Kesetan dan kesehatan kerja (K3) di Pt. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya, Kalimantan Timur 3365

(1)

KERJA (K3) DI PT. CIPTA KRIDATAMA

SITE

MAHAKAM SUMBER JAYA,

KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

Dimas Okhy Anto Phany R.0007033

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan pembangunan diberbagai bidang, peran manajemen dibidang keselamatan dan kesehatan kerja semakin diperlukan guna menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan pemenuhan terhadap target produksi. Untuk melakukan proses produksi maka perlu ditunjang dengan peralatan yang modern. Namun dengan penggunaan peralatan yang modern tersebut pasti akan muncul adanya bahaya bagi operator maupun karyawan lainnya, disamping itu juga dapat mempengaruhi atau membahayakan lingkungan maupun masyarakat sekitar.

Disinilah pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja yang maksimal diharapkan dapat meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan dari sebuah proses produksi, sehingga usaha efisiensi dan peningkatan produktifitas yang dilakukan perusahaan dapat terwujud. (Syukri Sahab, 1997).

Aspek keselamatan dan kesehatan kerja menjadi solusi mutlak untuk melindungi aset-aset perusahaan yang sangat berharga dalam kelangsungan dan kesinambungan proses produksi. Dimana sudah diketahui banyak sekali usaha yang terpuruk karena ketidakmampuannya dalam mengelola sumber daya manusia termasuk didalamnya melindungi keselamatan kerja dari tenaga kerja dan memberikan kesehatan yang memadai.


(3)

Selain itu banyak dari konsumen yang cermat dan teliti dalam mencari produk yang mereka kehendaki termasuk menuntut produk yang ramah lingkungan dan yang aman baik material maupun proses produksinya.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, proses pengolahannya, landasan tempat kerja, dan lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja baik didarat, sisalam tanah, dipermukaaan air, didalam air, maupun diudara. (Suma’mur, 1996).

Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan atau kedokteran yang mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif dan kuratif serta rehabilitatif, terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum dengan tujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tinggionya baik fisik, mental maupun sosial. (Tarwaka, 2008).

Dari definisi tersebut, untuk menekan dan mencegah terjadinya dampak yang merugikan baik itu kecelakaan, penyakit akibat kerja, maupun pencemaran lingkungan perlu adanya upaya pengendalian dengan cara penerapan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup dalam setiap kegiatan industri.

Isu Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang sering disebut K3 adalah salah satu yang cukup banyak dibicarakan dalam kurun waktu terakhir. Bidang kerja seperti eksplorasi minyak dan gas alam, penambangan mineral, manufaktur dan lain


(4)

sebagainya merupakan sektor kerja yang mempunyai bahaya dan risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja.

Pemerintah telah membuat sistem untuk memenuhi kebutuhan akan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Peraturan-peraturan yang dimaksud antara lain seperti Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 yang menyebutkan bahwa ”Setiap perusahaan wajib melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepmenaker No. 05 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Kepmentamben No. 555K/26/MPE/1995. tentang peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja khusus di sektor tambang.

Sinergis dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah, para pelaku usaha juga termotivasi dan tergerak untuk menciptakan iklim kerja yang selamat dan sehat untuk pekerja. Selain untuk memenuhi kewajiban, aplikasi keselamatan dan kesehatan kerja ternyata penting guna kelanjutan dan kesinambungan usaha yang dijalankan. Oleh karena itu, tidak salah menjalankan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) sebagai salah satu cara hidup dalam bekerja guna mencapai keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal di tempat kerja.

PT. Cipta Kridatama sebagai salah satu kontraktor yang bergerak di bidang pertambangan mineral khususnya batubara mempunyai andil dan peranan yang besar dalam pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaanya.


(5)

Hal ini dikarenakan kondisi dan proses kerja di pertambangan yang mempunyai bahaya dan risiko besar untuk pekerja sehingga sudah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk menaruh perhatian yang besar terhadap pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja. Seperti yang telah menjadi semboyan atau moto utama PT. Cipta Kridatama di bidang keselamatan yaitu safety is a value.

