STUDI KELIMPAHAN IKAN PORA PORA (MYSTACOLEUCUS PADANGENSIS) DI KECAMATAN SILAHI SABUNGAN KABUPATEN DAIRI DANAU TOBA.

(1)

DANAU TOBA

Oleh:

Roihotma Sihotang NIM 408241040 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2012


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Studi Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba.”, yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sain di jurusan Biologi Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan ikan Pora pora, serta mengetahui faktor fisika kimia perairan yang mendukung kehidupan ikan Pora pora pada perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat maupun instansi terkait dalam upaya pengelolaan air disekitar keramba ikan perairan Danau Toba tersebut menurut etika lingkungan.

Penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis, namun penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Biologi serta Ibu Dra. Masdiana Sinambela, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA). Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Antonius Sinaga, M.S (+) sebelumnya pernah menjadi Dosen Pembimbing penulis dan Bapak Skripsi dan dilanjutkan oleh Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis. Serta untuk dosen penguji, Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si, Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si, dan Ibu Dra. Riwayati, M.Si yang telah banyak memberikan masukan, saran dan kritik yang membangun untuk penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Laboran yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian saya di laboratorium.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya buat dukungan, perhatian, dan cinta kasih kepada ayahanda Lodewyk Sihotang (+) dan Ibunda Ommik Siringringo yang telah melahirkan, membesarkan, dan


(4)

mendidik penulis serta telah banyak berkorban segalanya untuk mengantarkan penulis sehingga dapat mengecap pendidikan samapi ke jenjang S-1. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada abang-abang dan kakak-kakak penulis, kepada Abang Pdt. E. Sihotang, Abang M. Sihotang, Abang Ir. Antonius Sihotang, abang Edison Sihotang, kakak Artamina Sihotang, dan kakak Nataulina Sihotang terima kasih atas cinta, sayang, doa dan dukungan yang telah memotivasi dan memberi semangat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan hingga jenjang S-1.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis persembahkan kepada para sahabat penulis serta teman-teman seperjuangan yang banyak membantu dan memberi dukungan kepada penulis setiap saat. Terima kasih kepada Rianto H. Manalu yang telah ikut membantu penulis saat penelitian. Kepada teman teman penulis saat PKL Zen L. Siallagan, Ratih Fitriah Nengsih, Maya Anjelir Antika, Siti Kumala Sari, Romaita Newanti Lumbanraja dan Magdalena Batubara. Dan tidak lupa kepada teman-teman di Biologi nondik 2008 Lusia L. Sihotang, Endang V. Marbun, Barry S.F. Purba, Supriadi Saroha Silaban dan semua anak nondik 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segalanya. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada adik kelas Biologi nondik 2010 Uly Sitompul, Hertiana Manurung dan Puspita yang telah memberi dukungan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa jurusan Biologi di lingkungan FMIPA UNIMED. Terima kasih.

Medan, September 2012

Roihotma Sihotang NIM. 408241040


(5)

Studi Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba

Roihotma Sihotang (408241040)

Abstrak

Penelitian tentang “Studi Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus

padangensis) di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba” ini

bertujuan untuk mengetahui faktor fisika kimia dan kelimpahan ikan Pora pora (Mystacoleucus padangensis) di sekitar perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi. Selain menghitung kelimpahan penelitian ini juga membahas mengenai pola penyebaran ikan Pora pora (Mystacoleucus padangensis).

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2012. Sampel ikan pora pora dan sampel air yang diambil dari 4 stasiun pengamatan sekitar perumahan penduduk, Keramba Jaring Apung, sekitar pertanian dan sekitar hilir sungai. Sampel diambil dengan menggunakan Jala lempar dengan mata jaring 1 x 1 cm diameter 4 meter. Data diperoleh secara kuantitatif dan pengamatan langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fisika kimia air di setiap stasiun pengamatan, suhu di setiap stasiun berkisar 240–250C, intensitas cahaya berkisar antara 2830 lux - 5340 lux, nilai pH bersifat basa 7,3 – 8,2, nilai DO berkisar antara 0,42 - 0,95 mg/L. Total kelimpahan ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) yang didapat yaitu 51,22 Ind/m3. Dan pola penyebarannya di stasiun I, II dan III adalah menyebar secara secara teratur/ seragam dimana nilainya antara 0,43 - 0,95. Dan pada stasiun IV pola penyebarannya adalah mengelompok yaitu 1,10.


