Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat Dengan Keberhasilan Usaha Studi Kasus Di Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU WIRAUSAHA
PETANI GARAM RAKYAT DENGAN
KEBERHASILAN USAHA
(Studi Kasus Desa Aeng Sareh Kec. Sampang Kab. Sampang)

SEPTIAN EKO HARYANSYAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Antara
Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat dengan Keberhasilan Usaha
menggunakan studi kasus di Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Kabupaten
Sampang adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

Septian Eko Haryansyah
NIM H34100098

ABSTRAK
SEPTIAN EKO HARYANSYAH Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani
Garam Rakyat Dengan Keberhasilan Usaha studi kasus di Desa Aeng Sareh
Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Dibimbing oleh WAHYU BUDI
PRIATNA.
Kewirausahaan merupakan salah satu jawaban dari masalah pengangguran
yang terjadi di Indonesia. Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Pulau Madura
merupakan salah satu sentra industri garam rakyat terbesar di Indonesia. Pertanian
garam rakyat yang masih bertahan sampai sekarang tidak terlepas dari adanya
karakter yang dimiliki oleh petani garam rakyat. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk karakter wirausaha petani garam
rakyat, menjelaskan hubungan faktor internal dan eksternal terhadap karakter
wirausaha petani garam rakyat, dan menjelaskan hubungan perilaku wirausaha
terhadap keberhasilan usaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji korelasi Rank
Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan tindakan
wirausaha berkorelasi terhadap keberhasilan usaha secara signifikan pada taraf
nyata (α = 10%).
Kata kunci: Karakter, perilaku wirausaha, keberhasilan usaha petani garam rakyat.
ABSTRACT
SEPTIAN EKO HARYANSYAHThe correlation between the behavioural
enterpreneurship of the salt farmers with the successful business by conducting
case study in Aeng Sareh Village, Sampang Subdistrict. Sampang District. The
surpervised is WAHYU BUDI PRIATNA.
Enterpreneurship is one of the way how to solve the jobless in Indonesia.
Aeng Sareh village, a village in Sampang District, East Java Province becomes
the one of the biggest industrial salt centre in Indonesia. The tough character of
salt farmer makes this salt farming still exists untill now. Business charecter built
up is confident, task and result oriented, bravery taken the risk, leadership,
original, and future oriented. Behavioural enterpreneurship which will be assessed

is knowledge, attitude, and action. The aim of this research is to identify how the
salt farmersof Aeng Sareh village building their enterpreneur character, explain
the relationship between internal and external factor towards their enterpreneur
character, and elaborate their enterpreneur behavioural relationship towards their
successful business. Data analysis is done by using descriptive analysis and
corrrelation test Rank Spearman. The result of analysis showed that enterprenur
knowledge, enterpreneur attitude, and enterpreneur action correlated with the
significantly successful business in the term of real level (α = 10%).
Key words: Behavioural entrepreneurship, character, salt farmers, the successful
business.

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU WIRAUSAHA
PETANI GARAM RAKYAT DENGAN
KEBERHASILAN USAHA
(Studi Kasus Desa Aeng Sareh Kec. Sampang Kab. Sampang )

SEPTIAN EKO HARYANSYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat
dengan Keberhasilan Usaha (Studi Kasus di Desa Aeng Sareh
Kec. Sampang Kab. Sampang)
Nama
: Septian Eko Haryansyah
NIM
: H34100098

Disetujui oleh


Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina, M,Si.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
menjadi syarat kelulusan pada Studi Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi
dan Manajemen. Penelitian ini diselesaikan berdasarkan pengamatan langsung di
Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang dengan mengangkat
judul Hubungan Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat dengan
Keberhasilan usaha studi kasus Desa Aeng Sareh Kecamatan Sampang Kabupaten
Sampang.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna,

M.Si selaku pembimbing, Dr. Ir. Burhanuddin, MM selaku penguji utama, Ir.
Narni Farmayanti selaku penguji komisi displin departemen, dan teman-teman
Agribisnis 47 yang telah memberikan masukan serta seluruh keluarga besar
GASISMA yang telah memberikan semangat kepada penulis. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa
dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
.

Bogor, Februari 2015
Septian Eko Haryansyah

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Karakter Wirausaha
Perilaku Wirausaha
Keberhasilan Usaha
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel
Metode Pengolahan dan Analisis Data
GAMBARAN UMUM
Keadaan Geografis dan Topografis Desa Aeng Sareh
Karakteristik Penduduk Desa Aeng Sareh
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor Internal

Faktor Eksternal
Hubungan Antara Faktor Internal dengan Karakter Wirausaha
Hubungan Antara Faktor Ekternal dengan Karakter Wirausaha
Hubungan Antara Perilaku Wirausaha dengan Keberhasilan Usaha
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vii
viii
viii
viii
1
1
4
5
5
6

6
6
7
7
8
8
13
15
15
15
15
16
18
18
18
20
20
22
28
29

30
31
31
32
33
57

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Jumlah Angkatan Kerja dan Pengangguran tahun 2012 - 2013
Kebutuhan garam nasional tahun 2007-2011
Produksi garam nasional berdasarkan provinsi tahun 2007-2011
Kriteria penilaian skor kuesioner sikap dan karakter wirausaha
Kriteria penilaian skor kuesioner pengetahuan, tindakan dan
keberhasilan wirausaha
Komposisi penduduk Desa Aeng Sareh 2013 berdasarkan usia
Komposisi penduduk Desa Aeng Sareh 2013 berdasarkan tingkat
pendidikan
Komposisi penduduk Desa Aeng Sareh 2013 berdasarkan jenis
pekerjaan(Usia 17 Tahun Keastas)
Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan formal
Sebaran responden berdasarkan lama menjalankan usaha
Sebaran responden berdasarkan Pendapatan
Pengaruh faktor lingkungan
Pengaruh faktor iklim
Pengaruh faktor pesaing
Pengaruh faktor sarana dan prasarana
Rataan skor karakter wirausaha petani garam rakyatdi Desa Aeng Sareh
Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara faktor internal dengan
karakter wirausaha
Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara faktor eksternal dengan
karakter wirausaha
Uji korelasi Rank Spearman hubungan antara perilaku wirausaha
dengan keberhasilan usaha

