STUDI TENTANG AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN KERAMBA DI DESA SILALAHI KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

(1)

STUDI TENTANG AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN

KERAMBA DI DESA SILALAHI KECAMATAN

SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RINA MAYAWI SIDABUTAR NIM. 071233320090

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2012


(2)

(3)

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rina Mayawi Sidabutar

Nim : 071233320090

Jurusan : Pendidikan Geografi Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.

Medan, September 2012 Saya yang membuat pernyataan,

Rina Mayawi Sidabutar 071233320090


(5)

ABSTRAK

Rina Mayawi Sidabutar, NIM: 071233320090. Studi Tentang Aktivitas Budidaya Ikan Keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)usaha para petani mengelola keramba ditinjau dari segi modal, benih/bibit ikan dan pemberian pakan (2)tindakan petani dalam pengendalian hama dan penyakit ikan (3)cara petani dalam penanganan pasca panen dilihat dari Produksi/panen dan Pemasaran. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

Penelitian dilaksanakan pada tahun 2011. Populasi yang diambil seluruh petani keramba yang berjumlah 32 kepala keluarga dan sekaligus sebagai sampel penelitian. Tekhnik pengumpulan data adalah komunikasi tidak langsung. Tekhnik analisis data dengan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)modal yang banyak digunakan petani keramba sebesar Rp. 10.000.000 sampai 15.000.000 untuk tiap petak keramba. Luas keramba yang dominan adalah 4 x 4 x 2 meter. Ukuran benih yang umumnya digunakan para petani adalah 3 – 4 inci dengan pemberian pakan sebanyak 2 sampai 3 kali dalam sehari. Secara umum pakan yang diberikan berupa pelet dan jenis pakan tambahan berupa jagung. (2)Jenis hama yang mengganggu ikan peliharaan dalam keramba adalah burung pemakan ikan (bangau), sedangkan penyakit yang menyerang terdiri dari virus, bakteri dan jamur. Keseluruhan petani tidak mengetahui cara untuk mengobati ikan yang terkena penyakit, kebanyakan diantara mereka membiarkan ikan mati dan membusuk di dalam keramba. Hanya beberapa petani yang melakukan pengendalian dengan memisahkan ikan yang terkena penyakit ke keramba lain yang khusus untuk ikan yang terkena penyakit. (3)Dalam setiap kali panen petani menghasilkan 2.000 – 3.000 kg ikan untuk setiap petak keramba dengan harga jual ikan nila Rp 16.000/kg dan ikan mas Rp.28.000/kg. Ikan yang telah dipanen dipasarkan melalui agen dan ada juga secara langsung menjual sendiri ke pasar.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………...i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN………ii

KATA PENGANTAR...iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...vi

DAFTAR ISI………..vii

ABSTRAK... ...viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN……….xi

BAB I PENDAHULUAN... .. 1

A. LatarBelakangMasalah... 1

B. IdentifikasiMasalah... 6

C. PembatasanMasalah... 6

D. PerumusanMasalah... 7

E. Tujuan Penelitian... 7

F. ManfaatPenelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA... ..9

A. KerangkaTeori... 9

B. Penelitian Relevan……….. 9

C. KerangkaBerpikir... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. LokasiPenelitian... 34

B. PopulasidanSampel... 34

C. VariabelPenelitiandanDefenisiOperasional... 34

D. TekhnikPengumpulan Data... 36

E. TekhnikAnalisa Data... 36

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN... 37

A. KondisiFisik ... 37


(7)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 46

A. HasilPenelitian... 46

B. Pembahasan... 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... ... 78

A. Kesimpulan... 74

B. Saran... 75

DAFTARPUSTAKA... 77


(8)

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berpikir... 33

2. Peta Desa Silalahi………..38

3. Peta Kecamatan Silahisabungan………39

4. Peta Kabupaten Dairi………40

5. Benih Ikan Yang Sudah Ditebar Ke Dalam Keramba...52

6. Pakan Ikan...55

7. Ikan Yang Mati Dibiarkan Di Dalam Keramba...60


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Angket……….79 2. Tabel Data Induk……….83


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai sumber daya alam laut yang besar baik sumber daya hayati maupun non hayati. Selain perairan laut, luas daratan Indonesia juga menyimpan perairan tawar yang begitu luas. Sebagaimana perairan laut perairan tawar juga menyimpan potensi sumberdaya alam yang tidak sedikit yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan penduduk Indonesia.

