Pengendalian Kanibalisme Pada Pemeliharaan Benih Ikan Gabus (Channa Striata) Dengan Padat Tebar Yang Berbeda Dalam Sistem Resirkulasi

PENGENDALIAN KANIBALISME PADA PEMELIHARAAN
BENIH IKAN GABUS (Channa striata) DENGAN PADAT
TEBAR YANG BERBEDA DALAM SISTEM RESIRKULASI

NAUFAL DWI RAHMADYA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengendalian
Kanibalisme pada Pemeliharaan Benih Ikan Gabus (Channa striata) dengan Padat
Tebar yang Berbeda dalam Sistem Resirkulasi” adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut Pertanian
Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Naufal Dwi Rahmadya
NIM C14110058

ABSTRAK
NAUFAL DWI RAHMADYA. Pengendalian Kanibalisme pada Pemeliharaan
Benih Ikan Gabus (Channa striata) dengan Padat Tebar yang Berbeda dalam
Sistem Resirkulasi. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan ADANG
SAPUTRA.
Kendala utama dalam budidaya ikan gabus (Channa striata) adalah
tingginya mortalitas pada fase pemeliharaan benih karena adanya kanibalisme.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan padat tebar terbaik dalam upaya untuk
mengurangi potensi kanibalisme pada pemeliharaan benih ikan gabus sehingga
dicapai produksi yang optimal. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah padat tebar 1 ekor/L, 2 ekor/L, dan 3 ekor/L. Benih ikan gabus dengan
panjang rata-rata 3,41±0,39 cm dipelihara selama 42 hari di dalam akuarium
berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dengan volume air 40 L. Benih ikan gabus
diberikan pakan berupa cacing sutera secara ad libitum. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak terjadi kanibalisme selama pemeliharaan benih ikan
gabus. Perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi kelangsungan hidup dan
pertumbuhan benih ikan gabus. Sistem resirkulasi yang digunakan dapat
mempertahankan kualitas air dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis usaha yang dilakukan, padat tebar terbaik pada pemeliharaan benih ikan
gabus dicapai pada 3 ekor/L.
Kata kunci: ikan gabus, kanibalisme, padat tebar, sistem resirkulasi

ABSTRACT
NAUFAL DWI RAHMADYA. Controlling Cannibalism on Rearing of
Snakehead (Channa striata) Fingerling with Different Stocking Density in
Recirculation System. Supervised by TATAG BUDIARDI and ADANG
SAPUTRA.
The main constraints in snakehead fish farming is high mortality on rearing
of snakehead fingerling phase due to cannibalism. This study was conducted to
determine the best stocking density in an effort to reduce potential cannibalism on
rearing of snakehead fingerling so that achieved optimal production. The
treatments used in this study was stocking density 1 fish/L, 2 fish/L, and 3 fish/L.
Snakehead fingerling with length 3,41±0,39 cm kept for 42 days in the aquarium
sized 40 cm x 40 cm x 40 cm with a volume of 40 litres. Fish fed by silk worms

with ad libitum. The results showed that there was no cannibalism during the
rearing. The treatments did not affected the survival and growth of snakehead
fingerling. Recirculation system could maintained the water quality well. Based
on the result of this research and profit analysis aspect, the best stocking density
on rearing of snakehead fingerling reached at 3 fish/L.
Keywords: cannibalism, recirculation system, snakehead, stocking density

PENGENDALIAN KANIBALISME PADA PEMELIHARAAN
BENIH IKAN GABUS (Channa striata) DENGAN PADAT
TEBAR YANG BERBEDA DALAM SISTEM RESIRKULASI

NAUFAL DWI RAHMADYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 di Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT) Bogor ini ialah
domestikasi, dengan judul “Pengendalian Kanibalisme pada Pemeliharaan Benih
Ikan Gabus (Channa striata) dengan Padat Tebar yang Berbeda dalam Sistem
Resirkulasi”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi, diantaranya:
1. Orangtua tercinta, Suisnarto dan Dwi Lestari, kakak tercinta Rizki Pradono,
adik tercinta Septri Adila Khairani dan Hana Catur Wulandari, yang tidak
bosan-bosannya memotivasi serta memberikan doa.
2. Dosen pembimbing, Dr Ir Tatag Budiardi, MSi dan Adang Saputra, SPi MSi
yang telah membimbing selama proses penelitian serta penulisan skripsi, juga