(6)

Fish Abundance Studies Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) in Sub-District Silahi Sabungan Dairi Lake Toba

Roihotma Sihotang (408241040)

abstract

Research on "Study of Fish Abundance Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) in Sub-District Silahi Sabungan Dairi Lake Toba" aims to determine the chemical and physical factors Pora pora fish (Mystacoleucus padangensis) abundance around the waters of Lake Toba in Sub-District Silahi Sabungan Dairi. In addition to calculating the abundance of this study also discusses the dispersal patterns of Pora pora fish (Mystacoleucus padangensis).

The research was conducted in July-August 2012. Pora pora fish samples and water samples were taken from four observation stations around the residential population, Keramba Floating, about farming and about downstream. Samples were taken using throw nets with mesh 1 x 1 cm diameter of 4 meters. Data obtained in quantitative and direct observations.

The results showed that the factor of physical chemistry of water at each observation stations, each station temperature range 240-250C, light intensity ranged from 2830 lux - 5340 lux, , slightly alkaline pH values from 7,3 to 8,2, the DO values ranged from 0,42 to 0,95 mg/L. Total fish abundance pora pora (Mystacoleucus

padangensis) which gained 51,22 Ind/m3. And the pattern of the spread in the station I, II and III are spread regular / uniform where values between 0,43 to 0,95. And on the fourth station is clumped distribution pattern is 1,10.


(7)

Studi Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba

Roihotma Sihotang (408241040)

Abstrak

Penelitian tentang “Studi Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus

padangensis) di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba” ini

bertujuan untuk mengetahui faktor fisika kimia dan kelimpahan ikan Pora pora (Mystacoleucus padangensis) di sekitar perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi. Selain menghitung kelimpahan penelitian ini juga membahas mengenai pola penyebaran ikan Pora pora (Mystacoleucus padangensis).

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2012. Sampel ikan pora pora dan sampel air yang diambil dari 4 stasiun pengamatan sekitar perumahan penduduk, Keramba Jaring Apung, sekitar pertanian dan sekitar hilir sungai. Sampel diambil dengan menggunakan Jala lempar dengan mata jaring 1 x 1 cm diameter 4 meter. Data diperoleh secara kuantitatif dan pengamatan langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fisika kimia air di setiap stasiun pengamatan, suhu di setiap stasiun berkisar 240–250C, intensitas cahaya berkisar antara 2830 lux - 5340 lux, nilai pH bersifat basa 7,3 – 8,2, nilai DO berkisar antara 0,42 - 0,95 mg/L. Total kelimpahan ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) yang didapat yaitu 51,22 Ind/m3. Dan pola penyebarannya di stasiun I, II dan III adalah menyebar secara secara teratur/ seragam dimana nilainya antara 0,43 - 0,95. Dan pada stasiun IV pola penyebarannya adalah mengelompok yaitu 1,10.


(8)

Fish Abundance Studies Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) in Sub-District Silahi Sabungan Dairi Lake Toba

Roihotma Sihotang (408241040)

abstract

Research on "Study of Fish Abundance Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) in Sub-District Silahi Sabungan Dairi Lake Toba" aims to determine the chemical and physical factors Pora pora fish (Mystacoleucus padangensis) abundance around the waters of Lake Toba in Sub-District Silahi Sabungan Dairi. In addition to calculating the abundance of this study also discusses the dispersal patterns of Pora pora fish (Mystacoleucus padangensis).

The research was conducted in July-August 2012. Pora pora fish samples and water samples were taken from four observation stations around the residential population, Keramba Floating, about farming and about downstream. Samples were taken using throw nets with mesh 1 x 1 cm diameter of 4 meters. Data obtained in quantitative and direct observations.

The results showed that the factor of physical chemistry of water at each observation stations, each station temperature range 240-250C, light intensity ranged from 2830 lux - 5340 lux, , slightly alkaline pH values from 7,3 to 8,2, the DO values ranged from 0,42 to 0,95 mg/L. Total fish abundance pora pora (Mystacoleucus

padangensis) which gained 51,22 Ind/m3. And the pattern of the spread in the station I, II and III are spread regular / uniform where values between 0,43 to 0,95. And on the fourth station is clumped distribution pattern is 1,10.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Batasan Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 5

1.5. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Deskripsi Ikan Pora pora 6

2.2. Ekosistem Danau 9

2.3. Danau Toba 11

2.4. Kegiatan Keramba Jaring Apung Pada Perairan Danau Toba 13

2.5. Perairan Silalahi, Danau Toba 13

2.6. Faktor – Faktor Fisika–Kimia Perairan 19

2.6.1. Suhu 19

2.6.2. Arus 20

2.6.3. Kekeruhan 20

2.6.4. Derajat keasaman (pH) 21

2.6.5. Oksigen terlarut (DO) 21

2.6.6. Kebutuhan oksigen biokimia (BOD) 21

2.6.7. Kebutuhan oksigen kimiawi (COD) 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 23

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 23

3.2. Populasi dan Sampel 23

3.3 Alat dan Bahan 24

3.4. Teknik Pengumpulan Data 25

3.5. Prosedur Kerja Penelitian 25

3.5.1. Pengambilan Sampel Ikan Pora-Pora 25

3.5.2. Pengukuran Faktor Fisika-Kimia Perairan 27

3.6. Analisis Data 28


(10)

3.6.2. Pola Dispersi 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29

4.1. Faktor Fisika-Kimia Perairan 29

4.1.1. Faktor Fisika Perairan 29

4.1.2. Faktor Kimia Perairan 31

4.2. Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) 33 4.3. Pola Dispersi (Pola Penyebaran) Ikan Pora pora 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 38

5.1. Kesimpulan 38

5.2. Saran 38


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Alat dan Bahan 24

Tabel 4.1. Hasil pengukuran faktor fisika kimia pada empat

stasiun di Perairan Danau Toba Kecamatan Silahi Sabungan

Kabupaten Dairi 29

Tabel. 4.2. Kelimpahan ikan pora pora pada di perairan Danau Toba

Kecamatan Silahi Sabungan 34

Tabel. 4.3. Pola Dispersi (Pola Penyebaran) ikan pora pora pada


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Ikan Pora pora (Mystacoleucus padangensis) 6

Gambar 2.2. Pemandangan Danau Toba 12

Gambar 2.3. Peta Silahi Sabungan 14

Gambar 3.1. Cara Pengukuran Volume Alat Tangkap 26 Gambar 4.1. Perbandingan suhu di empat stasiun pada perairan

Danau Toba Silahi Sabungan 30

Gambar 4.2. Perbandingan intensitas cahaya di empat stasiun

pada perairan Danau Toba Kecamatan Silahi Sabungan 31 Gambar 4.3. Perbandingan pH di empat stasiun pada perairan Danau Toba

Kecamatan Silahi Sabungan 32

Gambar 4.4. Perbandingan nilai DO di empat stasiun pada

perairan Danau Toba Kecamatan Silahi Sabungan 33 Gambar 4.5. Perbandingan Kelimpahan ikan pora pora di empat stasiun

pada perairan Danau Toba Kecamatan Silahi Sabungan 35 Gambar 4.6. Perbandingan pola dispersi atau pola penyebaran ikan

pora pora di empat stasiun pada perairan Danau Toba

Kecamatan Silahi Sabungan. 37


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Data pengukuran Faktor Fisika dan Kimia di Perairan

Danau Toba Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi

Danau Toba 42

Lampiran 2 Data Hasil Tangkapan Ikan Pora pora di 4 Stasiun Perairan Danau Toba Kecamatan Silahi Sabungan

Kabupaten Dairi Danau Toba 43

Lampiran 3 Perhitungan Rumus Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) di

Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba 44 Lampiran 4 Perhitungan Rumus Pola Dispersi Ikan Pora Pora

(Mystacoleucus padangensis) di Kecamatan Silahi

Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba 45 Lampiran 5 Dokumentasi Stasiun Pengamatan di Lapangan 47 Lampiran 6 Dokumentasi Pengambilan Sampel dan Identifikasi

Ikan Pora pora 49


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara (Amnte, 2012). Danau Toba yang mempunyai luas permukaan lebih kurang 1.100 km2, dengan total volume air sekitar 1.258 km3.

