peran. Namun, peran Khalid saat ini tidak se sentral pada masa Abu Bakar. Pada masa Umar, Khalid di pecat dari jabatannya sebagai panglima tertinggi dan di gantikan oleh Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.
(23)
117
membuka daerah-daerah yang telah dimenangkan oleh umat Islam. Setelah pembebasan daerah-daerah itu, Khalid menetap beberapa hari untuk mengajarkan Islam kepada para penduduk. Namun, karena disibukkan dengan jihad, Khalid tidak terlalu lama membersamai mereka. Sehingga Khalid menaruh beberapa pasukan Islam untuk tetap berada di daerah itu untuk mendakwahkan Islam.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis pada saat penelitian, peneliti mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Umat Isam
Hendaknya umat Islam lebih menggali dan harus mengetahui tentang sejarah Islam. Hal ini dikarenakan sudah banyaknya umat Islam yang tidak mengetahui tentang sejarah Islam atau bahkan pahlawan-pahlawan Islam yang tidak diketahui.
2. Bagi Para Sejarawan
Diharapkan kepada sejarawan-sejarawan untuk tidak terlalu menyembunyikan tentang sejarah Islam. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya pembahasan-pembahasan tentang sejarah Islam. Bahkan mengaburkan sejarah kegemilangan Islam dengan menutupinya dengan kegemilangan Eropa. Padahal Romawi dan Persia, dua imperium terbesar pernah dikalahkan oleh Islam.
(24)
118
pentingnya mempelajari sejarah Islam dan lebih mendalam lagi untuk mengkaji para pahlawan-pahlawan Islam yang sangat hebat seperti Khalid, Thariq, Shalahuddin, Al-Fatih, bahkan sampai Jendral Soedirman.
(25)
119
Al-Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan, Sirah Nabawiyah Analisis Ilmiah
Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW, Jakarta:
Rabbani Press, 1999
Al-Hasyimi, Abdul Mun’im, Para Penakluk, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,
2007
Al-Humaidi, Dr. Abdul Aziz bin Abdullah, Abu Bakar Ash-Shiddiq Pembuka
Islam Di Tanah Persia, Solo: Tinta Medina, 2015
Al-Jazairy, Syaikh Abu Bakar Jabir, Minhajul Muslim Pedoman Hidup Harian
Seorang Muslim, Jakarta: Ummul Qura, 2014
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Tohaputra, 1987
Al-Qahtani, Muhammad Sa’id, Al-Wala’ wal-Bara’ Loyalitas dan Antiloyalitas dalam Islam, Solo: Era Adicitra Intermedia, 2013
Ash-Shalabi, Dr. Muhammad, The Great Leader of Umar bin Al-Khathab, Jakarta: Al-Kautsar, 2008
Elvandi, Muhammad, Inilah Politikku, Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011 Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997
Haekal, Muhammad Husain, Umar bin Khattab Sebuah Telaah Mendalam
Tentang Pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya Masa Itu, Bogor: Litera
AntarNusa, 2000
Haikal, Dr. Muhammad Husain, Biografi Abu Bakar ash-Shiddiq, Jakarta: Qisthi Press, 2007
Hakim, Manshur Abdul, Khalid bin Al-Walid Panglima yang Tak Terkalahkan, Jakarta: Al-Kautsar, 2014
Haryanto, Rasulullah Way of Managing People, Jakarta: Khalifa, 2008
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid X Juz 28-29-30, Jakarta:
Lentera Abadi, 2010
Khalid, Khalid Muhammad, Karakterisitik Perihidup Enam Puluh Sahabat
(26)
120
Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Jakarta: Sinar Baru, 1987
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keselarasan Al-Qur’an,
Jilid 13 dan Jilid 15 Jakarta: Lentera Hati, 2002
Soekanto, Soerjono, Pokok-Pokok Sosiologi Umum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012
Talib, Abdul Latip, Khalid bin Walid Pedang Allah yang Terhunus, Bandung: Madani Press, 2008
Usman, Ali dkk, Hadist Qudsi Firman Allah yang Tidak Dicantumkan Dalam
(1)
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui peran Khalid bin Al-Walid membangun semangat jihadtentara dalam menaklukan suatu daerah
2. Untuk mengetahui peran Khalid bin Al-Walid dalam menyebarkan agama Islam di Jazirah Arab
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai peperangan yang pernah dilakukan oleh Khalid bin Al-Walid pada masa Nabi Muhammad sampai masa Khalifah ‘Umar bin Khaththab
2. Memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca tentang prestasi Khalid bin Al-Walid dalam menyebarkan agama Islam di Jazirah Arab
3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang peranan Khalid bin Al-Walid dalam menyebarkan agama Islam di Jazirah Arab yang bermula dari peperangan.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Khalid bin Walid pada saat Muhammad di utus sebagai Nabi, pada awalnya melakukan penentangan bahkan melakukan peperangan dengan pasukan Muslimin pada saat Khalid belum memeluk agama Islam. Namun, pada masa Rasulullah Muhammad SAW juga, Khalid memeluk agama Islam disebabkan hidayah yang masuk ke dalam hatinya. Khalid akhirnya menjadi salah satu pasukan Muslimin yang hebat dan tangguh. 2. Gelar Saifullah al-Maslul yang diberikan oleh Rasulullah kepada Khalid
diberikan pada saat Perang Mu’tah. Hal itu dikarenakan Khalid dapat menyelamatkan pasukan Muslimin dari pasukan Romawi.
