VISUALISASI GESTURE FIGUR RELIEF TUGU MAKAM RAJA SILAHISABUNGAN DI DESA SILALAHI KABUPATEN DAIRI.

VISUALISASI GESTURE FIGUR RELIEF TUGU MAKAM
RAJA SILAHISABUNGAN DI DESA SILALAHI
KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-I)

Oleh:

JULIARTO GURNING
NIM. 2103351013

JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Juliarto Gurning, NIM. 2103351013. “VISUALISASI GESTURE FIGUR
RELIEF TUGU MAKAM RAJA SILAHISABUNGAN DI DESA SILALAHI

KABUPATEN DAIRI”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Seni Rupa,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan 2016.
Raja Silahisabungan termasuk Raja termasyhur dan dukun sakti pada
masanya di Silalahi, seiring dengan berkembangnya jaman dan banyak para
keturunannya tidak mengetahui nenek moyangnya berasal, sehingga di dirikan
tugu makam Raja Silahisabungan serta dihiasi dengan visualisasi gesture figur
relief Raja Silahisabungan semasa hidupnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeSkripsikan visualisasikan gesture
figur relief Raja Silahisabungan semasa hidupnya, mulai dari Lumban Gorat
Balige hingga sampai ke Silalahi. Populasi dalam penelitian ini adalah 29 bagian
relief yang terdapat dalam 6 panel di tugu makam Raja Silahisabungan. Karena
populasi tidak terlalu banyak, maka peneliti mengangkat seluruh populasi yang
ada pada tugu makam Raja Silahisabungan, karena didalam penelitian ini populasi
adalah juga sekaligus sebagai sampel atau subjek penelitian, maka yang menjadi
sampel dari penelitian ini adalah tugu makam Raja Silahisabungan yang
berjumlah 29 bagian relief (total sampling).
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa, tugu makam Raja Silahisabungan
di visualisasi dengan gestur figur relief Raja Silahisabungan semasa hidupnya.
Tugu makam Raja Silahisabungan didirikan sebagai simbol pemersatu, dan tidak
terdapat tulang belulang di dalamnya melainkan sibut (tanah dari kuburanya).

Makna yang terkandung dalam relief tugu makam Raja Silahisabungan, agar
seluruh keturunannya dapat mengetahui sejarah perjalanan Raja Silahisabungan,
silsilah, serta pesan yang disampaikan pada seluruh keturunannya.
Kata kunci: Gesture, Relief, danSilahisabungan.

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepadaTuhan Yang Maha Kuasa,
Yesus Kristus atas kasih dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi ini dengan judul: “Visualisasi Gesture Figur Relief Tugu
Makam Raja Silahisabungan di Desa Silalahi Kabupaten Dairi”.
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pendidikan Seni Rupa di Fakultas Bahasa dan Seni
Unifersitas Negeri Medan.
Segala sesuatu yang dilakukan dalam penulisan Skripsi ini tidak dapat
berjalan dengan baik tanpa dorongan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak,
oleh sebab itu, dalam kesempatan ini dengan segala rendah hati, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang

telah membantu dalam penulisan Skripsi ini:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3. Drs. Mesra, M.Sn, Ketua Jurusan Seni Rupa, Fakultas bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
4. Dr. Daulat Saragi, M.Hum, Dosen Pembimbing Akademik, sekaligus
Dosen Pembimbing Skripsi yang sangat sabar membimbing dan
memberikan arahan dan masukan pada proses penyusunan Skripsi ini.
5. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen dan Staf Jurusan Seni Rupa serta Pegawaii dan
perlengkapan dilingkungan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Medan.
6. Rincon Situngkir Kepala Desa yang sudah memberikan izin penelitian
serta sumber-sumber informasi bagi penulis.
7. Kedua orang tua yang paling penulis sayangi, Bapak A. Gurning dan R.
Manihuruk yang telah mendukung dan mendidik dengan penuh kasih
sayangi, memberikan masukan dan menjadi teladan bagi penulis dalam
menjalani kehidupan. Terima kasih untuk doa, motivasi, dan

ii


8. pengorbanannya selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan dan program sarjana (S-1) di Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
9. Ketiga adik penulis, Refendi Gurning, Ropitta Uli, dan Tambok
Hamonangan Maruli Tua Gurning penulis ucapkan terimakasih atas doa
dan dukungannya selama ini.
10. Romelin Huthabarat S.Pd yang penulis sayangi, ucapkan terimakasis yang
selalu dukung dan beri nasehat hingga menyelesaikan Skripsi ini.
11. Wipan Manik, S.Pd, ucapkan terima kasih yang selalu setia menjalin
persahabatan selama mengapdi di UNIMED.
12. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dan tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu namanya, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun Skripsi ini lebih baik lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti
dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
Seni Rupa.