B. Tujuan Magang

Tujuan dari pelaksanaan magang ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran umum tentang PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

2. Mengetahui dan mempelajari faktor-faktor bahaya dan potensi bahaya yang terdapat di perusahaan.

3. Mengetahui kesesuaian pelaksanaan K3LH (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup) di PT. Cipta Kridatam site Mahakama Sumber Jaya dengan peraturan perundangan yang berlaku.

C. Manfaat Magang

Manfaat yang diperoleh dari program magang ini adalah: 1. Bagi Perusahaan

a. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi perusahaan terhadap upaya penanganan K3LH (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup).


(6)

2. Bagi Mahasiswa

a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan higene perusahaan, kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup.

b. Dapat membandingkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dengan penerapannya di perusahaan.

c. Dapat mengetahui penerapan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja dalam lingkungan perusahaan.

3. Bagi Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Mendapatkan informasi mengenai penerapan Higene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, faktor-faktor dan potensi bahaya serta pengendalian yang dilakukan di PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

b. Menambah kepustakaan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan proses belajar-mengajar.


(7)

BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Lokasi Magang

Magang ini dilakukan di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya yang terletak di desa Berambai, Samarinda, Kalimantan Timur.

B. Pelaksanaan Magang

Program magang ini dilaksanakan dengan melakukan beberapa tahap pelaksanaan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Mengirimkan proposal magang, proposal pengajuan judul penelitian dan berkas-berkas yang diperlukan lainnya pada tanggal 25 Desember 2009 melalui electric

mail kepada OSHE Departement yang ditujukan kepada HRD and GA Manager

PT. Cipta Kridatama.

b. Menerima surat balasan sebagai tanda penerimaan permohonan magang dari perusahaan pada tanggal 17 Februari 2010.

c. Tanggal 1-3 Maret 2010 penulis datang ke Head Office PT. Cipta Kridatama yang berada di Jakarta Selatan, untuk mengurus berkas kelengkapan perizinan dan mendapat pengarahan.


(8)

d. Pada tanggal 3 maret 2010 berangkat menuju ke lokasi tambang yang berada di Kalimantan Timur.

e. Pada tanggal 4 Maret 2010, penulis diberikan safety induction oleh staf dari OSHE Departement dan pengambilan alat pelindung diri (APD).

f. Magang dimulai dengan melakukan pengenalan kepada seluruh karyawan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dilakukan pada tanggal 7 Maret tahun 2010.

g. Selanjutnya penulis melakukan konsultasi mengenai jadwal kegiatan magang dengan pembimbing lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 8 Maret 2010 sampai tanggal 30 April 2010 dengan hari kerja setiap senin-sabtu dari pukul 06.00-18.00 WITA.

Adapun tahapan pelaksanaan magang ini antara lain:

a. Melakukan orientasi di perusahaan tempat melaksanakan magang. b. Penempatan magang pada DepartemenOSHE.

c. Melakukan observasi pada semua departemen dan wawancara kepada orang yang berkompeten dibidangnya untuk mendapatkan gambaran perusahaan secara umum.

d. Pemberian materi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja baik teknis maupun tertulis oleh pembimbing magang.


(9)

3. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan olah data yang telah didapatkan dari hasil observasi.

b. Selanjutnya menyajikan hasil pengolahan data tersebut dalam bentuk laporan.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Sumber data ini diperoleh dari data administrasi Departemen OSHE, K3 manual dan literatur buku standar peraturan-peraturan yang digunakan oleh perusahaan sebagai panduan setiap proses produksinya.

2. Data Sekunder

Sumber data ini diperoleh dari observasi tempat kerja dan inspeksi, wawancara dan diskusi dengan karyawan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya yang berkaitan dengan gambaran umum dari perusahaan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh penulis untuk menyusun laporan magang adalah dengan cara:

1. Observasi Lapangan

Pada teknik ini, penulis memperoleh data dengan mengadakan observasi atau pengamatan langsung ke lapangan dengan didampingi oleh pembimbing praktek kerja lapangan atau pembimbing observasi sesuai dengan bidangnya masing-masing.


(10)

2. Wawancara

Perolehan data dengan teknik ini yaitu dengan melakukan wawancara kepada pembimbing magang dan kepala departement atau pengawas bagian yang berkompeten sesuai dengan bidangnya masing-masing.