kepada Dr Ir Odang Carman, MSc dan Julie Ekasari, SPi MSc selaku dosen
penguji sehingga mendukung untuk perbaikan dalam penulisan skripsi ini.
3. Dr Ir Anang Hari Kristanto, MSc selaku Kepala BPPBAT Bogor yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian, juga kepada Reza Samsudin, SPi
MSi dan M.H. Fariduddin Ath-thar, SPi MSi selaku peneliti BPPBAT Bogor
serta Hendra Kodirun selaku staf BPPBAT Bogor yang telah membantu selama
proses penelitian.
4. Rekan-rekan BDP angkatan 48 khususnya SISTEK’ers 48, serta Tim Sempur
(Heru Sbastian, Idris, Torong, Furqon, dan Wawan).
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015
Naufal Dwi Rahmadya

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1

Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................ 2
Rancangan Penelitian .......................................................................................... 2
Prosedur Penelitian .............................................................................................. 2
Persiapan Wadah.............................................................................................. 2
Penebaran Benih .............................................................................................. 3
Pemberian Pakan.............................................................................................. 3
Pengelolaan Kualitas Air ................................................................................. 3
Analisis Data ....................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6
Hasil..................................................................................................................... 6
Pembahasan ......................................................................................................... 9
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 11
Kesimpulan ........................................................................................................ 11
Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

DAFTAR TABEL
1 Parameter kualitas air pada pemeliharaan benih ikan gabus (Channa
striata) dengan padat tebar berbeda selama 42 hari dalam sistem

resirkulasi ...................................................................................................... 3
2 Performa pemeliharaan benih ikan gabus (Channa striata) dengan
padat tebar berbeda selama 42 hari dalam sistem resirkulasi ....................... 6
3 Kualitas air media pemeliharaan benih ikan gabus (Channa striata)
dengan padat tebar berbeda selama 42 hari dalam sistem resirkulasi .......... 8
4 Analisis usaha pemeliharaan benih ikan gabus (Channa striata) dengan
padat tebar berbeda selama 42 hari dalam sistem resikulasi ........................ 9

DAFTAR GAMBAR
1 Kelangsungan hidup benih ikan gabus (Channa striata) yang
dipelihara selama 42 hari dengan padat tebar 1 ekor/L (♦), 2 ekor/L
(■), dan 3 ekor/L (▲) dalam sistem resirkulasi ............................................ 7
2 Pertumbuhan panjang total benih ikan gabus (Channa striata) yang
dipelihara selama 42 hari dengan padat tebar 1 ekor/L (♦), 2 ekor/L
(■), dan 3 ekor/L (▲) dalam sistem resirkulasi ............................................ 7
3 Pertumbuhan bobot mutlak benih ikan gabus (Channa striata) yang
dipelihara selama 42 hari dengan padat tebar 1 ekor/L (♦), 2 ekor/L
(■), dan 3 ekor/L (▲) dalam sistem resirkulasi ............................................ 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Analisis statistik parameter uji yang diamati ................................................. 14
2 Perhitungan analisis usaha ............................................................................. 15
3 Rincian perhitungan biaya ekonomi .............................................................. 17

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perikanan budidaya di Indonesia terutama ikan spesifik lokal memiliki
potensi yang besar untuk dikembangkan. Beberapa pertimbangan penting suatu
komoditas dianggap potensial untuk dikembangkan antara lain bernilai ekonomis
tinggi, memiliki pasar prospektif, serta produksi dan tingkat konsumsi masyarakat
lokal tinggi. Muslim (2007) menyatakan bahwa salah satu ikan spesifik lokal yang
potensial untuk dibudidayakan adalah ikan gabus (Channa striata).
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu jenis ikan perairan umum
yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan gabus mempunyai nilai ekonomis tinggi
karena sangat digemari masyarakat baik dalam bentuk basah maupun kering
(Fitriliyani 2005). Ikan ini sangat digemari karena memiliki daging yang tebal dan
rasa yang khas, sedangkan dalam bentuk kering ikan ini diolah menjadi ikan asap
atau ikan asin. Muthmainnah et al. (2012) menyatakan bahwa di Sumatera Selatan

