Peran Gender dalam Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa Sukamahi Kabupaten Cianjur

PERAN GENDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN
RAKYAT DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PETANI
DI DESA SUKAMAHI KABUPATEN CIANJUR

ABDUL MUIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul ‘Peran Gender dalam
Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kesejahteraan Petani di Desa Sukamahi
Kabupaten Cianjur’ adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2014

Abdul Muis
NIM E14100140

ABSTRAK
ABDUL MUIS. Peran Gender dalam Pengelolaan Hutan Rakyat dan
Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa Sukamahi Kabupaten Cianjur. Dibimbing
LETI SUNDAWATI
Perkembangan hutan rakyat di Jawa Barat menunjukkan kecenderungan
yang terus meningkat. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di
Jawa Barat yang memiliki areal hutan rakyat yang cukup luas yaitu sekitar 28 287
ha yang tersebar di 32 kecamatan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peran
gender dalam aktivitas domestik dan produktif, pengambilan keputusan dalam
keluarga, dan pendapatan keluarga serta mengidentifikasi kesejahteraan keluarga
petani hutan rakyat. Penelitian dilakukan di Desa Sukamahi, Kecamatan

Sukaresmi, Kabupaten Cianjur dengan jumlah responden sebanyak 100 dengan
komposisi laki-laki dan perempuan sebesar 50:50. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa laki-laki memiliki peran yang lebih tinggi secara nyata dalam kegiatan
produktif, pengambilan keputusan kegiatan domestik, pengambilan keputusan
kegiatan produktif, dan kontribusi terhadap pendapatan total keluarga. Sementara
itu, karakteristik responden yang berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan
keluarga adalah tingkat pendidikan, luas lahan dan jumlah anggota keluarga.
Kata kunci: gender, kegiatan domestik dan produktif, pendapatan, kesejahteraan

ABSTRACT
ABDUL MUIS. E14100140. Gender Roles on the Community Forest
Management and Forest Farmer Household welfare in Sukamahi Village Cianjur
Regency. Supervised by LETI SUNDAWATI
Cianjur Regency is one of the regencies in West Java Province that has
community forest area about 28 287 hectares located at 32 districts. This
research aims to identify the role of the household of community forest farmer on
domestic and productive activities, decision making in the family, and household
income and welfare of household farmer. The research is enducted at Sukamahi
Village Cianjur Regency, survey method with 100 respondent consist of 50 male
and 50 female respondent. The research result showed that men had a higher role

significantly in productive activity, decision making on domestic activities,
decision making on productive activities, and contribute to the total family
income. Meanwhile, caracteristics of respodent that were correlated with the level
of household welfare is the level of education, land area, and the number of family
members.
Keywords: gender, domestic and productive activity, income, welfare

PERAN GENDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN
RAKYAT DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PETANI
DI DESA SUKAMAHI KABUPATEN CIANJUR

ABDUL MUIS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
Pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIANBOGOR
BOGOR
2014

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian

Nama Mahasiswa
NIM

: Peran Gender dalam Pengelolaan Hutan Rakyat dan
Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa Sukamahi
Kabupaten Cianjur
: Abdul Muis
: E14100140

Disetujui oleh


Dr Ir Leti Sundawati, MScFTrop
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Ahmad Budiaman, MScFTrop
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 ini ialah gender,
dengan judul Peran Gender dalam Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kesejahteraan
Keluarga Petani di Desa Sukamahi Kabupaten Cianjur.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Leti Sundawati, MScFTrop
selaku pembimbing. Disamping itu, penulis ucapkan terima kasih kepada warga
Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur dan kepada para pihak

yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ibu dan seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014
Abdul Muis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TBEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Kerangka Pemikiran

Lokasi dan Waktu Penelitian
Alat Dan Bahan Penelitian
Pemilihan Daerah Contoh dan Jumlah responden
Jenis Data yang Dikumpulkan
Pengolahan dan Analisis Data
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Korelasi dan Hubungan antar Peubah
Uji Beda antar Variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Pembagian Kerja antara Laki-Laki dan Perempuan
Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
Peran Gender dalam Pendapatan Keluarga
Uji Beda antar Variabel
Kesejahteraan Keluarga
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

vii
viii
viii
viii
1
1
1
2
2
3
3
3
4
5
6
6
7
8

10
12
13
14
15
15
16
17
21

DAFTAR GAMBAR
1

Diagram aliran kerangka pemikiran penelitian

2

DAFTAR TABEL
1
2

3
4
5
6
7
8

Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach
Tingkat keeratan hubungan antar variabel
Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu
Curahan waktu kerja anggota keluarga dalam kegiatan domestik
Curahan waktu kerja anggota keluarga dalam kegiatan produktif
Peran suami istri dalam penambilan keputusan dalam kegiatan domestik
Peran suami istri dalam penambilan keputusan dalam kegiatan produktif
Kontribusi pendapatan rata-rata anggota keluarga terhadap pendapatan
total keluarga
9 Tingkat perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan
10 Distribusi responden berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga petani
hutan rakyat
11 Korelasi antara karakteristik responden dengan tingkat kesejahteraan

keluarga

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

DAFTAR LAMPIRAN

1
2

Lokasi penelitian
Indikator kesejahteraan
Berencana (BKKBN)

mennurut

Badan

Koordinasi

18
Keluarga 19

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan hutan rakyat di Jawa Barat menunjukkan kecenderungan
yang terus meningkat. Berdasarkan data statistik tahun 2012, Jawa Barat memiliki
luas hutan rakyat sekitar 271 802.83 ha. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu
kabupaten yang memiliki areal hutan rakyat yang cukup luas yaitu sekitar 28 287
ha yang tersebar di 32 kecamatan, dan menduduki peringkat ke-4 setelah
Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, dan Sukabumi. Kecamatan Cikalongkulon,
Kecamatan Sukaresmi, dan Kecamatan Takokak merupakan 3 kecamatan yang
memiliki areal hutan rakyat terluas, masing-masing sebesar 4 476 ha, 3 841 ha
dan 2 803 ha (BPS Kabupaten Cianjur 2013).
Salah satu faktor penting dalam peningkatan luas hutan rakyat adalah
petani hutan rakyat. Di Kabupaten Cianjur, terdapat 3 363 rumah tangga petani
pengelola hutan rakyat. Dengan jumlah sebanyak itu, Kabupaten Cianjur
menduduki posisi ketiga sebagai kabupaten dengan jumlah petani hutan rakyat
terbanyak setelah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. Penyebaran
petani hutan rakyat tidak merata di setiap kecamatannya. Kecamatan Sukaresmi
merupakan kecamatan di Kabupaten Cianjur dengan jumlah rumah tangga petani
hutan rakyat yang terbanyak kedua setelah Kecamatan Cikalongkulon.
Peningkatan luas hutan rakyat itu sendiri tidak terlepas dari peran anggota
keluarga dalam pengelolaannya. Keterlibatan anggota keluarga dalam pengelolaan
hutan rakyat perlu dilakukan, apalagi jika melihat tingkat kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Cianjur masih rendah (BPS 2013). Dengan adanya
keterlibatan dari setiap anggota keluarga dalam pengelolaan hutan rakyat,
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
a. Mengidentifikasi pembagian peran gender dalam keluarga petani hutan rakyat
b. Mengidentifikasi kontribusi ekonomi anggota keluarga dari kegiatan hutan
rakyat terhadap pendapatan total keluarga
c. Mengidentifikasi tingkat kesejahteraah keluarga petani hutan rakyat
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai acuan bagi pembaca dan peneliti lain dengan topik yang sama
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan para pihak pengelola dalam
pengembangan hutan dan kesejahteraan keluarga