3. Kepustakaan

Selain dari kedua cara diatas, penulis juga memperoleh data dari referensi buku atau modul dari perusahaan serta buku lain sebagai penunjang.


(11)

BAB III

HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil Perusahaan

PT. Cipta Kridatama didirikan pada tanggal 8 April 1997 sebagai pengembangan dari deviasi bisnis penyewaan alat berat purna pakai PT. Trakindo Utama, khususnya produk caterpillar. Didukung oleh alat berat yang tangguh dan beragam, karyawan yang berkemampuan tinggi serta layanan penyewaan yang lengkap, PT. Cipta Kridatama telah dikenal luas sebagai mitra kerja yang handal dan terpercaya di bidang industri alat berat.

Sejak tahun 2002, PT. Cipta Kridatama mengembangkan usahanya di bidang pelayanan jasa pertambangan dan telah dipercaya oleh berbagai perusahaan pertambangan nasional maupun internasional dalam mengeksploitasi komoditi tambangnya di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.

PT. Cipta Kridatama menyediakan layanan jasa pertambangan yang meliputi kontraktor pertambangan dan penyewaan alat berat. Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Cipta Kridatama didukung oleh struktur permodalan yang kuat, kompentensi di bidang peralatan dan pertambangan, serta sistem pengendalian manajemen yang menyeluruh.


(12)

PT. Cipta Kridatama telah berkembang dari perusahaan penyewaan alat berat menjadi perudahaan kontraktor pertambangan terintegrasi yang memiliki komitmen dalam mendukung keberhasilan dan kepuasan pelanggan dan senantiasan berupaya memperkuat kompetensi inti dalam bisnis melalui kegiatan penyempurnaan berkesinambungan baik dalam hal kualitas sumber daya manusia maupun kualitas alat berat seiring dengan berjalannya perkembangan teknologi terkini.

Dalam bidang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan, PT. Cipta Kridatama menerapkan standar tertinggi seiring dengan upaya PT. Cipta Kridatama untuk menjadi perusahaan ramah lingkungan yang saat ini telah menjadi persyaratan umum internasional. Semua itu dilakukan untuk memberi dukungan kepada pelanggan dalam rangka tercapainya kinerja yang efektif dan efisien lebih dari yang diharapkan.

Atas dasar komitmen tersebut, PT. Cipta Kridatama senantiasa berupaya menjadi lebih dari sekedar mitra kerja bagi pelanggan dengan memberi solusi yang terandalkan serta nilai tambah kepada bisnis pelanggan serta nilai pertambangan.

PT. Cipta Kridatama bertekad untuk menerapkan standar tertinggi dalam manajemen kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Perusahaan telah mengembangkan dan menerapkan Cipta Kridata Occupational Safety and Health Management System (CK-OSHMS) guna mengelola secara hati-hati segala resiko terkait dengan aspek kesehatan dan keselamatan kerja, berdasarkan prinsip menghargai kehidupan manusia.


(13)

Melalui CK-OSHMS, PT. Cipta Kridatama berupaya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi karyawan, subkontraktor dan mitra kerja PT. Cipta Kridatama. CK-OSHMS disusun dengan mengacu standar :

a. International Standar Organization (ISO)14001 dan 9001

b. Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18000 c. Berbagai peraturan dan ketetapan mengenai K3L

Untuk memastikan konsistensi penerapan CK-OSHMS, PT. Cipta Kridatama melaksanakan audit secara berkala, dimana temuan-temuan yang dihasilkan digunakan sebagai masukan bagi program penyempurnaan berkesinambungan.

Dalam upaya untuk menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, PT. Cipta Kridatama selalu memastikan agar setiap kegiatan yang dijalankan senantiasa mengedepankan aspek pelestarian lingkungan, hal ini tercermin dari pelaksanaan program pengelolaan limbah dan rehabilitasi lokasi yang dilakukan secara seksama.

