Penentuan Suhu Optimum Untuk Pemeliharaan Larva Ikan Gabus Channa Striata

PENENTUAN SUHU OPTIMUM UNTUK
PEMELIHARAAN LARVA IKAN GABUS Channa striata

KHAERUDDIN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penentuan Suhu
Optimum untuk Pemeliharaan Larva Ikan Gabus (Channa striata) adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Khaeruddin
NIM C14110033

ABSTRAK
KHAERUDDIN. Penentuan Suhu Optimum untuk Pemeliharaan Larva Ikan
Gabus Channa striata. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan ANI
WIDIYATI.
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu ikan spesifik lokal air
tawar Indonesia. Permasalahan pada larva ikan gabus yaitu jumlahnya terbatas,
overfishing, sintasan yang rendah, dan budidaya belum berkembang. Suhu yang
optimum dapat meningkatkan sintasan dan pertumbuhan larva ikan. Tujuan
penelitian ini adalah memperoleh suhu optimum untuk pemeliharaan larva ikan
gabus. Ikan uji adalah larva ikan gabus dengan rata-rata bobot dan panjang tubuh
awal 0,0086±0,0001 g dan 0,7±0,05 cm. Ikan dipelihara dalam bak plastik
berukuran (40x25x20) cm sebanyak 500 ekor/bak (34 fish/L) dan diberi pakan
cacing sutera cacah secara restricted dengan feeding rate 15%. Heater yang
digunakan yaitu heater otomatis RH9000 dengan daya 100W. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Perlakuan terdiri dari

suhu 25 °C, 27 °C, 29 °C, dan 31°C setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan.
Sintasan larva ikan gabus terbaik diperoleh pada suhu 25 °C dengan nilai 57,80%.
Pertumbuhan larva ikan gabus terbaik diperoleh pada suhu 31 °C dengan nilai
10,76%.
Kata kunci: Channa striata, suhu, sintasan, pertumbuhan.

ABSTRACT
KHAERUDDIN. Determination of Optimum Temperature to Culture Snakehead
Fish Larvae Channa striata. Supervised by EDDY SUPRIYONO and ANI
WIDIYATI.
Snakehead fish (Channa striata) is one of original freshwater fish from
Indonesia. The problem in snakehead larvae are limited quantity, overfishing, low
survival rate, and undeveloped culture technologies. Optimal temperature can
enhance survival rate and growth. The purpose of this research was to obtain
optimum temperature to maintain snakehead fish. Snakehead fish with the initial
average of body weight and length were 0.0086±0.0001 g and 0.7±0.05 cm. Fish
were reared in the plastic tank (40x25x20) cm for 500 fish/tank (34 fish/L) and
fed with blood worm by restricted with feeding rate 15%. Heater used was
automatically heater RH9000 with 100W. Design of this experiment a completely
randomized design. The treatment design were used as following, 25 °C, 27 °C, 29

°C, and 31 °C with three replications for each treatments. The best survival rate of
snakehead fish was in the temperature 25 °C with value 57.80%. The best growth
rate of snakehead fish was in the temperature 31 °C with value 10.76%.
Keywords: Channa striata, temperature, survival rate, growth

PENENTUAN SUHU OPTIMUM UNTUK
PEMELIHARAAN LARVA IKAN GABUS Channa striata

KHAERUDDIN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

Judul Skripsi

: Penentuan Suhu Optimum untuk Pemeliharaan Larva Ikan

Nama

: haeruddin

Gabus Channa striata
NM

: C14110033

Proram Studi

: Teknologi dan Manajemen Pe1ikanan Budidaya

Disetujui oleh



rivono. M. Sc
Pebbimbing I

Tanggal Lulus:

1 5 SEP 2015

Dr. Ir. Ani Widivati, M. Si
Pembimb:ng H

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini
ialah suhu, dengan judul Penentuan Suhu Optimum untuk Pemeliharaan Larva
Ikan Gabus (Channa striata).
Pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Ir Eddy
Supriyono MSc dan Ibu Dr Ir Ani Widiyawati MSi selaku pembimbing, serta