Medan,

April 2016

Juliarto Gurning
NIM. 2103351013

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...............................................................................

ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................


iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................

1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................

5

C. Batasan Masalah........................................................................

6


D. Rumusan Masalah .....................................................................

6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................

7

F. Manfaat Penelitian ....................................................................

7

BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Vusualisasi Gesture (Bahasa Tubuh) Figur .............................

9

B. Pengertian Relief ......................................................................

12


C. Pengertian Tugu .......................................................................

14

D. Pengertian Makam....................................................................

15

E. Sekilas Tentang Kehidupan Raja Silahisabungan ...................

17

F. Kerangka Konseptual ...............................................................

29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian.....................................................................


31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................

32

C. Populasidan Sampel .................................................................

33

1.

Populasi .............................................................................

33

2.

Sampel ...............................................................................


33

D. Instrumen Penelitian .................................................................

34

E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...................................

35

F. Teknik Analisis Data ................................................................

36

iv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................

38


B. Pembahasan ..............................................................................

40

C. Temuan Penelitian ....................................................................

77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan................................................................................... 79
B. Saran ......................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

83

LAMPIRAN 1 ............................................................................................

85

LAMPIRAN 2 ...........................................................................................

86

LAMPIRAN 3 ........................................................................................... 90

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Vitarka Mudra, Tamrin Basin .............................................

11

Gambar 4. 1. Visualisasi gesture figur Raja Sipaettua, Raja Silahisabungan,
Dan Siraja Oloan .................................................................

40

Gambar 4. 2. Visualisasi gesture figur RajaSipaettua, Raja Silahisabungan,
dan Siraja Oloan .................................................................

42

Gambar 4. 3. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ....................

43

Gambar 4. 4. Visualisasi gesture figure Sipaettua bersama istrinya .........

44

Gambar 4. 5. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan bersama adiknya
Siraja Oloan.........................................................................

45

Gambar 4. 6. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ....................

46

Gambar 4. 7. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ....................

47

Gambar 4. 8. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan sedang
Menjalani pertapaan ............................................................

48

Gambar 4. 9. Visualisasi gesture figure harimau ......................................

49

Gambar 4. 10. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ....................

50

Gambar 4. 11. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ....................

51

Gambar 4. 12. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ....................

52

Gambar 4. 13. Visualisasi gesture figur Raja dengan rombongan Raja
Parultop ..............................................................................

53

Gambar 4. 14. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dengan
putri jelmaan Raja Parultop ................................................

54

Gambar 4. 15. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dengan Pinggan
Matio ...................................................................................

55

Gambar 4. 16. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dengan
Raja Simalungun ................................................................

56

Gambar 4. 17. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungandengan Raja
Simalungun .........................................................................

57

Gambar 4. 18. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dan Pinggan
Matio sambil menyusui .......................................................

vi

59

Gambar 4. 19. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan bersama
keluarganya ........................................................................

60

Gambar 4. 20. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dan Siraja
Tambun ..............................................................................

61

Gambar 4. 21. Visualisasi gesture figure Deang Namora ...........................

63

Gambar 4. 22. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dan Siraja
Tambun ..............................................................................

64

Gambar 4. 23. Visualisasi gesture figur Deang Namora ............................

65

Gambar 4. 24. Visualisasi gesture figur Deang Namora .............................

66

Gambar 4. 25. Visualisasi gesture figur Siraja Tambun bersama Siboru
Nailing ................................................................................

67

Gambar 4. 26. Visualisasi gesture figur cucu Raja Silahisabungan
Sedang mengembala..........................................................

68

Gambar 4. 27. Visualisasi gesture figur cucu Raja Silahisabungan sedang
bekerja diladang ..................................................................

69

Gambar 4. 28. Visualisasi gesture figur rombongan Tuan Sihubil .............

70

Gambar 4. 29. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan sedang
menyampaikan pesan batu sigadap dan batu jongjong .....

vii

72

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari budaya karena
keseluruhan gagasan , tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik dari manusia yang sedang belajar. Sejak zaman
dahulu seni banyak berkembang untuk keperluan religi (keagamaan), ini jelas
terlihat banyaknya peninggalan-peninggalan nenek moyang kita seperti dalam
bentuk kepala singa besar sebagai hiasan makam, tanduk kerbau pada atap rumah,
dan patung manusia sikap jongkok.