Bekerjasama dengan pemegang kekuasaan pertambangan, program rehabilitasi lokasi yang dilaksanakan antara lain meliputi kegiatan pemanfaatan lahan dan penghijauan kembali sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Mahakam Sumber Jaya adalah site yang dimiliki PT Cipta Kridatama Terletak di desa Berambai, Kalimantan Timur dengan Samarinda adalah kota terdekatnya. Memiliki karyawan sekitar 334 dengan kapasitas produksi pertahun mencapai 1.500.000 ton batubara dengan 18 juta BCM overburden. PT Cipta Kridatama mempunyai tanggung jawab untuk proses pembukaan dan penambangan batubara


(14)

serta Keselamatan Kesehatan Kerja & Lingkungan Hidup (Safety Health & Environment).

Gambar 1. Peta daerah konsesi PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya Sumber: Production Planing and Controling Departement, 2009

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Cipta Kridatama site project Mahakam Sumber Jaya dari yang paling tinggi dipimpin oleh Diputi Project Manager yang membawahi beberapa section head. Dibawah section head diisi oleh kedudukan Superintendent yang memimpin supervisor. Selanjutnya supervisor mengawasi crewnya.Struktur organisasi PT. Cipta Kridatama dapat dilihat pada lampiran 1.


(15)

2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Perusahaan

Menjadi pilihan utama penyedia jasa pertambangan. b. Misi Perusahaan

Untuk mencapai visi itu PT. Cipta Kridatama melakukan beberapa misi, yaitu: 1) Menyajikan unjuk kerja yang melebihi harapan Pelanggan dalam kinerja,

kehandalan dan kualitas sehingga terjalin aliansi jangka panjang.

2) Menghasilkan pertumbuhan dan profitabilitas bisnis sesuai harapan pemegang saham.

3) Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

4) Mengembangkan karyawan sehingga perusahaan menjadi pilihan mereka. 5) Berperan aktif dalam pembangunan masyarakat untuk menjadi warga

korporasi yang baik.

6) Membangun hubungan yang langgeng dengan pemasok.

7) Menciptakan efisiensi biaya melalui penggunaan teknologi inovatif dan sistem pengembangan manajemen yang berkesinambungan.

B. Proses Produksi

Secara umum kegiatan pertambangan dilihat secara operasional adalah pemindahan tanah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mendapatkan batubara pada kedalaman tertentu. Untuk pelaksanaan operasional kegiatan pertambangan tersebut menggunakan alat-alat berat dan dump truk. Adapun tahapan-tahapan dalam proses produksi adalah sebagai berikut:


(16)

1. Land Clearing

Land Clearing merupakan tahap awal sebelum dilakukan proses

penambangan dengan melakukan pembersihan area dari pepohonan dan semak belukar yang telah diketahui mengandung batubara. Alat yang sering digunakan dalam proses land clearing adalah bulldozer untuk daerah yang relatif datar dan excavator untuk daerah yang curam atau terjal.

2. Stripping

Stripping merupakan tahapan pengupasan lapisan tanah. Ada dua cara berdasarkan jenis material. Adapun dua cara itu adalah sebagai berikut:

a. TopSoilRemoval

Bagian atas (humus) yang sering disebut top soil dipindahkan langsung ke area stock soil (tempat penimbunan sementara/penyimpanan top soil) atau langsung di disposal yang telah siap di reklamasi. Top Soil ini bisa dimanfaatkan sebagai penyubur tanah dalam kegiatan reklamasi (penghijauan kembali setelah dilakukan penambangan). Proses ini biasanya menggunakan bulldozer dan excavator.

b. Overburden Removal

Pemindahan OB (overburden) ke disposal (pembuangan akhir overburden) dilakukan dengan dua cara :

1) Ripping, dilakukan apabila struktur material OB yang agak keras dan mempunyai ketebalan 1-3 meter. Pengerjaannya menggunakan bulldozer yang dilengkapi dengan ripper di belakangnya untuk menghancurkan lapisan yang keras.


(17)

2) Blasting atau peledakan, proses peledakan ini menggunakan bahan peledak yang berasal dari campuran Amonium, Nitrat, Fuel dan Oli (ANFO) Blasting digunakan apabila didapat struktur tanah yang berbatu sehingga lapisannya sangat keras yang tidak bisa dihancurkan hanya dengan ripping dan mempunyai ketebalan lebih dari 3 meter. Material overburden yang sudah di blasting kemudian di angkut dengan mengg Dengan blasting akan dapat hasil yang banyak serta waktu yang lebih singkat sehingga mennghemat biaya produksi. Waktu untuk melaksanakan blasting pun hanya pada jam-jam istirahat.