Kondisi oligotrofik Danau Toba menyebabkan daya dukung danau untuk perkembangan dan pertumbuhan organisme air seperti plankton dan bentos sangat terbatas. Pada aspek hidrologis , Danau Toba merupakan sebuah kawasan Daerah Tangkapan Air-DTA (Catchment Area) raksasa dan sangat vital bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Siklus pergantian air 110-280 tahun merupakan salah satu keunikan Danau Toba karena siklus perputaran air danau-danau sedunia rata-rata hanya 17 tahun.

Danau Toba merupakan sumber daya air yang mempunyai nilai yang sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi, hidrologi, serta fungsi ekonomi. Hal ini berkaitan dengan fungsi Danau Toba sebagai habitat berbagai jenis organisme air, sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitarnya, sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian dan budidaya perikanan serta untuk menunjang berbagai jenis industri, seperti kebutuhan air untuk industri pembangkit listrik Sigura-gura dan Asahan. Selain itu, fungsi Danau Toba sebagai kawasan wisata yang sudah terkenal ke mancanegara dan sangat potensial untuk pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara.

Danau Toba juga merupakan suatu perairan yang banyak dimanfaatkan oleh beberapa sector seperti pertanian, perikanan, pariwisata, perhubungan dan


(15)

juga merupakan sumber air minum bagi masyarakat di kawasan Danau Toba. Adanya berbagai aktivitas di sekitar Danau Toba akan memberikan dampak negatif terhadap ekosistem danau tersebut, sehingga danau Toba akan mengalami perubahan-perubahan ekologis dimana kondisinya sudah berbeda dengan kondisi alami yang semula (Barus, 2007).

Ekosistem Kawasan Danau Toba terletak di Pegunungan Bukit Barisan Provinsi Sumatera Utara. Menurut wilayah administrasi pemerintahan Ekosistem Kawasan Danau Toba meliputi tujuh kabupaten yaitu : Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Karo (Simanjuntak, 2008). Berbagai penelitian di Danau Toba memberikan indikasi bahwa telah terjadi penurunan kualitas air dan perubahan ekologis, khususnya pada lokasi-lokasi yang banyak terkena dampak dari kegiatan masyarakat (Siagian, 2009).

Pada perairan Danau Toba ini tempo dulu masih dijumpai ikan asli yaitu ikan batak dan pora-pora. Tetapi saat ini sudah jarang bahkan mungkin sudah hilang dan tidak jelas apa penyebabnya. Pada tahun 1996 usaha perikanan di perairan Danau Toba mulai berkembang dalam bentuk Keramba Jaring Apung (KJA) dan hingga saat ini mencapai luas ± 440 ha. Walaupun luas perairan yang digarap baru mencapai 0,4% dari ambang luas dan yang diizinkan sebesar 1% dari luas perairan Danau Toba.

Dalam Hidayati (2010), mengatakan bahwa dari beberapa hasil penelitian di Danau Toba, dijumpai 14 spesies ikan. Informasi yang diperoleh dari nelayan setempat bahwa ikan yang akhir-akhir ini sering adalah ikan mujahir (Tilapia

mossambica), ikan kepala timah (Aplocheilus panchax), ikan seribu (Lebistes reticulates),ikan gurami,(Osphronemus goramy), ika sepat (Trichogaster trichopterus),ikan gabus (Channa striata), ikan lele (Clarias batrachus), ikan

(Cyprinus carpio), dan ikan nila.selain itu terdapat satu jenis ikan endemik yaitu yaitu ikan yang hanya terdapat di Danau Toba yang disebut sebagai ikan batak atau “ihan” (Neolisssochillus thienemannni). Ikan ini berdasarkan kriteria IUCN (International Union for the Conservation of Nature) sudah diklasifikasikan sebagai terancam punah (endangered). Jenis ikan ini dahulu sering dihidangkan


(16)

sebagai sajian istimewa untuk berbagai acara pesta adat bagi masyarakat setempat, tetapi kini masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Toba sudah sangat sulit untuk menemukan ikan tersebut.

