3
klasifikasi hanya 57. Rendahnya confidence rate pada klasifikasi WHO ini paling banyak disebabkan oleh karena tidak adekuatnya bahan biopsi atau insufficient
immunophenotyping.
1
Walaupun pemeriksaan immunohistokimia di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik telah dikembangkan, namun dalam pengembangan pengobatan
dengan targeting terapi organ, klasifikasi WHO ini masih belum rutin digunakan dalam mendiagnosa kasus limfoma. Sehingga sampai saat ini belum didapati data tentang jenis
limfoma berdasarkan WHO di RSUP H. Adam Malik Medan.
Pada penelitian
ini, masih
terbatas untuk
melihat pemeriksan
immunohistokimia CD20 pada kasus-kasus limfoma di Departemen Patologi Anatomi RSUP H. Adam MalikFK-USU pada tahun 2011.
1.2. Rumusan Masalah
Pembagian limfoma berdasarkan klasifikasi WHO sangat penting untuk terapi limfoma yang mengarah pada targeting therapy organ. Limfoma sel-B lebih banyak
ditemukan daripada limfoma sel-T. Data dari seluruh dunia hanya 12 saja limfoma sel-T dan sel NK dari limfoma Non Hodgkin. Di Negara Barat hanya 15-20 acute
lymphoblastic leukemia dan hanya 10-20 sel-T limfoma dari NHL.
1
Untuk itu dibutuhkan angka dan karakteristik limfoma sel-B, pada penelitian ini dipakai CD20
dengan pewarnaan immunohistokimia di RSUP H. Adam MalikFK-USU.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Menemukan insidensi limfoma sel-B dengan pewarnaan immunohistokimia CD20 dan melihat karekteristik penderitanya di RSUP H. Adam MalikFK-USU pada
tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
4
1.3.2. Tujuan Khusus
Melihat gambaran karakteristik penderita Limfoma Melihat gambaran histopatologi Limfoma
Mendapatkan angka insiden limfoma sel-B dengan pemeriksaan CD20.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi indikator dalam menegakkan diagnosis limfoma berdasarkan klasifikasi WHO.
Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk pertimbangan terapi limfoma sel-B. Hasil penelitian ini akan dipakai menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limfoma
Limfoma malignant merupakan terminologi yang digunakan untuk tumor- tumor pada sistem limfoid, khususnya untuk limfosit dan sel-sel prekursor, baik sel-B,
sel-T atau sel Null.
3,4
Biasanya melibatkan kelenjar limfe tapi dapat juga mengenai jaringan limfoid ekstranodal seperti tonsil, traktus gastrointestinal dan limpa.
3
Limfoma malignant secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu: 1. Limfoma Hodgkin;
dan 2. Limfoma non-Hodgkin.
3,4
Terdapat beberapa klasifikasi yang digunakan pada limfoma malignant. Untuk limfoma Hodgkin digunakan klasifikasi WHO, sedangkan
untuk limfoma non-Hodgkin terdapat beberapa klasifikasi yaitu Rappaport, Lukes and Colins, Kiel, International Formulation dan WHO.
,3,4,5,6,7
Etiologi limfoma non-Hodgkin berupa onkogen, infeksi virus Ebstein Barr, Human T-leukemia Virus-I HTLV-I,
penyakit autoimun dan defesiensi imun.
3
Pengobatan dengan menggunakan kombinasi kemoterapi multiagent dapat mempengaruhi prognosis dari penyakit.
3
Prognosis limfoma tergantung pada tipe histologi dan staging.
3
Klasifikasi
Klasifikasi WHO membagi limfoma non-Hodgkin atas tipe sel-B dan sel-T. Di Amerika Serikat yang terbanyak adalah Limfoma sel-B, sekitar 10 limfoma sel-T dan
sedikit tipe sel-Null.
8
Universitas Sumatera Utara