4. Loading

Setelah hasil penggaruan tersebut terkumpul maka selanjutnya dilakukan loading yaitu kegiatan mengangkat hasil penggarukan tadi untuk dimasukkan ke dalam dump truck. Alat yang sering digunakan adalah excavator dan shovel untuk loading over burden, sedangkan untuk loading batubara menggunakan excavator.

5. Hauling

Hauling merupakan proses pengangkutan baik over burden ataupun top soil (tanah penutup) ke disposal. Pengangkutan top soil dan over burden ke disposal menggunakan dump truk. Untuk pengangkutan batubara ke stockpile juga menggunakan dump truk, sedangkan pengangkutan batubara ke crushing plant mengunakan trailer.


(18)

6. Dumping

Dumping merupakan proses menurunkan muatan hauling di stockpile

Sedangkan untuk tanah penutup (topsoil) dan overburden di disposal. Kemudian batubara dibawa menuju dumping bin dengan menggunakan trailer dan dump truck yang selanjutnya dibawa ke port site dengan belt conveyor.

7. Spreading

Spreading merupakan proses perataan top soil setelah diturunkan ke disposal dengan menggunakan bull dozer, kegiatan ini juga merupakan salah satu tahap reklamasi. Bagan alir di lampiran 2.

8. Maintenance

Disamping tahapan-tahapan proses produksi diatas juga tidak kalah pentingnya terdapat kegiatan yang bersifat maintenance (perawatan) yang berupa road maintenance (perawatan jalan) di daerah pit saja dengan mengunakan grader untuk pengeringan tanah serta water spraying (penyiraman jalan) dengan water truck.

9. Tempat-tempat lainya

Adapun tempat-tempat untuk kegiatan yang lain adalah sebagai berikut: 1. Workshop

Workshop merupakan bengkel untuk perbaikan atau reparasi alat-alat berat. 2. Warehouse atau gudang

Warehouse fungsinya merupakan tempat untuk menerima, menyimpan,

mengeluarkan dan mendistribusikan barang untuk semua keperluan dengan aman, mudah, akurat untuk jangka pendek maupun jangka panjang.


(19)

C. Faktor Bahaya dan Potensi Bahaya

1. Faktor Bahaya

Jenis faktor bahaya yang ada pada penambangan batubara di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya adalah:

a. Faktor Fisik 1) Penerangan

Penerangan untuk pekerjaan di kantor maupun di tambang menggunakan dua sumber penerangan yaitu penerangan alami dan penerangan buatan. Pada pertambangan batubara yang menjadi konsentrasi adalah penerangan yang diterima operator alat berat di lokasi pertambangan pada malam hari. Untuk penerangan pada siang hari operator alat berat mendapat penerangan secara alami dari sinar matahari. Sedangkan untuk penerangan dimalam hari menggunakan lampu fluorisensi untuk memenuhi kebutuhan penerangan di area tambang.

Selain pada area tambang, beberapa tempat lain yang juga memerlukan penerangan seperti; area office, workshop dan klinik. Karena beberapa tempat tersebut dilakukan pekerjaan yang juga membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga penerangan yang cukup sangat diperlukan.

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melakukan pengukuran intensitas penerangan pada tahun 2009. Pengukuran dilakukan hanya area kerja office. Untuk area selain office belum dilakukan pengukuran penerangan di tempat kerja. Hasil dari pengukuran pada area office PT. Cipta Kridatama site Mahakam


(20)

Sumber Jaya masih berada di kantor Dinas Balai K3 Samarinda, selaku pihak yang melakukan pengukuran tersebut.

Pekerjaan yang dilakukan di kantor merupakan pekerjaan yang dilakukan pada pagi sampai sore hari yang mendapat penerangan campuran yaitu alami dan buatan. Pekerjaan yang dilakukan di kantor adalah aktivitas menulis dan berdiskusi dengan penerangan buatan menggunakan lampu TL sebagai sumber cahaya.