1
2
3
17
17
19
19
20
20
21
21
22
22
23
24
24
28
29
30

DAFTAR GAMBAR
1. Perilaku wirausaha
2. Kerangka pemikiran operasional penelitian

9
14

DAFTAR LAMPIRAN
1. Tabel rekapitulasi luas lahan dan kapasitas produksi garam rakyat di
Kabupaten Sampang tahun 2013
2. Hasil uji validitas
3. Hasil uji analisis deskriptif
4. Hasil uji reliabilitas
5. Kuesioner
6. Dokumentasi

35
35
43
47
48
56

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kualitas suatu bangsa sangatlah tergantung pada kemampuan dan kemauan
serta semangat dari masyarakatnya atau sumber daya manusianya sebagai salah
satu aset utama dalam mengembangkan potensi bangsa. Peningkatan kualitas dari
sumberdaya yang handal dan kreatif. Dengan demikian akan menciptakan
lapangan pekerjaan yang baru. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini dan
perkembangan dunia pendidikan menyebabkan semakin banyak pula orang yang
terdidik. Namun, kemajuan ini tidaklah didukung oleh perluasan lapangan
pekerjaan yang memadai. Hal ini yang menyebabkan jumlah pengangguran sangat
banyak. Tingginya tingkat pengangguran tentu akan menjadikan beban yang besar
bagi masyarakat dan negara, seperti meningkatnya angka kriminalitas dan
kemiskinan di negara ini.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa, suatu negara
mampu berkembang untuk membangun perekonomiannya apabila memiliki
wirausaha sebanyak dua persen dari jumlah penduduknya. Kewirausahaan
memiliki peranan penting untuk mengurangi angka pengangguran dan juga
menambah daya tampung tenaga kerja (Alma 2003). Hal ini ditunjukan dengan
keadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada Februari 2013 yang menunjukkan
adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja
yang bekerja serta penurunan tingkat pengangguran data selengkapnya
ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1Jumlah Angkatan kerja dan pengangguran tahun 2012 - 2013
Tahun
2012
2013

Februari
Agustus
Februari
Agustus

Angkatan Kerja
(juta orang)
120.41
118.05
121.19
118.19

Bekerja
(juta orang)
112.80
110.81
114.02
110.80

Pengangguran
(juta orang)
7.61
7.24
7.17
7.39

Sumber : BPS 2012 – 2013

Pada tabel 1 diatas adanya jumlah pengangguran bisa diatasi apabila
melakukan suatu usaha yang bisa membuka lapangan pekerjan untuk para
pengangguran, hal ini akan berdampak terhadap penurunan jumlah pengangguran
di Indonesia. Kewirausahaan merupakan salah satu faktor penting dalam
agribisnis. Para pelaku usaha agribisnis harus memiliki jiwa atau karakteristik
kewirausahaan yang bertujuan sebagai faktor penentu keberhasilan dari usahanya.
Adanya perilaku wirausaha akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang
yang ada menjadi sesuatu yang menguntungkan. Pendorong yang utama untuk
meningkatkan kebutuhan wirausaha adalah memunculkan ragam kesempatan
untuk berproduksi dan juga memasarkan barang atau jasa. Untuk menjawab
tantangan diatas diperlukan sumberdaya manusia yang handal, berkompeten,
memiliki cara berpikir inovatif dan juga kreatif sehingga mampu memanfaatkan
peluang tersebut untuk menuju kesuksesan sebuah usaha.

2
Seorang wirausaha adalah seseorang yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan dan melembagakan usaha yang dimilikinya, dilakukan secara
kreatif dan inovatif yang mempertimbangkan kemampuan diri termasuk mampu
mengendalikan risiko, mampu melihat kedepan, mampu memanfaatkan peluang,
mampu bergaul, suka bekerja keras, penuh keyakinan dan bersikap mandiri
(Tawardi 1999).
Usaha garam rakyat merupakan salah satu contoh wirausaha yang
mempunyai prospek cukup baik di masa yang akan datang karena garam
merupakan hasil dari industri hulu, sebagian produk industri hulu terkait dengan
berbagai macam industri hilir. Apabila dikelola dengan SDM yang memadai dan
berkompeten pada bidangnya, hal ini akanmendorong usaha garam rakyat menjadi
lebih baik yang berdampak pada peningkatan kompetensi daerah pada sektorsektor lainnya karena keberlangsungan sektor lain memiliki kaitan erat terhadap
sektor hulu. Misalkan pada industri makanan, aktivitas industri sering kali
menggunakan bahan baku yang berasal dari garam.Kebutuhan garam untuk
industri CAP (Chlor alkali plant) yang merupakan bahan baku pembuatan plastik,
soda kostik, bahan pemutih dan berbagai bahan industri lainnya. Padatahun 2009
sekitar 55 persen dari kebutuhan total garam nasional atau sebesar 1560000 ton.
Hal tersebut menunjukkan bahwa garam merupakan salah satu produk yang
dibutuhkan dalam jumlah cukup banyak. Kebutuhan garam nasional baik untuk
industri maupun rumah tangga selengkapnya ditunjukan pada Tabel 2.
Tabel 2 Kebutuhan garam nasional tahun 2007-2011
No

Peruntukan

Tahun
2007

2008

2009

2010

2011

1 320 000

1 350 000

1 560 000

1 575 600

1 600 000

1

Industri CAP

2

Garam Rumah Tangga

680 000

687 000

693 000

720 000

750 000

3

Industri Aneka Pangan

443 250

455 060

460 000

465 000

250 000

4

Pengeboran Minyak

125 000

125 000

125 000

135 000

145 000

5

Lain-lain

50 000

50.000

50 000

60 000

60 000

2 618 250

2 667 060

2 888 000

2 955 600

2 805 000

Total

Sumber : Kementerian Perdagangan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan

Secara umum pada saat ini produksi garam nasional cukup rendah. Padahal
terdapat beberapa daerah yang dikenal sebagai sentra garam nasional yang
tersebar di Jawa Barat seperti Indramayu dan Cirebon, di Jawa Tengah yaitu Pati
dan Rembang, di Jawa Timur dan Pulau Madura seperti Kabupaten Sampang,
Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep. Produksi garam di Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2011 sebesar 850000 ton, hal ini menunjukkan bahwa
JawaTimur menyumbang sebesar 63.67 persen produksi nasional. Tabel 3
menunjukkan produksi garam nasional berdasarkan provinsi, dan secara umum
bisa dilihat bahwa sentra produksi garam terbesar di Indonesia terletak di Provinsi
Jawa Timur, Pulau Madura khususnya di Kabupaten Sampang, Pamekasan dan
Sumenepmerupakan penghasil garam terbesar dibandingkan kabupaten yang lain
yang terletak Provinsi Jawa Timur.

3
Tabel 3 Produksi garam nasional berdasarkan provinsi tahun 2007-2011
No

Provinsi

Tahun
2007

1

Jawa Barat

2

2008

2009

2010

2011

90 000

90 000

95 000

5000

131 000

Jawa Tengah

150 000

154 000

155 000

5000

198 000

3

Jawa Timur

577 000

636 000

725 000

7000

850 000

4

Nusa Tenggara Barat

45 000

42 000

50 000

5000

69 000

5

Nusa Tenggara Timur

50 000

48 000

60 000

3000

67 000

6

Sulawesi Selatan

50 000

47 000

52 000

3000

65 000

7

Sulawesi Tengah

15 000

14 000

18 000

1000

20 000

Total

977 000

1 031 000

1 155 000

29 000

1 335 000

Sumber : Kemenperin, 2009 dan 2012

Di Provinsi Jawa Timur Pulau Madura merupakan salah satu daerah
potensial penghasil garam di Indonesia, karena di Pulau Madura memiliki musim
kemarau yang sangat panjang dengan curah hujan yang relatif kecil. Oleh karena
itu, Pulau Madura menjadi salah satu pulau penghasil garam yang memiliki
kualitas baik dan potensial. Dengan demikian, hal tersebut dapat menjadi salah
satu penyokong perekonomian masyarakat Madura yakni dengan cara bertani
garam.
Kabupaten Sampang memiliki luas tambak garam rakyat terbesar di
Madura.Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010) menunjukkan bahwa
keseluruhan tambak garam produktif di Madura yaitu 6435 ha merupakan tambak
garam rakyat.Diantara seluruh luas tambak garam rakyat tersebut, 4246 ha atau
hampir 66 persen berada di Kabupaten Sampang terutama di bagian pesisir
selatan.Sedangkan di Desa Aeng Sareh sendiri luas tambak adalah sebesar 174.5
ha atau menyumbang sebesar 2.7 persen luas lahan yang ada di Kabupaten
Sampang. Data luas lahan dan kapasitas produksi garam rakyat di Kabupaten
Sampang tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran 1.Hal ini merupakan
compatative advantageyang dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak
perekonomian di Kabupaten Sampang. Berdasarkan potensi tersebut,setiap
RT/RW diseluruh Kabupaten Sampang pada tahun 2011-2031 mengarahkan
pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten
Sampang yang tersebar di enam kecamatan yaitu Kecamatan Sampang,
Kecamatan Camplong, Kecamatan Torjun, Kecamatan Pangarengan, Kecamatan
Jrengik, dan Kecamatan Sreseh (Bappedda Sampang 2010).
Desa Aeng Sareh yang terletak di pesisir selatan Kabupaten Sampang
memiliki banyak lahan tambak garam, hal ini yang menyebabkan masyarakat
disekitarnya melakukan kegitan usaha bertani garam. Para petani garam ini sangat
mengandalkan cuaca atau iklim untuk melakukan kegitan usahanya. Karena
pertanian garam pada umumnya dilakukan secara tradisional dengan
memanfaatkan sinar matahari untuk menguapkan air laut diatas tambak.
Sejak dahulu, usaha garam rakyat merupakan mata pencaharian tumpuan
masyarakat pesisir khususnya di Desa Aeng Sareh Kabupaten Sampang ini.Selain
itu juga ditunjang oleh potensi lahan dan iklim, potensi sumberdaya manusia,
peluang pasar domestik yang masih terbuka luas serta bahan baku yang sangat

4
melimpah untuk pembuatan garam yaitu air laut dengan konsentrasi kadar garam
yang tinggi dan air laut yang cocok untuk proses pembuatan garam, dimana airnya
mengalir lancar dari laut ke lahan/tambak garam milik petani garam rakyat ini.
Petani garam di Desa Aeng Sareh terbagi menjadi tiga yaitu pemilik lahan
tambak, koordinator lapang, dan pekerja atau penggarap lahan.Pemilik lahan
adalah orang yang memiliki lahan tambak, koordinator adalah orang yang
bertugas untuk memantau tambak garam dan juga mengontrol datangnya air laut
ke tambak – tambak garam yang sudah disediakan, sedangkan penggrap lahan
merupakan orang yang bertugas memanen garam dan juga mengangkut garam
kedalam truk – truk pengepul. Pembagian hasil antara pemilik, koordinator
lapang dan pekerja lahan didasarkan atas perjanjian dan persetujuan antara
ketiganya.
Melihat potensi garam di Desa Aeng Sareh yang memliki keunggulan
kompetitif dan komparatif, menjadikan garam di Desa Aeng Sareh ini sebagai
komoditi yang memiliki kekuatan untuk mengembangkan skala usahanya lebih
besar dibandingkan usaha lainya. Selain keunggulan tersebut banyak faktor lain
yang memperanguruhi perkembangannya baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal berupa umur, tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi,
dan perilaku usaha. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti lingkungan, iklim, pesaing dan sarana-prasarana. Hal ini juga dapat
mempengaruhi perilaku dari petani garam terhadap keberhasilan usahanya.
Petani garam di Desa Aeng Sareh dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut,
untuk faktor internal dipengaruhi tingkat pendidikan, pengalaman, dan pendapatan.
Serta didalam melakukan usahanya tersebut petani garam masih menggunkan cara
tradisional dan kurangnya motivasi dari petani garam dalam pengembangan
usahanya. Faktor eksternal banyak dipengaruhi oleh lingkungan, iklm (cuaca),
pesaing, sarana dan prasarana. Faktor-faktor diatas mendorong penulis untuk
melakukan penelitian di Desa Aeng Sareh dengan mengambil judul Hubungan
Antara Perilaku Wirausaha Petani Garam Rakyat Dengan Keberhasilan Usaha Di
Kabupaten Sampang.
Perumusan Masalah
Kabupaten Sampang merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi
dalam subsektor perikanan dan kelautan yaitu dengan komoditasnya berupa garam.
Adanya fokus pengembangan terhadap komoditas–komoditas unggulan akan
meningkatan keunggulan kompetitif dari daerah tersebut. Namun rendahnya
industri pengolahan didaerah ini berdampak pada kurangnya keunggulan
kompetitif untuk produk–produk unggulan khususnya produk agribisnis unggulan.
Desa Aeng sareh yang terletak di daerah pesisir selatan dari Kabupaten
Sampang sangat dekat dengan tempat bahan baku utama pembuatan garam yaitu
air laut yang berasal dari selat Madura. Garam merupakan salah satu produk
agribisnis yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif yang belum
dikelola dengan baik dan profesional. Pada umumnya petani di Desa Aeng Sareh
memiliki permasalahan diantaranya sikap perilaku wirausaha yang masih
tradisional, permodalan yang susah didapatkan sehingga para petani untuk
mendapatkan modal harus meminjam kepada tengkulak yang berdampak pada

5
penawaran harga produk garam yang sangatlah rendah. Kualitas garam yang
dihasilkan oleh petani garam dari desa ini masih sebatas garam kualitas dua.
Di Desa Aeng Sareh ini, para petani garamnya masih melakukan kegiatan
bertani garam dengan cara tradisional. Selain itu sarana dan prasarana yang ada
juga belum memadai. Faktor lingkungan juga mempengaruhi usaha tani garam
tersebut. Iklim yang berubah–ubah dan tidak menentu juga menjadi permasalahan
yang terdapat di dalam faktor eksternal dari kegiatan usaha bertani garam.
Faktor internal yang mempengaruhi karakter wirausaha antara lain
pengalaman, pendapatan, dan tingkat pendidikannya. Tingginya tingkat
pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan suatu usaha yang akan ditempuh.
Sedangkan faktor eksternal yang juga mempengaruhi karakter wirausaha antara
lain lingkungan, iklim, pesaing, serta sarana dan prasarana. Perilaku wirausaha
juga mempengaruhi keberhasilan usaha. Perilaku wirausaha terdiri dari
pengetahuan, sikap dan tindakan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka perumusan
masalah yang akan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Faktor–faktor pembentuk karakter wirausaha apa saja yang ada pada petani
garam rakyat di Desa Aeng Sareh ?
2. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal terhadap karakterwirausaha
petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh ?
3. Bagaimana hubungan perilaku wirausaha dengan keberhasilan usaha petani
garam rakyat di Desa Aeng Sareh ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi faktor-faktorpembentuk karakter wirausaha petani garam
rakyat di Desa Aeng Sareh.
2. Menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal terhadap karakter
wirausaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh.
3. Menganalisis hubungan perilaku wirausaha terhadap keberhasilan usaha petani
garam rakyat di Desa Aeng Sareh.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan atau rujukan dalam
mempelajari hubungan perilaku wirausaha dan juga tingkat keberhasilan dari
usahanya, khususnya perilaku wirausaha petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh.
Hasil penelitian ini untuk masyarakat umum juga bisa menjadi bahan rujukan
untuk memperhatikan perilaku usaha dalam menjalankan usahanya agar dapat
berkembang dengan lebih baik. Sedangkan bagi pemerintah, hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi terhadap segala kebijakan
yang telah dibuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para
petani garam rakyat.

6
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki batasan hanya untuk mengetahui hubungan antara
perilaku usaha dengan keberhasilan dari usaha petani garam rakyat yang dilihat
dari pengaruh faktor internal dan juga faktor eksternal. Perilaku wirausaha yang
diteliti adalah faktor internal, faktor eksternal dan sikap wirausaha. Sedangkan
untuk keberhasilan usaha yang diteliti meliputi berapa banyak tambak garam (ha)
yang dimiliki, perluasan pangsa pasar, kemampuan bersaing, dan peningkatan
pendapatan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistika deskrtiptif dan analisis Korelasi Rank Spearman.

TINJAUAN PUSTAKA
Karakter Wirausaha
Menurut Noviana (2013),mterdapat lima karakter wirausaha yang dapat
dikaitkan dengan keberhasilan usaha. Kelima karakter itu adalah kepemimpinan,
pengambilan keputusan, pengambilan risiko, perencanaan bisnis, dan penggunaan
waktu secara efektif. Karakter yang berpangaruh terhadap keberhasilan pada
penelitian Noviana (2013) adalah kepemimpinan, perencanaan bisnis dan
penggunaan waktu secara efektif. SedangkanDarya (2012) mengemukakan bahwa
variabel karakter kewirausahaan meliputi beberapa faktor yang mampu mengatasi
kegagalan, mampu mengatasi perubahan, keinginan berkembang, keinginan untuk
unggul dan memiliki pengetahuan baru. Keempat fakor itu mempunyai pengaruh
yang signifikan dan positif terhadap kompetisi usaha dan kinerja Usaha Mikro dan
Kecil (UMK) di Kota Balikpapan.
Hasil penelitian Yulia (2011) yang berjudul Analisis Karakteristik
Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepemilikan Usaha
Mandiri Mahasiswa ITS juga menunjukkan bahwa aspek demografis (umur dan
pendidikan) berpengaruh terhadap kewirausahaan, selain aspek tersebut juga
terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi kepemilikan usaha mandiri
mahasiswa ITS yaitu lingkungan keluarga, lingkungan belajar dan metode
pendidikan. Metode yang digunakan pada penelitian Yulia (2011) adalah analisis
regresi logistik biner, sedangkan metode yang digunakan oleh Pambudi et al
(2011) adalah analisis statistik deskriptif, analisis korelasi Chi Square dan Rank
Spearman serta analisis Plotter.
Azzahra (2009) dalam penelitiannya bertujuan menganalisis karakteristik
dan perilaku mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas
Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan
(PPKM). Responden penelitian ini berjumlah 25 orang dengan menggunakan
metode sensus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif
untuk mendeskripsikan karakteristik responden, serta Analisis Korelasi Chi
Square dan Rank Spearman untuk menganalisis hubungan antara karakteristik
individu responden dengan perilaku wirausahanya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebanyak 36% responden memiliki perilaku wirausaha tinggi dan 64%
sangat tinggi. Pada taraf α=0.05 terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ayah

