PEMETAAN KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN IKAN DI DANAU TOBA PULAU SAMOSIR.

PEMETAAN KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN
IKAN DI DANAU TOBA PULAU SAMOSIR

Oleh :
Fanny Chyntia Sinaga
4113220014
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i

ii


RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Gorat, Kecamatan Palipi - Kabupaten Samosir, pada
tanggal 06 Agustus 1993. Ayahanda bernama Renhard Sinaga dan Ibunda
bernama Netty Hasibuan. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara.
Pada tahun 1998 penulis memulai pendidikan di SD Negeri Siuntegodang- Gorat,
Kecamatan Palipi dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis
melanjutkan pendidikannya di SMP RK. Bintang Samosir, Palipi dan lulus pada
tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Swasta Santo Petrus Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2011, penulis
melanjutkan pendidikan melalui jalur SNMPTN, penulis diterima di Program
Studi Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis melaksanakan praktek pengenalan
ekosistem termasuk ekologi tumbuhan dan ekologi hewan di Hutan Aek Nauli
Parapat, Kabupaten Toba Samosir (selama 3 hari). Penulis juga pernah aktif
mengikuti kegiatan organisasi GMKI. Tahun Ketiga di masa perkuliahan penulis
mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Laboratorium Kesehatan
Medan sebagai aplikasi kerja yang dihasilkan selama perkuliahan.


iii

PEMETAAN KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN
IKAN DI DANAU TOBA PULAU SAMOSIR

Fanny Chyntia Sinaga (NIM 4113220014)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran ikan, kelimpahan,
indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi jenis ikan di
Danau Toba Pulau Samosir. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 di
Danau Toba Pulau Samosir. Alat yang digunakan yaitu kamera, alat tulis,
timbangan, penggaris, ember, kertas label, stoples, GPS (Global Positioning
System). Bahan yang digunakan yaitu formalin 40% dan ikan yang diperoleh.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan
wawancara. Pengambilan sampel dari hasil tangkapan nelayan di setiap stasiun
penyamplingan dan dilakukan dengan 4 kali ulangan. Data yang diperoleh
dianalisis secara statistik dan deskriptif.
Dari hasil penelitian ditemukan 10 spesies ikan, yaitu Cyprinus carpio,

Osteochilus hasselti, Mystacoleucus padangensis, Oxyeleotris marmorata,
Channa striata, Oreochromis mossambica, Oreochromis niloticus, Chandra
borvensis, Clarias batrachus dan Cherax quadricarinatus. Dengan adanya faktor
biotik seperti tumbuhan air dapat diketahui bahwa perairan masih mendukung
kelangsungan hidup organisme akuatik di dalamnya seperti ikan. Kelimpahan
tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu (258.727) ekor. Keanekaragaman tertinggi
terdapat pada stasiun VI yaitu (0,431). Keseragaman tertinggi terdapat pada
stasiun VI yaitu (0,196). Dominansi tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu
(0,998). Hal ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman dan keseragaman
jenis ikan di Danau Toba Pulau Samosir tergolong kategori rendah, sedangkan
indeks dominansinya tergolong dalam kategori tinggi. Secara umum kelimpahan
ikan terbesar yang tertangkap nelayan di Danau Toba Pulau Samosir adalah jenis
Chandra borvensis dengan kelimpahan relatif sebesar 97,10%.
Kata kunci: ikan, kelimpahan, keanekaragaman, Danau Toba

iv

MAPPING DIVERSITY AND ABUNDANCE
OF FISH IN LAKE TOBA SAMOSIR ISLAND
Fanny Chyntia Sinaga (NIM 4113220014)