2) Kebisingan

Kebisingan pada aktivitas pertambangan berasal dari banyak sumber, baik dari suara alat yang digunakan pada penambangan, aktivitas pengeboran atau drilling, mesin genset, akivitas di workshop misalnya; kegiatan pengelasan, bunyi alat pembersih pipa, penggerindaan dan sebagainya. Untuk dapat meminimalisir dampak dari kebisingan di tempat kerja PT. Cipta Kridatam site Mahakam Sumber Jaya telah pengukuran intensitas kebisingan dan melakukan tindakan pengendalian terhadap dampak dari kebisingan.

Pengukuran intensitas kebisingan yang telah dilakukan oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya belum dilakukan secara rutin dan menyeluruh karena baru dilakukan pengukuran pada satu lokasi yaitu di area workshop di tahun 2008. Sedangkan untuk tahun 2009 sudah dilakukan pengukuran kebisingan di area tambang. Akan tetapi hasil pengukuran tersebut masih berada di kantor dinas balai K3 Samarinda.


(21)

Hasil pengukuran intensitas kebisingan yang dilakukan Dinas Balai K3 Samarinda untuk area workshop di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya pada 15 April 2008 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil pengukuran kebisingan Lokasi Waktu Intensitas

(dBA)

STD/NAB (dBA)

Penilaian Keterangan

Area Workshop

10.15 WITA

65,1-81,0 85 < NAB Pada saat

pengukuran tidak banyak kegiatan Sumber: Balai K3 Samarinda, 2008

Dalam mengendalikan kebisingan PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber jaya menggunakan beberapa metode. Metode pengendalian bising tersebut antara lain:

a) Memasang rambu peringatan, larangan dan perintah agar karyawan menyadari perlunya perilaku aman dalam bekerja di tempat yang terpapar bising.

b) Alat perlindungan pada pendengaran terdiri dari ear plug atau ear muff. c) Menggunakan peredam pada alat-alat dan ruangan.

d) Pengaturan tata letak ruang dan mengunakan penyekat ruangan. 3) Iklim Kerja

Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha penambangan ini tidak terpapar panas yang dihasilkan oleh alat pada proses produksi, melainkan dari panas alami yaitu dari matahari dan hanya dialami oleh beberapa karyawan yang memiliki stasiun


(22)

kerja di area pertambangan dan area di luar office. Untuk mencegah dampak dari iklim kerja yang berlebih, PT. Cipta Kridatama telah melakukan pengukuran dan tindakan pengendalian terhadap iklim kerja. Akan tetapi pengukuran belum dilakukan disemua area kerja. Pengukuran baru dilakukan di satu area kerja yaitu area workshop.

Hasil dari pengkuran yang dilakukan Dinas Balai K3 Samarinda untuk iklim kerja di area workshop PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya pada 15 April 2008 adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Pengukuran iklim kerja Lokasi Waktu ISBB

Out door (oC)

Beban Kerja

NAB (oC)

Keterangan

Work Shop

10.25 WITA

24,8 Sedang 28,0 Curah hujan, Dinding terbuka, Tenaga kerja disediakan minum. Sumber: Balai K3 Samarinda, 2008

Pengukuran belum dilaksanakan secara rutin dan menyeluruh di semua area kerja. Tindakan pengendalian yang telah dilakukan oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya untuk mencagah atau meminimalisir dampak dari iklim kerja di tempat kerja dengan menyediakan air minum yang cukup di semua area kerja dan menyediakan pakaian kerja yang bahannya dingin atau menyerap keringat. Sedangkan untuk di dalam ruangan kantor maupun kabin unit telah tersedia AC (Air Conditioner) yang dapat di suhunya dapat di atur sesuai dengan kebutuhan.


(23)

4) Getaran

Kegiatan penambangan batu bara dengan berbagai aktivitas yang dilakukan dapat menimbulkan getaran (vibration). Getaran yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya berasal dari pergerakan mesin-mesin, unit alat berat, crane, alat angkat angkut, maupun aktivitas blasting dan sebagainya.

Sumber getaran tersebut dapat menyebabkan getaran baik getaran seluruh badan maupun getaran pada lengan. Misalnya untuk getaran seluruh tubuh dapat dirasakan pada operator kendaraan atau peralatan berat dan operator mesin. Sedangkan untuk getaran pada lengan contohnya pada operator mesin gerinda, mesin bor dan gergaji listrik.

