Pengaruh gaya pengasuhan, motivasi, dan strategi pengaturan diri dalam belajar terhadap prestasi akademik remaja

i

PENGARUH GAYA PENGASUHAN, MOTIVASI, DAN STRATEGI
PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI
AKADEMIK REMAJA

NURAINI NOVIANTI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Gaya

Pengasuhan, Motivasi, dan Strategi Pengaturan Diri dalam Belajar terhadap
Prestasi Akademik Remaja adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014

Nuraini Novianti
NIM I24100051

ii

ABSTRAK
NURAINI NOVIANTI. Pengaruh Gaya Pengasuhan, Motivasi, dan Strategi
Pengaturan Diri dalam Belajar terhadap Prestasi Akademik Remaja. Dibimbing
oleh MELLY LATIFAH dan NETI HERNAWATI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya pengasuhan,

motivasi, dan strategi pengaturan diri dalam belajar terhadap prestasi akademik
remaja. Pengambilan data dilakukan dengan teknik pelaporan diri menggunakan
alat bantu kuesioner yang melibatkan 149 siswa kelas VIII dari dua Sekolah
Menengah Pertama Negeri di Bogor. Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian
besar contoh mempersepsikan gaya pengasuhan otoritatif (89.3%). Analisis
regresi menunjukkan bahwa gaya pengasuhan dipengaruhi oleh usia dan lama
pendidikan ibu. Gaya pengasuhan otoritatif berpengaruh positif signifikan
terhadap motivasi, sedangkan gaya pengasuhan permisif berpengaruh negatif
signifikan terhadap motivasi. Selain itu, motivasi juga berpengaruh positif
signifikan terhadap strategi pengaturan diri dalam belajar. Lama pendidikan ibu,
dan gaya pengasuhan otoriter berpengaruh negatif signifikan terhadap prestasi
akademik, sedangkan gaya pengasuhan otoritatif, dan strategi pengaturan diri
dalam belajar berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi akademik.
Kata kunci: gaya pengasuhan, motivasi, prestasi akademik, strategi pengaturan
diri
ABSTRACT
NURAINI NOVIANTI. The Effect of Parenting Style, Motivation, and Self
Regulation Learning Strategies on Adolescent’s Academic Achievement.
Supervised by MELLY LATIFAH dan NETI HERNAWATI.
The aim of this study was to analyze the effect of parenting styles,

motivation, and self regulation learning strategies towards academic achievement
of adolescents. Data was collected through self-report by questionnaire that
involved 149 students that attend second grade in two junior high schools in
Bogor. The results of research showed that a considerable part of samples used
otoritatif parenting style (89.3%). Regression analysis showed that parenting stlye
of parents was influenced by mother’s age and mother’s education. Otoritatif
parenting styles had a positive significant effect to motivation, while permissive
parenting styles had a negative significant effect to motivation. In addition,
motivation had a positive significant effect to self regulation learning strategies.
Length of mother’s education, and authoritarian parenting style had a negative
significant effect to academic achievement, while otoritatif parenting style, and
self regulation learning strategies had a positive significant effect to academic
achievement.
Keywords: parenting style, motivation, academic achievement, self regulation
learning strategies

i

PENGARUH GAYA PENGASUHAN, MOTIVASI, DAN STRATEGI
PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI

AKADEMIK REMAJA

NURAINI NOVIANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

ii


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh
Gaya Pengasuhan, Motivasi, dan Strategi Pengaturan Diri dalam Belajar terhadap
Prestasi Akademik Remaja. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ir. Melly Latifah, M.Si dan Neti Hernawati, SP, M.Si selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah bersedia membimbing dan membantu
penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Ir. Retnaningsih, M.Si dan Dr. Ir. Diah Krisnatuti, P. MS selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
3. Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
telah bersedia membimbing penulis selama menempuh pendidikan di
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.
4. Pihak sekolah SMPN 1 Dramaga yang telah bersedia menjadi lokasi try
out kuesioner penelitian ini.
5. Pihak sekolah SMPN 9 Bogor dan SMPN 2 Bojong Gede yang telah
bersedia menjadi lokasi penelitian ini.
6. Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat kepada penulis beserta para staff selama menempuh
pendidikan di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.
7. Leni Novita, Zervina Rubyn Devi S., dan Tri Susandari selaku rekan
sepayung dalam penelitian ini.
8. Kedua orangtua penulis Agus Eko Susanto, S.Pd dan Siti Juju Jubaedah,
S.Pd, serta kakak penulis Nuraida Septiani dan adik penulis Ridhwan
Nurjulianto dan Rizky Nurfahri yang telah memberikan doa, dan semangat
serta dukungan kepada penulis, baik secara fisik maupun non fisik.
9. Levi, Neza, Lia, Mitha, Jasun, Kinan, Ima, Agung, Labschool Pendidikan
Karakter IPB-ISFA, dan seluruh mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen
angkatan 47 yang telah memberikan kritik dan saran serta dukungan yang
menunjang penelitian ini.
10. Seluruh pihak terkait yang belum disebutkan namanya yang telah
memberikan kontribusinya dalam penulisan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat beberapa
kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga karya
ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2014