ABSTRACT

This study aims to determine fish distribution, abundance, diversity index,
uniformity index and dominance index fish species in Lake Toba Samosir Island .
This study was conducted in February 2016 in Lake Toba Samosir Island. Tools
used are cameras, stationery, scales, rulers, buckets, paper labels, jars, GPS
(Global Positioning System). Materials used are formalin 40% and species of fish
obtained. Data collection techniques used were observation and interview
techniques. Sampling of the catch of fishermen at each station sampling and done
with four replications. Data were analyzed statistically and descriptive.
The research found 10 species of fish, namely Cyprinus carpio,
Osteochilus hasselti, Mystacoleucus padangensis, Oxyeleotris marmorata,
Channa striata, Oreochromis mossambica, Oreochromis niloticus, Chandra
borvensis, Clarias batrachus dan Cherax quadricarinatus. With the biotic factors
such as water plants can be seen that the waters still support the survival of
aquatic organisms such as fish in it. Abundance is highest at station II is (258.727)
tail. Diversity is highest at station VI is (0,431). Uniformity is highest at station
VI is (0,196). Dominance is highest at station II is (0,998). This shows that the
diversity index and uniformity of fish in Lake Toba Samosir Island belonging to

the category of low, while the index of dominance relatively high category. In
general abundance fisherman caught the biggest fish in Lake Toba Samosir Island
is the kind Chandra borvensis with a relative abundance of 97,10%.
Keywords: fish, abundance, diversity, Lake Toba

v

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pemetaan Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan di Danau Toba Pulau
Samosir” sesuai waktu yang direncanakan untuk memenuhi syarat memperoleh
gelar sarjana Sain Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan. Kiranya skripsi ini dapat memberi manfaat bagi rekan
mahasiswa dan masyarakat. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan masukan yang dapat membangun agar menjadi
skripsi yang lebih sempurna.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi

ini, Ibu Dr. Melva Silitonga, MS selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan selama perkuliahan, Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D.,
Bapak Drs. Lazuardi, M.Si., dan Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si. selaku Dosen
Penguji yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam menyelesaikan
skripsi ini, demikian juga kepada Bapak Dr. Hasruddin,M.Pd. dan Ibu Endang
Gultom,S.Si.,M.Si.Apt. selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan, Ibu Dra. Meida
Nugrahalia, M.Sc. selaku Kepala Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED serta
semua Dosen di Jurusan Biologi yang telah membimbing selama perkuliahan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada Bupati Samosir yang telah

memberikan izin kepada Penulis untuk melaksanakan penelitian beserta para
nelayan di Danau Toba Pulau Samosir yang memberikan bantuan kepada penulis
dalam penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ayahanda Renhard Sinaga dan Ibunda Netty Hasibuan yang selalu
memberikan dukungan moral, spiritual dan materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan hingga penulisan skripsi. Kepada keluarga tercinta
Elfrid Tobing, Elfan Tobing, Rudi Sinaga, Maria Sinaga, Yosep Sinaga, Herna


vi

Sinaga, Ariani Sinaga yang memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang saya sayangi
Eva Nababan, Yohana, Juwita, Dora, Rianita, Ari, Ribka, Quistina Sinaga, Siska
dan teman-teman seperjuangan lainnya yang selalu memberi dukungan, bantuan,
waktu, tenaga.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam terbentuknya skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Peneliti telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak
kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahuan. Terima kasih.

Medan, April 2016
Penulis,


Fanny Chyntia Sinaga
NIM. 4113220014

vii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar lampiran

i
ii
iii

v
vii
ix
x
xi

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Batasan Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian

1
4
4
4
5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekosistem Danau
2.2. Danau Toba
2.3. Ekologi Ikan
2.4. Identifikasi Ikan
2.5. Klasifikasi Jenis Ikan
2.6. Ikan di Danau Toba
2.7. Alat Penangkapan Ikan
2.8. Faktor-Faktor Fisika dan Kimia Perairan
2.8.1. Faktor Fisik Perairan Yang Mempengaruhi Kehidupan Ikan
2.8.2. Faktor Kimia Perairan Yang Mempengaruhi Kehidupan Ikan
2.8.3. Faktor-Faktor Biotik

6
8
12
13
18
20
25
26

26
29
32

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Teknik Sampling
3.4. Pengumpulan Data
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Kelimpahan
3.6.2. Kelimpahan relatif
3.6.3. Indeks Keanekaragaman Jenis
3.6.4. Indeks Keseragaman
3.6.5. Indeks Dominansi