7
dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan tindakan wirausaha, dan
keikutsertaan pada seminar atau pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan
perilaku wirausaha.
Perilaku Wirausaha
Penelitian mengenai perilaku wirausaha telah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya. Dirlanudin (2010), menyatakan bahwa keberhasilan
pengusaha kecil industri agro dipengaruhi secara nyata oleh perilaku wirausaha
dan keberdayaan dimana hasil perhitungan menunjukkan perilaku wirausaha dan
keberdayaan berpengaruh langsung dan bernilai positif terhadap keberhasilan
usaha kecil industri agro masing-masing 0.35 dan 0.16 pada taraf nyata 0.05.
Yuliandini (2000), menyatakan bahwa adanya perbedaan perilaku wirausaha
antar satu pengusaha dengan pengusaha yang lainnyadipengaruhi oleh berbagai
faktor dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan pedagang
bakso sapi keliling di Kota Bogor adalah pendidikan, pengalaman usaha, motivasi
dan lokasi usaha yang berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku
kewirausahaan dengan nilai F=35.24 pada taraf signifikasi 0.01.
Sedangkan pada penelitian Hadian (2011), menyatakan bahwa pengetahuan
sebagian besar pedagang berada dalam kategori sangat tinggi sedangkan sikap
berada pada kategori tinggi, keterampilan berada dalam kategori rendah, dan
perilaku wirausaha berada dalam kategori tinggi. Berdasarkan hal tersebut, dapat
diketahui bahwa unsur-unsur perilaku wirausaha yang dominan terhadap perilaku
wirausaha pedagang adalah pengetahuan dan sikap wirausaha pedagang martabak
itu sendiri. Karakteristik yang mempengaruhi perilaku wirausaha pedagang
martabak manisdiantaranya adalah jumlah tanggungan keluarga dan lama
berdagang.
Penelitian yang dilakukan Pambudi et al. (2011) menunjukkan bahwa
terdapat dua unsur utama yang mempengaruhi karakter wirausaha pada
mahasiswa IPB yaitu kepribadian dan kepercayaan diri. Komponen kepribadian
mencakup kebebasan, disiplin diri, dorongan dan keinginan, serta kemampuan
menghadapi risiko. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa semester mahasiswa
IPB berkorelasi dengan perilaku dan karakter mahasiswa dalam menghadapi
risiko. Ada kecenderungan semakin tinggi semester mahasiswa tindakannya
semakin tinggi, sedangkan semakin memiliki kebebasan dan keberanian
kemampuan menghadapi risikonya semakin berkurang. Faktor yang
mempengaruhi perilaku dan karakter wirausaha mahasiswa IPB adalah semester,
angkatan, IPK, uang saku dari orang tua, mengikuti pelatihan dan PKM serta
pengalaman berwirausaha.
Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha tidak hanya mengenai pendapatan dan laba yang
diperoleh. Noviana (2013) menganalisis keberhasilan peternak sapi perah
berdasarkan empat hal. Keempat hal tersebut yaitu keberlangsungan usaha,
penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan meningkatkan kualitas hidup bagi pemakai produk.
Indikator keberhasilan tersebut dikembangkan menjadi beberapa bagian yang

8
menggambarkan adanya pertumbuhan usaha. Pada penelitian Setyawati et
al.(2013) dijelaskan tiga hal, yaitu pertumbuhan unit usaha, tenaga kerja dan aset
produksi. Penelitian Noviana (2013) ditujukan untuk menghubungkan karakter
wirausaha dan faktor teknis dengan keberhasilan usaha menggunakan alat analisis
Rank Spearman dengan taraf nyata 5%.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis
Wirausaha
Wirausaha atau entrepreneur saat ini sudah tidak asing lagi di telinga kita,
istilah ini telah lama ada dan didengar sejak tahun 1755 oleh Cantillon dalam
Astamoen (2005) yang menyatakan bahwa entrepreneur memiliki fungsi unik
sebagai penanggung risiko dengan cakupan sebagai berikut : 1) sebagai manusia
yang mempunyai sikap mental, wawasan, kreativitas, inovasi, ide, motivasi, citacita, dan lain-lain, 2) berusaha atau berproses untuk mengisi peluang dalam usaha
jasa atau barang (goods) untuk tujuan ekonomi, dan 3) untuk mendapatkan laba
dan pertumbuhan usaha. Lebih lanjut, hasil lokakarya sistem Pendidikan dan
Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia dalam Astamoen (2005)
mendefinisikan wirausaha sebagai pejuang kemajuan yang mengabdikan diri
kepada masyarakat dengan wujud pendidikan (edukasi) dan bertekad dengan
kemampuan sendiri sebagai rangkaian kiat (art) kewirausahaan untuk membantu
memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, memperluas lapangan
pekerjaan, turut berupaya dalam mengakhiri ketergantungan pada luar negeri, dan
di dalam fungsi-fungsi tersebut selalu tunduk dalam hukum lingkungannya.
Wirausaha merupakan istilah yang berasal dari bahasa Perancis
entrepreneur kemudian di terjemahan ke dalam bahasa Inggris dengan arti
between taker atau go-between. Pengertian wirausaha menurut Joseph Schumpeter
adalah Entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by
introducing new products and services, by creating new forms of organization, or
by exploiting new raw materials (Bygrave 1994). Jadi menurut Joseph,
entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang
ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru.Orang tersebut
melakukan usahanya melaluiorganisasi bisnis yang baru ataupun bisnis yang
sudah ada (Alma 2010).
Dalam berbagai tulisan terdapat istilah yang saling bergantian antara
wiraswasta dan wirausaha.Ada pandangan yang menyatakan bahwa wiraswasta
sebagai pengganti dari entrepreneur.Ada juga pandangan istulah entrepreneur
digunakan wirausaha, sedangkan untuk istilahentrepreneurshipialah untuk
kewirausahaan.Pada akhirnya disimpulkan bahwa wiraswasta sama dengan
wirausaha. Namun Alma (2010), berpendapat bahwa terdapat perbedaan fokus
antara keduanya. Wiraswasta lebih fokus pada objek dan ada usaha yang mandiri,