Nuraini Novianti

i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... ii
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Perumusan Masalah ....................................................................................... 3
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................................4
METODE .................................................................................................................7
Desain, Lokasi, dan Waktu ............................................................................ 7
Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh .............................................................. 7
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................................ 8
Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 9
Definisi Operasional .................................................................................... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................13
Hasil ............................................................................................................. 13
Pembahasan ................................................................................................. 21
SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................24
Simpulan ...................................................................................................... 24
Saran ............................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................26
RIWAYAT HIDUP................................................................................................37

ii

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

9.
10.
11.
12.
13.

Jenis dan cara pengumpulan data ................................................................... 8
Jenis dan pengkategorian data ...................................................................... 10
Sebaran data karakteristik keluarga .............................................................. 13
Sebaran contoh berdasarkan gaya pengasuhan ............................................. 14
Sebaran contoh berdasarkan motivasi .......................................................... 14
Sebaran contoh berdasarkan dimensi motivasi ............................................. 15
Sebaran contoh berdasarkan strategi pengaturan diri dalam belajar ............ 16
Sebaran contoh berdasarkan dimensi strategi pengaturan diri dalam
belajar ........................................................................................................... 17
Sebaran contoh berdasarkan prestasi akademik ........................................... 17
Koefisien uji regresi karakteristik keluarga terhadap gaya pengasuhan ....... 18
Koefisien uji regresi gaya pengasuhan terhadap motivasi ............................ 19
Koefisien uji regresi gaya pengasuhan dan motivasi terhadap strategi
pengaturan diri dalam belajar ....................................................................... 19

Koefisien uji regresi karakteristik keluarga, gaya pengasuhan, dan
strategi pengaturan diri dalam belajar terhadap prestasi akademik ............. 20

DAFTAR GAMBAR
1.
2.

Pengaruh karakteristik keluarga, gaya pengasuhan, dan strategi
pengaturan diri dalam belajar terhadap prestasi akademik remaja ................ 6
Kerangka penarikan contoh ............................................................................ 7

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.

Sebaran contoh berdasarkan jawaban kuesioner persepsi gaya
pengasuhan ................................................................................................... 32

Sebaran contoh berdasarkan jawaban kuesioner motivasi ........................... 33
Sebaran contoh berdasarkan jawaban kuesioner strategi pengaturan
diri dalam belajar.......................................................................................... 34
Uji normalitas data penelitian ....................................................................... 35
Uji korelasi variabel penelitian ..................................................................... 36

