Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja SMK3 Sistem Keselamatan Kerja

B. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja SMK3

Secara administartif PT. MGM sudah menerapkan SMK3 yang telah sesuai dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi nomor: 555.K26M.PE1995 Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan Umum. Namun, secara aplikatif masih ada beberapa poin dalam SMK3 tersebut yang belum terlaksana seperti monitoring lingkungan tempat kerja dan pengukuran semua faktor fisik dan faktor kimia di lingkungan tempat kerja. Upaya ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar faktor bahaya di tempat kerja apakah berada pada tingkat mengganggu dan membahayakan karyawan atau tidak. Sehingga kemudian manajemen bisa menganalisa tindakan yang memungkinkan untuk dilakukan sebagai upaya pengendalian faktor bahaya di tempat kerja.

C. Sistem Keselamatan Kerja

1. Sistem Pengelolaan Keselamatan Kerja Pengelolaan sistem keselamatan kerja telah diatur dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi nomor: 555.K26M.PE1995 Bab I Bagian keenam Mengenai Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan. Pengelolaan sistem keselamatan kerja yang ditetapkan dalam peraturan tersebut belum dilaksanakan sepenuhnya oleh PT. MGM misalnya belum dilakukannya identifikasi dan pengukuran semua faktor bahaya dan potensi bahaya yang ada untuk selanjutnya dilakukan tindakan analisa. 2. Fasilitas Pengadaan alat pelindung diri bagi karyawan PT. MGM berdasarkan pada Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pelaksanaannya telah sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada pasal 9 ayat 1 sub b yang menyatakan bahwa pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan di tempat kerja dan pada pasal 9 ayat 1 sub c menyatakan bahwa pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan tentang alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan. Penyediaan fasilitas keselamatan kerja di PT. MGM ini juga telah sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 pasal 15 sub c yang menyatakan bahwa pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pengawas atau ahli Keselamatan Kerja. 3. Penanggulangan Kebakaran Program penanggulangan kebakaran di sektor pertambangan telah diatur dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi nomor: 555.K26M.PE1995 Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan Umum pada Bab IV bagian ketiga mengenai Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran. a. Program Preventif Program preventif yang dilaksanakan oleh PT. MGM ini sesuai dengan Kepemenaker Kep-186MEN1999 pasal 2 ayat 2 sub b tentang penyediaan saran proteksi, alarm dan pemadam kebakaran dan sarana Fire Protection dan sub e tentang pelatihan pembinaan. b. Pemeliharaan dan Pemeriksaan Sarana Pemadam Kebakaran Pemeliharaan dan pemeriksaan sarana pemadam kebakaran bertujuan untuk mempersiapkan alat pemadam agar setiap saat alat tersebut bisa digunakan jika dibutuhkan. Pemeliharaan ini dilakukan staf dari safety department. Hal ini sesuai dengan Kepmenaker No. KEP-186MEN1999 pasal 2 ayat 4 sub b tentang jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di tempat kerja. 4. Sertifikasi Instalasi Berbahaya Sertifikasi Keahlian Sertifikasi instalasi berbahaya ini telah diatur dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.KM.PE1995. Semua instalasi ini sudah mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Teknik Mineral dan Batubara serta dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 5. Sistem Izin Kerja Berbahaya Pemberlakuan surat izin kerja berbahaya yang dilaksanakan oleh PT. MGM telah sesuai dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi nomor: 555.K26M.PE1995 Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan Umum.

D. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja