KEPERCAYAAN KETURUNAN RAJA SILAHISABUNGAN TERHADAP BATU SIGADAP DI DESA SILALAHI NABOLAK KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

KEPERCAYAAN KETURUNAN RAJA SILAHISABUNGAN
TERHADAP BATU SIGADAP DI DESA SILAHISABUNGAN
KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:
HIASINTUS IPI MANALU
3123122025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

ABSTRAK
Hiasintus Ipi Manalu NIM 3123122025. “Kepercayaan Keturunan Raja
Silahisabungan Terhadap Batu Sigadap Di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan
Silahisabungan Kabupaten Dairi”. Skripsi Program Studi Pendidikan

Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2017.
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui sejarah terciptanya Batu Sigadap di
Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi (2) untuk
mengetahui kepercayaan keturunan Raja Silahi Sabungan terhadap Batu Sigadap di
Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi (3) untuk
mengetahui makna Batu Sigadap bagi keturunan Raja Silahisabungan, yang menarik
dibahas lebih mendalam. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif
bersifat deskriptif serta melakukan penelitian lapangan yang bertujuan untuk
memahami dan mendapatkan informasi mengenai kepercayaan terhadap Batu
Sigadap tersebut. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai
pengganti dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dengan studi literatur. Informan dipilih secara purposive sampling dengan
demikian yang menjadi informan adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, Raja-raja
Turpuk, Tokoh Adat, dan Masyarakat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Batu sigadap tercipta
diawali timbulnya konflik diantara keturunan Raja Silahi Sabungan, adanya
penyimpangan dari nilai-nilai adat, kecemburuan, sehingga menimbulkan kebencian
serta kecemburuan. Melihat situasi itu Raja Silahisabungan tidak diam dan berdoa
kepada Mula Jadi Nabolon. Setelah berdoa dan mendapat pencerahan, Raja Silahi
Sabungan menciptakan sebuah batu yang dimaksudkan untuk batu peradilan. Batu

tersebut adalah Batu Sigadap. (2) Batu Sigadap yang tetap ada dan tidak pudar adalah
suatu cara keturunan Raja Silahi Sabungan untuk tetap menghargai adat dan budaya
yang diciptakan oleh leluhur. Batu Sigadap sangat dipercayai memiliki kekuatan sakti
untuk menghukum. Hukuman tersebut diyakini datang dari Mula Jadi Nabolon atau
Sang Pencipta. (3) Batu Sigadap mempunyai makna sebagai lambang kepercayaan
kekuatan sang pencipta, sebagai lambang kepercayaan dan penghormatan kepada
leluhur. Selain itu, Batu Sigadap juga menjadi sebuah kontrol sosial dalam kehidupan
di Desa Silalahi Nabolak.
Kata Kunci : Kepercayaan, Batu Sigadap, Makna.

KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas cinta, perlindungan, kekuatan, berkat, petunjuk, serta
kasihnya yang tak terhingga memberi kelancaran dan kemudahan sehingga dengan
kemampuan yang diberinya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah
karya, yaitu skripsi yang berjudul Kepercayaan Keturunan Raja Silahi Sabungan
Terhadap Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan
Kabupaten Dairi.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari
sempurna, masih terdapat kekurangan ataupun kesalahan. Dalam proses penulisan
skripsi ini, penulis mempunyai kemampuan yang terbatas, namun berkat bantuan dan
dukungan dari banyak pihak, baik dukungan moril, doa maupun materil penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik . Oleh karenanya, pada kesempatan yang baik ini,
tidak ada yang dapat diberi oleh penulis untuk membalas segala kebaikan yang telah
penulis terima selama penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan,
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
Universitas Negeri Medan,
3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi,
4. Bapak Drs. Waston Malau, MSP, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberi waktu dan perhatian yang penuh , dengan keramahan diselasela kesibukannya sebagai Wakil Dekan III membimbing penulis dengan
sabar dalam proses penulisan skripsi ini,
5. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
penguji I yang memberi bimbingan dan motivasi dengan keramahannya serta
kebaikannya penulis dapat menjalani perkuliahan dengan baik,

6. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si, selaku tim penguji penulis yang memberi
saran dan bimbingan terhadap penulis, dalam proses penulisan skripsi ini,
7. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si, yang juga tim penguji penulis yang memberi saran
dan masukan yang sangat baik untuk ketepatan dalam penulisan skripsi ini,