Pembangunan sumberdaya perikanan menjadi salah satu andalan bagi bangsa Indonesia untuk turut serta mengatasi krisis moneter yang berlangsung sejak tahun 1997. Sejalan dengan arah kebijakan menekankan pada program pengembangan agribisnis perikanan dengan tujuan menggalakkan perikanan budidaya yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan, memperkuat dan mengembangkan usaha perikanan tahap nasional secara efisien, lestari dan berbasis kerakyatan, memelihara kelanjutan sumberdaya perikanan serta ekosistem peairan umum serta memperkuat pengawasan dan pengendalian dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan. Langkah-langkah tersebut merupakan upaya konsisten untuk mencapai misi pembangunan perikanan yakni dalam rangka (1) Peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan; (2) Peningkatan pera sektor perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah; (3) Peningkatan kecerdasan dan kesehatan masarakat, melalui peningkatan konsumsi ikan, dan (4) Pemeliharaan dan


(11)

peningkatan daya dukung serta kualitas lingkungan perairan umum (REPETA DKP 2004).

Usaha budidaya perikanan saat ini semakin berkembang dan bervariasi. Usaha budidaya perikanan diharapkan mampu memenuhi permintaan perikanan yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi manusia di dunia. Konsumsi ikan dunia dalam kurun waktu yang singkat semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, dari 93,6 jt ton (1998) menjadi 103 jt ton (2003). Sementara itu konsumsi ikan perkapita juga meningkat dalam kurun waktu yang sama,dari 15,8 jt ton (1998) menjadi 16,3 jt ton (2003) meningkatnya konsumsi ikan perkapita disebabkan oleh meningkatnya kesadaran akan konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Pada dasarnya kegiatan perikanan di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua yaitu perikanan penangkapan dan perikanan budidaya. Perikanan penangkapan dilakukan di perairan umum sedangkan perikanan budidaya dilakukan di daerah perairan darat. Salah satu jenis perikanan budidaya adalah pemeliharaan ikan di keramba di danau atau waduk. Guna mendapatkan hasil yang optimal, pemanfaatan lahan di danau atau waduk harus memperhatikan faktor-faktor geografis, hidrologis, serta flora dan fauna.

Melihat potensi perairan dan sumberdaya manusia serta sumberdaya ikan yang ada, maka budidaya ikan di Indonesia cukup prospektif baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun untuk eksport. Prospektifnya pasar untuk ikan dapat dilihat dari terus meningkatnya jumlah penduduk dan makin sadarnya konsumen untuk mengkonsumsi ikan (Ghufran, 2004). Pengembangan perikanan bertujuan untuk meningkatkan produksi,


(12)

meningkatkan konsumsi ikan perkapita dimasyarakat, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, dan juga diarahkan untuk dapat menjadi andalan pemerintah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Berdasarkan pengamatan terhadap pengembangan budidaya ikan di keramba saat ini, pelaksanaannya masih kurang optimal. Banyak faktor penyebab kurang optimalnya pelaksanaan ini, selain masalah di tingkat petani, disinyalir penyebab lainnya karena belum dirumuskan suatu strategi yang sesuai untuk diimplementasikan (Saputra, 1988).

Banyak petnani ikan mengeluh bahwa tingkat kematian ikan tinggi. Tetapi mereka tidak mengetahui sebab kematian tersebut dan tidak mengerti prisip-prinsip mana yang dapat membantu mengatasi keadaan tersebut. Sehubungan dengan hal ini memang perlu dilakukan pengembangan dan penguasaan pengetahuan di bidang perikanan (Eddy Afrianto, 1988).