9
sedangkan wirausaha lebih menekankan pada jiwa, semangat, kemudian di
aplikasikan dalam segala aspek kehidupan.
Meredith et al.dalam Soesarsono (2002) memaknai entrepreneur sebagai
orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis,
mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
darinya, dan bertindak tepat untuk memastikan kesuksesan. Definisi mengenai
wirausaha juga disampaikan oleh Suharyadi et al.(2007) dan Alma (2010).
Suharyadi et al.(2007) mendefinisikan wirausahawan sebagai seseorang yang
menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan dengan risiko dan
ketidakpastian untk memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan
cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumberdaya yang
diperlukan.Sementara itu, menurut Alma (2010) wirausahawan adalah seorang
inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat peluang-peluang
yang mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukan dengan
cara berpikir lamban dan malas.
Alma (2010) menyebutkan bahwa wirausaha (entrepreneur) memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Memiliki rasa percaya diri.
2. Berorientasi pada tugas.
3. Pengambilan risiko.
4. Kepemimpinan.
5. Keorisinilan.
6. Berorientasi pada masa depan.
7. Inovasi.
8. Kreatif.
9. Kebebasan.
Perilaku Wirausaha
PERILAKU

SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

MATERIAL

Gambar 1Perilaku wirausaha
Rakhmat (2001), menyatakan bahwa perilaku dapat dibedakan ke dalam tiga
ranah yaitu ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif atau sikap mental, dan
ranah psikomotorik atau keterampilan (tindakan). Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 1 yang terdapat diatas.
Kast dan Rosenzweig (1995) berpendapat bahwa unsur perilaku terdiri atas
perilaku yang tak tampak seperti pengetahuan (cognitive) dan sikap mental
(affective), serta perilaku yang tampak seperti keterampilan (psychomotoric) dan
tindakan nyata (action). Gabungan dari atribut biologis, psikologis dan pola
perilaku aktual menghasilkan kepribadian (character) yakni kombinasi yang
kompleks dari sifat-sifat mental, nilai-nilai, sikap kepercayaan, selera, ambisi,

10
minat, kebiasaan, dan ciri-ciri lain yang membentuk suatu diri yang unik (unique
self).
Seorang wirausaha tidak hanya sekedar memiliki pengetahuan praktis, tetapi
juga pada gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada
bisnis yang dijalankan. Walaupun secara tak langsung tidak ada hubungan antara
pendidikan dengan semangat kewirausahaan, tetapi dalam menjalankan usahanya
seorang wirausahawan perlu memiliki pengetahuan dasar yang memadai agar
usahanya berhasil. Sedangkan sikap seorang wirausahawan adalah kemauan dan
memiliki kesempatan untuk selalu memperhatikan usahanya sertaketerampilan
adalah kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang
untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan
usahanya tersebut. Keterampilan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan
terutama tangan, kaki, dan mulut untuk berkerja. Berdasarkan pengamatan
perilaku wirausaha oleh Alma (2003), dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha :
1. Wirausaha yang memiliki inisiatif.
2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial ekonomi untuk menghasilkan
sesuatu.
3. Wirausaha yang menerima risiko atau kegagalan.
Kurt Lewin (1951 dalam Brigham 1991) merumuskan suatu model prilaku
(B) adalah fungsi karakteristik individu (P) dan lingkungan (E). Yaitu B =
.Wijandi dalam Sapar (2006) menjelaskan juga bahwa perilaku wirausaha
mencakup tiga hal, yaitu pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan, serta sikap
kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental
terhadap masa yang akan datang. Pendapat tersebut senada dengan pendapat yang
disampaikan olehMar’at dalam Dirlanudin (2010) yangmenyatakan bahwa
terdapat tiga komponen penting untuk mengetahui proses terbentuk dan
berkembangnya perilaku, yaitu :
1. Kognisi berhubungan dengan kepercayaan, ide, dan konsep. Kepercayaan
berasal dari apa yang pernah dilihat atau apa yang telah dketahui. Setelah
kepercayaan terbentuk, maka akan memprediksi masa datang, termasuk
didalamnya pengalaman pribadi yang cenderung membentuk stereotipe. Ranah
atau domainkognisi akan menjawab pertanyaan sesuatu yang dipikirkan atau
dipersepsikan tentang objek.
2. Afeksi, menyangkut kehidupan emosional seseorang. Secara umum disamakan
dengan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Reaksi emosional ditentukan oleh
kepercayaan.
3. Konasi atau psikomotor, merupakan kecenderungan bertingkah laku, berkaitan
dengan objek yang dihadapi. Kecenderungan berperilaku secara konsisten dan
selaras dengan kepercayaan serta perasaan yang dapat membentuk perilaku
individu.
Pengetahuan Wirausaha
Manusia ditakdirkan memiliki otak yang merupakan sumber nalar, gagasan,
dan kemampuan dalam berpikir kreatif.Daya penalaran merupakan kekuatan otak
yang merupakan awal kelahiran berbagai kreasi dan penemuan baru, sehingga
daya nalar merupakan ujung tombak bagi kemajuan bangsa. Daya nalar, daya
pikir, pengetahuan, intelektual, atau kognisi merupakan pencirian dari tingkat
penalaran (reasoning) seseorang atau kemampuan berpikir seseorang, sehingga