8. Seluruh Dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Antropologi yang
memberikan bimbingan serta pengajaran kepada penulis dalam perkuliahan,
9. Kakanda Ayu Febriani, S.Pd, M.Si, yang cantik, baik dan ramah dengan
kesabarannya menjawab pertanyaan penulis terutama membantu penulis
dalam mempersiapkan berkas-berkas dalam penyelesaian skripsi ini,
10. Terkhusus dan teristimewa kedua Orang Tua penulis, Bapak Manihar Manalu
dan Ibunda tercinta Justina Silalahi, yang telah memberi cinta, kasih,
semangat, doa, motivasi, tenaga, serta materi kepada penulis. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih untuk pengorbanan kedua orang tua
berikan, terima kasih telah percaya kepada penulis, dan penulis sangat
merasakan kasih mereka sehingga penulis dapat juga menyelesaikan studi
dengan banyak rintangan,
11. Saudara penulis kakak penulis Dameria Yernita Manalu , kakak Lenni
Derismawati Br Manalu beserta Lae Haloho, abang Stepanus Juniver
Thomson Manalu, dan terakhir adik penulis Klarita Pesta Emelinda Br

Manalu yang sedang menjalani panggilannya. Dan teristimewa terima kasih
untuk kakak Ester Trisna Br Manalu, dengan cerewet, pelit, repetan, tapi
diatasnya adalah kebaikan, keikhlasan, kedisiplinan yang diberikannya
sehingga penulis belajar banyak dari beliau dan menyelesaikan perkuliahan
dengan baik,
12. Kepada seluruh teman stambuk 2012 pendidikan Antropologi.
13. Teman-teman seperjuangan yang mendukung penulis dalam penyelesaian
skripsi, Aries Sihotang, Adonia Marbun, Janwilson Sitanggang, Herdy
Perangin-angin, Jhon Hepry Sihite, Hartono Situmorang, Daniel Lumban
Tobing, Ira Gusnita Pakpahan, Dyna Samosir, Gracelia Novianty, Yustri,
Aulia Hidayah, Nurhamidah, Amanda, Novalita Sandy, Nurtati Sianipar, Sinta
Situmorang, Noni, Melita, Raras, Nurcahayanta, Wiwik, Raras, Isnaini, Rizka
Mulya Sari, Purnama, Erika Andayani, Rohmania, Leli Fitria, Tri Hardianti,
Reyna Hutapea, dan Partogian Pasaribu ,
14. Kak Helda Hutagalung yang mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini,
teristimewa terima kasih kepada kepada Desi Monica Marpaung yang selalu
setiap saat mengirim SMS menanyakan perkembangan proses penulisan
Skripsi, dan memberi dukungan moril maupun materil terutama motivasi
untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
15. Teman-teman PPLT SMP N 1 SIGUMPAR Kecamatan Sigumpar Kabupaten

Tobasa 2015, Donny Marson Nababan, Dahlan Syuhada Purba, Apriadi
Saragih, S. Gana Banurea, Henni Kronika Ruth Oktavia Ambarita, Tri Artati

Napitupulu, Tamara Simanjuntak, Romasi Gultom, Evi Situmorang, Marta
Hutasoit, Desi Siburian, Riki Silaban, Chrisna Sianturi, Tantri Simanjuntak,
Ita Situmorang, Susi Sihombing, Cinta yang selalu mendukung penulis.
16. Lae Febry Sidabutar, Lae pak Butet Sidabutar yang mendukung penulis
selama penulis mengadakan penelitian di Desa Silalahi Nabolak,
17. Bapak kepala Desa Silalahi I bapak Anggiat Sihaloho dan Raja-raja Turpuk
yang telah membantu penulis memberi informasi dan kemudahan, dan semua
masyarakat Desa Silalahi Nabolak,
Penulis menyadari betapa kebaikanlah yang penulis terima dari mereka
semua, meski penulis menyadari Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca.
Medan,
Penulis,

Maret 2017


Hiasintus ipi Manalu
Nim :3123122025

DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi

i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................. 6
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................... 7
1.4 Tujuan penelitian..................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ................................... 9
2.1. Kajian Pustaka........................................................................................ 9
2.2. Kerangka Teori....................................................................................... 14
2.2.1. Teori Magis………................................................................. 15