Ikan pora pora atau ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan ikan endemik dari Danau Singkarak diintroduksi di Danau Toba pada tahun 2003. Dimana tujuan dari introduksi tersebut adalah untuk meningkatkan produksi dan menyelamatkan populasi ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) di habitatnya yang baru yaitu di Danau Toba (Kartamihardja dan Kunto purnomo , 2006).

Ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) merupakan ikan khas Danau Singkarak. Ikan pemakan plankton sepanjang 6-12 sentimeter ini hasil dari evolusi selama berjuta-juta tahun di lingkungan danau itu. Ikatan antara ikan ini dengan danaunya sangat erat bahkan sampai belum bisa dibudi dayakan di kolam buatan. Suatu kali pernah ada serombongan peneliti dari Amerika Serikat yang terpikat akan kelezatannya dan mencoba membudidayakan ikan tersebut menggunakan kolam buatan. Kondisi lingkungan kolam tersebut dibuat semirip mungkin dengan Danau Singkarak. Tetapi hasilnya nol besar. Untuk itulah Badan Riset Kelautan dan Perikanan Jakarta membawa ikan bilih ini untuk dibudidayakan di Danau Toba (Sumatera Selatan) sejak enam tahun lalu. Habitat baru ini ternyata cocok bagi ikan bilih untuk berkembang biak dengan baik. Bahkan ukurannya menjadi lebih besar dari pada yang hidup di Danau Singkarak, orang Sumatera Selatan lebih mengenalnya dengan sebutan ikan pora-pora. Dan ikan bilih Danau Toba inilah yang saat ini menjadi komoditi perdagangan. Bukan hanya di ekspor ke luar negeri, atau dijual di Jakarta, bahkan yang dijajakan di pinggiran Danau Singkarak sekarang ini tak lain dan tak bukan adalah ikan bilih budidaya Danau Toba (Tiara, 2009).

Menurut Kartamihardja dan Kunto purnomo, (2006), ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) yang diintroduksikan ke Danau Toba dapat tunbuh lebih cepat dan berkembangbiak serta mempunyai fekunditas yang lebih tinggi dari ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) yang ada di Danau Singkarak. Makanan utama ikan pora pora di Danau Toba hampir sama dengan makanan ikan bilih di Danau Singkarak, yaitu detritus dan fitoplankton sebagai makanan utamanya.


(17)

Sehubungan dengan pentingnya peranan dari ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) bagi ekoistem di sekitar perairan Danau Toba khususnya di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba, yang telah diuraikan diatas maka penulis ingin melakukan penelitan dengan judul Studi Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba.

1.2. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini ruang lingkup permasalahan dibatasi pada pengamatan ikan pora pora yang dilihat dari kelimpahannya pada perairan Danau Toba di kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba dengan beberapa sifat fisika-kimia yang berpengaruh terhadap ekologi ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis). Faktor-faktor yang terkait dalam analisis tidak mempertimbangkan cuaca, angin, curah hujan, dan kondisi alamiah lainnya karena dianggap konstan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi fisika dan kimia yang ada di perairan Danau Toba di Kecamatan Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba?

2. Bagaimana kelimpahan dari ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) di perairan Danau Toba khususnya di Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba?

3. Bagaimana pola penyebaran dari ikan pora pora (Mystacoleucus

padangensis) yang ada di perairan Danau Toba di Kecamatan Kecamatan


(18)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kondisi fisika dan lingkungan yang ada di Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba.

2. Mengetahui kelimpahan ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) yang ada di Kecamatan Silahi Sabungan , Danau Toba

3. Mengetahui pola penyebaran dari ikan pora pora (Mystacoleucus

padangensis) yang ada di perairan Danau Toba di Kecamatan Kecamatan

Silahi Sabungan, Danau Toba?

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi mengenai faktor fisika – kimia pada perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba.

2. Sebagai bahan informasi mengenai kelimpahan ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) di perairan Danau Toba kecamatan Silahi Sabungan.

3. Sebagai bahan informasi mengenai pola penyebaran ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) di perairan Danau Toba kecamatan Silahi Sabungan.

4. Untuk memberikan pengalaman dan menambah wawasan bagi penulis dalam hal penelitian tentang kelimpahan ikan pora pora yang terdapat di perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba.

5. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat setempat dan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengukuran faktor fisika kimia air di setiap stasiun pengamatan kualitasnya relatif kurang baik, dimana suhu setiap stasiun berkisar 24– 250C, intensitas cahaya berkisar antara 2830 - 5340 lux, nilai pH basa yaitu 7,3 – 8,2, nilai DO berkisar antara 0,42 – 0, 95 mg/L.

2. Pada perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi didapat rata-rata kelimpahan ikan pora pora adalah 51,22 Ind /m3.

Dimana kelimpahan yang tertinggi terdapat pada stasiun IV yaitu 63, 24 Ind/m3 dan yang terendah terdapat pada stasiun I yaitu 38,37 Ind/m3. 3. Pola dispersi atau pola penyebaran dari ikan pora pora pada stasiun I, II

dan III sama yaitu menyebar secara secara teratur/ seragam dimana nilainya adalah 0,43-0,95. Sedangkan pola penyebaran ikan pora pora pada stasiun IV adalah mengelompok dimana nilainya adalah 1,10.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi masyarakat yang membudidayakan ikan dalam Keramba Jaring

Apung (KJA) di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi disarankan untuk tidak mempergunakan pakan pelet secara berlebihan yang dapat menyebabkan rusaknya kualitas air pada perairan tersebut dan pada masyarakat sekitar pantai untuk tidak membuang limbah rumah tangga ke peraiaran danau Toba yang menyebabkan kerusakan pada perairan tersebut.

2. Kepada pemerintah setempat disarankan agar memberikan perhatian dan mengontrol perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Silalahi agar kelestarian perairan tetap terjaga demi


(20)

kelangsungan hidup biota akuatik kususnya ikan pora pora di perairan tersebut.

3. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menambah data mengenai kelimpahan ikan pora pora di Danau Toba.

4. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang ikan pora pora di perairan Danau Toba.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Amnte, Widana Muje. 2012. Pesona Danau Toba Sumatra Utara. Pesona Danau

Toba, Sumatra Utara. http://www.all-about-indonesia.co.cc/2012/03/pesona-danau-toba-sumatra-utara.html. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012

Anonim. 2011. Ikan Pora-Pora Dikembangkan Di Danau Toba. http: //waspada.co.id/ index.php?option= com_content&view=article&id =21 693: ikan-pora-pora-dikembangkan-di-danau toba&catid = 66 :pariwisata& Itemid =50. Diakses tanggal: 14 Mei 2012.

Anonim. 2012. Kontruksi Keramba Jaring Apung. http://www.sentra-edukasi.com/2011/04/konstruksi-keramba-jaring-apung.html. Diakses tanggal: 14 Mei 2012.

Anonim. 2012. Danau Toba Bergolak Pascagempa Aceh.

http://atjehpost.com/read/2012/04/12/6499/0/9/VIDEO-Danau-Toba-Bergolak-Pascagempa-Aceh. Diakses tanggal: 14 Mei 2012.

Anonim. 2012. Prospek Ikan Bilis.

http://betutufish.blogspot.com/2010/08/prospek-ikan-bilis.html. Diakses tanggal: 14 Mei 2012.

Barus, T.A.. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Program Studi Biologi. USU Press.

Barus,T.A. 2007. Keanekaragaman Hayati Ekosistem Danau Toba dan Upaya

Pelestariannya. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam

Bidang Ilmu Limnologi pada fakultas MIPA, diucapkan dihadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara. Galangang Mahasiswa. Kampus USU. 3 Februari 2007

Barus, Sri.R.D. 2011. Aspek Bioekologi Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker.) di Perairan Danau Toba Sumatera Utara. Tesis Program Magister Biologi FMIPA USU, Medan.

Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. 1993. Laporan Kegiatan dalam Rangka Persiapan Penetapan Zona Reservat Danau Toba. Medan

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan.Yogyakarta: Kanisius.

Hidayati. 2010. Seminar Nasional Lingkungan Hidup: Pelestarian Kawasan

Danau (KEDT) Suatu Upaya Penyelamatan Aset Nasional. Universitas

Negeri Medan. Medan.

Jafnir. 1989. Fish Stok Assesment. A Manual of Basic Methods. Food and Agriculture of The United Nation. Rome.


(22)

Kartamihardja dan Kunto purnomo. 2006. Keberhasilan Introduksi Ikan Blih

(Mystacoleucus padangensis) ke Habitat yang Baru di Danau Toba, Sumatera Utara. Jakarta: Pusat riset Perikanan Tangkap

Kartamihardja, E.S dan Sarnita, A.S, 2008. Populasi Ikan Bilih di Danau Toba. Jakarta: Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Kartamihardja, E.S., 2009. Mengenal Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis

Bleeker) dan Siklus Hidupnya di Danau Toba. Pusat Riset Perikanan

Tangkap. Jakarta.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi Untuk Penelidikan Ladang Laboratorium. Jakarta: UI Press

Riwayati dan Sinaga. 2010. Ekologi Perairan. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Simanjuntak, Edward. 2008. Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba. Tiara, Ajeng. 2009. Ikan Bilih Danau Singkarak. http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=14379. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012

Siagian, Hayaruddin. 2010. Pola Hubungan Stakeholder Dalam Mengelola

Sumber Daya Air Danau Toba Di Sumatera Utara. [Laporan Akhir Program

Insentif Peneliti Dan Perekayasa Upi Tahun 2010]. Subagja, dkk. 2001. Ekologi. Jakarta: Universitas Terbuka


(1)

Sehubungan dengan pentingnya peranan dari ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) bagi ekoistem di sekitar perairan Danau Toba khususnya di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba, yang telah diuraikan diatas maka penulis ingin melakukan penelitan dengan judul Studi Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba.

1.2. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini ruang lingkup permasalahan dibatasi pada pengamatan ikan pora pora yang dilihat dari kelimpahannya pada perairan Danau Toba di kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba dengan beberapa sifat fisika-kimia yang berpengaruh terhadap ekologi ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis). Faktor-faktor yang terkait dalam analisis tidak mempertimbangkan cuaca, angin, curah hujan, dan kondisi alamiah lainnya karena dianggap konstan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi fisika dan kimia yang ada di perairan Danau Toba di Kecamatan Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba?

2. Bagaimana kelimpahan dari ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) di perairan Danau Toba khususnya di Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba?

3. Bagaimana pola penyebaran dari ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) yang ada di perairan Danau Toba di Kecamatan Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba?


(2)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kondisi fisika dan lingkungan yang ada di Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba.

2. Mengetahui kelimpahan ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) yang ada di Kecamatan Silahi Sabungan , Danau Toba

3. Mengetahui pola penyebaran dari ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) yang ada di perairan Danau Toba di Kecamatan Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba?

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi mengenai faktor fisika – kimia pada perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba.

2. Sebagai bahan informasi mengenai kelimpahan ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) di perairan Danau Toba kecamatan Silahi Sabungan.

3. Sebagai bahan informasi mengenai pola penyebaran ikan pora pora (Mystacoleucus padangensis) di perairan Danau Toba kecamatan Silahi Sabungan.

4. Untuk memberikan pengalaman dan menambah wawasan bagi penulis dalam hal penelitian tentang kelimpahan ikan pora pora yang terdapat di perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan, Danau Toba.

5. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat setempat dan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengukuran faktor fisika kimia air di setiap stasiun pengamatan kualitasnya relatif kurang baik, dimana suhu setiap stasiun berkisar 24– 250C, intensitas cahaya berkisar antara 2830 - 5340 lux, nilai pH basa yaitu 7,3 – 8,2, nilai DO berkisar antara 0,42 – 0, 95 mg/L.

2. Pada perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi didapat rata-rata kelimpahan ikan pora pora adalah 51,22 Ind /m3.

Dimana kelimpahan yang tertinggi terdapat pada stasiun IV yaitu 63, 24 Ind/m3 dan yang terendah terdapat pada stasiun I yaitu 38,37 Ind/m3. 3. Pola dispersi atau pola penyebaran dari ikan pora pora pada stasiun I, II

dan III sama yaitu menyebar secara secara teratur/ seragam dimana nilainya adalah 0,43-0,95. Sedangkan pola penyebaran ikan pora pora pada stasiun IV adalah mengelompok dimana nilainya adalah 1,10.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi masyarakat yang membudidayakan ikan dalam Keramba Jaring

Apung (KJA) di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi disarankan untuk tidak mempergunakan pakan pelet secara berlebihan yang dapat menyebabkan rusaknya kualitas air pada perairan tersebut dan pada masyarakat sekitar pantai untuk tidak membuang limbah rumah tangga ke peraiaran danau Toba yang menyebabkan kerusakan pada perairan tersebut.