2

METODE
Kerangka Pemikiran
Setiap anggota keluarga petani hutan rakyat memiliki peranan masingmasing baik dalam kegiatan domestik maupun kegiatan produktif. Dalam kegiatan
domestik, anggota keluarga petani hutan rakyat berperan dalam pengambilan
keputusan dan curahan waktu yang ia gunakan untuk kegiatan domestik.
Sementara itu, dalam kegiatan produktif anggota keluarga memiliki peran dalam
pengambilan keputusan dan curahan tenaga kerja yang ia luangkan serta peran
dalam pendapatan yang diperoleh. Pembagian peran dan besarnya peran anggota
keluarga tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga petani hutan
rakyat. Kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Hutan rakyat

Keluarga petani hutan rakyat

Kegiatan Produktif dalam Hutan Rakyat

Kegiatan domestik

Istri

Suami

Anak

a. Pengambilan keputusan
b. Curahan tenaga kerja

Suami

Istri

Anak

a. Pengambilan keputusan
b. Curahan tenaga kerja
c. Pendapatan

Kesejahteraan Keluarga Petani
Hutan Rakyat

Gambar 1 Diagram aliran kerangka pemikiran penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Cianjur. Desa Sukamahi dipilih menjadi lokasi penelitian karena
merupakan salah satu desa yang memiliki hutan rakyat yang cukup luas di
Kecamatan Sukaresmi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai September
2014.

3

Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, alat
tulis, alat rekam, dan kamera yang dilakukan dalam pengambilan data di
lapangan. Kuisioner digunakan dalam proses wawancara dengan responden, alat
tulis dan alat rekam digunakan dalam membantu proses wawancara, serta kamera
digunakan untuk dokumentasi. Sementara itu untuk menganalisis data
menggunakan laptop, software SPSS (Statistical Program for Social Science)
20.0, Microsoft Excel dan Microsoft Word.
Penentuan Jumlah Responden
Penentuan jumlah responden dilakukan dengan menggunakan metode
Slovin (Sujarweni 2014). Persamaan dari metode Slovin adalah:
n=

N
1 + �e2

keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan (maksimal 10%)
Jumlah penduduk di Desa Sukamahi yang berprofesi sebagai petani adalah
sebanyak 2 861 orang. Dengan menggunakan persamaan Slovin, dari jumlah
petani tersebut didapatkan jumlah responden terpilih sebanyak 96.62 orang dan di
bulatkan menjadi 100 orang. Dengan menggunakan perbandingan reponden lakilaki dan perempuan dalam satu keluarga adalah 1:1, maka jumlah responden yang
diambil sebanyak 50 laki-laki dan 50 orang perempuan, sehingga banyaknya
keluarga contoh yang diambil adalah sebanyak 50 keluarga. Pengambilan contoh
dari responden dilakukan secara sengaja dengan menggunakan teknik purposive
sampling dimana responden dipilih secara sengaja pada petani yang memiliki
kriteria yang sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan teknik ini dikarenakan
belum adanya informasi lebih terkait petani hutan rakyat di Desa Sukamahi
Kecamatan Sukaresmi ini.
Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara langsung dan juga
observasi lapangan. Data primer yang diperlukan terdiri dari karekteristik
responden (nama, umur, pendidikan formal, keikursertaan dalam pelatihan,
pekerjaan, lama bertani, dan jumlah keluarga), pembagian peran gender,
kontribusi pendapatan anggota keluarga terhadap pendapatan total keluarga, dan
tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan indikator kesejahteraan menurut
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Data sekunder

4

merupakan data yang berkaitan dengan penelitian namun diperoleh secara tidak
langsung dari responden namun informasi yang diperoleh dari dokumen, arsip,
buku-buku, artikel, internet, dan literatur yang dikeluarkan lembaga-lembaga
terkait serta bahan pustaka yang diambil dari hasil penelitian sebelumnya
Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data penelitian ini dilakukan menjadi beberapa tahapan yaitu :
1.Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi faktor-faktor dari dalam diri manusia
(masyarakat) seperti umur, tingkat pendidikan, pelatihan, jumlah anggota
keluarga, luas lahan dan pengalaman bertani.
2. Peranan anggota keluarga dalam kegiatan domestik dan produktif menurut
perspektif gender.
Mosher (1991) menyatakan bahwa peranan gender adalah peranan yang
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan sesuai status, lingkungan, budaya, dan
struktur masyarakat. Peranan gender mencakup tiga kegiatan, yaitu kegiatan
domestik, kegiatan produktif, dan kegiatan sosial. Dalam penelitian ini hanya
dua kegiatan yang diamati yaitu peranan gender dalam kegiatan domestik dan
kegiatan produktif. Pembagian peran antara laki-laki dan perempuan diamati
melalui curahan waktu kerja yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan
dalam kegiatan domestik dan kegiatan produktif. Peran anggota keluarga
dalam kegiatan domestik dan kegiatan produktif dapat diketahui dengan
melihat curahan waktu kerja untuk kegiatan tertentu. Beberapa kegiatan
domestik yang diamati dalam penelitian ini adalah memasak, membersihkan
rumah, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, belanja kebutuhan sehari-hari,
menyapu halaman, dan mencuci piring. Sedangkan beberapa kegiatan
produktif yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan mempersiapkan
lahan, membeli bibit, menanam pohon, memberi pupuk, pemanenan, dan
pemasaran hasil.
3. Pengambilan keputusan dalam keluarga.
Pengambilan keputusan dalam keluarga dapat diartikan sebagai
perwujudan proses yang terjadi dalam keluarga dan merupakan hasil dari
interaksi anggota keluarga untuk saling mempengaruhi sehingga terbentuk
pola pengambilan keputusan berdasarkan peran dan bidang keputusannya
(Nurjaman 2013). Menurut Sayogyo (1990), ada lima tingkatan dalam
pengambilan keputusan di dalam rumah tangga, yaitu keputusan dibuat oleh
istri saja, keputusan dibuat oleh suami saja, keputusan dibuat oleh istri dengan
melibatkan suami, keputusan dibuat suami dengan melibatkan istri, dan
keputusan dibuat bersama-sama antara suami dan istri. Pada penelitian ini,
pengambilan keputusan dalam keluarga dibagi menjadi dua kegiatan yaitu
kegiatan domestik dan kegiatan produktif. Adapun beberapa keputusan dalam
keluarga yang diamati dalam penelitian ini untuk kegiatan domestik adalah
merencanakan keuangan keluarga, mengelola keuangan keluarga,
menggunakan uang keluarga, jumlah anak, pendidikan anak, penentuan jenis
makanan, dan pembelian alat-alat rumah tangga. Sementara itu, beberapa