2.2.2. Teori Fungsional Struktural.................................................... 16
2.3. Kerangka Konseptual.............................................................................. 19
2.3.1 Kepercayaan.............................................................................. 20
2.3.2 Masyarakat................................................................................ 21
2.3.3 Batu Sigadap............................................................................. 22
2.4. Kerangka Berpikir................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 25
3.1. Metodologi Penelitian............................................................................. 25
3.2. Subjek dan Objek Penelitian................................................................... 25
3.3. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 26
3.3.1. Observasi................................................................................26
3.3.2. Wawancara............................................................................. 27
3.3.3. Dokumentasi.......................................................................... 28
3.4. Teknik Analisis Data .............................................................................29

i

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................... 31
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian………………………….………………..31
4.1.1 Sejarah Singkat Desa Silalahi Nabolak.....................................31

4.1.2. Keadaan Geografis.………...................................................... 32
4.1.3. Keadaan Penduduk……...........................................................33
4.1.3.1. Suku Bangsa …...…........................................................ 34
4.1.3.2. Bahasa...............................................................................35
4.1.3.3. Berdasarkan Jenis Kelamin.............................................. 35
4.1.3.4. Berdasarkan Tingkat Pendidikan...................................... 36
4.1.3.5. Mata Pencaharian............................................................. 39
4.1.3.6. Agama...............................................................................41
4.1.3.7. Sarana Dan Prasarana....................................................... 43
4.1.3.7.1. Sarana Pendidikan.................................................. 44
4.1.3.7.2. Sarana Ibadah......................................................... 45
4.1.3.7.3. Sarana Kesehatan....................................................45
4.1.3.8. Sosial Budaya................................................................... 46
4.1.3.9. Sistem Kepemilikan Tanah............................................... 48
4.2. Kepercayaan Keturunan Raja Silahisabungan Terhadap Batu Sigadap .49
4.2.1. Sejarah Raja Silahisabungan.................................................... 49
4.2.2. Sejarah Batu Sigadap............................................................... 54
4.2.3. Kepercayaan Terhadap Batu Sigadap...................................... 57
4.2.4. Tahap Persidangan Batu Sigadap............................................ 60
4.2.4.1. Tahap Penyelesaian Konflik Secara Kekeluargaan............ 61

4.2.4.2. Tahap Penyelesaian Konflik Dihadapan Raja Turpuk........ 65
4.2.4.3. Tahap Penyelesaian Konflik Di Persidangan Batu Sigadap68
ii

4.2.5. Makna Batu Sigadap Bagi Keturunan Raja Silahisabungan....77
4.2.5.1. Batu Sigadap Sebagai Lambang Kepercayaan Kepada Mula
Jadi Nabolon (Sang Pencipta).............................................. 77
4.2.5.2. Batu Sigadap Sebagai Lambang Kepercayaan Kepada
Leluhur……..……………………………………………...79
4.2.5.3. Batu Sigadap Sebagai Kontrol Sosial................................. 80
4.2.6. Pandangan Keturunan Raja Silahisabungan Terhadap
Pengadilan Negeri..................................................................... 84
BAB V PENUTUP................................................................................................... 87
5.1. Kesimpulan .............................................................................................87
5.2. Saran .......................................................................................................89
Daftar Pustaka
Daftar Pedoman Wawancara
Daftar Informan
Lampiran


iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Masyarakat

Indonesia terdiri

dari berbagai macam Etnis,

yang

keberadaanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Etnis tersebut memiliki ciri
khas dan keunikan budaya masing-masing. Budaya adalah suatu hal yang tidak
dapat dipisah dari kehidupan manusia, budaya merupakan suatu produk dalam
keberlangsungan hidup manusia, manusia berusaha menciptakan suatu tatanan
yang sesuai dengan prinsip bersama disetiap proses keberlangsungan kehidupan.
Menurut

E. B. Tylor (1985 : 332)

budaya ialah suatu keseluruhan yang

kompleks yang meliputi kepercayaan, kesusilaan, seni, adat istiadat, hukum,
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang sering dipelajari oleh manusia sebagai
bagian dari masyarakat.
Pada dasarnya manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri

dan

membutuhkan

pengaruh

manusia

lainnya,

bahwa

dalam

mengembangkan kemampuan-kemampuannya ini, tidak terjadi secara alamiah
dengan sendirinya tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan dari manusia lain
disekitarnya. Dengan kebersamaan dari individu bergabung menjadi kelompok
dan menjadi masyarakat akan menghasilkan akal budi, pikiran, ide dan disatukan
menjadi budaya yang disusun oleh 7 unsur kebudayaan yakni bahasa, sistem
pengetahuan, sistem kekerabatan dan organisasi sosial, sistem peralatan hidup
atau teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi atau kepercayaan, dan