Bapak Adang Saputra SPi MSi, Bapak Reza Samsuddin SPi MSi, Bapak MH
Fariduddin Ath-thar SPi MSi dan Bapak Hendra Kodirun yang telah banyak
membantu dan memberi saran. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada kepala instansi Bapak Dr Ir Anang Hari Kristanto MSc dari BPPBAT
sempur, beserta staf yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan
terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Dinamella Wahjuningrum SS, MSi
sebagai dosen komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan saran dan
masukan untuk penulisan skripsi ini. Terimakasih juga kepada Bapak Dr Ir
Nurbambang Priyo Utomo MSi selaku dosen penguji tamu yang telah banyak
memberikan saran dan masukan untuk penulisan skripsi ini. Ungkapan terima
kasih juga penulis ungkapkan untuk keluarga tercinta, atas segala kasih sayang
dukungan motivasi serta doanya. Selain itu juga penulis mengungkapkan terima
kasih kepada seluruh dosen dan staf atau laboran Laboratorium Lingkungan, tim
sempur (Torong, Idris, Naufal, Furqon, dan Wawan), teman-teman BDP 48,
Malinger’s 48, Institut Pertanian Bogor, keluarga besar J.Co dan kondor rangers
atas segala dukungan motivasi serta doanya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015
Khaeruddin


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang..................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................ 2
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 2
Rancangan Penelitian .......................................................................................... 2
Prosedur Penelitian .............................................................................................. 2
Parameter Uji ....................................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5
Hasil..................................................................................................................... 5
Pembahasan ......................................................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 11
Kesimpulan ........................................................................................................ 11
Saran .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 16

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Kisaran suhu pemeliharaan larva ikan gabus selama 24 hari ............................ 3
Parameter dan alat pengukuran kualitas air ....................................................... 4
Gejala klinis pertumbuhan larva ikan gabus yang diberi perlakuan suhu
yang berbeda selama 24 hari. ............................................................................ 8
Kisaran parameter kualitas air selama pemeliharaan larva ikan gabus
dengan suhu berbeda ......................................................................................... 8

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

4
5

Sintasan larva ikan gabus setelah dipelihara dengan suhu yang berbeda
selama 24 hari pemeliharaan. ............................................................................ 5
Laju pertumbuhan spesifik larva ikan gabus setelah dipelihara dengan
suhu yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan .............................................. 6
Pertambahan panjang total larva ikan gabus setelah dipelihara dengan
suhu yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan .............................................. 6
Pertambahan bobot mutlak larva ikan gabus setelah dipelihara dengan
suhu yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan .............................................. 7
Efisiensi pakan larva ikan gabus setelah dipelihara dengan suhu yang
berbeda selama 24 hari pemeliharaan ................................................................ 7

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

6
7

Tata letak wadah pemeliharaan larva ikan gabus ............................................ 13
Hasil uji Anova dan Duncan sintasan .............................................................. 13
Hasil uji Anova dan Duncan laju pertumbuhan spesifik ................................. 14
Hasil uji Anova dan Duncan pertambahan panjang total ................................ 14
Hasil uji Anova dan Duncan pertumbuhan bobot mutlak ............................... 14
Hasil uji Anova dan Duncan efisiensi pakan ................................................... 14
Larva ikan gabus (a) normal dan (b) abnormal ............................................... 15

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu ikan spesifik lokal air
tawar Indonesia. Ikan ini banyak ditemukan di perairan rawa di Kalimantan,
Sumatera dan Jawa. Ikan gabus ini termasuk ikan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi, baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk awetan atau olahan kering.
Harga di pasaran ikan gabus segar mencapai Rp 25.000-41.000,-/kg, sedangkan