5

keputusan yang diamati dalam kegiatan produktif adalah penentuan jenis
tanaman, pemeliharaan tanaman, investasi peralatan pertanian, kegiatan
pemupukan, penentuan pemanfaatan hasil panen, penjualan hasil panen, biaya
usaha hasil panen, dan pengelola uang hasil usaha.
4. Kontribusi pendapatan anggota keluarga terhadap pendapatan total keluarga
Kontribusi pendapatan anggota keluarga dilakukan dengan melakukan
wawancara langsung dengan responden terkait pendapatan yang diperoleh
masing-masing anggota keluarga dalam satuan waktu tertentu. Kontribusi
ekonomi contoh terhadap pendapatan anggota keluarga diolah dengan
menggunakan rumus:
Kontribusi ekonomi (%)=

Rp
bulan
Rp
(
)
bulan

Pendapatan anggota keluarga (
Pendapatan total keluarga

)

x 100%

5. Indikator Kesejahteraan
Indikator kesejahteraan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
indikator dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Dalam hal ini, BKKBN membagi tingkat kesejahteraan kedalam beberapa
tingkatan, yaitu tingkat keluarga pra sejahtera (sangat miskin), keluarga
sejahtera I (miskin), keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga
sejahtera III+. Indikator kesejahteraan menurut BKKBN terlampir pada
Lampiran 2.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji data yang
menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner untuk melihat pertanyaan dalam
kuisioner yang diisi apakah layak atau belum. Uji validitas dilakukan pada setiap
pertanyaan. Suatu pertanyaan akan valid jika nilai validasi kurang dari 0.05. Uji
reliabilitas dilakukan untuk melihat ukuran kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab pertanyaan. Uji reliabilitas juga dilakukan pada setiap
pertanyaan. Suatu pertanyaan akan dianggap reliabel apabila nilai alpha lebih dari
0.06.
Tabel 1 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach
Nilai alpha
0.00 – 0.20
> 0.20 – 0.40
> 0.40 – 0.60
> 0.60 – 0.80
> 0.80 – 1.00

Tingkat relialibilitas
Kurang reliabel
Agak reliabel
Cukup reliabel
Reliabel
Sangat reliabel

Sumber : Sarwono (2006)

Uji validitas dan reabilitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS
20.0 dan Microsoft Excel digunakan pada pertanyaan yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan dalam kegiatan produktif dan kegiatan domestik. Dari 7
pertanyaan terkait pengambilan keputusan dalam kegiatan domestik, diketahui
jumlah pertanyaan valid sebanyak 7 pertanyaan dengan nilai reabilitas sebesar
0.800. untuk pengambilan keputusan dalam kegiatan produktif, dari 8 pertanyaan

6

diketahui jumlah pertanyaan valid sebanyak 7 pertanyaan dengan nilai reabilitas
sebesar 0.880. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pertanyaan yang
diajukan kepada responden valid dan reliabel untuk pertanyaan pengambilan
keputusan kegiatan domestik, dan valid dan sangat reliabel untuk pertanyaan
pengambilan keputusan kegiatan produktif. Pengecualian terjadi pada pertanyaan
5 pada pertanyaan pengambilan keputusan kegiatan produktif dimana nilai
validitasnya lebih kecil dari pada r tabel sehingga pertanyaan yang diajukan tidak
valid.
Uji Korelasi dan Hubungan antar Peubah
Metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah pendekatan
metode integratif (mixed methods approaches) yaitu metode penelitian yang
menggunakan gabungan metode kuantitatif deskriptif dan metode kualitatif. uji
korelasi Spearman digunakan untuk analisis kuantitatif. Uji korelasi Spearman
merupakan alat uji statistik yang bertujuan untuk menguji hubungan antara dua
variabel yang berdata ordinal. Untuk mengetahui adanya hubungan atau tidak
dapat dilihat dari nilai signifikan dan seberapa besar hubungannya dapat dilihat
dari nilai r (Sujarweni 2014).
Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas dan uji korelasi pada data, maka
diperlukan pengambilan kesimpulan mengenai keeratan hubungan antar variabel
dengan mengacu pada pedoman Sarwono (2006):
Tabel 2 Tingkat keeratan hubungan antar variabel
Interval koefisien
0.00 – 0.25
> 0.25 – 0.50
> 0.5 – 0.75
> 0.75 – 1

Tingkat hubungan
Sangat Lemah
Cukup
Kuat
Sangat Kuat

Sumber : Sarwono (2006)

Uji Beda antar Variabel
Dalam penelitian ini, dilakukan analisis uji beda untuk melihat tingkat
perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Terdapat dua jenis data yang
didapatkan dari penelitian ini, yaitu data parametrik dan data non parametik. Data
yang termasuk pada data parametrik adalah data peran gender dalam kegiatan
domestik, kegiatan produktif, dan kontribusi pendapatan keluarga. Untuk peran
dalam kegiatan domestik dan kegiatan produktif menggunakan uji t. Uji beda
untuk tingkat pendapatan menggunakan statistik uji tanda karena tingkat
pendapatan tidak tersebar secara normal. Sementara itu, peran gender dalam
pengambilan keputusan kegiatan domestik dan kegiatan produktif menggunakan
uji Friedman. Uji Friedman termasuk salah satu alat uji dalam statistik non
parametrik yang sering digunakan untuk menguji dua atau lebih sampel yang
saling berhubungan (Sujarweni 2014). Pengolahan data menggunakan SPSS 20.00
dan Microsoft Excel.