1

2

kesenian. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya yang
dinilai atau dianggap baik dan benar oleh masyarakat pemilik kebudayaan. Setiap
suku bangsa juga menginginkan sedapat mungkin unsur-unsur kebudayaannya
tetap ada. Berbagai praktik budaya pun dilaksanakan demi menjaga kelestarian
suatu kebudayaan tersebut. Wujud praktik kebudayaan dapat dilihat dari
masyarakat yang menjalani tradisi itu untuk mencapai suatu keadaaan yang
dianggap baik oleh pemilik kebudayaan. Bahkan pengharapan terciptanya
kehidupan yang baik didunia sering dipadukan dalam nuansa religius pada tradisitradisi suatu Etnis tersebut.
Praktik kebudayaan ini merupakan perbandingan antara kepercayaankepercayaan kepada Tuhan dan nilai hidup

budaya yang berorientasi pada

konsep-konsep kepercayaan. Agama dan budaya merupakan suatu tatanan hidup
yang tidak dapat dipisahkan yang

diyakini masyarakat tertentu terkait akan

terlaksananya kehidupan yang dianggap baik oleh masyarakat tersebut. Bahwa
agama sebagai sistem objektif terkandung unsur-unsur kebudayaan didalamnya.
Adat istiadat dibuat agar sedapat mungkin seluruh keturunan suku bangsa
dapat menerima dan melanjutkannya, menurukan dari satu generasi kegenerasi
lainya dengan tetap melaksanakan proses-prosesnya sesuai adat dalam suku
tersebut. Melihat masyarakat Indonesia adalah masyarakat dan terdiri dari
berbagai suku bangsa yang melangsungkan hidup di masing-masing wilayah
Indonesia. Suku bangsa yang beranekaragam ini menampilkan bahwa masingmasing memiliki perbedaan dan memiliki ciri khas tersendiri dari sukunya.

3

Salah satu Etnis Indonesia yang memiliki kekhasan tersendiri khususnya
dalam bentuk ritual adalah Etnis Batak Toba. Etnis Batak Toba mendiami pulau
Sumatera tepatnya di Sumatera bagian Utara, Etnis Batak Toba sendiri bermukim
di sekitar Danau Toba. Etnis Batak Toba dikenal memiliki banyak pengetahuan
dan tradisi-tradisi dalam menghadapi setiap peristiwa atau kejadian dilingkungan
sekitarnya dan sejalan dengan pengetahuan yang diwariskan oleh para leluhur
sebagai pendahulu mereka.
Umumnya di dalam setiap pelaksanaan ritual, Etnis Batak Toba selalu
menggunakan simbol-simbol ataupun tanda

tertentu sebagai media disetiap

pelaksanaan ritual dan selalu berusaha menjaga ke-sakralan serta nilai spritual
upacara tersebut. Etnis Batak Toba yang berpusat disekitar Danau Toba banyak
memiliki ritual-ritual yang masih berhubungan dengan kepercayaan tradisional
mereka, pada umumnya Etnis Batak Toba mempunyai wilayah-wilayah dan
masing-masing wilayah mempunyai pemimpin. Pada wilayah pemukiman Etnis
Batak Toba, tidak jarang dijumpai perbedaan aturan adat antara pemukiman yang
satu dengan pemukiman yang lainnya, dan salah satu contohnya adalah desa
Silahi Sabungan.
Desa Silalahi Nabolak mempunyai sebuah ritual unik yang diciptakan
oleh leluhur mereka yaitu Raja Silahi Sabungan, yang sampai sekarang sangat
dipercayai dan dijaga kesakralannya, ritual tersebut adalah ritual Batu Sigadap.
Ritual Batu Sigadap dilakukan oleh Etnis Batak Toba keturunan Raja Silahi
Sabungan yang bermukim di Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi. Batu
Sigadap merupakan batu yang dapat ditemui di Silalahi Nabolak, terletak di