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan seseorang dari dunia anak-anak ke
dunia dewasa yang berusia 13 sampai 21 tahun (Gunarsa 2010; Papalia et al.
2008). Seorang remaja akan mengalami beberapa permasalahan terkait dengan
intelegensi, penampilan fisik, keterampilan, status sosial, dan bakat khusus yang
dimilikinya. Selain itu, seorang remaja juga akan mengalami banyak perubahan
besar, seperti perubahan fisik dan pembentukan identitas diri yang dapat
menimbulkan krisis identitas bagi remaja itu sendiri. Perubahan yang dialami
remaja seringkali menimbulkan permasalahan yang sangat majemuk bagi
orangtua atau orang dewasa yang berhubungan dengan kehidupan remaja,
misalnya sekolah atau perkumpulan. Banyak konflik yang dihadapi orangtua atau
remaja itu sendiri. Bagi orangtua, anak-anak pada masa remaja masih belum siap
dalam menghadapi tantangan dunia luar dan perlu dilindungi, sedangkan bagi para
remaja, masa itu merupakan masa pencarian atas keingintahuan (penasaran) yang
dimilikinya. Setiap remaja diharapkan dapat mengendalikan dan memiliki
pengaturan diri yang baik agar tidak memiliki kesulitan dalam menghadapi
berbagai masalah di periode berikutnya, termasuk dalam memperoleh prestasi
akademik yang baik (Gunarsa 2010).
Berdasarkan data Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS) tahun 2011, Indonesia menempati tingkatan keempat (standar rendah)
karena hanya memperoleh skor rata-rata sebesar 386 pada kemampuan
matematika dan 406 pada kemampuan sciences (IEA 2011). Capaian skor ratarata tersebut mengalami penurunan pada kemampuan matematika karena pada
TIMSS 2007, Indonesia memiliki skor rata-rata sebesar 397 (Rosnawati 2013).
Selain TIMSS, terdapat pula data Program for International Student Assessment
(PISA) tahun 2012 yang menyatakan bahwa Indonesia telah mengalami
penurunan capaian skor rata-rata pada kompetensi sciences dan membaca, namun
masih tetap berada di bawah level 2. Capaian skor rata-rata pada tahun 2012
adalah 375 untuk kompetensi matematika, 382 untuk kompetensi sciences, dan
396 untuk kompetensi membaca (Kelly et al. 2013), sedangkan capaian skor ratarata pada tahun 2009 adalah 371 untuk kompetensi matematika, 383 untuk
kompetensi sciences, dan 402 untuk kompetensi membaca (OECD 2010).
Prestasi akademik adalah pencapaian kemampuan seseorang yang
bertambah karena adanya proses belajar. Keunggulan seorang siswa dapat diukur
dengan mengevaluasi prestasi melalui nilai rapor untuk melihat keberhasilannya
dalam bidang akademik. Strategi pengaturan diri dalam belajar merupakan salah
satu komponen dari pengaturan diri dalam belajar (self-regulated learning).
Kegagalan pengaturan diri dalam belajar akan memengaruhi pencapaian prestasi
akademiknya sekalipun ia memiliki kemampuan yang tinggi. Pengaturan diri
dalam belajar adalah pengaturan atau cara individu dalam menetapkan tujuan
pembelajaran dengan mengendalikan, memonitor, dan mengatur perilaku mereka
dalam menanggapi kondisi lingkungan yang spesifik untuk memenuhi tujuan yang
sudah direncanakan. Komponen pengaturan diri dalam belajar (self-regulated
learning) adalah motivasi belajar dan strategi belajar (Pintrich & De Groot 1990).

2

Namun, pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada satu komponen
saja, yaitu komponen strategi belajar. Penerapan pendekatan model pembelajaran
self-regulated learning memberikan pengaruh positif signifikan terhadap motivasi
belajar (Hidayat & Budiman 2000). Salmeron-Perez et al (2010) mengatakan
bahwa strategi pengaturan diri dalam belajar memiliki pengaruh langsung secara
positif signifikan terhadap prestasi akademik.
Motivasi merupakan suatu hal yang penting dalam proses belajar karena
dapat menggerakkan organism, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan
belajar yang paling berguna bagi kehidupannya (Soemanto 2006). Motivasi
terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalam
penelitian ini, peneliti memfokuskan pada motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik
merupakan motivasi yang paling berpengaruh dalam proses belajar, karena
seseorang yang memiliki motivasi intrinsik tidak akan merasa terhambat oleh
berbagai rintangan yang ada di sekitarnya (Santrock 2003). Hal ini didukung pula
oleh Ryan dan Deci (2000) yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki
motivasi intrinsik akan menghasilkan kualitas belajar dan kreativitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik, sehingga motivasi intrinsik perlu
ditingkatkan agar dapat berinisiatif dengan minat dan kesenangan sebagai
motivator dalam kegiatan belajar yang dapat meningkatkan prestasi akademiknya
secara optimal. Nilai intrinsik seseorang memiliki pengaruh yang sangat kuat
terhadap penggunaan komponen strategi pengaturan diri dalam belajar (selfregulated learning strategies) (Pintrich & De Groot 1990). Keuntungan yang
diperoleh dari motivasi adalah ketekunan, kreativitas, konsep belajar, dan
kesejahteraan (Saari 2012). Motivasi berhubungan negatif dengan prestasi
akademik (Novariandhini & Latifah 2012), sehingga dapat dikatakan bahwa
motivasi berpengaruh tidak langsung terhadap prestasi akademik (Santrock 2003).
Pengasuhan adalah perilaku orangtua terhadap anak agar dapat
bertanggungjawab serta memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat,
termasuk perilaku orangtua ketika menghadapi emosi anak, seperti menangis,
agresif, berbohong atau menunjukkan kompetensi yang kurang dalam pendidikan
(Brooks 2001). Kecenderungan yang semakin menurun pada pola asuh akademik
orangtua dikemukakan oleh Srinovita et al. (2012) seiring dengan bertambahnya
usia anak. Hal ini diduga karena orangtua seringkali menganggap anaknya sudah
dewasa dan mampu mengurus dirinya sendiri sehingga orangtua akan lebih
memilih untuk bekerja dan menyibukkan diri di luar rumah. Gaya pengasuhan
disiplin diklasifikasikan ke dalam tiga aspek, yaitu otoritatif, otoriter, dan
permisif. Ketiga gaya pengasuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain orangtua, anak, dan lingkungan sosial (Baumrind 1966). Orangtua
yang acuh tak acuh tidak akan memiliki kelekatan yang tinggi dengan anak
sehingga menyebabkan menurunnya gaya pengasuhan otoritatif yang diterapkan
(Clark 1983). Gaya pengasuhan otoritatif berhubungan positif dengan motivasi,
sedangkan gaya pengasuhan otoriter berhubungan negatif dengan motivasi
(Cramer 2002). Gaya pengasuhan otoriter berhubungan positif dengan pengaturan
diri dalam belajar (Theresya 2013), dan gaya pengasuhan otoritatif berpengaruh
positif terhadap prestasi akademik (Theresya 2013).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa prestasi akademik
merupakan salah satu output pendidikan yang penting untuk ditingkatkan.
Megawangi, Latifah, dan Dina (2008) mengklasifikasikan aspek-aspek potensi