nilai ekonominya terus meningkat karena ikan gabus selain dimanfaatkan dalam
bentuk ikan segar juga telah digunakan sebagai bahan pembuatan kerupuk,
pempek, dan olahan lainnya. Selain itu, ikan gabus memiliki nilai tambah berupa
kandungan gizi dan albumin yang cukup tinggi untuk mempercepat penyembuhan
pasca operasi (Wimen 2014).
Ikan gabus memiliki ketahanan hidup yang tinggi terhadap kondisi
lingkungan perairan yang kurang baik. Dalam kondisi kekurangan air ikan gabus
masih mampu bertahan hidup karena ikan gabus memiliki alat bantu pernafasan
berupa divertikula sehingga dapat memanfaatkan oksigen bebas di udara untuk
proses pernafasannya (Muslim 2009). Fitriliyani (2005) juga menyatakan bahwa
ikan gabus dapat hidup pada lingkungan perairan dengan pH rendah. Selain itu,
hidupnya tidak memerlukan air yang deras sehingga ikan ini cocok dibudidayakan
pada kondisi perairan yang stagnan. Ikan gabus menarik untuk dibudidayakan
karena beberapa faktor, antara lain harga jual tinggi, pertumbuhan relatif cepat,
toleran terhadap kepadatan tinggi, dan memiliki kemampuan air-breathing (Qin &
Fast 1996).
Ikan gabus merupakan jenis ikan yang berkembang biak secara liar di
perairan umum. Kebutuhan ikan gabus yang cukup besar masih bergantung pada
penangkapan dari perairan umum. Berdasarkan data statistik, volume produksi
perikanan tangkap di perairan umum pada tahun 2011 didominasi oleh ikan gabus

(10,68%) dengan volume produksi sebesar 36.837 ton dari total 368.542 ton
produksi perikanan tangkap di perairan umum. Selama periode 2001-2011 hasil
tangkapan ikan gabus dari perairan umum mengalami kenaikan rata-rata 2,95%
per tahun yaitu dari 31.274 ton menjadi 36.837 ton (KKP 2011). Pemenuhan
permintaan yang masih mengandalkan hasil tangkapan alam mengakibatkan
populasi ikan gabus di alam semakin menurun. Nasution (2012) menyatakan
bahwa ikan gabus yang tertangkap di alam ukurannya semakin kecil dan
jumlahnya semakin sedikit.
Upaya untuk menjaga populasi ikan gabus dapat dilakukan dengan kegiatan
budidaya. Namun masyarakat masih mengalami kesulitan untuk membudidayakan
ikan gabus, salah satu penyebabnya adalah tingginya mortalitas pada fase

2

pemeliharaan benih ikan gabus karena adanya kanibalisme (Qin & Fast 1996; War
et al. 2011). Kanibalisme adalah pemangsaan antar individu pada satu populasi
pemeliharaan, baik semua atau sebagian besar bagian tubuh (Folkvord 1997).
Intensitas kanibalisme tertinggi terjadi pada fase larva dan benih karena laju
pertumbuhan yang tinggi (Barras et al. 2010). Kanibalisme dapat terjadi karena
perbedaan ukuran ikan dan jumlah pakan yang diberikan, serta padat tebar ikan di

dalam wadah pemeliharaan. Untuk mengurangi dampak negatif dari sifat
kanibalisme ikan gabus perlu ditentukan padat tebar yang optimal sehingga
dicapai kelangsungan hidup dan kecepatan pertumbuhan yang optimum.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan padat tebar terbaik dalam upaya
untuk mengurangi potensi kanibalisme pada pemeliharaan benih ikan gabus
melalui kajian kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak, koefisien
keragaman panjang, dan rasio konversi pakan serta keuntungan usaha yang paling
baik.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan selama 42 hari pada bulan April 2015 sampai dengan
Juni 2015 di Laboratorium Basah Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya
Air Tawar (BPPBAT) Bogor.

Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga
perlakuan berupa perbedaan padat tebar dan masing-masing perlakuan diulang
sebanyak tiga kali, sesuai dengan Steel & Torrie (1993). Perlakuan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah padat tebar 1 ekor/L, 2 ekor/L, dan 3
ekor/L.

Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah pemeliharaan berupa akuarium berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm
sebanyak 9 unit. Akuarium didesinfeksi menggunakan kalium permanganat
(KMnO4), dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian dilakukan pembersihan
menggunakan air dan dikeringkan. Setelah kering setiap akuarium dipasang 1 batu
aerasi dan akuarium diisi air dengan ketinggian 25 cm atau sebanyak 40 L lalu
dibiarkan selama 24 jam. Pada tahap terakhir dilakukan pemasangan sistem
resirkulasi yang dilengkapi satu unit pemanas mekanik kapasitas 100 L dengan

3

debit air 1.200 mL/menit pada setiap akuarium dan dioperasikan secara terus
menerus selama 5 hari sebelum dimasukkan ikan. Filter yang digunakan adalah
zeolit sebagai filter fisik, kimia, dan biologi serta busa matala sebagai filter fisik.
Penebaran Benih
Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan gabus (Channa striata) berumur
20 hari dengan panjang rata-rata 3,41±0,39 cm dan bobot rata-rata 0,28±0,07 g.
Benih berasal dari pengumpul ikan gabus di Parung, Kabupaten Bogor. Sebelum
diberikan perlakuan, benih ikan gabus diadaptasikan terlebih dahulu. Benih
ditebar ke dalam akuarium penelitian yang telah dipersiapkan dengan jumlah 40,
80, dan 120 ekor tiap akuarium dengan 3 ulangan.
Pemeliharaan Ikan
Benih ikan gabus dipelihara selama 42 hari. Jumlah ikan yang mati dihitung
dan ditimbang bobotnya setiap hari. Sebelum ikan uji dimasukkan ke dalam
akuarium, dilakukan pengukuran panjang dan bobot secara acak. Pengambilan
contoh berikutnya dilakukan setiap 7 hari sekali untuk pengukuran panjang dan
bobot dengan ikan contoh sebanyak 30 ekor per akuarium. Pengukuran panjang
menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm dan bobot menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g. Panjang dan bobot masing-masing
benih kemudian dicatat untuk pendataan dan penghitungan pertumbuhan.
Pemberian Pakan
Benih ikan gabus diberikan pakan berupa cacing sutera yang didapat dari
pengepul cacing sutera di Cimanggu, Bogor. Sebelum diberikan ke ikan uji,
cacing dicuci terlebih dahulu. Pakan diberikan secara ad libitum pada setiap
akuarium perlakuan. Sebelum dan sesudah diberikan, pakan ditimbang
menggunakan timbangan digital dan dilakukan pencatatan.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan melakukan penambahan daun
ketapang dan penyifonan jika terdapat kotoran di dasar akuarium sebelum
dilakukan pemberian pakan, air yang berkurang ditambahkan melalui bak
resirkulasi yang berisi filter. Pengecekan suhu air dilakukan setiap hari, sedangkan
parameter kualitas air lainnya (pH, DO, alkalinitas, amonia, dan nitrit) dilakukan
setiap 10 hari sekali. Pengambilan sampel dilakukan pada kolom akuarium
pemeliharaan kemudian sampel air diukur di Laboratorium Lingkungan dan
Toksikologi BPPBAT Bogor.
Tabel 1 Parameter kualitas air pada pemeliharaan benih ikan gabus (Channa
striata) dengan padat tebar berbeda selama 42 hari dalam sistem
resirkulasi
Parameter
Suhu
pH
DO
Alkalinitas
Amonia
Nitrit

Satuan
0
C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

Metode/Alat
Termometer
pH-meter
DO-meter
APHA (2005)
APHA (2005)
APHA (2005)

Waktu Pengukuran
Setiap hari
10 hari sekali
10 hari sekali
10 hari sekali
10 hari sekali
10 hari sekali

4

Parameter Uji
Parameter uji pada penelitian ini meliputi tingkat kanibalisme, derajat
kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak, rasio konversi pakan, koefisien
keragaman panjang, dan analisis usaha.
Tingkat kanibalisme
Tingkat kanibalisme dihitung menggunakan persamaan War & Altaff
(2014):
Tingkat kanibalisme (%) = 100 - (Kelangsungan hidup + Mortalitas terlihat)
Derajat kelangsungan hidup
Derajat kelangsungan hidup (survival, SR) merupakan persentase jumlah
ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan. SR dihitung dengan rumus (Huisman
1987):
SR (%) =

Nt
No

×

Keterangan :
Nt = Jumlah ikan akhir (ekor)
No = Jumlah ikan awal (ekor)
Laju pertumbuhan mutlak
Laju pertumbuhan mutlak (growth rate, GR) merupakan pertambahan bobot
ikan selama pemeliharaan. GR dihitung dengan rumus (Goddard 1996):
GR (g/hari) =