dalam bentuk olahan kering atau asin dapat mencapai Rp 45.000-55.000,-/kg
(PPHP 2010). Menurut Gustiano et al. (2015) ikan gabus sering digunakan
sebagai bahan baku obat atau dikonsumsi untuk mempercepat penyembuhan
paska operasi karena memiliki kandungan albumin yang tinggi pada dagingnya.
Sebagian besar pasokan ikan gabus yang berada di pasaran berasal dari
hasil tangkapan di perairan umum. Menurut Pusdatin KKP (2012) volume
produksi penangkapan ikan gabus di perairan umum mengalami peningkatan yaitu
mencapai 10,7%, dimana pada tahun sebelumnya volume produksi sebesar 36.837
ton menjadi 40.790 ton pada tahun 2012, sekaligus mendominasi dari volume
produksi penangkapan di perairan umum. Mengingat ketersediaan ikan gabus di
alam terbatas, maka usaha penangkapan secara terus menerus (overfishing)
dikhawatirkan akan mengancam ketersediaanya di alam. Oleh karena itu,
diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan produksi ikan gabus dan
menghasilkan ukuran yang seragam sehingga harga jual ikan gabus di pasaran
meningkat.
Salah satu kendala dalam proses produksi ikan gabus yaitu ikan ini belum
berhasil dibudidayakan secara intensif. Hal ini disebabkan karena kelangsungan
hidup yang rendah selama masa pemeliharaan larva dan benih serta kualitas air
yang tidak sesuai. Menurut Effendie (1997) sintasan atau kelangsungan hidup
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor biotik dan abiotik. Faktor
biotik meliputi persaingan, parasit, umur, predator, kepadatan dan penanganan
manusia, sedangkan faktor abiotik meliputi parameter lingkungan yaitu sifat fisika
dan kimia dalam perairan. Parameter lingkungan menjadi salah satu faktor
pendukung sekaligus mempunyai peranan yang sangat besar dalam menopang
kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisme yang dibudidayakan. Salah satu
parameter lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan
hidup adalah suhu.
Suhu merupakan salah satu faktor abiotik penting yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme akuatik (Kumlu
et al. 2000). Secara fisiologis, menurut Affandi & Tang (2002) peningkatan suhu
air pada batas tertentu dapat merangsang proses metabolisme ikan dan
meningkatkan nafsu makan ikan sehingga mempercepat pertumbuhan. Hal ini
dibuktikan oleh Taufik et al. (2009) bahwa pada perlakuan suhu tertinggi yaitu
32 °C menunjukan laju pertumbuhan harian sebesar 1,99% dan sintasan sebesar
62,22% pada benih ikan betutu. Sedangkan Ali & Junianto (2014) menyebutkan
bahwa peningkatan suhu pada pemeliharaan larva ikan baung dapat meningkatkan
laju pertumbuhan, namun menurunkan sintasan. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian untuk mencari suhu optimal pemeliharaan larva ikan gabus.

2
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu optimum pada
pemeliharaan larva ikan gabus (Channa striata). Untuk mengetahui sintasan dan
pertumbuhan yang terbaik.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Februari-15 Maret 2015 di Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Sempur, Bogor, Jawa Barat.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Penelitian ini merupakan budidaya dengan sistem terkontrol yang terdiri
dari empat perlakuan dengan masing-masing perlakuan dilakukan dengan tiga kali
ulangan. Kepadatan larva ikan gabus yang digunakan sebanyak 500 ekor/bak (34
ekor/L) dengan perlakuan suhu (25 °C, 27 °C, 29 °C, dan 31 °C).
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan bak plastik berukuran (40x25x20) cm sebanyak 12
unit. Sebelum digunakan, wadah dicuci dengan air bersih lalu didesinfeksi
menggunakan klorin dengan dosis 30 mg/L dibiarkan selama satu hari. Setelah itu
wadah dibilas menggunakan air bersih. Selanjutnya wadah perlakuan diisi air
setinggi 15 cm dengan volume 15 liter. Setelah itu dipasang heater otomatis yang
disetting sesuai perlakuan suhu yaitu 25 °C, 27 °C, 29 °C, dan 31 °C. Selanjutnya
termometer dan aerasi dipasang pada masing-masing akuarium.
Persiapan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah larva ikan gabus yang diperoleh dari
hasil tangkapan di alam oleh pengumpul ikan di daerah Ciseeng, Parung. Bobot
rata-rata larva yang digunakan adalah 0,0086±0,0001 g dan panjang tubuh
0,7±0,05 cm dipelihara dengan kepadatan 500 ekor/bak (34 ekor/L) pada 4
perlakuan suhu yaitu 25 °C, 27 °C, 29 °C, dan 31 °C masing-masing dilakukan 3
kali ulangan. Sebelum pemeliharaan pada wadah pemeliharan, larva diadaptasikan
dalam wadah yang telah disiapkan selama 3 hari agar terbiasa dengan lingkungan
uji penelitian. Selama diadaptasikan larva ikan diberi pakan naupli artemia.
Pemeliharaan Hewan Uji
Larva ikan gabus dipelihara pada wadah yang sudah disiapkan. Larva
dipelihara selama 24 hari, sampling dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan.
Pakan yang diberikan berupa cacing sutera yang dicacah halus dengan metode

3
restricted FR 15%. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 08.00, 12.00, dan
16.00 WIB. Pada pemeliharaan penyiponan dan penggantian air sebanyak 20%
dilakukan dua hari sekali. Suhu diukur setiap hari dengan termometer pada pagi
dan sore hari. Suhu harian selama pemeliharaan 24 hari disajikan dalam table 1.
Tabel 1 Kisaran suhu pemeliharaan larva ikan gabus selama 24 hari
25 °C
27 °C
29 °C
31 °C
Perlakuan
25-25,5
26,5-27
28,5-29,5
30,5-31,5
Suhu (˚C)
Pemeliharaan dilakukan di dalam ruangan ber AC pada suhu ruangan yaitu
23 °C (Lampiran 1). Untuk mempertahan suhu sesuai perlakuan digunakan heater
otomatis yang diatur sesuai suhu perlakuan.