34
34
35
36
36
37
37
37
38
38
39

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Rona Lingkungan
4.1.2. Jenis dan Karakteristik Morfologi Ikan
4.1.3. Kelimpahan, Indeks Keanekaragaman, Keseragaman
dan Dominansi Ikan
4.1.4. Perbandingan Jenis Ikan Pada Tiap Stasiun Penyamplingan
4.1.5. Pemetaan Persebaran Ikan Berdasarkan Kelimpahan Jenis Ikan
4.1.6. Penggolongan Jenis-Jenis Ikan Berdasarkan Nilai Ekonomisnya
4.2. Pembahasan
4.2.1. Rona lingkungan dan Jenis Ikan
4.2.2. Rona Lingkungan dan Jumlah Ikan
4.2.2.1. Kelimpahan Ikan
4.2.2.2. Keanekaragaman Ikan
4.2.2.3. Keseragaman Ikan
4.2.2.4. Dominansi Ikan

40
40
43
53
60
62
63
64
64
76
76
79
79
80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

81
82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

83
88

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Pengukuran morfometri ikan
Gambar 3.1. Peta lokasi penyamplingan di Danau Toba
Gambar 4.1. Ikan mas (Cyprinus carpio)
Gambar 4.2. Ikan nilem/ paetan (Osteochillus hasselti)
Gambar 4.3. Ikan pora-pora (Mystacoleucus padangensis)
Gambar 4.4. Ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)
Gambar 4.5. Ikan gabus (Channa striata)
Gambar 4.6. Ikan mujair (Oreochromis mossambica)
Gambar 4.7. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
Gambar 4.8. Ikan lele (Clarias batrachus)
Gambar 4.9. Ikan kaca-kaca (Chandra borvensis)
Gambar 4.10. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus)
Gambar 4.11. Jumlah individu ikan di setiap stasiun pada sampling I
Gambar 4.12. Jumlah individu ikan di setiap stasiun pada sampling II
Gambar 4.13. Jumlah individu ikan di setiap stasiun pada sampling III
Gambar 4.14. Jumlah individu ikan di setiap stasiun pada sampling IV
Gambar 4.15. Jumlah individu masing-masing jenis ikan hasil tangkapan
Gambar 4.16. Indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi
Gambar 4.17. Pemetaan Persebaran Ikan Berdasarkan kelimpahan jenis

18
35
44
45
46
47
48
48
49
50
51
52
54
55
56
56
58
60
62

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Alat dan bahan
Tabel 4.1. Jenis ikan hasil tangkapan nelayan di Danau Toba
Tabel 4.2. Kelimpahan, indeks keanekaragaman, keseragaman dan
dominansi Ikan di Danau Toba
Tabel 4.3. Nilai kelimpahan relatif total selama penelitian
Tabel 4.4. Perbandingan jenis ikan pada tiap stasiun penyamplingan
Tabel 4.5. Penggolongan ikan berdasarkan nilai ekonomisnya

34
43
53
59
60
63

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data hasil penelitian
Lampiran 2. Rona lingkungan lokasi penelitian
Lampiran 3. Rumus perhitungan yang digunakan
Lampiran 4. Dokumentasi penelitian

88
92
93
94

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran luas 100 km x
30 km di Sumatera Utara, Indonesia. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau
vulkanik bernama Pulau Samosir (Sinambela, 2015).
Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia, dengan luas
permukaan ±112.970 ha dengan perairan terdalam berkisar 435 m terletak pada
ketinggian 995 di atas permukaan laut. Danau Toba terletak antara 2-3 LU dan 9899 BT. Dasar danau kebanyakan terdiri dari batu-batuan dan pasir. Pada bagian
tertentu terdapat endapan lumpur dan daerah sekitar Danau Toba dikelilingi oleh
perbukitan. Selain itu, Danau Toba juga merupakan danau terbesar di Asia
Tenggara. Danau Toba mempunyai luas permukaan lebih kurang 1.100 km2
dengan total volume air sekitar 1.258 km3 (Amnte, 2012).
Danau ini merupakan sumber daya air yang mempunyai nilai yang sangat
penting ditinjau dari segi ekologi, hidrologi serta fungsi ekonomi. Hal ini
berkaitan dengan fungsi Danau Toba sebagai habitat berbagai jenis organisme air,
sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitarnya, sebagai sumber air untuk
kegiatan pertanian dan budidaya perikanan serta untuk menunjang berbagai jenis
industri seperti PLTA serta sebagai kawasan wisata yang sudah terkenal ke manca
negara dan sangat potensial untuk perkembangan kepariwisataan di Sumatera
Utara (Yazwar, 2008).
Berbagai penelitian di Danau Toba memberikan indikasi bahwa telah
terjadi penurunan kualitas air, khususnya pada lokasi-lokasi yang banyak terkena
dampak dari kegiatan masyarakat. Hasil analisis laboratorium terhadap sampel air
danau yang diambil pada waktu terjadinya kematian massal ikan di Perairan
Haranggaol Danau Toba pada bulan November 2004 menunjukkan bahwa nilai
kelarutan oksigen (DO) telah turun pada nilai yang sangat rendah yaitu sebesar
2,95 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan oksigen sudah sangat
terbatas. Selanjutnya nilai BOD sebesar 14 mg/l memberikan indikasi tingginya