2. Kepada pemerintah setempat disarankan agar memberikan perhatian dan mengontrol perairan Danau Toba di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Silalahi agar kelestarian perairan tetap terjaga demi


(4)

kelangsungan hidup biota akuatik kususnya ikan pora pora di perairan tersebut.

3. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menambah data mengenai kelimpahan ikan pora pora di Danau Toba.

4. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang ikan pora pora di perairan Danau Toba.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amnte, Widana Muje. 2012. Pesona Danau Toba Sumatra Utara. Pesona Danau Toba, Sumatra Utara. http://www.all-about-indonesia.co.cc/2012/03/pesona-danau-toba-sumatra-utara.html. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012

Anonim. 2011. Ikan Pora-Pora Dikembangkan Di Danau Toba. http: //waspada.co.id/ index.php?option= com_content&view=article&id =21 693: ikan-pora-pora-dikembangkan-di-danau toba&catid = 66 :pariwisata& Itemid =50. Diakses tanggal: 14 Mei 2012.

Anonim. 2012. Kontruksi Keramba Jaring Apung. http://www.sentra-edukasi.com/2011/04/konstruksi-keramba-jaring-apung.html. Diakses tanggal: 14 Mei 2012.

Anonim. 2012. Danau Toba Bergolak Pascagempa Aceh. http://atjehpost.com/read/2012/04/12/6499/0/9/VIDEO-Danau-Toba-Bergolak-Pascagempa-Aceh. Diakses tanggal: 14 Mei 2012.

Anonim. 2012. Prospek Ikan Bilis.

http://betutufish.blogspot.com/2010/08/prospek-ikan-bilis.html. Diakses tanggal: 14 Mei 2012.

Barus, T.A.. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Program Studi Biologi. USU Press.

Barus,T.A. 2007. Keanekaragaman Hayati Ekosistem Danau Toba dan Upaya Pelestariannya. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Limnologi pada fakultas MIPA, diucapkan dihadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara. Galangang Mahasiswa. Kampus USU. 3 Februari 2007

Barus, Sri.R.D. 2011. Aspek Bioekologi Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker.) di Perairan Danau Toba Sumatera Utara. Tesis Program Magister Biologi FMIPA USU, Medan.

Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. 1993. Laporan Kegiatan dalam Rangka Persiapan Penetapan Zona Reservat Danau Toba. Medan

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.Yogyakarta: Kanisius.

Hidayati. 2010. Seminar Nasional Lingkungan Hidup: Pelestarian Kawasan Danau (KEDT) Suatu Upaya Penyelamatan Aset Nasional. Universitas Negeri Medan. Medan.

Jafnir. 1989. Fish Stok Assesment. A Manual of Basic Methods. Food and Agriculture of The United Nation. Rome.


(6)

Kartamihardja dan Kunto purnomo. 2006. Keberhasilan Introduksi Ikan Blih (Mystacoleucus padangensis) ke Habitat yang Baru di Danau Toba, Sumatera Utara. Jakarta: Pusat riset Perikanan Tangkap

Kartamihardja, E.S dan Sarnita, A.S, 2008. Populasi Ikan Bilih di Danau Toba. Jakarta: Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Kartamihardja, E.S., 2009. Mengenal Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) dan Siklus Hidupnya di Danau Toba. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Jakarta.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi Untuk Penelidikan Ladang Laboratorium. Jakarta: UI Press

Riwayati dan Sinaga. 2010. Ekologi Perairan. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Simanjuntak, Edward. 2008. Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba. Tiara, Ajeng. 2009. Ikan Bilih Danau Singkarak. http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=14379. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012

Siagian, Hayaruddin. 2010. Pola Hubungan Stakeholder Dalam Mengelola Sumber Daya Air Danau Toba Di Sumatera Utara. [Laporan Akhir Program Insentif Peneliti Dan Perekayasa Upi Tahun 2010].