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya belum melakukan pengukuran getaran di area kerja secara rutin dan menyeluruh. Dan baru melakukan pengukuran getaran pada bulan Desember tahun 2009. Tetapi data hasil pengukuran getaran ketika laporan ini ditulis, masih berada di Dinas Balai K3 Samarinda yang melakukan pengukuran getran tersebut.

Meskipun demikian PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melakukan upaya pengendalian yang diwujudkan dengan kelengkapan alat peredam yang terdapat pada jok, pijakan kaki dan pegangan lengan yang pada unit-unit; crane, alat angkat angkut dan peralatan lainnya.


(24)

b. Faktor Kimia 1) Debu

Faktor bahaya yang berasal dari debu menjadi faktor bahaya yang utama dan mendapat perhatian khusus dari pihak manajemen karena dampak yang ditimbulkan dari debu yang terdapat di area kerja sangat dirasakan oleh setiap karyawan yang stasiun kerjanya berada di lokasi penambangan maupun karyawan yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan penambangan selama mereka berada dalam lokasi penambangan yang terdapat banyak sekali debu. Debu ini berasal dari kegiatan penambangan dan dari aktivitas lalu lintas tambang.

Pengukuran faktor kimia yang sudah dilakukan. Tetapi pelaksanannya belum rutin dan menyeluruh. Pada tahun 2008, Dinas Balai K3 Samarinda telah melakukan pengukuran dengan parameter kadar debu dan gas-gas SO2, CO dan NO2 di satu lokasi yaitu area workshop di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya. Hasil dari pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil pengukuran kualitas udara kimia Parameter Lokasi Waktu

SO2 NO2 CO

Debu

(mg/m3) Ket. mg/m3 Ppm mg/m3 Ppm mg/m3 Ppm

Workshop 10.10

WITA 0,0038 - 0,0022 - 2,6991 - 0,1289

kondisi cuaca hujan Kec. Angin 0,66-3,33 m/dt NAB

5,2 2 5,6 3 29 25 10 SE. Menaker

No 01/1997 Sumber: Balai K3 Samarinda, 2008


(25)

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melakukan tindakan pengendalian untuk mencagah atau meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari kadar debu yang berlebih di area kerja diantaranya adalah penyemprotan atau penyiraman pada lokasi yang berpotensi menimbulkan banyak debu dengan bantuan water truck yang dilakukan secara rutin dan menyediakan alat pelindung diri berupa masker untuk dipakai oleh semua pekerja pada saat bekerja di area kerja yang memiliki kadar debu yang berlebih.

2) Bahan-bahan Kimia lain

Jenis bahan kimia yang banyak digunakan di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Suber Jaya selain dari debu, berwujud gas misalnya; nitrogen, oksigen, acytelen serta bahan kimia cair yaitu berupa bahan bakar diesel, cat, solvent oli, freon dan campuran hidrolik. Bahan kimia dalam bentuk semi cair yaitu grease atau gemuk. Cara penanggulangan terhadap penggunaan bahan-bahan kimia tersebut PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya agar agar seluruh tenaga kerja tidak terjadi penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut;

a) Tersedianya Material Safety Data Sheet (MSDS) di semua tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang diletakkan di luar sehingga mudah terlihat dan terbaca oleh semua pekerja.

b) Tersedianya tempat penyimpanan khusus untuk bahan berbahaya dan beracun (B3) yang tidak mudah terbakar.

c) Tersedianya tempat penampungan sementara (TPS) untuk bahan-bahan kimia yang sudah mendapatkan ijin dari dinas lingkungan hidup.