2

bahan organik dalam air. Bahan organik tersebut kemungkinan berasal dari sisa
pakan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan budidaya (Barus, 2004).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Terangna et al, (2002) menunjukkan
bahwa pada lokasi yang terletak di tengah danau (sekitar 500 m dari pinggir
danau) kecerahan air mencapai kedalaman 11-14 m dengan kandungan nutrisi
dalam air masih rendah dan kadar oksigen masih terdeteksi sampai dasar danau
pada kedalaman antara 200-500 m, sehingga perairan danau masih tergolong
Oligotrofik atau miskin zat hara (Barus, 2004).
Pada perairan Danau Toba tempo dulu masih dijumpai ikan asli yaitu ikan
batak (Neolissochillus thienemanni). Tetapi saat ini sudah jarang bahkan mungkin
sudah punah dan tidak jelas apa penyebabnya. Pada tahun 1996 usaha perikanan
di perairan Danau Toba mulai berkembang dalam bentuk Keramba Jaring Apung
(KJA) dan hingga saat ini mencapai luas ± 440 ha. Terdapat beberapa jenis ikan
endemik

di Danau Toba yakni ihan (N. thienemanni) dan ikan pora-pora

(Mystacoleucus padangensis). Namun berdasarkan kriteria IUCN (International
Union for the Conservation of Nature) sudah diklasifikasikan sebagai ikan
terancam punah (endangered).
Menurut Connel (1987), di antara komponen biotik, ikan merupakan salah
satu organisme akuatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan terutama yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Setiap jenis ikan agar dapat hidup dan berkembang biak dengan baik harus dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dimana ikan itu hidup. Menurut
Anwar et al (1984), komposisi dan distribusi ikan sangat dipengaruhi oleh
perubahan fisik, kimia, dan biologi sepanjang perairan tersebut. Odum (1996)
menyatakan bahwa keragaman biota merupakan bukti yang digunakan untuk
melihat ada tidaknya tekanan terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh adanya
eksplorasi.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, adanya eksploitasi yang
berlebihan karena kebutuhan ekonomi dengan penggunaan alat tangkap tidak
ramah lingkungan seperti penyetruman ikan diduga kuat telah merusak ekosistem
di Danau Toba sehingga ikannya semakin lama semakin berkurang. Selain itu,