Parameter Uji
Sintasan
Sintasan merupakan persentase jumlah ikan yang hidup pada akhir
pemeliharaan. Sintasan dihitung dengan rumus (Zonneveld et al. 1991) :
SR =
Keterangan:
SR = Survival Rate/Sintasan (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS)
Laju pertumbuhan spesifik merupakan persentase pertambahan bobot ikan
setiap hari. LPS dihitung dengan rumus (Zonneveld et al. 1991) :
LPS
Keterangan:
LPS =
Wt =
Wo =
t =



Laju pertumbuha spesifik (%/hari)
Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g)
Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g)
Lama pemeliharaan (hari)

Pertambahan Panjang Total (PPT)
Pertumbuhan panjang total merupakan pertambahan panjang (selisih
panjang akhir dan panjang awal) selama waktu pemeliharaan. PPT dapat dihitung
dengan rumus (Effendie 1997) :
PPT = Lt – Lo

4
Keterangan:
PPT
Lt
Lo

= Pertambahan panjang total (cm)
= Panjang rata-rata individu pada akhir penelitian (cm)
= Panjang rata-rata individu pada awal penelitian (cm)

Pertumbuhan Bobot Mutlak (PBM)
Pertumbuhan bobot mutlak merupakan pertambahan bobot (selisih bobot
akhir dan bobot awal) selama waktu pemeliharaan. PBM dapat dihitung dengan
rumus Effendie (1997) :
PBM = Wt − Wo
Keterangan :
PBM
= Pertambahan bobot mutlak (g)
Wt
= Berat rata-rata pada waktu ke t (g)
Wo
= Berat awal penebaran benih (g)
Efisiensi Pakan (EP)
Efisiensi pakan yaitu besarnya rasio perbandingan antara pertambahan bobot
ikan yang didapatkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi ikan. Semakin besar
nilai pertambahan bobot maka efisiensi pakan semakin besar. EP selama
pemeliharaan dapat dihitung menggunakan rumus (NRC 1977) :
EP = (Bt+Bm)-Bo x 100
Pa
Keterangan:
EP
Pa
Bt
Bo
Bm

= Efisiensi Pakan (%)
= Pakan total (g)
= Biomassa akhir (g)
= Biomassa awal (g)
= Biomassa ikan mati (gram)

Parameter Kualitas Air
Pengukuran parameter pH, DO, amonia, dan alkalinitas, dilakukan pada
hari ke-7, 14, dan 21. Metode dan alat untuk pengukuran parameter kualitas air
terdapat pada Tabel 2. Pengukuran dilakukan di Laboratorium Lingkungan dan
Toksikologi BPPBAT Cibalagung, Bogor.
Tabel 2 Parameter dan alat pengukuran kualitas air
No
1
2
3
4

Parameter
pH
DO (mg/L)
Amonia (mg/L)
Alkalinitas (mg/L CaCO3)

Metode
Insitu
Insitu
Spektrofotometri
Titrasi

Alat
pH-meter
DO-meter
Spektrofotometer 630 nm
Alat Titrasi

5
Analisis Data
Data yang diperoleh seperti sintasan, laju pertumbuhan spesifik,
pertambahan panjang total, pertumbuhan bobot mutlak, dan efisiensi pakan diolah
dan dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS 22 yang meliputi
Analisis Ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%, untuk menentukan ada
atau tidaknya pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap semua parameter uji.
Apabila berpengaruh nyata, dilakukan uji lanjut Duncan. Sedangkan untuk data
kualitas air (pH, DO, ammonia, dan alkalinitas dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Sintasan
Sintasan setelah pemeliharaan 24 hari disajikan pada Gambar 1. Sintasan
yang dihasilkan pada pemeliharaan berkisar antara 32,80-57,80%. Sintasan
terbesar terdapat pada perlakuan suhu 25 °C sebesar 57,80%. Berdasarkan uji
statistik, nilai sintasan pada suhu 25 °C menunjukan hasil yang berbeda nyata
dengan semua perlakuan(P