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Distribusi responden berdasarkan umur, tingkat pendidikan, lama bertani dalam
hutan rakyat, pelatihan, jumlah anggota keluarga, dan luas hutan rakyat tersaji
pada Tabel 3.
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu
Suami
Karakteristik

Umur (tahun)

Tingkat pendidikan

Lama bertani hutan
rakyat (tahun)

Pelatihan (n kali)

Jumlah anggota keluarga
(orang)

Luas lahan Hutan (Ha)

Kategori

Istri

Bersama

n

%

n

%

n

%

< 42

10

20

22

44

-

-

42 – 52

24

48

26

52

-

-

> 52

16

32

2

4

-

-

TS - SD

46

92

47

94

-

-

SMP–SMA

4

8

3

6

-

-

Sarjana

0

0

0

0

-

-

< 12

24

48

50

100

-

-

12 - 18

22

44

0

0

-

-

>18

4

8

0

0

-

-

7

8

19

0

0

-

-

5

-

-

-

-

11

22

< 0.5

-

-

-

-

20

40

0.5 - 1.0

-

-

-

-

15

30

> 1.0

-

-

-

-

15

30

Responden Petani hutan rakyat di Desa Sukamahi sebagian besar berada
pada sebaran umur antara 42 sampai 52 tahun dengan persentase 48% untuk lakilaki dan 52% untuk perempuan. Tingkat pendidikan responden Petani hutan
rakyat di Desa Sukamahi didominasi oleh responden dengan tingkat pendidikan
tidak sekolah (TS) - SD dengan persentase laki-laki sebesar 92 % dan perempuan
sebesar 94 %. Karakteristik lama bertani di hutan rakyat di Desa Sukamahi
sebagian besar adalah petani yang lama bertani di hutan rakyat kurang dari 12
tahun dengan persentase 48% untuk laki-laki dan 100% untuk perempuan.
Responden di Desa Sukamahi ini sebagian besar merupakan petani yang
berpartisipasi ikut pelatihan kurang dari 3 kali dengan persentase 58% untuk lakilaki dan 100% untuk perempuan. Jumlah anggota keluarga petani hutan rakyat di
Desa Sukamahi sebagian besar adalah keluarga petani dengan jumlah anggota
keluarga 4 sampai 5 orang yaitu sebesar 54%. Adapun mayoritas keluarga petani
hutan rakyat di Desa Sukamahi ini adalah keluarga petani hutan rakyat yang
memiliki luas lahan hutan rakyat kurang dari 0.5 ha yaitu sebesar 40%.

8

Pembagian Kerja antara Laki-Laki dan Perempuan
Curahan Waktu Kerja dalam Kegiatan Domestik
Kegiatan domestik yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari tujuh
kegiatan, yaitu memasak, membersihkan rumah, belanja kebutuhan sehari-hari,
mencuci pakaian, menyetrika pakaian, menyapu halaman, mencuci piring. Tabel 4
menyajikan curahan waktu kerja setiap anggota keluarga dalam kegiatan
domestik.
Tabel 4 Curahan waktu kerja anggota keluarga dalam kegiatan domestik
Waktu (jam/hari)
Kegiatan
Memasak
Membersihkan
rumah
Belanja
kebutuhan
sehari-hari
Mencuci Pakaian
Menyetrika
pakaian
Menyapu
halaman
Mencuci piring
Total curahan
waktu kerja per
hari

Persentase (%)

S

I

AL

AP

Total

S

I

AL

AP

Total

0.04

3.32

0.08

0.56

4.00

0.46

37.94

0.91

6.40

45.71

0.02

1.66

0.04

0.28

2.00

0.23

18.97

0.46

3.20

22.86

0.01

0.41

0.03

0.05

0.50

0.11

4.69

0.34

0.57

5.71

0.01

0.83

0.02

0.14

1.00

0.11

9.49

0.23

1.60

11.43

0.01

0.43

0.01

0.06

0.50

0.11

4.91

0.11

0.57

5.71

0.02

0.42

0.02

0.05

0.50

0.23

4.80

0.23

0.57

5.71

0.0025

0.22

0.01

0.03

0.25

0.03

2.51

0.11

0.34

2.99

0.1125

7.29

0.21

1.17

8.75

1.29

83.31

2.40

13.37

100.12

Keterangan: S = Suami; I = Istri; AL = Anak laki-laki; AP = Anak perempuan

Total curahan waktu kerja dalam kegiatan domestik adalah selama 8.75
jam/hari. Istri merupakan anggota keluarga yang paling banyak mencurahkan
waktu untuk kegiatan domestik dengan rata-rata curahan selama 7.29 jam/hari
atau sebesar 83%. Sisanya rata-rata selama 0.1125 jam/hari atau sebesar 1%
dikerjakan oleh suami, rata-rata selama 0.21 jam/hari atau sebesaar 2% oleh anak
laki-laki, dan selama 1.17 jam/hari atau sebesar 13% oleh anak perempuan.
Curahan waktu kerja istri pada setiap kegiatan domestik adalah kegiatan
memasak selama 3.32 jam/hari atau sebesar 37.94%, membersihkan rumah selama
1.66 jam/hari atau sebesar 18.97%, belanja selama 0.41 jam/hari atau sebesar
4.69%, mencuci pakaian selama 0.83 jam/hari atau sebesar 9.49%, menyetrika
selama 0.43 jam/hari atau sebesar 4.91%, menyapu halaman selama 0.42 jam/hari
atau sebesar 4.80%, dan mencuci piring selama 0.22 jam/hari atau sebesar 2.51%.
Besarnya curahan waktu kerja istri dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya
dikarenakan kegiatan utama seorang istri sebagai ibu rumah tangga. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Suwardi (2010) yang menyatakan bahwa
sebagai ibu rumah tangga, istri adalah anggota keluarga yang pada umumnya
melakukan kegiatan domestik. Adapun anggota keluarga lainnya lebih bersifat
membantu dalam kegiatan domestik ini.