Demikian juga sistem religi mempunyai wujud sebagai sistem keyakinan,
dan gagasan yang dikembangkan hingga saat ini karena seni merupakan hasil
ungkapan rasa keindahan, sedih, gembira dan lainnya. Wujudnya berupa seni tari,
seni musik, seni kerajinan, seni sastra, dan seni rupa. Seni rupa merupakan salah
satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan
mengapliklasifikasikan kedalam bentuk gambar, lukis, patung, grafis, relief,
kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.

Karena seni adalah kreasi atau hasil kerja manusia yang mengandung
nilai-nilai, atau keterampilan yang diperoleh dari pengalaman melalui kecakapan
membuat, menyusun, melakukan secara sistematis dan bertujuan dengan makna
kejiwaan untuk menggapai hasil-hasil yang menyenangkan (Wawasan Seni,
2010:2).

1

2

Oleh karena itu karya seni terbagi menjadi dua, yaitu karya seni rupa dua
dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni dua dimensi adalah bentuk
kreatifitas seni yang diwujudkan pada bidang (panjang dan lebar) misalnya lukis,
serigrafi, wood cut, desain grafis, relief dan lain sebagainya. Sedangkan karya
seni tiga dimensi adalah bentuk kreatifitas seni yang diwujudkan pada media
ruang dan memiliki volume (panjang, lebar dan tinggi atau kedalaman) misalnya
tugu (monumen), patung, keramik, arsitektur dan lain sebagainya. Dalam
kehidupanya manusia selalu mengembangkan seni ditinjau dari berbagai ragam
seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi.
Relief adalah lukisan timbul yang dipahat pada sebuah bidang datar
dengan latar yang tidak memiliki dimensi sebenarnya yang dapat diaplikasikan
kedalam bentuk media seni ukir atau pahat tiga dimensi dengan penggunaan
bahan yang beragam mulai dari kayu, tembaga, aluminium, batu dan lain
sebagainya. Selain media ukir atau pahat, relief juga dapat dibuat dengan
dicungkil. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, tugu
(monumen), dan tempat bersejarah.

Seperti dalam tugu makam Raja Silahisabungan terdapat figur Raja
Silahisabungan, beliau adalah sosok Raja yang perkasa dan disegani karena
dianggap sebagai datu nabolon (dukun yang sakti) dan Raja termansyur
mempunya kisah-kisah tentang sejarah perjalanan semasa hidupnya yang
tertuangkan dalam visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief.

3

Hampir disetiap Desa di daerah Batak Toba terdapat tugu (monumen),
seperti di Dairi, Karo, Angkola Mandailing, dan Nias, agak jarang dibandingkan
di daerah Batak Toba. Berlainan halnya dengan suku-kuku Batak Toba
mendirikan tugu sebagai penghormatan terhadap nenek moyang adalah kewajiban
bagi setiap keturunannya dan sudah menjadi kebudayaan bagi suku Batak Toba
umumnya (Saleh, 1980: 43).

Demikian pada tugu makam Raja Silahisabungan cara yang dilakukan
adalah mengumpulkan orbuk tanah (bekas kuburan) Raja Silahisabungan, istrinya
Pinggan Matio (Boru Padang Batanghari) serta putrinya Deang Namora.
Kemudian dibangunlah tugu tersebut sebagai rasa hormat kepada Raja
Silahisabungan

dan

sebagai

titik

pertemuan

seluruh

keturunan

Raja

Silahisabungan. Selain itu pada dinding tugu makam dihiasi dengan visualisasi
gesture figur-figur serta terhubung 6 panel relief yang mengisahkan kejadiankejadian penting pada masa kehidupan Raja Silahisabungan. Beberapa tempat
yang penting pada masa kehidupan Raja Silahisabungan masih ada dan terawat
dengan baik diantaranya, Mual Sipaulak hosa (air penghidupan), Batu sigadap
(batu tergeletak), Batu jongjong (batu berdiri), Sopo ni Deang Namora (tempat
tinggal Deang Namora).