4

Sidabariba Toruan (nama dusun) Desa Silalahi I 300 m dari pusat Desa Silalahi
Nabolak, Kecamatan Silalahi Sabungan, dan batu ini menurut cerita rakyat
setempat diciptakan oleh Raja Silahi Sabungan. Raja Silahi Sabungan adalah
manusia pertama yang menempati wilayah Silalahi yang berasal dari wilayah
Balige (masih sekitar Danau Toba) .
Batu Sigadap adalah sebuah batu yang fungsinya sebagai pengadilan
tertinggi di Desa Silalahi Nabolak untuk menyelesaikan suatu konflik yang terjadi
di antara warga desa, Batu Sigadap tersebut terdiri dari 2 buah batu yakni, satu
batu dalam posisi yang terlentang atau gadap dan satu batu dalam posisi berdiri
tegak atau jong-jong.
Situasi yang menghadapkan warga masyarakat sampai ke Batu Sigadap
yakni jika terdapat anggota masyarakat yang mengalami suatu

konflik atau

sengketa, dan setelah beberapa tahap yang dilakukan sampai ke pengadilan
Negara berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk nasihat dari Raja
Turpuk (pemimpin marga keturunan Raja Silahi Sabungan) juga tidak
mendapatkan solusi, maka setelah mereka sepakat dan dan masing masing merasa
benar dan tidak mengakui adanya kesalahannya maka kedua belah pihak sepakat
mengahadap ke lokasi Batu Sigadap untuk melakukan ritual persumpahan, karena
bersikeras merasa paling benar, dengan masing-masing kedua belah pihak
membawa napuran atau daun sirih dan meletakkan diatas batu sekaligus
bersamaan dengan mengucapkan sumpah pengadilan.

5

Kemudian setelah acara ritual persumpahan selesai, mereka hendak
meninggalkan lokasi Batu Sigadap, kedua belah pihak yang berkonflik
mengharapkan suatu kebenaran yang tertinggi di Batu Sigadap yang mereka
anggap adalah suatu pembuktian kepada pihak lawan konflik dan kepada
masyarakat desa, dan harus siap menanggung segala resiko yang ditimbulkan dari
persumpahan Batu Sigadap .
Seiring perkembangan jaman, kemajuan teknologi, hukum yang berlaku di
Indonesia, dan masuknya pengaruh agama, Peristiwa persidangan Batu Sigadap
sampai saat ini masih terjadi di Desa Silalahi Nabolak jika solusi kekeluargaan
ataupun mufakat dan termasuk pengadilan Negara, tidak dapat menjadi solusi
yang tepat bagi Etnis Batak Toba di Desa Silalahi Nabolak.
Etnis Batak Toba di Desa Silalahi Nabolak cenderung menganggap bahwa
hukum yang diimplementasikan oleh penegak hukum belum berpihak sepenuhnya
terhadap masyarakat, sementara pola pikir masyarakat masih banyak dipengaruhi
dan memegang teguh nilai dan norma adat yang diciptakan para pendahulu
mereka, hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus konflik yang terjadi di Desa
Silalahi Nabolak. Berdasarkan keterangan pada saat peninjauan lapangan dari
masyarakat setempat yang sudah lama berdomisili di Desa Silalahi Nabolak dan
penelitian terdahulu yang mengkaji tentang Desa Silahi Sabungan menjelaskan
bahwa dalam Tahun 2000 sampai Tahun 2016 akhir ada sekitar 5 kasus konflik
yang diselesaikan dengan cara persidangan Batu Sigadap, dari jumlah kasus
tersebut dapat dilihat bahwa pengaruh Batu Sigadap sampai saat ini masih tetap

6

ada dan sakral serta dianggap mempunyai nilai magis oleh masyarakat Desa
Silalahi Nabolak.
Oleh karena hal tersebut diatas, maka penulis sangat tertarik untuk
mengetahui lebih mendalam bagaimana Batu Sigadap bisa bertahan dan sangat
diyakini oleh Etnis Batak Toba di Desa Silalahi Nabolak hingga sampai saat ini.
Sehingga

penulis

mengangkat

penelitian

yang

berjudul

“Kepercayaan

Keturunan Raja Silahi Sabungan Terhadap Batu Sigadap di Desa Silalahi
Nabolak Kecamatan Silalahisabungan Kabupaten Dairi” .
1.2

Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat di identifikasi masalah yang sesuai

dengan judul penelitian tersebut. Identifikasi masalah yakni :
1. Sejarah terbentuknya Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan
Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.
2. Tata cara pelaksanaan persidangan Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak
Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.
3. Makna Batu Sigadap bagi keturunan Raja Silahi Sabungan di Desa
Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.
4. Pengaruh yang ditimbulkan Batu Sigadap terhadap kehidupan Etnis Batak
Toba di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten
Dairi.