9

Curahan Waktu Kerja dalam Pengelolaan Hutan Rakyat
Kegiatan produktif di hutan rakyat yang diamati dalam penelitian ini
terdiri dari enam kegiatan, yaitu mempersiapkan lahan, membeli bibit, menanam
pohon, memberi pupuk, pemanenan, dan pemasaran hasil yang dihitung dalam
hari orang kerja (HOK). Waktu kerja di Desa Sukamahi ini adalah 7 jam/hari
yaitu dimulai dari jam 07.00 WIB sampai jam 14.00 WIB. Curahan waktu kerja
setiap anggota keluarga dalam kegiatan produktif di hutan rakyat yang diamati
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Curahan waktu kerja anggota keluarga dalam kegiatan produktif
Kegiatan
Mempersiapkan
lahan
Membeli bibit

Curahan waktu
(HOK/bulan)
S
I
AL

Total
AP

S

Persentase
(%)
I
AL

Total
AP

16.77

1.60

1.60

0.03

20.00

59.9

5.71

5.71

0.10

71.42

0.92

0.04

0.04

0.00

1.00

3.29

0.14

0.14

0.00

3.57

Menanam pohon

2.40

0.31

0.27

0.02

3.00

8.56

1.10

0.96

0.09

10.71

Memberi pupuk

1.72

0.15

0.13

0.00

2.00

6.13

0.55

0.46

0.00

7.14

Pemanenan

0.92

0.00

0.08

0.00

1.00

3.27

0.00

0.30

0.00

3.57

Pemasaran
Total curahan
waktu

0.96

0.04

0.00

0.00

1.00

3.43

0.14

0.00

0.00

3.57

23.68

2.14

2.12

0.05

28.00

84.57

7.65

7.59

0.19

100.00

Keterangan: S = Suami; I = Istri; AL = Anak laki-laki; AP = Anak perempuan

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa pekerjaan produktif di hutan rakyat
ini masih didominasi oleh laki-laki. Hal ini dikarenakan pekerjaan produktif
merupakan mata pencaharian utama dari setiap suami dan suami memiliki
tanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Hal ini sesuai dengan penelitian
Pratiwi (2007) yang menyatakan bahwa kegiatan pertanian yang sifatnya
merupakan pekerjaan berat dan kasar maka suami dominan dalam melakukan
kegiatan tersebut. Sementara itu, anggota keluarga lainnya dalam kegiatan
produktif ini sifatnya hanya membantu. Dominasi laki-laki (suami) dalam
kegiatan produktif ini sebesar 23.68 HOK/bulan atau sebesar 84.57% dari total
curahan waktu kerja keseluruhan sebesar 28 HOK/bulan
Kegiatan mempersiapkan lahan dalam pengelolaan hutan dilakukan
bersama-sama oleh semua anggota keluarga. Kegiatan mempersiapkan lahan ini
meliputi kegiatan pembersihan lahan dan pengolahan lahan agar siap ditanami.
Pengolahan lahan dengan mencangkul masih didominasi oleh suami dengan
curahan waktu sebesar 16.77 HOK/bulan. Sementara itu, anggota lainnya
membantu dalam membersihkan lahan dari tanaman yang tidak diinginkan seperti
rumput dan ilalang.
Bibit yang akan ditanam bisa dibeli baik di pasar maupun masyarakat yang
menjual bibit. Pembelian bibit didominasi oleh suami dengan curahan waktu kerja
sebesar 0.92 HOK/bulan. Akan tetapi, pada saat suami tidak bisa membeli bibit
ini digantikan oleh istri atau anak laki-laki di pasar.
Kegiatan menanam pohon dilakukan oleh semua anggota keluarga.
Curahan waktu kerja didominasi oleh laki-laki dengan curahan waktu kerja

10

sebesar 2.40 HOK/bulan. Adapun kegiatan pemberian pupuk hanya dilakukan
oleh suami, istri, dan anak laki-laki.
Kegiatan pemanenan di Desa Sukamahi ini biasanya dilakukan dengan
cara sistem borongan dan sistem tebang butuh. Kegiatan pemanenan terbagi
menjadi dua cara, yaitu memanen sendiri atau diserahkan kepada pemborong yang
dalam pengerjaannya melibatkan suami dan terkadang dibantu oleh anak laki-laki.
Curahan waktu suami dalam kegiatan ini menjadi yang terbesar dengan curahan
waktu kerja sebesar 0.92 HOK/bulan.
Adapun kegiatan pemasaran, karena hal ini menyangkut pada pendapatan
sehingga hanya melibatkan suami dan istri saja. Pemasaran dilakukan dengan cara
menjualnya ke tengkulak atau langsung ke konsumen. Kegiatan pemasaran
didominasi oleh suami dengan curahan waktu kerja sebesar 0.96 HOK/bulan.
Anak perempuan dalam kegiatan produktif ini tidak begitu banyak
dilibatkan. Hal ini dikarenakan anak perempuan lebih banyak dilibatkan dalam
kegiatan domestik di rumah.
Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
Kegiatan Domestik
Pengambilan keputusan kegiatan domestik dalam penelitian ini terdiri dari
merencanakan keuangan keluarga, mengelola uang keluarga, memutuskan untuk
membelanjakan uang, jumlah anak, pendidikan anak, penentuan makanan, dan
pembelian ala-alat rumah tangga. Peran suami dan istri mengambil keputusan
dalam kegiatan domestik ini disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Peran suami istri dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan domestik
No

Kegiatan

1

Merencanakan keuangan
keluarga
Mengelola uang keluarga
Memutuskan untuk
membelanjakan uang
Jumlah anak

2
3
4
5
6
7

Pendidikan anak
Penentuan dan pembelian
makanan
Pembelian alat-alat rumah
tangga

Jumlah (n)

Persentase (%)

S

I

Sd

Id

Br

S

I

Sd

Id

Br

16

13

2

0

19

32

26

4

0

38

12

11

4

3

20

24

22

8

6

40

6

15

2

2

25

12

30

4

4

50

0

4

0

0

46

0

8

0

0

92

0

4

0

2

44

0

8

0

4

88

21

19

2

4

0

42

38

4

8

0

0

27

2

2

19

0

54

4

4

38

Keterangan: S = Suami; I = Istri; Sd = Suami dominan; Id = Istri dominan; Br = Bersama-sama

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar pengambilan keputusan
dilakukan secara bersama-sama antara suami dengan istri yaitu pengambilan
keputusan dalam merencanakan keuangan keluarga sebesar 38%, mengelola uang
keluarga sebesar 40%, memutuskan untuk membelanjakan uang sebesar 50%,
penentuan jumlah anak sebesar 92%, dan pendidikan anak sebesar 88%. Namun
suami memiliki peran sangat besar dalam penentuan dan pembelian makanan.