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, dalam relief tugu makam Raja
Silahisabungan terdapat beberapa visualisasi gesture figur serta terhubung dengan
6 relief. Peneliti ingin mengungkapkan apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh)
figur relief

di tugu makam Raja Silahisabungan sudah sesuai dengan kisah

4

perjalanan kehidupan Raja Silahisabungan semasa hidupnya. Selanjutnya peneliti
ingin mengetahui lebih jelas, apakh visualisasi gesture yang terdapat pada dinding
tugu makam Raja Silahisabungan sesuai dengan sejarah Raja Silahisabungan atau
hanya sebagai hasil karya seni semata, kemudian apakah yang terdapat dalam tugu
makam Raja Silahisabungan atau hanya sebagai simbol, dan apa makna yang
terkandung dalam relief tugu makam Raja Silahisabungan.

Berdasarkan data-data dilapangan timbullah keinginan penulis untuk
mengetahui lebih jauh tentang visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief pada
tugu makam Raja Silahisabungan, sebab itu penulis akan mencoba mengamati
relief tersebut secara langsung untuk mendapatkan suatu fakta yang benar sebagai
jawaban dari permasalahan. Sehingga penulis menerapkan hal ini menjadi latar
belakang masalah dalam penelitian ini. Maka penelitian ini berjudul “Visualisasi
Gesture Figur Relief Tugu Makam Raja Silahisabungan Di Desa Silalahi
Kabupaten Dairi”.

5

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi
beberapa masalah:
1. Dalam relief tugu makam Raja Silahisabungan terdapat beberapa bagian
relief. Apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief tersebut
saling berhubungan dengan panel lain.
2. Ingin menelusuri lebih dalam apakah tugu makam Raja Silahisabungan
terdapat tulang belulang atau tidak.
3. Dalam relief tugu makam Raja Silahisabungan terdapat figur-figur.
Apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur yang terdapat pada tugu
makam Raja Silahisabungan sudah sesuai dengan sejarah kehidupan Raja
Silahisabungan semasa hidupnya.
4. Mencari fakta sebenarnya apakah tugu makam Raja Silahisabungan hanya
sebagai simbol pemersatu atau tugu untuk memperingati keagungan Raja
Silahisabungan.
5. Masih banyak keturunan Raja Silahisabungan yang belum mengetahui
makna yang terkandung dalam relief tugu makam Raja Silahisabungan
walaupun mereka sudah sering berkunjung kesana.

6

C. Batasan Masalah
Dalam hal ini penulis membatasi permasalahan karna banyaknya kajian
yang dapat dilakukan sehubungan dengan tugu makam Raja Silahisabungan yang
banyak daya tarik untuk dikaji. Maka masalah penelitian ini dibatasi mengenai
Visualisasi Gesture Relief Figur Tugu Makam Raja Silahisabungan Di Desa
Silalahi kabupaten Dairi. Oleh karena itu yang menjadi batasan masalah pada
penelitian ini adalah, pertama apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur
relief yang ada di dinding Tugu makam Raja Silahisabungan sudah sesuai dengan
perjalanan Raja Silahisabungan semasa hidupnya, kedua apakah di dalam tugu
makam Raja Silahisabungan terdapat tulang belulang, dan yang ketiga apakah
makna yang terkandung dalam tugu makam Raja Silahisabungan.

D. Rumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan dan memusatkan masalah dalam penelitian
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief tugu makam Raja
Silahisabungan sudah sesuai dengan perjalanan Raja Silahisabungan
semasa hidupnya?
2. Apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief tugu makam Raja
Silahisabungan saling berhubungan dengan panel lain?
3. Apakah dalam tugu makam Raja Silahisabungan terdapat tulang belulang
atau hanya sebagai simbol persatuan?
4. Apakah makna relief tugu makam Raja Silahisabungan.

7

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian haruslah jelas dan terarah, ini dilakukan dengan
maksud supaya penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari hasil yang di
inginkan.
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief tugu
makam Raja Silahisabungan sesuai dengan bentuknya.
2. Mengemukakan hubungan visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief
terhadap panel-panel yang ada di tugu makam Raja Silahisabungan.
3. Mengemukakan makna yang terdapat pada relief tugu makam Raja
Silahisabungan.
4. Menemukan pemahaman atau paradigma baru dalam nilai relief tugu
makam Raja Silahisabungan untuk perkembangan kebudayaan.

F. Manfaat Penelitian
Setelah peneliti terlaksana, maka diharapkan penelitian ini akan memberi
manfaat, yaitu:
1. Manfaat teoritis
a. Sebagai sumber dan referensi dalam penelitian lanjutan yang berkaitan
dalam relief.