3

manusia berupa aspek emosi, akademik, dan sosial yang perlu dikembangkan
melalui pendidikan. Oleh sebab itu, peneliti melihat pentingnya melakukan
penelitian mengenai Pengaruh Gaya Pengasuhan, Motivasi, dan Strategi
Pengaturan Diri dalam Belajar terhadap Prestasi Akademik Remaja.

Perumusan Masalah
Data TIMSS dan PISA menunjukkan bahwa prestasi anak usia remaja di
Indonesia berada pada standar yang rendah dalam kemampuan matematika,
sciences, dan membaca. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan anak usia
remaja di Indonesia belum dikembangkan secara optimal. Permasalahan yang
sering muncul adalah potensi akademik anak usia remaja yang tinggi/berada di
atas rata-rata tidak menjadi jaminan untuk mendapatkan prestasi akademik yang
tinggi pula. Pengetahuan kognitif dan strategi metakognitif diketahui belum cukup
untuk meningkatkan prestasi akademik remaja (Pintrich & De Groot 1990).
Kualitas gaya pengasuhan yang baik akan berdampak pada pengoptimalan strategi
belajar, serta meningkatkan motivasi agar dapat mencapai prestasi akademik yang
baik (Hastuti 2006; Clark 1983). Hal ini diperkuat Chung (2000) yang
mengatakan bahwa proses belajar bukan hanya dikontrol oleh aspek eksternal
saja, melainkan juga dikontrol oleh aspek internal, seperti pengaturan diri dalam
belajar (self regulated learning) yang di dalamnya terdapat komponen strategi
pengaturan diri dalam belajar.
Siswa dengan nilai yang tinggi lebih banyak menggunakan strategi
pengaturan diri dibandingkan dengan siswa yang nilainya rendah. Oleh sebab itu,
diperlukan motivasi untuk menggunakan strategi pengaturan diri dalam kognitif
dan usahanya (Pintrich & De Groot 1990). Motivasi berhubungan positif
signifikan dengan pengaturan diri dalam belajar (Hidayat & Budiman 2000;
Inayah 2013), karena pada dasarnya pengaturan diri bukan hanya terkait proses
logika dan mental, melainkan juga kondisi emosional dan motivasi belajar
(Salmeron-Perez et al. 2010). Proses pengaturan diri dalam belajar erat kaitannya
dengan perilaku pengasuhan orangtua yang terdiri dari otoritatif, otoriter, dan
permisif (Purdie et al. 2004). Gaya pengasuhan otoritatif dan motivasi menjadi
prediktor yang signifikan terhadap prestasi akademik remaja (Turner et al. 2009;
Tavani & Losh 2003). Akan tetapi, Santrock (2003) menemukan bahwa motivasi
berpengaruh secara tidak langsung terhadap pencapaian prestasi akademik,
sehingga diperlukan strategi pengaturan diri dalam belajar yang merupakan salah
satu prediktor terbaik antara motivasi dan prestasi akademik (Pintrich & De Groot
1990). Berdasarkan pemaparan tersebut, masalah yang dirumuskan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh gaya pengasuhan yang diberikan orangtua terhadap
motivasi remaja?
2. Bagaimana pengaruh gaya pengasuhan yang diberikan orangtua, dan
motivasi terhadap strategi pengaturan diri dalam belajar?
3. Bagaimana pengaruh karakteristik keluarga, gaya pengasuhan yang
diberikan orangtua, dan strategi pengaturan diri dalam belajar terhadap
prestasi akademik remaja?