3

keanekaragaman jenis ikan juga dapat dipengaruhi karena adanya suksesi dari
jenis ikan seperti pora-pora dengan hadirnya kompetitor atau predator seperti ikan
kaca-kaca (Chandra borvensis) yang sekarang ini menjadi komoditi perdagangan
di Danau Toba dikarenakan ikan ini dapat ditangkap oleh nelayan dengan jumlah
besar bahkan mencapai 2 ton per harinya. Diduga kuat bahwa ikan kaca-kaca ini
merupakan predator terhadap telur-telur ikan lainnya. Kebutuhan manusia yang
semakin meningkat tentunya memberikan dampak yang cukup serius bagi
kelangsungan hidup nelayan terutama nelayan-nelayan skala kecil. Konsekuensi
logis dari nelayan adalah bergantung terhadap sumber daya danau. Namun,
penangkapan ikan secara terus-menerus merupakan faktor lain yang menyebabkan
berkurangnya hasil tangkapan nelayan (Ayodhoa, 2007). Pemanfaatan danau toba
untuk berbagai aktivitas, seperti pertanian, perikanan, perhubungan dan pariwisata
menyebabkan perubahan kondisi ekologis terhadap kehidupan biota terutama
keanekaragaman ikan.
Dari observasi di lapangan diperoleh hasil bahwa ada kecenderungan
perbedaan dari jenis ikan dari 4 (empat) kecamatan, yakni di daerah pantai
kecamatan Nainggolan terdapat ikan pora-pora (M. padangensis), ikan mujair
(Tilapia mossambica), ikan kaca-kaca (Chandra borvensis), ikan malas/ sibagoat
(Oxyeleotris marmorata), ikan gabus (Ophiocephalus striatus), ikan lele (Clarias
batracus); Daerah pantai kecamatan Palipi terdapat ikan mujair (T. mossambica),
ikan kaca-kaca (C. borvensis), ikan sibagoat (O. marmorata), ikan gabus/haruting
(Ophiocephalus striatus); Daerah pantai kecamatan Pangururan terdapat ikan
mujair (T. mossambica), ikan mas (Cyprinus carpio), ikan kaca-kaca (C.
borvensis), ikan paetan (Osteochillus sp.), ikan pora-pora (M. padangensis); dan
di daerah pantai kecamatan Simanindo terdapat lobster. Sementara ikan sepat
(Trichogaster sp.), dan ikan buncit (Rasbora sp.) termasuk ikan pora-pora sudah
jarang bahkan tidak ditemukan lagi atau hampir punah (observasi, oktober 2015).
Selain itu, ikan juga memiliki mikrohabitat masing-masing yang cocok untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya (behavior). Oleh karena itu, diadakan
konservasi melihat keanekaragaman ikan di Danau Toba tersebut.

4

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas jadi perlu dilakukan
penelitian tentang “Pemetaan Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan Di
Danau Toba Pulau Samosir”.
1.2. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, ruang lingkup permasalahan dibatasi pada
pengamatan ikan yang dilihat dari keanekaragaman, kelimpahan, keseragaman
dan dominansi ikan yang merupakan hasil tangkapan nelayan di Danau Toba
Pulau Samosir.

1.3. Rumusan Masalah
Penelitian ini membahas mengenai keanekaragaman dan kelimpahan ikan
di Danau Toba Pulau Samosir meliputi:
1. Bagaimanakah keanekaragaman jenis ikan di Danau Toba Pulau Samosir?
2. Jenis ikan apa yang paling dominan di Danau Toba Pulau Samosir?
3. Apakah jenis-jenis ikan dominan tersebar merata?
4. Bagaimanakah habitat dari masing-masing jenis ikan di Danau Toba Pulau
Samosir?
5. Jenis ikan apa yang memiliki nilai ekonomi tinggi?
6. Jenis ikan apa yang tidak dikehendaki oleh masyarakat tetapi jumlahnya
berlimpah di Danau Toba?

1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui keanekaragaman jenis ikan di Danau Toba Pulau Samosir.
2. Mengetahui jenis ikan yang paling dominan atau paling sering tertangkap
nelayan di Danau Toba Pulau Samosir.
3. Mengetahui dan memetakan persebaran jenis-jenis ikan di seputar Danau
Toba.
4. Mengetahui habitat dari masing-masing jenis ikan di Danau Toba Pulau
Samosir.

5

5. Mengetahui jenis ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
6. Mengetahui jenis ikan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat tetapi
jumlahnya berlimpah di Danau Toba.

1.5. Manfaat Penelitian
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai

sumber

informasi

mengenai

kondisi

lingkungan

dan

keanekaragaman serta kelimpahan jenis ikan di Danau Toba Pulau
Samosir bagi masyarakat setempat dan pihak lain yang ingin memelihara
kelestarian danau.
2. Sebagai dokumentasi hasil inventarisasi jenis ikan di Danau Toba Pulau
Samosir.
3. Sebagai informasi tambahan bagi ilmu pengetahuan khususnya bagi
mahasiswa jurusan Biologi UNIMED dan bagi peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian lebih lanjut.

81

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1.