7

1.3

Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti memiliki panduan dan

fokus dalam mengumpulkan data, dapat dikutip

rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak
Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi?
2. Mengapa Batu Sigadap masih sangat dipercayai oleh keturunan Raja
Silahi Sabungan di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan
Kabupaten Dairi?
3. Apa makna Batu Sigadap bagi keturunan Raja Silahi Sabungan di Desa
Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi?
1.5

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah terciptanya

Batu Sigadap di Desa Silalahi

Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.
2. Untuk mengetahui kepercayaan keturunan Raja Silahi Sabungan terhadap
Batu Sigadap di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan
Kabupaten Dairi.
3. Untuk mengetahui makna Batu Sigadap bagi keturunan Raja Silahi
Sabungan, di Desa Silalahi Nabolak Kecamatan Silahi Sabungan
Kabupaten Dairi.

8

1.6.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti
dibidang Antropologi, dan bagi masyarakat dapat menambah wawasan
serta ilmu pengetahuan tentang kepercayaan Etnis Batak Toba terkhusus
keturunan Raja Silahi Sabungan Terhadap Batu Sigadap di Desa Silahi
Sabungan Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi.
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi sehingga memberikan
masukan dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya, mengenai
Kepercayaan Etnis Batak Toba terhadap Batu Sigadap di Desa Silalahi
Nabolak Kecamatan Silalahisabungan Kabupaten Dairi.

DAFTAR PUSTAKA
Hadikusumah Hilman. L. SH (2010) Pengantar Antropolgi Hukum. Cetakan ketiga.
Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.
Harahap, B.H. dan Hotman M Siahaan. (1987). Orientasi Nilai-nilai Budaya Batak.
Jakarta: Sanggar Willem Iskandar
H.TH, Fisher. (1976). Pengantar Antropologi Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT
Pembangunan.
Ihromi T.O. (1994). Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia
Jenks, Chris. (1993). Culture :Study Kebudayaan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Koentjaraningrat .(1980), Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Universitas Indonesia
(UI-Press).
.(1984).Kamus Istilah Antropologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen dan Kebudayaan.
Kuntowijoyo. (1987). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
.(1999). Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta : Tiarawacana
Rosdakarya
.(2003), Kamus Istilah Antropologi, Jakarta : Progres
.(2007), Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta : Djambatan
.(2009), Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta
Marbun dan Hutapea. (1987). Kamus Budaya Batak. Jakarta: Balai Pustaka.
Marhulalan. Op. (1989). Jambar Hata: Dongan Tu Ulaon Adat. Cetakan ketiga. CV.
Tulus Jaya.
Mastenbroek W. F. G (1986) Penanganan Konflik Dan Pertumbuhan Organisasi
Jakarta : UI-Press.

Moleong L.J. (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja
Nugroho Fera, M. A (2004).Konflik Dan Kekerasan Pada Aras Lokal Salatiga :
Pustaka Pelajar.
Silalahi T.P .(2010).Sejarah Raja Silahi Sabungan (Barita Ni Raja Silahi Sabungan) ,
Medan : Mitra Anggota IKAPI.
Simanjuntak,B.A.( 2006). Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga
1945, Suatu Pendekatan Sejarah, Antropolgi Budaya Politik. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
.(2009). Metode Penelitian Sosial, Medan : Bina Media Perintis
.(2010). Melayu Pesisir dan Batak Toba Pegunungan (Orientasi
Nilai Budaya). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
.(2011). Konflik Status Dan Kekuasaan Orang Batak Toba , Jakarta
: Yayasan Obor Indonesia.
Soeharto Bambang. W. (2013) Menangani Konflik Di Indonesia Jakarta : Kata Hata
Pustaka.
Tambun. R. (2010) Hukum Adat Dalihan Na Tolu, Medan : Mitra Anggota IKAPI
Warneck.J. (2012) Kamus Batak Toba, Medan : Bina Media Perintis

Website
http:// kebudayaanIndonesia.net/id/culture/952/suku-batak-sumatera-utara]
http://www.kidnesia.com/kidnesia?potret-negriku/teropong-daerah/sumaterautara/seni-budaya/tari-tor-tor
http://hogasipayung.blog.com/2011/10/08/ompu-raja-silahisabungan-yangvisioner/,
06/11/2012

Dokumen yang terkait

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

1 80 155

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

6 104 155

VISUALISASI GESTURE FIGUR RELIEF TUGU MAKAM RAJA SILAHISABUNGAN DI DESA SILALAHI KABUPATEN DAIRI.

0 7 26

STUDI TENTANG AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN KERAMBA DI DESA SILALAHI KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

0 2 21

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 1 31

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi) SKRIPSI

0 0 11

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 0 31

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi) SKRIPSI

0 0 11