11
kemampuan tersebut memberikan perbedaan daya kreativitas seseorang bahkan
suatu bangsa yang menyebabkan perbedaan kemakmuran dan kejayaan.
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pengembangan
pengetahuan.Semakin tinggi dan semakin luas tingkat pendidikan sesorang, maka
semakin tinggi pula daya nalarnya.Selain melalui pendidikan formal, daya nalar
(pengetahuan) juga dapat berkembang dari hasil belajar sendiri atau self study
(Soesarsono 2002).
Pengetahuan mengenai kewirausahaan merupakan salah satu hal yang paling
diperlukan oleh seorang wirausaha dalam membentuk kepribadian untuk menjadi
wirausaha yang sukses dan berhasil. Menurut hasil survey yang dilakukan
Lembing dalam Sunarya et al.(2011) menunjukkan bahwa mayoritas responden
menjadi wirausaha karena didasarkan atas pengalaman yang menjadikannya
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan
dipengaruhi oleh keterampilan dan kemampuan atau kompetensi yang dapat
ditentukan dari pengetahuan dan pengalaman.
Casson dalam Sunarya et al.(2011) menjelaskan bahwa terdapat
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu :
1. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan atau
ditekuni.
2. Imagination, memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan
kesuksesan masa lalu.
3. Partical
knowledge,
memiliki
pengetahuan
praktis,
misalnya
pengetahuanteknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan
pemasaran.
4. Search skill, kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
5. Foresight, merupakan berpandangan jauh kedepan.
6. Computation skill, yaitu berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan
orang lain.
Menurut Sunarya et al. (2011) mengemukakan bahwa pengetahuan
merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan oleh seorang wirausaha dalam
menghadapi lingkungan usaha yang semakin kompetitif.Pengetahuan yang
diperlukan oleh seorang wirausaha meliputi pengetahuan tentang pasar dan
strategi pemasaran, pengetahuan tentang konsumen (pelanggan) dan pesaing, baik
pesaing yang baru masuk maupun yang sudah ada sebelumnya, pengetahuan
tentang pemasok, serta pengetahuan dalam mendistribusikan barang dan jasa yang
dihasilkan.
Sikap Wirausaha
Soesarsono (2002) menjelaskan bahwa kawasan afektif yang merupakan
salah satu bagian dari pembentukan perilaku mengandung empat sub bab yang
penting yaitu sikap, mental, etika, dan moral. Sikap merupakan tingkah laku yang
berkaitan dengan tangapan atau respon pribadi seseorang apabila memperoleh
rangsangan, misalnya tanggap, tegas, menyenangkan, hati-hati, setia, penuh
dedikasi, inisiatif, cekatan, luwes, menarik, cermat, loyal, penuh perhatian, dan
sebagainya. Mental lebih menyangkut pada daya tahan seseorang terhadap situasi
dan kondisi yang dialami, misalnya tabah, gigih, berani, rajin, ulet, percaya diri,
kerja keras, telaten, disiplin, tekun, patuh, pantang menyerah, dan sebagainya.
Sementara itu, etika lebih menyangkut tingkah laku yang berkaitan dengan aturan,

12
pandangan atau tata krama yang baik atau yang jelek dalam kehidupan sosial pada
kalangan tertentu (sopan, santun, tulus, ramah, lembut, dan sebagainya),
sedangkan moral lebih menyangkut akhlak dan berkaitan dengan norma baik atau
jelek yang melekat pada seseorang dalam kehidupan sosial (jujur, iri, dengki, adil,
bertanggung jawab, dan sebagainya).
Suharyadi et al. (2007) menyatakan bahwa sikap wirausaha dapat dilihat
dari kegiatannya sehari-hari, yaitu :
1. Disiplin
Seorang wirausaha yang memiliki ketepatan komitmen terhadap tugas dan
pekerjaan.Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, mulai dari ketepatan
waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya.
2. Komitmen tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki komitmen yang
jelas, terarah, dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang perlu dimiliki oleh
wirausahawan.Kejujuran dapat terlihat dari kejujuran mengenai produk yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi, kejujuran pelayanan purnajual, dan
kejujuran yang berkenaan dengan kegiatan penjualan produk yang dilakukan
oleh wirausahawan.
4. Kreatif dan inovatif
Daya kreativitas yang tinggi merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh
seorang wirausahawan. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara
berpikir yang maju dan penuh gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan
produk-produk yang telah ada sebelumnya di pasaran.
5. Mandiri
Kemandirian merupakan sikap mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausaha. Mandiri dalam hal ini berarti tidak tergantung pada pihak lain
dalam mengambil keputusan atau bertindak untuk kegiatan usaha.
6. Realistis
Seseorang dikatakan realitis apabila orang tersebut mampu menggunakan fakta
atau realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan atau perbuatannya.
Ciri - Ciri Wirausahawan yang Berhasil
Kasmir (2010) berpendapat bahwa berwirausaha tidak selalu memberikan
hasil yang sesuai dengan harapan dan keinginan pengusaha.Tidak sedikit
pengusaha yang mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut.Namun banyak pula
wirausahawan yang berhasil pada beberapa generasi.Bahkan, banyak
wirausahawan yang semula hidup dengan sederhana menjadi sukes dengan
ketekunannya. Berikut merupakan beberapa ciri wirausahawan yang dapat
dikatakan berhasil, yaitu :
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas
Hal ini berfungsi untuk menebak langkah dan arah yang akan dituju sehingga
dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh seorang wirausaha.

13
2. Inisiatif dan selalu proaktif
Merupakan ciri mendasar bahwa seorang pengusaha tidak hanya menunggu
sesuatu yang terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang
sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi
Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada
prestasi sebelumnya.Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasaan
pelanggan menjadi perhatian utama.Setiap waktu segala aktivitas usaha yang
dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibandingkan sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko
Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha, baik
dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras
Jam kerja pengusaha tidak terbatas. Ide-ide baru akan selalu mendorong
seorang pengusaha untuk bekerja keras dan merealisasikannya.
6. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak
hanya pada material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan
harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu merupakan kewajiban
untuk segera ditepati dan direalisasikan.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik
yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.
Hubungan baik yang perlu dijalankan antara lain kepada pelanggan,
pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