4

Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya
pengasuhan, motivasi, dan strategi pengaturan diri dalam belajar terhadap prestasi
akademik remaja, sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah:
1. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga terhadap gaya pengasuhan
yang diberikan orangtua.
2. Menganalisis pengaruh gaya pengasuhan yang diberikan orangtua terhadap
motivasi remaja.
3. Menganalisis pengaruh gaya pengasuhan yang diberikan orangtua dan
motivasi terhadap strategi pengaturan diri dalam belajar.
4. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, gaya pengasuhan yang
diberikan orangtua, dan strategi pengaturan diri dalam belajar terhadap
prestasi akademik remaja.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi masyarakat,
terutama orangtua terkait dengan penerapan gaya pengasuhan yang tepat,
meningkatkan motivasi, strategi pengaturan diri dalam belajar, serta prestasi
akademik remaja. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam pengembangan ilmu, terutama dalam ilmu keluarga dan anak, serta menjadi
landasan bagi pengembangan penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan
datang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan
lembaga terkait dalam perumusan kebijakan serta pengentasan masalah terkait
dengan kualitas perkembangan anak.

KERANGKA PEMIKIRAN
Prestasi akademik adalah tingkat keberhasilan seseorang yang ditunjukkan
melalui pencapaian prestasi dalam bidang akademik. Pencapaian prestasi tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan faktor eksternal (Santrock 2003).
Salah satu faktor internal yang memengaruhi prestasi akademik adalah pengaturan
diri dalam belajar (self regulated learning) yang berkorelasi positif signifikan
dengan prestasi akademik (Kosnin 2007; Zimmerman 1990; Zimmerman &
Martinez-Pons 1986). Strategi pengaturan diri dalam belajar merupakan salah satu
komponen dari self regulated learning yang berpengaruh langsung signifikan
terhadap prestasi akademik (Salmeron-Perez et al. 2010). Faktor lain yang
memengaruhi prestasi akademik adalah motivasi. Pintrich dan De Groot (1990)
menemukan bahwa motivasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap
pencapaian prestasi akademik, dan salah satu prediktor terbaik antara motivasi dan
prestasi akademik adalah pengaturan diri dalam belajar.
Perilaku orangtua dalam lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor
yang memengaruhi kompetensi remaja di sekolah (Baumrind 1966). Persepsi
remaja tentang gaya pengasuhan berhubungan nyata dengan strategi belajar
(Bojeva 1998). Kordi dan Baharudin (2010) mengatakan bahwa gaya pengasuhan

5

berhubungan kuat dengan prestasi akademik, sehingga peran orangtua dalam
pengasuhan berpengaruh nyata terhadap strategi pengaturan diri yang berdampak
pada pencapaian prestasi akademik (Dwairy et al. 2006). Pengaturan diri dalam
belajar ditunjukkan melalui perilaku remaja dalam bidang akademik yang erat
kaitannya dengan perilaku pengasuhan orangtua (Purdie et al. 2004). Pengasuhan
yang diterapkan diduga dipengaruhi oleh karakteristik keluarga yang terdiri dari
usia orangtua, lama pendidikan orangtua, besar keluarga, dan pendapatan per
kapita. Selain itu, karakteristik anak berupa jenis kelamin juga berpengaruh
terhadap perilaku orangtua dalam bentuk pengasuhan (Hurlock 1980). Elmanora
et al. (2012) menemukan adanya pengaruh positif signifikan pendidikan ibu
terhadap gaya pengasuhan orangtua, yang secara tidak langsung akan berpengaruh
terhadap pencapaian prestasi akademik. Hal ini dikarenakan orangtua dengan
status dan pendidikan yang baik dianggap lebih mampu memberikan stimulus
yang baik kepada anak dan membentuk strategi pengaturan diri yang berpengaruh
positif terhadap pencapaian prestasi akademik anak. Berikut adalah kerangka
pemikiran penelitian.