11

Besarnya peran suami saja dalam penentuan dan pembelian makanan ini adalah
sebesar 42%. Sedangkan pengambilan keputusan dalam pembelian alat-alat rumah
tangga dominan diputuskan oleh istri saja dengan persentase sebesar 54%.
Besarnya rumah tangga petani hutan rakyat yang melakukan pengambilan
keputusan bersama menandakan bahwa suami dan istri melakukan diskusi dalam
pengambilan keputusan sehingga dominansi dari salah satu pihak baik dari suami
maupun istri tidak ada.
Pengambilan keputusan yang dilakukan istri secara dominan dengan
melibatkan suami merupakan pengambilan keputusan yang paling sedikit
dilakukan oleh keluarga petani hutan rakyat. Hal ini terlihat pada Tabel 6 yang
disajikan, hampir dalam setiap kegiatan nilainya merupakan yang terkecil
dibandungkan dengan cara pengambilan keputusan yang lainnya. Pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh istri yang dominan dan melibatkan suami hanya
terdapat dalam mengelola keuangan keluarga, memutuskan untuk membelanjakan
uang, pembelian dan penentuan makanan, dan pembelian alat-alat rumah tangga.
Kegiatan Produktif
Pengambilan keputusan dalam kegiatan produktif terdiri dari penentuan
jenis tanaman, investasi peralatan untuk bertani, pemeliharaan tanaman, kegiatan
pemupukan, penentuan pemanfaatan hasil panen, penjualan hasil panen, biaya
usaha pertanian dan pengelolaan uang hasil usaha. Peran antara laki-laki dan
perempuan dalam pengambilan keputusan kegiatan produktif tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7 Peran suami istri dalam penambilan keputusan dalam kegiatan produktif
Jumlah (n)
I Sd Id

Persentase (%)
S I
Sd Id

No

Kegiatan

1

Penentuan jenis tanaman
Investasi peralatan untuk
bertani
Pemeliharaan tanaman

26

2

14

0

8

52

4

28

0

16

30

2

6

0

12

60

4

12

0

24

26

2

6

0

16

52

4

12

0

32

26

2

10

0

12

52

4

20

0

24

18

2

12

0

18

36

4

24

0

36

6

Kegiatan pemupukan
Penentuan pemanfaatan hasil
panen
Penjualan hasil panen

24

2

10

0

14

48

4

20

0

28

7

Biaya usaha pertanian

20

2

8

0

20

40

4

16

0

40

8

Pengelola uang hasil usaha

22

2

4

0

22

44

4

8

0

44

2
3
4
5

S

Br

Br

Keterangan: S = Suami; I = Istri; Sd = Suami dominan; Id = Istri dominan; Br = Bersama-sama

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa dalam kegiatan produktif di hutan rakyat
ini pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami terlihat dominan.
Pengambilan keputusan yang hanya dilakukan oleh suami paling banyak
dilakukan dalam memutuskan jenis tanaman, pemeliharaan tanaman, dan kegiatan
pemupukan dengan masing-masing persentase sebesar 52%, investasi peralatan
untuk bertani sebesar 60%, dan penjualan hasil panen sebesar 48%. Sementara itu,
dalam pengambilan keputusan penentuan pemanfaatan hasil panen, biaya usaha
pertanian dan pengelolaan uang hasil usaha, persentase pengambilan keputusan
yang sama hasilnya dilakukan oleh suami sendiri dan dilakukan bersama-sama

12

antara suami dan istri dengan persentase masing-masing sebesar 36%, 40%, dan
44%.
Dominasi suami dalam hal ini memperlihatkan bahwa istri belum banyak
dilibatkan dalam pengambilan keputusan kegiatan produktif. Selain itu, istri yang
sebagian besar adalah ibu rumah tangga memiliki pengetahuan yang masih minim
dalam bidang pertanian, sehingga banyak istri yang mempercayakan sepenuhnya
kepada suami dalam pengambilan keputusan kegiatan produktif.
Kontribusi Anggota Keluarga dalam Pendapatan Total Keluarga
Pendapatan total keluarga didapatkan oleh seluruh anggota keluarga dari
berbagai kegiatan produktif. Besarnya kontribusi pendapatan rata-rata anggota
keluarga terhadap pendapatan total keluarga dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Kontribusi pendapatan rata-rata anggota keluarga terhadap pendapatan di
hutan rakyat dan pendapatan total keluarga
Anggota
keluarga
Suami
Istri
Anak laki-laki
Anak perempuan
Total pendapatan

Pendapatan rata-rata
keluarga dari lahan hutan
Jumlah Persentase
(Rp/ bulan)
(%)
813 000
95.76
3 000
0.35
33 000
3.89
0
0.00
849 000
100.00

Pendapatan total
keluarga
Jumlah Persentase
(Rp/ bulan)
(%)
1 483 000
86.02
199 000
11.54
42 000
2.44
0
0.00
1 724 000
100.00

Kontribusi hutan
rakyat terhadap
pendapatan total
keluarga (%)
47.16
0.17
1.91
0.00
49.25

Dari Tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa total pendapatan rata-rata keluarga
petani perbulan adalah sebesar Rp1 724 000. Kontribusi pendapatan terbesar
keluarga dihasilkan suami dengan pendapatan sebesar 86.02% atau rata-rata
sebesar Rp1 483 000/bulan. Pendapatan istri rata-rata sebesar 11,54% yang
didapat dari usaha sampingan keluarga seperti membuka warung di rumah.
Pendapatan rata-rata anak laki-laki adalah sebesar 2,44% dari total pendapatan
keluarga, sedangkan anak perempuan tidak berperan dalam pendapatan keluarga.
Pendapatan total keluarga merupakan pendapatan yang berasal dari lahan
hutan, lahan non hutan, dan pekerjaan lainnya seperti warung. Adapun besarnya
pendapatan rata-rata keluarga yang berasal dari lahan hutan rakyat adalah sebesar
Rp849 000/bulan atau sebesar 49.25% dari pendapatan total keluarga. Pendapan
rata-rata keluarga dari lahan hutan diperoleh oleh suami dengan pendapatan ratarata sebesar Rp813 000/bulan atau sebesar 47.16% dari pendapatan total keluarga.
Pendapatan rata-rata istri adalah sebesar Rp3 000/bulan atau sebesar 0.17% dari
pendapatan total keluarga dan pendapatan rata-rata anak laki-laki adalah sebesar
Rp33 000/bulan atau sebesar 1.91% dari pendapatan total keluarga.
Besarnya peran suami dalam pendapatan keluarga petani hutan rakyat ini
dikarenakan pendapatan utama adalah dari pertanian. Pada umumnya, di
masyarakat Desa Sukamahi ini hanya suami saja yang bekerja sebagai petani.
Selain itu, status suami sebagai kepala keluarga dan tulang punggung keluarga
yang menjadikan pendapatan suami lebih besar dibandingkan anggota keluarga
lainnya. Anak perempuan dalam hal pendapatan ini tidak memiliki kontribusi