Perikanan adalah seluruh kegiatan yang ada hubungannya dengan memanfaatkan sumber daya hayati perairan baik hewan maupun tumbuhan dengan tujuan hasilnya untuk dijual atau dipergunakan sendiri. Menurut Penebar Swadaya, (2010) perikanan dalam arti sempit adalah usaha pemeliharaan ikan yang sebelumya hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Usaha perikanan darat sudah cukup lama digeluti oleh masyarakat, namun masih dengan cara-cara yang bersifat tradisional. Salah satu sistem pembudidayaan ikan yang masih tergolong bertekhnologi rendah atau sederhana tetapi bernilai ekonomis tinggi adalah pembudidayaan ikan dengan menggunakan keramba apung yang dibuat dari bambu dan jarring kawat. Namun akhir-akhir ini kerampa apung mulai


(13)

dibangun dengan tekhnologi modern dengan memakai pipa atau sejenis drum dengan memakai jaring yang halus dan kasar.

Produksi ikan di Indonesia yang berasal dari pemeliharaan dan penangkapan hingga tahun 1980 baru dapat memenuhi 10 kg/orang/tahun dengan demikian usaha perikanan masih harus ditingkatkan sehingga memadai 4 hingga 5 kali lipat dari kemampuan yang ada. Adanya dorongan dan bantuan pemerintah sehingga membuat petani makin terdorong untuk mengembangkan usaha budidaya perikanan.

Permintaan ikan di pasaran saat ini semakin meningkat karena ikan merupakan bahan makanan yang bermutu tinggi. Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi utama berupa protein 8,7-20%, lemak 0,1-22%, mineral 1,0-1,5% dan mengandung vitamin yang tinggi. Protein adalah bagian yang sangat penting di dalam makanan manusia, karena setiap kilogram berat tubuh manusia memerlukan 1 gr protein perhari untuk mempertahankan kesehatannya. Mengingat sumber perikanan di Indonesia cukup besar dimana lautan lebih luas daripada daratan sehingga pemerintah menetapkan bahwa 2/3 dari kebutuhan protein hewani dipenuhi dari ikan, sehubungan dengan gagasan tersebut maka berdasarkan ketetapan gizi, rakyat Indonesia paling sedikit harus dapat memakan ikan kurang lebih 29,5 kg/orang/tahun.

http://id.shvoong.com/medcineandhealth/1ikangizisuperkomplit/22 November

2010,10:10.

Ditinjau dari segi perusahaan, bagi beberapa daerah, perikanan merupakan kegiatan uasaha yang cukup menguntungkan dibandingkan dengan usaha lainnya.


(14)

Sebagai salah satu bukti para petani di Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan Tasik Malaya pada umumnya tidak berusaha melepaskan usaha perikanannya disamping bertani. Pemeliharaan ikan dengan baik akan mendatangkan keuntungan beberapa kalilipat daripada usaha bercocok tanam. Usaha mencapai produksi ikan yang sesuai dengan sasaran masing-masing petani mempunyai tingkat perbedaan produksi, hal ini dikarenakan karena adanya faktor perbedaan tingkat ekonomi (Rochdianto, 1991).

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan usaha pemeliharaan dalam keramba atau kantong jaring apung, dimana Sungai Musi, danau seperti Danau Maninjau, Danau Kerinci, Danau Toba, Danau Poso, dan lain-lain, rawa-rawa yang tersebar di seluruh nusantara memberikan seluas-luasnya kesempatan dan peluang bagi pengembangan usaha budidaya perikanan, sehigga produksi dan produktivitas perairan umum dapat ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu meningkat setiap tahun.

Sumatera Utara dengan Danau Tobanya yang memiliki luas perairan 1.102,60 km2 dan berada 30-1500 meter dpl merupakan salah satu danau yang berpotensi dalam pengembangan usaha budidaya perikanan. Hal ini terlihat dengan berkembangnya para petani yang menjadikan budidaya ikan sebagai mata pencaharian utama ataupun sampingan yang mampu membantu pendapatan keluarga.

Desa Silalahi merupakan desa yang berada di pesisir Danau Toba, yang penduduknya memanfaatkan pesisir Danau Toba sebagai tempat pembudidayaan ikan dengan sistem keramba jaring terapung. Usaha budidaya ikan dengan sistem keramba jaring terapung di Desa Silalahi selama kurun waktu kurang lebih dari 8


(15)

tahun, belum mengalami perkembangan. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa factor antara lain:

1. Keterbatasan lahan dan modal 2. Kurangnya pengadaan bibit ikan

3. Sumberdaya manusia (SDM) yang masih rendah. (Hasil wawancara dengan camat Silahisabungan)

Pengamatan terhadap pengusaha perikanan di Desa Silalahi tentunya memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha perikanan keramba di wilayah lain. Pada kesempatan ini penulis berkeinginan untuk mengkaji aktifitas budidaya ikan keramba guna mendapatkan karakteristik yang khas tentang perikanan keramba di Desa Silalahi.

B. Identifikasi Masalah

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan pertanian adalah meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan keluarga petani. Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan maka identifikasi masalah dapat dikemukakan tentang berbagai permasalahan dalam pengembangan perikanan keramba yang meliputi modal, benih/bibit ikan, lingkungan sosiologis, pakan ikan/pemberian makanan tambahan, pengendalian hama dan penyakit ikan, keamanan, kondisi perairan, tenaga kerja, luas keramba, pemasaran, transportasi, permasalahan, pelatihan-pelatihan yang dilakukan pemerintah dalam usaha perikanan keramba, penyuluhan oleh pemerintah kepada masyarakat tentang budidaya ikan keramba, tata cara pembenihan ikan, berbagai usaha pengawetan ikan, dan peningkatan kualitas SDM dibidang perikanan.


(16)

C. Pembatasan Masalah

Masalah tentang usaha perikanan jarring apung yang akan diungkap pada penelitian ini meliputi : modal, benih/bibit ikan, pakan ikan, pengendalian hama dan penyakit ikan, produksi dan pemasaran.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan usaha keramba jaring terapung yang dilakukan petani dilihat dari modal, benih/bibit dan pakan ikan di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi?

2. Bagaimana tindakan petani keramba dalam mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang ikan-ikan keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi?

3. Bagaimana cara petani dalam penanganan pasca panen ikan keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka adapun tujuan masalah yang hendak dicapai antara lain:


(17)

1. Untuk mengetahui pengelolaan usaha keramba jaring terapung yang dilakukan petani dilihat dari modal, benih/bibit dan pakan ikan di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

2. Untuk mengetahui tindakan petani keramba dalam mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang ikan-ikan keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

3. Untuk mengetahui cara petani dalam menangani hasil panen ikan keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi dan input bagi pengusaha perikanan cara keramba khususnya di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan kabupaten Dairi.

2. Agar penulis mengetahui bagaimana aktifitas budidaya prikanan keramba di Desa Silalahi.

3. Sebagai bahan perbandingan kepada penelitian selanjutnya yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama di tempat yang berbeda.


(18)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Modal sangat mempengaruhi produksi ikan, semakin besar modal maka semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh, sebaliknya bila modal sedikitnmakam akan sedikit pula keuntungan yang akan diperoleh. Jumlah modal petani keramba jaring apung di Desa Silalahi mencapai Rp. 80.000.000 hingga miliaran rupiah. Setiap petak keramba membutuhkan modal awal paling sedikit Rp. 10.000.000,-. Keseluruhan petani keramba di Desa Silalahi memperoleh benih dari Pematang Siantar. Pada umumnya jenis ikan yang lebih banyak dipelihara adalah ikan nila. Ukuran benih sangat mempengaruhi produksi ikan dimana ukuran benih yang ditebar ke dalam keramba rata-rata 3 – 4 inci dan waktu pemeliharaannya selama 4 – 5 bulan sudah dapat dipanen, dengan berat rata-rata mencapai 400 – 500 gr / ekor. Pemberian pakan dan jenis pakan tambahan sangat membantu pertumbuhan ikan. Keseluruhan petani keramba di Desa Silalahi memberikan pakan berupa pelet dan sebagian petani memberikan pakan tambahan yaitu berupa jagung. Dalam 1 hari pakan diberikan sebanyak 2 sampai 3 kali.