6

Karakteristik Anak :
1. Jenis Kelamin
2. Urutan Kelahiran

Gaya Pengasuhan :
1. Otoritatif
2. Otoriter
3. Permisif

Strategi
Pengaturan Diri
dalam Belajar
Karakteristik Keluarga :
1. Usia Orangtua
2. Lama Pendidikan
Orangtua
3. Besar Keluarga
4. Pendapatan per Kapita

Prestasi
Akademik

Motivasi

Gambar 1 Pengaruh karakteristik keluarga, gaya pengasuhan, dan strategi pengaturan diri dalam belajar terhadap prestasi akademik remaja

7

METODE
Desain, Lokasi, dan Waktu
Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan topik “Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Prestasi Akademik” menggunakan desain cross-sectional
study. Penetapan lokasi penelitian ini menggunakan metode cluster random
sampling yang didasarkan pada kenyataan bahwa orang hidup dalam kelompok
alami (kota, kabupaten), dan berpartisipasi dalam kegiatan lembaga (sekolah).
Lokasi penelitian ini berada di dua Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)
wilayah Bogor, yaitu satu SMPN di Kota Bogor dan satu SMPN di Kabupaten
Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2014.

Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh
Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja di wilayah Bogor, sedangkan
contoh penelitian adalah remaja yang berada di kelas VIII SMPN X Kota Bogor
dan SMPN Y Kabupaten Bogor. Karakteristik contoh yang diambil adalah siswa
kelas VIII dengan berbagai pertimbangan, antara lain siswa kelas VIII tidak
disibukkan dengan berbagai rutinitas kegiatan belajar dalam menghadapi Ujian
Akhir Nasional, dan siswa kelas VIII sudah lebih lama menempuh pendidikan
dibandingkan dengan siswa kelas VII sehingga siswa kelas VIII akan memiliki
pengalaman yang lebih banyak dan lebih siap untuk menjadi contoh penelitian
dibandingkan siswa kelas VII. Pengambilan contoh tersebut dilakukan dengan
menggunakan teknik stratified random sampling. Contoh yang diambil adalah
seluruh siswa kelas VIII-A dan VIII-G di SMPN X Kota Bogor, serta VIII-D dan
VIII-E di SMPN Y Kabupaten Bogor. Penelitian ini melibatkan 149 siswa, yaitu
84 siswa mewakili Kota Bogor, dan 65 siswa mewakili Kabupaten Bogor.
Proporsi yang berbeda dikarenakan jumlah siswa kelas VIII yang berbeda pada
masing-masing sekolah yang terpilih.
Bogor
Kota Bogor

Kabupaten Bogor

SMPN X

SMPN Y

VIII-A

VIII-G

VIII-D

VIII-E

n = 42

n = 42

n = 33

n = 32

Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh

8

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan hasil dari pelaporan diri (self-report) contoh
dengan alat bantu kuesioner, meliputi karakteristik anak (jenis kelamin, dan
urutan kelahiran), karakteristik keluarga (usia orangtua, lama pendidikan
orangtua, besar keluarga, dan pendapatan per kapita), gaya pengasuhan, motivasi,
dan strategi pengaturan diri anak usia remaja. Kemudian untuk data sekunder
terdiri dari data siswa dan data orangtua siswa, serta nilai rapor siswa kelas VIII
semester awal/ganjil di SMPN terkait. Rincian jenis dan cara pengumpulan data
disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Jenis Data
Primer

Primer

Primer
Primer
Primer
Sekunder

Variabel
Karakteristik Anak
- Jenis kelamin
- Urutan kelahiran
Karakteristik Keluarga
- Usia orangtua
- Lama pendidikan orangtua
- Besar keluarga
- Pendapatan per kapita
Gaya Pengasuhan
- Otoritatif
- Otoriter
- Permisif
Motivasi
Strategi Pengaturan Diri dalam
Belajar
Prestasi Akademik