13

dikarenakan anak perempuan lebih banyak membantu dalam kegiatan domestik
daripada kegiatan produktif.
Uji Beda antar Variabel
Uji beda variabel dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat
perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Tabel 9
merupakan nilai hasil dari pengujian antara peran laki-laki dan perempuan dalam
keluarga.
Tabel 9 Tingkat perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan
Peran gender
Kegiatan domestika (jam/ hari)
Kegiatan domestika (jam/ bulan)
Kegiatan produktifa
Pengambilan keputusan domestikb
Pengambilan keputusan produktifb
Kontribusi pendapatanc

Chi square
Hitung Tabel
13.38
7.81
30.75
7.81
-

F hit

T hit

Keterangan

9.74
9.74
53.33
-

0.22
0.02
0.03
0.00

Tidak berbeda nyata
Berbeda nyata
Berbeda nyata
Berbeda nyata
Berbeda nyata
Berbeda nyata

a

) uji beda menggunakan uji t; b)uji beda menggunakan uji Friedman; c) uji beda menggunakan uji
tanda

Tabel 9 menunjukkan nilai uji beda peran gender pada masing-masing
kategori. Nilai F hitung pada kegiatan domestik dan produktif masing-masing
memiliki nilai > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua varian yang diuji yaitu
antara peran laki-laki dan perempuan dalam hal ini identik. Nilai t hitung pada
peran gender dalam kegiatan domestik dengan satuan jam/ hari memiliki nilai t
hitung > 0.05, yang berarti peran antara perempuan dan laki-laki tidak berbeda
nyata. Hal ini dikarenakan pada peran gender dalam kegiatan domestik dengan
menggunakan satuan jam/ hari, jarak waktu curahan kerja antara laki-laki dan
perempuan tidak terlalu jauh walaupun secara persentase terlihat jauh berbeda.
Setelah digunakan satuan jam/ bulan peran gender dalam kegiatan domestik
memiliki nilai t hitung < 0.05, sehingga peran gender dalam kegiatan domestik
menjadi berbeda nyata. Peran gender dalam kegiatan produktif memiliki nilai t
hitung < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam
kegiatan produktif memiliki peran yang berbeda.
Kontribusi antara laki-laki dan perempuan dalam pendapatan keluarga ini
di uji dengan menggunakan uji tanda dimana nilai t hitung sebesar 0.00. Nilai ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara laki-laki dan
perempuan dalam kontribusi terhadap pendapatan keluarga.
Pengambilan keputusan oleh suami dan istri yang menggunakan uji
Friedman menghasilkan nilai chi square. Nilai chi square untuk peran suami dan
istri dalam pengambilan keputusan adalah sebesar 13.383 untuk pengambilan
keputusan kegiatan produktif dan sebesar 30.752 untuk pengambilan keputusan
kegiatan produktif. Dengan derajat kebebasan (df) 3 dan tingkat signifikan (α) 5
%, didapatkan nilai Chi square tabel sebesar 7.81 yang lebih kecil dari pada nilai
Chi square hitung sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan peran
antara suami dan istri dalam pengambilan keputusan baik dalam kegiatan
domestik maupun kegiatan produktif.

14

Kesejahteraan Keluarga
Menurut BKKBN (1999) dalam BPS (2008) tingkat kesejahteraan
keluarga di masyarakat terbagi menjadi lima, yaitu keluarga prasejahtera (sangat
miskin), keluarga sejahtera tingkat I (miskin), keluarga sejahtera tingkat II,
keluarga sejahtera tingkat III, dan keluarga sejahtera tingkat III plus (Lampiran 2).
Tingkat kesejahteraan keluarga petani hutan rakyat di Desa Sukamahi Kecamatan
Sukaresmi Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Distribusi responden berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga petani
hutan rakyat di Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi Kabupaten
Cianjur
Tingkat kesejahteraan
Prasejahtera
Sejahtera I
Sejahtera II
Sejahtera III
Sejahtera III Plus

Jumlah keluarga (n)
0
2
32
6
10

Persentase (%)
0
4
64
12
20

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 50 keluarga petani hutan rakyat yang di
ambil, mayoritas keluarga petani hutan rakyat di Desa Sukamahi Kecamatan
Sukaresmi Kabupaten Cianjur ini berada pada tingkat sejahtera II yaitu sebanyak
32 keluarga atau sebesar 64%. Tingkat kesejahteraan keluarga lainnya berturutturut adalah keluarga sejahtera tingkat III plus sebanyak 10 keluarga atau sebesar
20%, keluarga sejahtera tingkat III sebanyak 6 keluarga atau sebesar 12%, dan
keluarga sejahtera tingkat I hanya 2 keluarga atau sebesar 4%. Dari data yang
didapatkan juga memperlihatkan bahwa di Desa Sukamahi ini tidak terdapat
keluarga prasejahtera.
Tabel 11 Korelasi antara karakteristik responden dengan tingkat kesejahteraan
keluarga
Karakteristik
Umur
Lama bertani
Tingkat Pendidikan
Jumlah anggota
keluarga
Pelatihan
Luas lahan hutan
rakyat

Tingkat kesejahteraan
Laki-laki
Perempuan
Sig. (2-tailed) Koefisien korelasi Sig. (2-tailed) Koefisien korelasi
0.239
-0.170
0.482
- 0.102
0.260
0.162
-a
-a
0.017*
0.335
0.034*
0.301
0.013*

0.348

0.013*

0.348

0.502

- 0.097

0.575

- 0.081

0.049*

0.280

0.049*

0.280

**) Korelasi signifikan pada taraf nyata 0.10 (2 - tailed); *) Korelasi signifikan pada taraf nyata
0.05 (2 - tailed); a )Tidak ada nilai

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa karakteristik responden baik laki-laki
maupun perempuan yang memiliki korelasi dengan tingkat kesejahteraan keluarga
adalah tingkat pendidikan, luas lahan, dan jumlah anggota keluarga dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95%. Untuk laki-laki tingkat pendidikan memiliki
koefisien korelasi sebesar 0.335, sedangkan perempuan memiliki koefisien
korelasi sebesar 0.301. Luas lahan memiliki tingkat korelasi sebesar 0.280, dan