Kelimpahan ikan tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu 258.727 ekor dan
kelimpahan terendah pada stasiun VI yaitu berjumlah 6.260 ekor.
Keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun VI yaitu 0,431 dan indeks
keanekaragaman terendah terdapat pada stasiun II yaitu 0,017. Keseragaman
tertinggi terdapat pada stasiun VI yaitu 0,196 dan indeks keseragaman
terendah terdapat pada stasiun II yaitu 0,008. Dominansi tertinggi terdapat
pada stasiun II yaitu 0,998 dan dominansi terendah terdapat pada stasiun VI
yaitu 0,817. Jadi, indeks keanekaragaman dan keseragaman jenis ikan di
Danau Toba Pulau Samosir tergolong kategori rendah. Sedangkan indeks
dominansi jenis ikan di Danau Toba Pulau Samosir tergolong kategori tinggi.

2.

Jenis ikan yang paling sering tertangkap nelayan di Danau Toba Pulau
Samosir

adalah

jenis

Chandra

borvensis,

Oreochromis

niloticus,

Oreochromis mossambica, Oxyeleotris marmorata dan Channa striata.
Karena itulah nelayan di Danau Toba Pulau Samosir menggunakan jaring
insang, jaring angkat, pancing dan perangkap (tungup) pada kegiatan
menangkap ikan sehari – hari.
3.

Jenis ikan yang paling dominan di Danau Toba Pulau Samosir adalah ikan
Chandra borvensis dan jenis ikan ini tersebar merata.

4.

Habitat dari masing-masing jenis ikan di Danau Toba ada 3 macam, yaitu:
-

Habitat

ganggang:

sebagian

besar

terdapat

ikan

Oreochromis

mossambica, Oreochromis niloticus, Channa striata, Cyprinus carpio,
Osteochilus

hasselti,

Chandra

borvensis

dan

Mystacoleucus

padangensis.
-

Habitat eceng gondok: terdapat jenis Channa striata, Clarias batrachus,
Oxyeleotris marmorata.

82

5.

Habitat pasir dan batu-batuan : terdapat Cherax quadricarinatus.

Jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi antara lain Oreochromis
mossambica,

Oreochromis

niloticus,

Cyprinus

carpio,

Oxyeleotris

marmorata, Channa striata dan Cherax quadricarinatus.
6.

Jenis ikan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat tetapi jumlahnya
berlimpah di Danu Toba adalah ikan Chandra borvensis.

5.2. Saran
1.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai struktur komunitas ikan di
Danau Toba Pulau Samosir.

2.

Diharapkan pada masyarakat yang berkerja sebagai nelayan di sekitar daerah
Danau Toba Pulau Samosir agar melestarikan dengan cara menjaga
kehidupan biota perairan yang di dalamnya dan tidak menggunakan alat
tangkap seperti strum.

3.

Diharapkan pada Pemerintah agar melakukan pelestarian Danau Toba dengan
cara mengurangi jumlah keramba yang terlalu padat dan menata keramba
dengan tepat. Selain itu diharapkan juga pada Pemerintah agar melakukan
pemberantasan ikan kaca-kaca dan penaburan ikan pora-pora kembali karena
hal tersebut akan sangat membantu perekonomian masyarakat. Sebab
melimpahnya ikan kaca-kaca di Danau Toba kurang dikehendaki oleh
masyarakat.