3. Peran Khalid pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang paling penting adalah ketika menyelamatkan kondisi Islam yang sedang disintegrasi pasca wafatnya Rasulullah. Banyak kaum murtad, tidak mau membayar zakat, tidak mau tunduk kepada khalifah, bahkan ada yang mengaku sebagai nabi.
4. Khalid pada masa Khalifah Umar bin Khaththab bukan nya tidak memiliki peran. Namun, peran Khalid saat ini tidak se sentral pada masa Abu Bakar. Pada masa Umar, Khalid di pecat dari jabatannya sebagai panglima tertinggi dan di gantikan oleh Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.
(3)
5. Peran Khalid sebagai da’i atau juru dakwah umat Islam nampak ketika membuka daerah-daerah yang telah dimenangkan oleh umat Islam. Setelah pembebasan daerah-daerah itu, Khalid menetap beberapa hari untuk mengajarkan Islam kepada para penduduk. Namun, karena disibukkan dengan jihad, Khalid tidak terlalu lama membersamai mereka. Sehingga Khalid menaruh beberapa pasukan Islam untuk tetap berada di daerah itu untuk mendakwahkan Islam.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis pada saat penelitian, peneliti mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Umat Isam
Hendaknya umat Islam lebih menggali dan harus mengetahui tentang sejarah Islam. Hal ini dikarenakan sudah banyaknya umat Islam yang tidak mengetahui tentang sejarah Islam atau bahkan pahlawan-pahlawan Islam yang tidak diketahui.
2. Bagi Para Sejarawan
Diharapkan kepada sejarawan-sejarawan untuk tidak terlalu menyembunyikan tentang sejarah Islam. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya pembahasan-pembahasan tentang sejarah Islam. Bahkan mengaburkan sejarah kegemilangan Islam dengan menutupinya dengan kegemilangan Eropa. Padahal Romawi dan Persia, dua imperium terbesar pernah dikalahkan oleh Islam.
(4)
Diharapkan dengan penelitian ini, peneliti semakin memahami pentingnya mempelajari sejarah Islam dan lebih mendalam lagi untuk mengkaji para pahlawan-pahlawan Islam yang sangat hebat seperti Khalid, Thariq, Shalahuddin, Al-Fatih, bahkan sampai Jendral Soedirman.
(5)
Publishing, 2009
Al-Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan, Sirah Nabawiyah Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW, Jakarta: Rabbani Press, 1999
Al-Hasyimi, Abdul Mun’im, Para Penakluk, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2007
Al-Humaidi, Dr. Abdul Aziz bin Abdullah, Abu Bakar Ash-Shiddiq Pembuka Islam Di Tanah Persia, Solo: Tinta Medina, 2015
Al-Jazairy, Syaikh Abu Bakar Jabir, Minhajul Muslim Pedoman Hidup Harian Seorang Muslim, Jakarta: Ummul Qura, 2014
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Tohaputra, 1987
Al-Qahtani, Muhammad Sa’id, Al-Wala’ wal-Bara’ Loyalitas dan Antiloyalitas dalam Islam, Solo: Era Adicitra Intermedia, 2013
Ash-Shalabi, Dr. Muhammad, The Great Leader of Umar bin Al-Khathab, Jakarta: Al-Kautsar, 2008
Elvandi, Muhammad, Inilah Politikku, Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011 Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997
Haekal, Muhammad Husain, Umar bin Khattab Sebuah Telaah Mendalam Tentang Pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya Masa Itu, Bogor: Litera AntarNusa, 2000
Haikal, Dr. Muhammad Husain, Biografi Abu Bakar ash-Shiddiq, Jakarta: Qisthi Press, 2007
Hakim, Manshur Abdul, Khalid bin Al-Walid Panglima yang Tak Terkalahkan, Jakarta: Al-Kautsar, 2014
Haryanto, Rasulullah Way of Managing People, Jakarta: Khalifa, 2008
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid X Juz 28-29-30, Jakarta: Lentera Abadi, 2010
Khalid, Khalid Muhammad, Karakterisitik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah, Bandung: Diponegoro, 2006
(6)
Khalid, Khalid Muhammad, 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW, Jakarta: Al-I’tishom, 2007
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya
Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Jakarta: Sinar Baru, 1987
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keselarasan Al-Qur’an, Jilid 13 dan Jilid 15 Jakarta: Lentera Hati, 2002
Soekanto, Soerjono, Pokok-Pokok Sosiologi Umum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012
Talib, Abdul Latip, Khalid bin Walid Pedang Allah yang Terhunus, Bandung: Madani Press, 2008
Usman, Ali dkk, Hadist Qudsi Firman Allah yang Tidak Dicantumkan Dalam