� −��

Keterangan :
Wt = Bobot rata-rata akhir (g)
Wo = Bobot rata-rata awal (g)
t
= Jumlah hari pemeliharaan
Rasio konversi pakan
Rasio konversi pakan (feed conversion ratio, FCR) adalah perbandingan
jumlah pakan yang diberikan untuk menghasilkan satu kilogram daging ikan. FCR
selama pemeliharaan dihitung menggunakan rumus (Zonneveld et al. 1991):
FCR = [



� +�� – ��

]

Keterangan:
F = Jumlah pakan (g)
Bt = Biomassa ikan pada saat akhir pemeliharaan (g)
Bm = Biomassa ikan yang mati saat pemeliharaan (g)
Bo = Biomassa ikan pada saat awal pemeliharaan (g)

5

Koefisien keragaman panjang
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang
dinyatakan dalam koefisien keragaman, dihitung menggunakan rumus (Steel &
Torrie 1993):
KK (%) = ( ) x 100


Keterangan:
s = Simpangan baku
y = Rata-rata contoh
Analisis usaha
Keuntungan usaha merupakan selisih antara total penerimaan dan total
pengeluaran selama penelitian. Total penerimaan bergantung pada jumlah ikan
yang dijual dan harga produk. Penerimaan dapat dihitung dengan rumus
(Nurmalina et al. 2010):
TR = Q x P
Keterangan:
TR = Total revenue (total penerimaan)
Q = Quantity (jumlah ikan yang dijual)
P = Price (harga)
Keuntungan diperoleh pada saat total penerimaan dikurangi dengan biaya
pengeluaran yang dilakukan selama pemeliharaan. Biaya total adalah biaya yang
dikeluarkan selama proses pemeliharaan, terdiri dari biaya variabel dan biaya
tetap. Biaya tetap diasumsikan sama untuk setiap perlakuan. Total penerimaan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Nurmalina et al. 2010):
π = TR – TC
Keterangan:
TR = Total revenue (total penerimaan)
TC = Total cost (total pengeluaran)
Analisis Data
Data yang diperoleh ditabulasi dan dihitung untuk keperluan analisis
selanjutnya. Analisis ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% digunakan
untuk menentukan apakah perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
parameter kelangsungan hidup, pertumbuhan bobot dan panjang, konversi pakan,
dan koefisien keragaman panjang. Apabila terdapat pengaruh nyata, maka
dilanjutkan dengan uji Tukey untuk menentukan perbedaan antar perlakuan.
Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan parameter tingkat kanibalisme,
kualitas air, dan analisis usaha dengan menampilkan tabel atau gambar. Analisis
data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2010 dan
SPSS 20.0 (Lampiran 1).

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan padat tebar tidak mempengaruhi
derajat kelangsungan hidup dan tidak terjadi kematian yang diakibatkan oleh
kanibalisme selama pemeliharaan. Namun perbedaan padat tebar menyebabkan
perbedaan konversi pakan. Rasio konversi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan
3 ekor/L. Performa pemeliharaan benih ikan gabus dengan padat tebar berbeda
ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Performa pemeliharaan benih ikan gabus (Channa striata) dengan padat
tebar berbeda selama 42 hari dalam sistem resirkulasi
Parameter

1 ekor/L
0
94,17 ± 6,29a

Nilai pada perlakuan
2 ekor/L
3 ekor/L
0
0
94,58 ± 1,91a
92,5 ± 3,00a

Tingkat kanibalisme (%)
Derajat kelangsungan hidup (%)
Laju pertumbuhan mutlak
0,12 ± 0,010a
0,12 ± 0,004a
0,12 ± 0,005a
panjang (cm/hari)
Laju pertumbuhan mutlak bobot
0,14 ± 0,001a
0,14 ± 0,001a
0,13 ± 0,003a
(g/hari)
Rasio konversi pakan
3,90 ± 0.31a
3,94 ± 0,31a
4,77 ± 0.04b
a
a
Koefisien keragaman panjang (%)
11,19 ± 3,88
8,02 ± 2,23
7,25 ± 2,27a
*angka-angka pada baris yang sama dengan huruf sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% (uji selang berganda Tukey).

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat kanibalisme
mencapai 0%. Kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak panjang, laju
pertumbuhan mutlak bobot, dan koefisien keragaman panjang tidak berbeda nyata
antar perlakuan (P>0,05). Rasio konversi pakan menunjukkan perbedaan antar
perlakuan (P