15

jumlah anggota keluarga memiliki koefisien korelasi sebesar 0.348. Nilai
koefisien korelasi dari semua karakteristik ini berada pada selang nilai 0.25 – 0.40
yang berarti bahwa tingkat korelasi antara tingkat pendidikan, luas lahan hutan
rakyat, dan jumlah anggota keluarga dengan kesejahteraan keluarga berada pada
tingkat hubungan yang cukup berkorelasi. Sementara itu, untuk karakteristik
umur, lama bertani, dan keikutsertaan dalam pelatihan tidak memiliki korelasi
dengan kesejahteraan keluarga.
Korelasi antara tingkat pendidikan, luas lahan dan jumlah anggota
keluarga dengan tingkat kesejahteraan keluarga bernilai positif yang menunjukkan
bahwa korelasi yang searah. Semakin tinggi tingkat pendidikan baik laki-laki
maupun perempuan, maka tingkat kesejahteraan keluarga akan semakin tinggi.
Begitu juga dengan luas lahan hutan dan jumlah anggota keluarga. Semakin luas
lahan hutan yang dikelola maka tingkat kesejahteraan keluarga akan meningkat
dan semakin banyak jumlah anggota keluarga maka tingkat kesejahteraan
keluarga akan meningkat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Dilihat dari curahan waktu kerjanya, istri mendominasi kegiatan domestik
dengan curahan waktu sebesar 83% dari total waktu kerja 8.75 jam/hari.
Sedangkan suami mendominasi kegiatan produktif dengan curahan waktu
kerja sebesar 84.57% dari total curahan waktu kerja sebesar 28 HOK/bulan.
2. Pengambilan keputusan kegiatan domestik didominasi oleh keputusan
bersama antara suami dan istri sedangkan pengambilan keputusan kegiatan
produktif lebih banyak dilakukan oleh suami tanpa melibatkan istri.
3. Suami merupakan anggota keluarga yang memiliki kontribusi terbesar dalam
pendapatan total keluarga yaitu sebesar 86.02%, sedangkan pendapatan suami
dari hutan rakyat adalah sebesar 47.16% dari pendapatan total keluarga.
4. Mayoritas keluarga petani hutan rakyat di Desa Sukamahi merupakan
keluarga sejahtera tingkat II (64%). Adapun karakteristik responden yang
berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan keluarga adalah tingkat pendidikan,
jumlah anggota keluarga, dan luas hutan rakyat.
Saran
Perlu adanya peningkatan peran anggota keluarga yang lain dalam
kegiatan yang dilakukan baik dalam kegiatan domestik maupun kegiatan
produktif. Peran anggota keluarga lainnya juga diperlukan dalam kontribusi
anggota keluarga terhadap pendapatan keluarga, sehingga diharapkan
kesejahteraan keluarga dapat meningkat.

16

DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Analisis dan Penghitungan Tingkat
Kemiskinan Tahun 2008. Jakarta. Badan Pusat Statistik
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik indonesia 2013. Badan Pusat Statistik
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 2013. Statistik Daerah Kabupaten
Cianjur 2013. Badan Pusat Statistik Cianjur
Mosher. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta (ID): CV
Yasaguna
Nurjaman.2013. Analisis gender dan kesetaraan gender pada usaha tani padi
sawah dan padi ladang di Kabupaten Karawang [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor
Pratiwi N. 2007. Analisis gender pada rumah tangga petani monokultur sayur
(Kasus Desa Sigorogunung, Kecamatan Ngagoyoso, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sarwono J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Bandung (ID):
Andi Media
Sajogyo P. 1992. Peranan Wanita dalam Perhutanan Sosial Suatu Studi Integrasi
Wanita dalam Pembangunan Kehutanan Menuju Era Tinggal Landas.
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sujarweni V Wiratna. 2014. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Suwardi Megawaty. 2010. Analisis gender dalam kegiatan pengelolaan hutan
rakyat dan kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan rumah tangga
(Kasus hutan rakyat di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

17

LAMPIRAN

18

Lampiran 1. lokasi penelitian

19

Lampiran 2. Indikator kesejahteraan berdasarkan kriteria Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (BPS 2008)
Indikator tingkat kesejahteraan keluarga BKKBN adalah sebagai berikut :
1. Keluarga prasejahtera (sangat miskin)
Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
a. Indikator ekonomi:
 Makan dua kali atau lebih sehari.
 Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya di
rumah, berkerja, sekolah dan bepergian)
 Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.
b. Indikator non-ekonomi:
 Melaksanakan ibadah
 Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan
2. Keluarga sejahtera I (miskin)
Adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi
salah satu atau lebih indikator meliputi:
a. Indikator ekonomi
 Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan
atau telor
 Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling
kurang satu stel pakaian baru
 Luas lantai rumah paling kurang 8m untuk tiap penghuni
b. Indikator non-ekonomi
 Ibadah teratur.
 Sehat tiga bulan terakhir
 Punya penghasilan tetap
 Usia 10-60 tahun dapat baca tulis hurup
 Usia 6-15 tahun bersekolah
 Anak lebih dari 2 orang, ber-KB
3. Keluarga sejahtera II
Adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi
salah satu atau lebih indikator meliputi :
 Memiliki tabungan keluarga
 Makan bersama sambil berkomunikasi.
 Mengikuti kegiatan masyarakat.
 Rekreasi bersama (6 bulan sekali).
 Meningkatkan pengetahuan agama.
 Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah
 Menggunakan sarana transporstasi.
4. Keluarga sejahtera III
Sudah dapat memenuhi beberapa indikator, meliputi:
 Memiliki tabungan kelurga
 Makan bersama sambil berkomunikasi
 Mengikuti kegiatan masyarakat
 Rekreasi bersama (6 bulan sekali)
 Meningkatkan pengetahuan agama
 Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah

20

 Menggunakan sarana transporstasi
Belum dapat memenuhi beberapa indikator. meliputi :
 Aktif memberikan sumbangan material secara teratur
 Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan.
5. Keluarga sejahtera III plus
Sudah dapat memenuhi indikator meliputi :
 Aktif memberikan sumbangan material secara teratur
 Sebagi pengurus organisasi Kemasyarakatan.

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 31 Oktober 1991 dari ayah H.
Kosasih (Alm.) dan Ibu Hj. Rohimah. Penulis adalah anak kedelapan dari delapan
bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 10 Bandung dan pada
tahun yang sama penulis lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) dan diterima di Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi anggota DPM
Fakultas Kehutanan pada tahun 2011-2012, anggota MPM KM IPB 2011-2012,
dan pengurus DKM Ibaadurrahman pada tahun 2011-2013. Selain itu, penulis
juga pernah melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di
Kamojang-Sancang Barat, Praktek Pengenalan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan
Gunung Walat, dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. INHUTANI II Unit
Manajemen Malinau.
Penulis menerima beasiswa POM 2010-2012 dan beasiswa Program
Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri 2012-2014
untuk menunjang perkuliahan selama berkuliah di IPB.