8

b. Sebagai bahan tambahan dan referensi bagi mahasiswa jurusan seni
rupa khususya dan ruang lingkup Fakultas Bahasa dan Seni pada
umumnya.
c. Sebagai bahan tambahan dan referensi pada penggiat relief khususnya
yang berada di Unimed untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
relief pada generasi muda bangsa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai tambahan literatur bagi jurusan seni rupa.
b. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti nyang
bermaksud menjadi penelitian pada parmasalahan yang sama.
c. Sebagai

referensi

bacaan

tentang

relief

tugu

makam

Raja

Silahisabungan.
d. Menambah wawasan pengetahuan dan cakrawala bagi peneliti tentang
karakteristik relief di kawasan Silalahi, Kabupaten Dairi.
e. Bagi peneliti, sebagai sarana belajar melakukan penelitian serta
menambah pengetahuan tentang relief.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian
yaitu, visualisasi gesture figur relief tugu makam Raja Silahisabungan, maka
beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan dari hasil peneliti lakukan, peneliti mendeskripsikan seluruh
bagian relief yang ada pada tugu makam Raja Silahisabungan. Mulai dari
asal kelahiran Raja Silahisabungan sampai ke Silalahi menghabiskan
semasa hidupnya, yang di deskripsiakan oleh peneliti dalam relief adalah
visualisasi gestur figur Raja Silahisabungan, serta figur pendukung yang
dihadirkan dalam tugu makam Raja Silahisabungan.
2. Setelah peneliti mendeskripsikan seluruh visualisasi gesture figur yang
ada pada relief tugu makam Raja Silahisabungan, panel yang
menghubungkan bagian-bagian relief saling berhubungan dan saling
berkaitan sesuai dengan alur cerita Raja Silahisabungan semasa hidupnya.
3. Makna yang terkandung dalam tugu makam Raja Silahisabungan adalah
sebagai simbol pemersatu bagi seluruh keturunan Raja Silahisabunga,
karena tidak terdapat

tulang belulang di dalam tugu makam Raja

Silahisabungan, melainkan hanya sibuk (tanah bekas kuburan). Sementara
makna relief penghias tugu makam Raja Silahisabungan agar seluruh
keturunan Raja Silahisabungan dapat mengetahui dengan jelas sejarah
perjalanan Raja Silahisabungan, silsilah, dan pesan yang di sampaikan.

79

80

4. Tampak visualisasi gesture

relief

tugu makam Raja Silahisabungan

sangat terlihat megah, jelas Raja Silahisabungan dulu Raja yang sakti,
bijak, dan termasyhur pada masanya. Tetapi ada beberapa pemahaman
atau paradigma yang harus diperhatikan agar relief tugu makam Raja
Silahisabungan lebih baik lagi karena dalam setiap tahun melakukan
renovasi, yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:
a. Pada umumnya relief berdiri sendiri tanpa harus di beri warna
berlebihan agar tidak terlihat menjolok.
b. Dalam panel terdapat beberapa bagian relief disusun secara acak, agar
diberi nomor setiap bagian agar pengunjung dapat mengikut alur cerita
dari awal hingga akhir.
c. Dari mimik sosok figur Raja Silahisabungan terjadi perubahanperubahan hampir setiap panel, dikarenakan dalam pembuatan relief
tersebut di laksanakan lewat bayangan (mimpi) karena tidak memiliki
patokan secara khusus.

B. Saran
Visualisasi gesture figur relief tugu makam Raja Silahisabungan sudah
sesuai dengan sejarah perjalanan Raja Silahisabungan semasa hidupnya, dan
tempat dan lokasi yang dijalani Raja Silahisabungan benar-benar ada, salah satu
contoh batu tergeletak dan batu berdiri masih terawat dengan baik, air
penghidupan yang berada di tengah-tengah perbukitan arah ke Lae Pondom.
Dengan demikian visualisasi gesture figur relief tugu makam Raja Silahisabungan