Alat Bantu

Skala Data

Kuesioner

Nominal
Nominal

Kuesioner

Rasio
Rasio
Rasio
Rasio

Kuesioner

Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal

Kuesioner

Ordinal

Rapor siswa

Rasio

Kuesioner

Gaya pengasuhan orangtua diukur menggunakan kuesioner yang
dikembangkan oleh Latifah (2009) untuk mengetahui gaya pengasuhan yang
diterapkan oleh orangtua. Kuesioner ini terdiri atas 30 pernyataan dengan skala
Likert 1-4, yaitu skala 1=tidak pernah, 2=hampir tidak pernah, 3=sering, dan
4=sangat sering/selalu. Reliabilitas kuesioner ini adalah 0.636. Pengukuran
motivasi menggunakan Intrinsic Motivation Inventory (IMI) yang berasal dari
Ryan (1982) dan telah dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner ini berisi tentang
penilaian motivasi contoh yang berasal dari dalam dirinya sendiri, terdiri dari 35
pernyataan yang kemudian dikembangkan oleh peneliti menjadi 27 pernyataan
dengan skala Likert 1-4, yaitu 1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, dan
4=sangat setuju. Reliabilitas kuesioner ini adalah 0.835. Kuesioner yang
digunakan untuk mengukur strategi pengaturan diri dalam belajar mengacu pada
Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) yang telah
dikembangkan oleh Pintrich et al. (1991). Kuesioner ini berisi tentang
penggunaan strategi belajar terkait dengan perilaku belajar dan pencapaian
prestasi siswa, terdiri dari 50 pernyataan yang dikembangkan menjadi 37

9

pernyataan dengan skala Likert 1-4, yaitu 1=sangat tidak sesuai, 2=tidak sesuai,
3=sesuai, dan 4=sangat sesuai. Reliabilitas kuesioner ini adalah 0.845.

Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data yang dilakukan adalah editing, coding, scoring,
entry data, dan cleaning data. Konsistensi kuesioner penelitian ini dilihat dengan
uji validitas dan reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha sebelum
penelitian dilakukan (uji coba/try out).
Data karakteristik anak terdiri dari jenis kelamin dan urutan kelahiran
contoh. Data jenis kelamin dibedakan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan,
sedangkan data urutan kelahiran tidak dikategorikan. Data karakteristik keluarga
terdiri dari usia orangtua, lama pendidikan orangtua, besar keluarga, dan
pendapatan per kapita. Data usia orangtua dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu
dewasa awal (18-40 tahun), dewasa madya (41-60 tahun, dan dewasa lanjut (61kematian) (Hurlock 1980). Data lama pendidikan orangtua dibagi menjadi dua
kategori, yaitu pendidikan yang ditempuh selama 0-12 tahun, dan di atas 12 tahun.
Data besar keluarga dibagi menjadi 3 kategori, yaitu keluarga besar (≥8 orang),
keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga kecil (≤4 orang) (BKKBN 1998). Data
pendapatan per kapita dibedakan menjadi empat kategori, yaitu di atas garis
kemiskinan Kota Bogor (>Rp305870/kapita/bulan), di bawah garis kemiskinan
Kota Bogor (≤Rp305870/kapita/bulan), di atas garis kemiskinan Kabupaten Bogor
(>Rp235682/kapita/bulan), dan di bawah garis kemiskinan Kabupaten Bogor
(≤Rp235682/kapita/bulan) (BPS 2011).
Sistem skoring pada variabel gaya pengasuhan, motivasi, dan strategi
pengaturan diri didasarkan pada jawaban dari masing-masing pernyataan dalam
kuesioner yang diberikan. Skor total dari jawaban kuesioner tersebut dijumlahkan
dan dikategorikan menggunakan rumus indeks sebagai berikut :

Keterangan: Indeks variabel
Xreal
Xminimal
Xmaksimal

= skor contoh yang telah diindeks
= skor real yang diperoleh contoh
= skor minimal pada kuesioner
= skor maksimal pada kuesioner

Kategori gaya pengasuhan contoh didasarkan pada indeks variabel tertinggi,
yaitu semakin tinggi indeks variabel, maka semakin dominan gaya pengasuhan
tersebut diterapkan orangtua. Motivasi dan strategi pengaturan diri dalam belajar
dikategorikan berdasarkan hasil indeks variabel terbesar menggunakan metode cut
off yang terdiri dari tiga kategori, yaitu tinggi (>80), sedang (60-80), dan rendah
(Rp305870/kapita/bulan), Di bawah garis kemiskinan Kota
Bogor (≤Rp305870/kapita/bulan), Di atas garis kemiskinan
Kabupaten Bogor (>Rp235682/kapita/bulan), Di bawah garis
kemiskinan Kabupaten Bogor (≤Rp235682/kapita/bulan)
Otoritatif, Otoriter, Permisif
Tinggi (>80), Sedang (60-80), Rendah (80), Sedang (60-80), Rendah ( 80)
Total
Min - Maks
Rataan ± Std.