Kerangka Pemikiran Operasional
Kerangka pemikiran operasional merupakan suatu landasan berdasarkan
teori yang digunakan untuk menentukan urutan langkah-langkah yangakan
dilakukan dalam suatu penelitian.Potensi sumber daya yang luar biasa pada
agribisnis Indonesia yang seharusnya dapat menjadi peluang untuk
mensejahterakan masyarakat.Konsumsi komoditas pertanian yang masih besar
dan sangat beragam dapat menyerap penawaran dari dalam negeri.Jumlah
penduduk Indonesia yang besar menjamin tenaga kerja yang cukup untuk
beroperasinya perusahaan agribisnis.
Kabupaten Sampang khususnya di Desa Aeng Sareh memiliki potensi untuk
memproduksi garam karena daerah ini berada dipesisir selatan Kabupaten
Sampang yang memiliki air laut dengan konsentrasi garam yang tinggi. Hal ini
berdampak pada perilaku masyarakat yang ada didalamnya yang sebagian besar
bermata pencarian sebagai petani garam. Petani garam yang menjadi objek
penelitian ini adalah mereka yang memiliki tambak sendiri.
Penelitian ini akan mengaitkan antara perilaku wirausaha petani garam
rakyat dengan keberhasilan usaha yang dilakukannya. Perilaku manusia
sebagaimana pendapatKurt Lewin (1951, dalam Brigham, 1991) adalah fungsi
dari faktor internal berupa karakteristik individu dan faktor eksternal berupa
keadaan lingkungan.Berdasarkan berbagai teori dari beberapa ahli dapat

14
disimpulkan bahwa untuk menganalisis perilaku bisa dilihat dari segi faktor
internal dan juga faktor eksternalnya. Selanjutnya dari setiap aspek ini dijabarkan
menjadi lebih luas untuk ditanyakan kepada koresponden.Kerangka pemikiran
dalam penelitian ini lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 2.
Petani Garam Rakyat
di Desa Aeng Sareh
Permasalahan yang dihadapi
1. Perilaku petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh.
2. Permodalan yang masih terbatas.
3. Kualitas garam yang tidak memenuhi standar.

Faktor Internal
1. Tingkat pendidikan
2. Pengalaman
3. Pendapatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

1.
2.
3.
4.

Faktor Eksternal
Lingkungan
Iklim
Pesaing
Sarana dan prasarana

Karakter Wirausaha
Memiliki rasa percaya diri
Berorientasi pada tugas
Pengambilan risiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi pada masa depan
Inovasi
Kreatif
Kebebasan

Perilaku Wirausaha
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan

1.
2.
3.
4.

Keberhasilan Usaha
Produksi
Tenaga Kerja
Pertambahan luas lahan
Penerimaan

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional penelitian

15
Perilaku dari para petani garam rakyat di Desa Aeng Sareh ini bisa dilihat
dari faktor internal yang terdiri dari tingkat pendidikan, pengalaman dan juga
pendapatan dari petani garam agar menjadi sukses dan sejahtera. Sedangkan
faktor eksternalnya terdiri dari faktor lingkungan, iklim, pesaing, sarana dan
prasarana yang belum memadai. Dari faktor tersebut maka akan memberntuk
perilaku wirausaha yang kemudian dihubungkan dengan tingkat keberhasilan dari
usahanya. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan analisis uji korelasi
Rank Spearman.

METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di usaha agribisis (petani garam rakyat) di
Kabupaten Sampang Desa Aeng Sareh, Madura. Lokasi tersebut dipilih secara
sengaja (purposive sampling) dan juga dengan mempertimbangkan alasan lokasi
di Desa Aeng Sareh ini merupakan salah satu sentra garam dan juga salah satu
penghasil garam terbanyak di Kabupaten Sampang. Pulau Madura merupakan
daerah yang sangat potensial untuk usaha agribisnis garam sehingga dapat
ditemukan wirausaha petani garam. Pengambilan data dilakukan pada bulan
Agustus - September 2014.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data
sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.Data primer diperoleh melalui
observasi, wawancara mendalam, dan pengisian kuesioner yang diajukan kepada
responden.Observasi dilakukan secara langsung di lapangan untuk melihat
langsung petani garam melakukan aktivitas sehari–hari.Wawancara dilakukan
secara mendalam kepada wirausaha petani garam rakyat dan sedikit wawancara
kepada pihak–pihak lain yang terkait pada usaha agribisnis tersebut. Sedangkan
kuesioner diberikan kepada petani garam yang akan dinilai karakteristiknya.
Data sekunder didapatkan dari literatur – literatur yang relevan seperti
buku, jurnal, internet, Badan Pusat Statistika (BPS) dan instansi lainnya yang
dapat membantu ketersediaan data.
Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melakukan observasi tempat penelitian, wawancara mendalam dan pengisian
kuisioner. Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di
tempat penelitian. Waktu observasi dilakukan setiap hari senin hingga sabtu pada
pukul 06.00 hingga 12.00 WIB. Wawancara mendalam dilakukan kepada para
pemilik petani garam. Penyebaran kuesioner dilakukan pada saat para petani
garam istirahat. Penentuan daerah atau tempat penelitian dilakukan secara
purposive sampling sedangkan penentuan responden petani garam (pemilik

16
lahan/tambak) dilakukan secara snow ball sampling dengan mendatangi atau
datang langsung ke lahan atau tambak garam. Responden petani garam rakyat
yang digunakan sebagai sampel sebanyak 35 orang pemilik lahan atau tambak
garam.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Secara umum metode pengolahan data dilakukan secara kuantitatif.Metode
kuantitatif berupa statistika deskriptif dan korelasi Rank Spearman juga analisa
deskriptifyang diolah menggunakan SPSS 18.0 for windows dan Microsoft
Excel.Pengukuran perilaku wirausaha menggunakan skala likert dan wawancara
mendalam. Perkembangan usaha secara kuantitatif diukur dari perkembangan
pendapatan cabang usaha dan juga keberhasilan usahanya.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dipertanyakan kepada para pemilik
tambak garam terlebih dahulu dan dilakukan pengujian melalui uji validitas dan
uji reliabilitas. Pada penelitian ini uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap
35 orang pemilik tambak garam (pengusaha) sebagai awal pengujian kuesioner.
Uji validitas menyatakan bahwa sejauh mana alat pengukur mampu mengukur apa
yang diinginkan dari sebuah kuesioner (Umar 2005). Dengan kata lain, pengujian
validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang terdapat
didalam kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur.
Uji validitas menyatakan bahwa sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986). Penilaian valid
atau tidak validnya masing-masing variabel dapat dilihat dari nilai Corrected
Item-Total Correlation masing-masing variabel. Ketika suatu variabel dinyatakan
valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari nilai r tabel.
Sedangkan ketika variabel dinyatakan tidak valid apabila Corrected Item-Total
Correlation lebih kecil dari nilai r tabel. Variabel yang tidak valid harus
dihilangkan dan tidak dipertanyakan