81

terlihat sangat mengagumkan dan dirawat dengan baik hingga sekarang. Oleh
karena itu peneliti menyarankan:
1. Kepada seluruh keturunan Raja Silahisabungan agar tetap dapat memingat
dan mengetahui asal usul sejarah perjalanan Raja Silahisabungan semasa
hidupnya.
2. Kepada Raja Turpuk, tetap memperhatikan dan mempertahankan tentang
pelestarian tugu makam Raja Silahisabungan seperti sedia kala.
3. Untuk kalangan muda mudi, agar tetap mencintai dan melestarikan budaya
serta adat istiadat masing-masing supaya tetap dapat mengetahui asal usul
kita berada.
4. Kepada pemerintah setempat tetap selalu mengawasi dan menata tugu
makam Raja Silahisabungan, karena Kabupaten Silahisabungan berada di
pinggiran tepi Danau Toba maka dapat dijadikan sebagai icon pariwisata
yang patut untuk di kunjungi.
5. Kepada pemerintah Kabupaten Dairi agar menerbitkan sebuah buku yang
berisi data-data yang lengkap tentang makna pendiriantugu makam Raja
Silahisabungan dengan jelas dan berdasarkan sesuai dengan fakta yang
ada.
6. Penulis menyarankan kepada pemerintah daerah Kabupaten Dairi
khususnya Dinas Pariwisata, agar lebih mempertahankan kebersihan dan
keindahan tugu makam Raja Silahisabungan atau lembaga pemerintah agar
tetap

mendorong

Silahisabungan.

penuh

tentang

pelestarian

tugu

makam

Raja

82

7. Disarankan kepada mahasiswa Jurusan Seni Rupa khususnya , dapat
meningkatkan pengetahuan dalam menciptakan tugu yang dihiasi dengan
relief dengan baik.
8. Kepada kalangan akademis beserta kalangan ilmiah lainnya untuk dapat
mengembangkan penelitian ragam budaya.

DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2009. Apresiasi dan Ekspresi Seni Rupa. Bandung: Puri Pustaka.
Delano. 1997. The Architecture of Monument. New York: Reinhold Publishing
Corporation.
Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Jakarta:Balai
Pustaka.
Depdikbud. 1991. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Germes.1985. Art Et Culture/ Seni Budaya, Terjemahan Jamaludin Hasibuan.
Tanpa Tahun. Jakarta: Citra Indonesia.
Herwandi. 2003. Bungong Kalimah. Padang: Yakinku Vutura.
Iskandar. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: GP Perss.
Inventaris Tugu Perjuangan 1945-1949 Daerah Sumatra Utara.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Marbun, M. A. 1987. Kamus Budaya Batak Toba. Balai pustaka.
Marzuki. 1985. Borobudur. Djambatan: PT Midas Surya Grafindo.
Wudoyoko. 2012. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Remeje Rosdakarya
Offset.
Payadewa, Seno. 2014. Misteri Borobudur. Dholpin.
Saleh, M. 1980. Seni Patung Batak Dan Nias. Proyek Media Kebudayaan
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sembiring, D. 2013. Penciptaan Relief Berbahan Resin Berbasis bentuk “Seni
Rupa” Etnis dan Agama Sebagai Model Seni Wisata Di Sumatra Utara.
Medan: Jurnal Seni Rupa, 1 (10) 4.
Sihaloho, J. 2000. Memori Tumaras. Pematang Siantar.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabet.
Sirait, B. 1984. Tinjauan Seni dan Apresiasi. Medan: Offset “Bali”.
Sinulingga, Pekenasa. 1995. Tugu Perjuangan Di Berastagi Dan Keterkaitannya
dengan Semangat Juang Generasi Penerus Di Tanah Karo. Ringkasan
Disertasi. Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.
Sukardi. 2009. Metode Penelitian pendidikan. Bumi Aksara.
Yudoseputro. W. 2008. Jejak-jejak Tradisi Bahasa Rupa Indonesia. Jakarta:
Yayasan Seni Visual Indonesia.
................. , 1984. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: PT. Ichisar Bary-Van Hoeve.

83

84

http://id.wikipedia.org/ 2015/ 03/ Kresna.
http://en.wikipedia.org/ 2015/ 03/ 02 Mariamman.
http://id.wikipedia.org/ 2015/ 03/ 02 Relief.
http://arti-definisi-pengertian.info/2014/06/17/pengertian-kaharingan-dayak/.
https://wikipedia.org/2015/06/17/wiki/pemakaman.
https://id.wikipedia.org/2015/06/17wiki/Gestur.
http://en.wikipedia.org/2015/12/06wiki/Romanticis.
http://en.wikipedia.org/2015/12/06wiki/genre seni..

Dokumen yang terkait

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

1 80 155

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

6 104 155

KEPERCAYAAN KETURUNAN RAJA SILAHISABUNGAN TERHADAP BATU SIGADAP DI DESA SILALAHI NABOLAK KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

1 8 21

STUDI TENTANG AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN KERAMBA DI DESA SILALAHI KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

0 2 21

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 1 31

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi) SKRIPSI

0 0 11

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 0 31

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi) SKRIPSI

0 0 11