Frekuensi
n
109
40
0
149

28.43 – 79.41
54.70 ± 9.15

%
73.2
26.8
0.0
100

Strategi pengaturan diri dalam belajar terbagi ke dalam sembilan dimensi
penilaian, yaitu rehearsal, elaboration, organization, critical thinking,
metacognitive self-regulation, time/study environmental management, effort
regulation, peer learning, dan help seeking (Pintrich et al. 1991). Tabel 8
menunjukkan hampir seluruh dimensi penilaian berada pada kategori rendah,
kecuali dimensi effort regulation (57.0%), dan peer learning (51.7%) yang berada
pada kategori sedang. Sebagian besar contoh memiliki rehearsal kategori rendah
sebesar 75.8 persen. Hal ini berarti sebagian besar contoh masih merasa kurang
dalam penamaan suatu informasi dari sebuah daftar yang harus dipelajari, seperti
kata kunci untuk mengingat inti materi pelajaran atau mengulang materi yang
telah diajarkan. Lebih dari separuh contoh memiliki elaboration terkategori
rendah (65.8%). Artinya masih banyak contoh yang belum mampu menyimpan
informasi jangka panjang dengan menghubungkan beberapa informasi yang harus
dipelajari, seperti menghubungkan pengetahuan dari satu materi ke materi lainnya.
Sebagian besar contoh memiliki organization kategori rendah sebesar 82.6 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar contoh belum mampu memilih
informasi yang sesuai dengan strategi yang digunakan, seperti membuat catatancatatan penting, diagram atau tabel, serta poin-poin penting dari materi yang
dipelajari. Lebih dari separuh contoh memiliki critical thinking terkategori rendah
(68.5%). Artinya kemampuan contoh untuk menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya sebagai usaha dalam memecahkan suatu masalah, seperti memahami
materi pelajaran dengan bereksperimen atau mengembangkan ide-ide kreatif
masih tergolong rendah.
Hampir 80 persen contoh memiliki metacognitive self-regulation kategori
rendah. Hasil ini ditunjukkan dengan lebih dari separuh contoh tidak terbiasa
membaca materi terlebih dahulu dan membuat pertanyaan sebelum diajarkan di
kelas, serta sering merasa tidak memahami apa yang telah di ajarkan di kelas.
Lebih dari separuh contoh memiliki time/study environmental management rendah
(51.0%). Hal ini berarti pengaturan/pengelolaan waktu dan lingkungan belajar
contoh masih rendah, seperti suka menunda-nunda waktu bahkan tidak
menyempatkan waktu untuk belajar. Di samping itu, lebih dari separuh contoh
memiliki effort regulation terkategori sedang (57.0%). Artinya lebih dari separuh
contoh sudah dapat mengontrol usaha dan perhatiannya dalam menghadapi tugas
yang kurang menarik dan gangguan belajar, seperti tetap belajar ketika
mendapatkan materi pelajaran yang sulit untuk dipahami. Lebih dari separuh
contoh pula memiliki peer learning kategori sedang sebesar 51.7 persen. Hal ini
berarti lebih dari separuh contoh sudah mampu bekerjasama dengan teman, seperti
membantu teman dalam memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas bersama

17

teman, dan membahas materi pelajaran yang sulit ketika sedang belajar kelompok.
Lebih dari separuh contoh memiliki help seeking kategori rendah (51.0%).
Artinya masih banyak contoh yang mencoba menyelesaikan kesulitan belajarnya
sendiri tanpa bantuan orang lain (Lampiran 3).
Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan dimensi strategi pengaturan diri dalam
belajar
Variabel
Rehearsal
Elaboration
Organization
Critical thinking
MSR
TEM/SEM
Effort regulation
Peer learning
Help seeking

Tinggi
(%)
2.7
5.4
0.0
2.0
1.3