83

DAFTAR PUSTAKA

Amnte, W.M. 2012, Pesona Danau Toba, Sumatera Utara. http://www.all-aboutindonesia.co.cc/2012/03/pesona-danau-toba-sumatera-utara.html/ diakses
pada tanggal 11 November 2015
Anwar, J., A.J.Whittem, S.J. Damanik & H. Hisyam. 1984. Ekologi Ekosistem
Sumatera. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Asih, S., E.Nugroho dan Mulyasari. Penentuan Variasi Genetik Ikan Batak (Tor
Soro) Dari Sumatera Utara Dengan Metode Analisis Random Amplified
Polymorphism Dna (RAPD). Lokakarya Nasional Pengelolaan dan
Perlindungan Sumber Daya Genetik di Indonesia: Manfaat Ekonomi untuk
Mewujudkan Ketahanan Nasional.
Astuty, S., Diana, S., dan Iskandar. 2000. Studi Biologi Ikan Betutu (Oxyeleotris
marmorata) di Perairan Waduk Cirata. Jurnal Bionatura. 2(1): 21-22.
Ayodhoa, A.U. 2007. Diktat Kuliah Ilmu Teknik Penangkapan Ikan. Bogor:
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ayodhoa, A.U. 2011. Metode Penangkapan Ikan, Bogor : Yayasan Dewi Sri,
Institut Pertanian Bogor
Azrita, Hafrijal Syandri, Dahelmi, Syaifullah, dan Estu Nugroho. 2013.
Karakterisasi Morfologi Ikan Bujuk (Channa lucius) pada Perairan Danau
Singkarak Sumatera Barat, Rawa Banjiran Tanjung Jabung Timur Jambi
dan Rawa Banjiran Kampar Riau. Jurnal Natur Indonesia 15(1):1–8, ISSN
1410-9379
Bapelda-SU & LP-ITB. 2001. Pengkajian Teknis Pemanfaatan Sumber Daya
Alam Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Danau Toba.
Barus, T. A.,1996. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan.
Medan: USU Press.
Barus. 2001. Pengantar Limnologi, Studi Tentang Ekosistem Sungai Dan Danau.
Medan: FMIPA USU.
Barus. 2004. Pengantar Limnologi, Studi Tentang Ekosistem Sungai Dan Danau.
Medan: FMIPA USU.

84

Barus. 2007. Keanekaragaman Hayati Ekosistem Danau Toba Dan Upaya
Pelestariannya. Medan: Fakultas MIPA USU
Clark, C. 1985. Bioeconomic Modelling and Fisheries Management. New York:
John Willey and Sons.
Connel, R.H.L. 1987. Ecological Studides in Tropical Fish Communities.
Cambridge: Cambridge University Press.
Daryanto, Afreni Hamidah, Winda Dwi Kartika. 2015. Keanekaragaman Jenis
Udang Air Tawar Di Danau Teluk Kota Jambi. Biodiversity of Freshwater
Prawns in Danau Teluk Jambi City. Biospecies. 8(1):13-19.
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolahan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Effendi, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Pustaka Nusantara.
Effendi, M.I. 2003. Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Pustaka Nusantara.
Ensiklopedia indonesia. 1989. Seri fauna: ikan. Jakarta: Intermasa.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Gulland, J.A. 1977. Goals and Objective of Fishery Management. Rome: Food
and Agriculture Organization of The United Nations.
Heddy, S. & Kurniati. 1996. Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
http://hariansib.co/view/Marsipature-Hutanabe/61675/ikan-kaca-kacamembludak-di-Danau-Toba-mangsa-ikan-jenis-lain.html/ diakses tanggal 18
November 2015
http://id.m.wikipedia.org/wiki/kabupaten_samosir
November 2015

diakses

pada

tanggal

18

http://www.bibitkan.net/mengenal-pora-pora-ikan-asli-danau-toba/ Diakses
tanggal 18 November 2015
Kartamiharja., E.S. 2009. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Bilih (Mystacoleucus
padangensis) Introduksi di Danau Toba, Sumatra Utara. Jurnal Kebijakan
Perikanan Indonesia. 1(2): 87-98.