2. Pengendalian hama dan penyakit ikan sangatlah penting dalam budidaya perikanan, karena hama dan penyakit ikan merupakan faktor pengganggu yang sangat mengancam keberhasilan suatu usaha budidaya perikanan. Hama yang sering mengganggu ikan keramba adalah burung pemakan ikan.


(19)

Sebagian petani mengatasinya dengan menutup keramba dan menggunakan petasan untuk menghalau burung-burung tersebut. Penyakit yang menyerang ikan-ikan peliharaan berupa virus, jamur dan bakteri, sayangnya para petani tidak tahu cara untuk mengobati ikan-ikan yang terserang penyakit tersebut. 1. Produksi ikan dipengaruhi oleh luas keramba dan pemberian pakan. Keramba

yang memiliki ukuran 4 x 4 x 2 meter mampu mencapai hasil panen sebanyak 2000 sampai 3000 kg ikan/petak keramba, dan ukuran keramba 4,5 x 4,5 x 2,5 meter mampu mencapai hasil panen sebanyak 4000 kg/petak keramba. Dengan berat ikan rata-rata 400 – 500 gr/ekor. Hasil produksi (panen) ikan keramba di Desa Silalahi sebahagian besar dipasarkan melalui penyalur (agen), namun ada juga yang memasarkan sendiri dan ada juga yang langsung dipasarkan ke pedagang (pengusaha periknan) besar.

B. Saran

1. Keberhasilan keramba tergantung pada modal yang besar, dengan demikian dapat memperoleh hasil yang maksimal, dan diharapkan kepada pemerintah agar memberikan pinjaman modal umtuk membantu kelancaran usaha budidaya ikan dalam keramba jaring apung. Pemberian makanan tambahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jagung, daun-daunan dan dedak mampu mengurangi beban modal pembelian pellet. Untuk itu kepada para petani diharapkan agar lebih bijak memanfaatkan modal yang dimiliki. Diharapkan adanya pengadaan bibit unggul yang dilakukan oleh petani, selain mengurangi beban modal pengadaan bibit unggul yang dilakukan sendiri benih ikan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya hasil produksi ikan itu sendiri.


(20)

2. Kepada petani keramba perlu mempunyai pengetahuan tentang penyakit ikan baik secara tekhnis ataupun teoritis demi keberhasilan usaha keramba yang dikelola. Kepada petani keramba diharapkan untuk mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh dinas perikanan agar petani mampu menyelesaikan masalah-masalah yang mengganngu usaha budidaya keramba khususnya dalam mengatasi hama dan penyakit ikan.

3. Perlu bagi petani untuk melakukan tinjauan pasar untuk mengetahui sikap dan kebutuhsn masyarakat akan ikan, agar petani tidak mengalami kerugian pada saat melakukan pemasaran sendiri. Diharapkan adanya kerjasama antara petani keramba dan pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar danau agar tidak berdampak buruk. Keselamatan lingkungan tergantung dari bagaimana masyarakat dan pemerintah mengelolanya.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto dan Liviawaty. 1998. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta : Kanisius

Asmawi, Suhaili. 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Jakarta. PT Gramedia

Edilius, dkk. 1992. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Jakarta : Rineka Cipta Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta. Rineka cipta Ghufran. 2005. Budidaya Ikan di Keramba Jaring Apung. Jakarta. Rineka Cipta Hsyim. 1975. Budidaya Ikan di Lahan Kritis. Jakarta. Rineka Cipta

http://id.shvoog.com/medicine-and-health/1826681-ikan-gizi-super-komplit/22 November 2010, 10:10

Junianto. 2003. Tekhnik Penanganan Ikan. Jakarta : Penebar Swadaya

Magdalena, Tiomaris. 2004. Suatu Studi Tentang Budidaya Ikan Dengan

Menggunakan Sistem Keramba di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS – UNIMED Nazaruddin. 1993. Usaha Budidaya Ikan Mas. Jakarta : Penebar Swadaya

Purba, Riama. 2007. Studi Tentang Petani Keramba Ikan Nila di Kelurahan

Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS – UNIMED

Prahasta, Arief. 2009. Agribisnis Ikan Nila. Bandung : Pustaka Grafika

Rochdianto, Agus. 1991. Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Jepara : Penebar Jepara.