85

Koeshendrajana, S. 2010. Valuasi Sosial Ekonomi Dampak Penebaran Ikan Bilih
Di Danau Toba, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian. Kementrian Kelautan
& Perikanan.
Kottelat, M. 1991. Notes on the taxonomy of some Sundaic and Indochinese
species of Rasbora, with description of four new species (Pisces:
Cyprinidae). Ichthyol. Explor. Freshwaters. 2 (2): 171-191.
Kottelat, M., Whitten, A.J., Kartikasari, S.N. & S. Wirjoatodjo, 1993. Freshwater
fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Hongkong: Periplus Editions.
Krebs, C.J. 1989. The Experimental Analysis of Distribution and Abundance.
Second edition. New York: Harper and Row Publisher.
Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Lalli, C.M. & T.R.Parson. 1993. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah
Industri. Edisi Keempat. Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada.
Landau,M. 1992. Introduction To Aquaculture. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Mahida, U.N. 1993. Water Polution and Disposal of Waste Water on Land. New
York: Tata Mc. Cran-Hill.
Manurung, G. 2008. Pengelolaan Danau Toba Secara Berkelanjutan (Sustainable
Development). http://Ispl.or.id/?p=45 diakses 18 November 2015
Marshall, N.B. 1982. Biology Of Fishes. New York: Chapman & Hall.
Michael, P. 1984. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang Laboratorium.
Jakarta: Universitas Indonesia ( UI-Press ).
Moyle, P.B. & J.J. Chech. 1988. Fishes And Introduction To Ichtyology. New
Jersey: Prentice Hall Englewood Cliffs.
Mujiman, A. 1998. Makanan Ikan. Seri Perikanan. Jakarta: Swadaya.
Nasution, S.H., Sulastri, Lukman, Sonny Koeshendrajana, Iwan Ridwansyah, dan
Rahmi Dina. Penyusunan Konsep Konservasi Danau Towuti Dan Danau
Toba Melalui Pendekatan Enam Komponen Konservasi. Pusat Penelitian
Limnologi-LIPI.
Nontji, A. 1990. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.

86

Nontji, A. 1990. Review On The Limnology Of Lake Toba. Jakarta: Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia.
Odum, E.P.1993.Dasar – Dasar Ekologi Umum, Terjemahan Ir. Tjahajono
Samingan, Msc. Bogor: FMIPA. IPB.
Odum, E.P. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UGM Press.
Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar Ekologi, Edisi Ketiga, Terjemahan Ir. Tjhajono.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Radiopoetra . 1978. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Ramadan, Aftria Rizvica, Nurlita Abdulgani, dan Ninis Triyani. 2012.
Perbandingan Prevalensi Parasit Pada Insang dan Usus Ikan Mujair
(Oreochromis mossambicus) yang Tertangkap di Sungai Aloo dan Tambak
Kedung Peluk, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Jurnal Sains dan Seni
ITS. 1(1), ISSN: 2301-928X
Rifai S.A.N., N. Sukaya & J. Nasution. 1983. Biologi Perikanan. Edisi I. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Rukmana, H.R. 1997. Ikan Nila: Budidaya dan Prospek Agrobisnis. Yogyakarta:
Kanisius.
Saanin, H. 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Bina Cipta.
Sagala, E.P. 2013. Komparasi Indeks Keanekaragaman Dan Indeks Saprobik
Plankton Untuk Menilai Kualitas Perairan Danau Toba, Propinsi Sumatera
Utara. Limnotek. 20(2): 151-158.
Santoso, B. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Yogyakarta: Kanisius.
Sastrawijaya. A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Cetakan Kedua. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Siagian, C. 2009. Keanekaragaman Dan Kelimpahan Ikan Serta Keterkaitannya
Dengan Kualitas Perairan Di Danau Toba Balige Sumatera Utara. Jurnal.
USU. Medan.
Simarmata, M.T. 2012. Persepsi Wisatawan Terhadap Pariwisata Danau TobaParapat. Jurnal Akar. 1(2):137-145.
Sinambela, M. 2015. Pencemaran Lingkungan. Medan: UNIMED.

87

Suyanto, R.S. 1999. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tarigan, P.A., Yunasfi, Ani Suryanti. 2013. Struktur Komunitas Ikan di Sungai
Naborsahan Danau Toba Sumatera Utara (Community Structure of Fish in
Naborsahan’s River, Lake Toba North Sumatera). Jurnal USU. Medan.
Togatorop, J. 2009. Keanekaragaman Ikan di Sungai Lae Kumbi Desa Pegagan
Julu III Kec.Sumbul Kab. Dairi., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Vitri, D.K., Dewi I. R., dan Syaifullah. 2012. Analisis Morfologi Ikan Puntius
Binotatus Valenciennes 1842 (Pisces: Cyprinidae) Dari Beberapa Lokasi
di Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 1(2):139-143.
Wardana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi
Offset.
Wargasasmita, S. 2002. Ikan Air Tawar Endemik Sumatra Yang Terancam Punah
(The Freshwater Fishes of Endemic of Sumatra That Threatened Species).
Jurnal Iktiologi Indonesia. 2(2):41-49 ISSN 1693-0339.