Saputra, Hendra. 1988. Membuat dan Membudidayakan Ikan Dalam Kantong

Jaring Apung. Jakarta : CV SIMPLEX

Saputra, Hendra. 1993. Pemeliharaan Ikan Dalam Kantong Jaring Apung. Jakarta : CV SIMPLEX


(1)

C. Pembatasan Masalah

Masalah tentang usaha perikanan jarring apung yang akan diungkap pada penelitian ini meliputi : modal, benih/bibit ikan, pakan ikan, pengendalian hama dan penyakit ikan, produksi dan pemasaran.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan usaha keramba jaring terapung yang dilakukan petani dilihat dari modal, benih/bibit dan pakan ikan di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi?

2. Bagaimana tindakan petani keramba dalam mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang ikan-ikan keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi?

3. Bagaimana cara petani dalam penanganan pasca panen ikan keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka adapun tujuan masalah yang hendak dicapai antara lain:


(2)

1. Untuk mengetahui pengelolaan usaha keramba jaring terapung yang dilakukan petani dilihat dari modal, benih/bibit dan pakan ikan di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

2. Untuk mengetahui tindakan petani keramba dalam mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang ikan-ikan keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

3. Untuk mengetahui cara petani dalam menangani hasil panen ikan keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi dan input bagi pengusaha perikanan cara keramba khususnya di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan kabupaten Dairi.

2. Agar penulis mengetahui bagaimana aktifitas budidaya prikanan keramba di Desa Silalahi.

3. Sebagai bahan perbandingan kepada penelitian selanjutnya yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama di tempat yang berbeda.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Modal sangat mempengaruhi produksi ikan, semakin besar modal maka semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh, sebaliknya bila modal sedikitnmakam akan sedikit pula keuntungan yang akan diperoleh. Jumlah modal petani keramba jaring apung di Desa Silalahi mencapai Rp. 80.000.000 hingga miliaran rupiah. Setiap petak keramba membutuhkan modal awal paling sedikit Rp. 10.000.000,-. Keseluruhan petani keramba di Desa Silalahi memperoleh benih dari Pematang Siantar. Pada umumnya jenis ikan yang lebih banyak dipelihara adalah ikan nila. Ukuran benih sangat mempengaruhi produksi ikan dimana ukuran benih yang ditebar ke dalam keramba rata-rata 3 – 4 inci dan waktu pemeliharaannya selama 4 – 5 bulan sudah dapat dipanen, dengan berat rata-rata mencapai 400 – 500 gr / ekor. Pemberian pakan dan jenis pakan tambahan sangat membantu pertumbuhan ikan. Keseluruhan petani keramba di Desa Silalahi memberikan pakan berupa pelet dan sebagian petani memberikan pakan tambahan yaitu berupa jagung. Dalam 1 hari pakan diberikan sebanyak 2 sampai 3 kali.

2. Pengendalian hama dan penyakit ikan sangatlah penting dalam budidaya perikanan, karena hama dan penyakit ikan merupakan faktor pengganggu yang sangat mengancam keberhasilan suatu usaha budidaya perikanan. Hama yang sering mengganggu ikan keramba adalah burung pemakan ikan.


(4)

Sebagian petani mengatasinya dengan menutup keramba dan menggunakan petasan untuk menghalau burung-burung tersebut. Penyakit yang menyerang ikan-ikan peliharaan berupa virus, jamur dan bakteri, sayangnya para petani tidak tahu cara untuk mengobati ikan-ikan yang terserang penyakit tersebut. 1. Produksi ikan dipengaruhi oleh luas keramba dan pemberian pakan. Keramba

yang memiliki ukuran 4 x 4 x 2 meter mampu mencapai hasil panen sebanyak 2000 sampai 3000 kg ikan/petak keramba, dan ukuran keramba 4,5 x 4,5 x 2,5 meter mampu mencapai hasil panen sebanyak 4000 kg/petak keramba. Dengan berat ikan rata-rata 400 – 500 gr/ekor. Hasil produksi (panen) ikan keramba di Desa Silalahi sebahagian besar dipasarkan melalui penyalur (agen), namun ada juga yang memasarkan sendiri dan ada juga yang langsung dipasarkan ke pedagang (pengusaha periknan) besar.

B. Saran

1. Keberhasilan keramba tergantung pada modal yang besar, dengan demikian dapat memperoleh hasil yang maksimal, dan diharapkan kepada pemerintah agar memberikan pinjaman modal umtuk membantu kelancaran usaha budidaya ikan dalam keramba jaring apung. Pemberian makanan tambahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jagung, daun-daunan dan dedak mampu mengurangi beban modal pembelian pellet. Untuk itu kepada para petani diharapkan agar lebih bijak memanfaatkan modal yang dimiliki. Diharapkan adanya pengadaan bibit unggul yang dilakukan oleh petani, selain mengurangi beban modal pengadaan bibit unggul yang dilakukan sendiri benih ikan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya hasil produksi ikan itu sendiri.


(5)

2. Kepada petani keramba perlu mempunyai pengetahuan tentang penyakit ikan baik secara tekhnis ataupun teoritis demi keberhasilan usaha keramba yang dikelola. Kepada petani keramba diharapkan untuk mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh dinas perikanan agar petani mampu menyelesaikan masalah-masalah yang mengganngu usaha budidaya keramba khususnya dalam mengatasi hama dan penyakit ikan.

3. Perlu bagi petani untuk melakukan tinjauan pasar untuk mengetahui sikap dan kebutuhsn masyarakat akan ikan, agar petani tidak mengalami kerugian pada saat melakukan pemasaran sendiri. Diharapkan adanya kerjasama antara petani keramba dan pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar danau agar tidak berdampak buruk. Keselamatan lingkungan tergantung dari bagaimana masyarakat dan pemerintah mengelolanya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto dan Liviawaty. 1998. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta : Kanisius

Asmawi, Suhaili. 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Jakarta. PT Gramedia

Edilius, dkk. 1992. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Jakarta : Rineka Cipta Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta. Rineka cipta Ghufran. 2005. Budidaya Ikan di Keramba Jaring Apung. Jakarta. Rineka Cipta Hsyim. 1975. Budidaya Ikan di Lahan Kritis. Jakarta. Rineka Cipta

http://id.shvoog.com/medicine-and-health/1826681-ikan-gizi-super-komplit/22 November 2010, 10:10

Junianto. 2003. Tekhnik Penanganan Ikan. Jakarta : Penebar Swadaya

Magdalena, Tiomaris. 2004. Suatu Studi Tentang Budidaya Ikan Dengan Menggunakan Sistem Keramba di Kecamatan Simanindo Kabupaten

Samosir. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS – UNIMED

Nazaruddin. 1993. Usaha Budidaya Ikan Mas. Jakarta : Penebar Swadaya

Purba, Riama. 2007. Studi Tentang Petani Keramba Ikan Nila di Kelurahan Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun.

Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS – UNIMED

Prahasta, Arief. 2009. Agribisnis Ikan Nila. Bandung : Pustaka Grafika

Rochdianto, Agus. 1991. Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Jepara : Penebar Jepara.

Saputra, Hendra. 1988. Membuat dan Membudidayakan Ikan Dalam Kantong Jaring Apung. Jakarta : CV SIMPLEX

Saputra, Hendra. 1993. Pemeliharaan Ikan Dalam Kantong Jaring Apung. Jakarta : CV SIMPLEX