(26)

c. Faktor Fisiologis

Penambangan batubara di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dalam proses produksinya mempekerjakan karyawan cukup banyak dengan ditunjang alat-alat yang berteknologi canggih. Oleh karena itu keserasian mesin dengan manusia bisa menjadi faktor bahaya yang akan berakibat pada sikap kerja dan produktivitas. Namun karena sebagian besar alat kerja yang digunakan bisa disesuaikan dengan operator menjadikan faktor bahaya fisiologis ini tidak menjadi masalah yang mempengaruhi kinerja karyawan. Misalnya semua kursi kerja yang ada di office maupun tempat duduk yang terdapat di semua unit kerja bisa diatur tinggi rendahnya ataupun arah putarannya yang disesuaikan dengan kenyamanan pengguna.

d. Faktor Mental Psikologis

Lokasi operasi penambangan batubara di PT. Cipta Kridatama Site Mahakam Sumber Jaya yang berada jauh dari lokasi Office dan workshop dapat menyebabkan suasana kerja menjadi faktor bahaya yang berdampak pada mental psikologis karyawannya seperti; stress kerja, kurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi serta kejenuhan akan pekerjaan.

Untuk menanggulangi hal tersebut perusahaan memberikan hari libur satu hari dalam 7 hari kerja kerja dan memberlakukan sistem kerja cuti pada karyawannya yaitu untuk level supervisor ke atas 2 minngu setelah 2 bulan kerja sedangkan untuk level supervisor ke bawah mendapatkan waktu cuti 2 minggu setelah 4 bulan kerja. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk refreshing agar karyawan bisa beristirahat dari


(27)

pekerjaannya. Selain itu juga, dapat berkumpul dengan keluarga dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

2. Potensi Bahaya a. Peledakan

Potensi bahaya peledakan yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya bersumber dari gudang penyimpanan bahan peledak dan aktivitas peledakan di tambang. Keduanya mengakibatkan keadaan bahaya yang sama besarnya bagi tenaga kerja, unit kerja maupun penduduk sekitar yang berada di pemukiman dekat dengan area tambang. Selain itu potensi bahaya peledakan juga bisa berasal dari tabung bertekanan yang ada di unit kerja atau di area warehouse dan workshop.

Oleh karena itu, penanggulangan bahaya peledakan menjadi konsentrasi yang selalu ditekankan pada semua karyawan atau visitor di awal sebelum memasuki area tambang. Upaya yang dilakukan oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya untuk mencegah terjadinya potensi peledakan diantaranya adalah; pelarangan untuk merokok di area peledakan dan di sekitar gudang penyimpanan bahan peledak, inspeksi yang dilakukan di gudang penyimpanan bahan peledak dan area peledakan di tambang, tersedianya alat pemadam api ringan dan hydrant di area gudang penyimpanan bahan peledak, pemasangan rambu peringatan dan pelarangan serta kewajiban terkait kegiatan yang dilakukan di sekitar area gudang penyimpanan bahan peledak dan sebagai informasi yang harus diketahui oleh semua orang yang ingin


(28)

masuk di area gudang penyimpanan bahan peledak dan telah dibuat tanggul di sekitar area gudang penyimpanan bahan peledak.

b. Kebakaran

Potensi bahaya kebakaran yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dapat terjadi pada saat kegiatan pengelasan di workshop ataupun di tambang pada unit yang rusak, debu batu bara yang masuk pada bagian unit excavator, kegiatan merokok di area tambang, bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah domestik dan limbah B3 yang ada di Tempat Penampungan Sementara (TPS) di area workshop dan area warehouse.

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya tanggap dalam masalah penangulangan bahaya kebakaran baik dari segi penyediaan alat pemadam kebakaran maupun dari segi sumber daya manusianya yaitu dengan mengadakan training, inspeksi, tersedianyaalat pemadam api ringan di semua tempat dan semua unit kerja dan tersedianya prosedur tanggap darurat serta telah dibentuknya tim gawat darurat untuk kebakaran oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

c.Terjatuh, Terbentur, Terpotong dan Terpeleset

Kegiatan pengangkutan batubara dengan menggunakan dump truck yang berukuran besar membuat operator memiliki keterbatasan untuk melihat pekerja lain yang berada dekat dengan alat tersebut, selain itu aktivitas blasting juga mempunyai pengruh besar terhadap potensi bahaya tertimpa material.

Beberapa kegiatan perbaikan unit atau mesin di workshop. Misalnya; menggerinda, memukul dan lain-lain dapat berpotensi terpukul, terjatuh, terbentur,


(29)

terpeleset, terjepit, terpotong dan kejatuhan benda atau material dan sebagainya. Untuk menanggulangi hal tersebut di PT. Cipta Kridatama telah membuat standar dan prosedur kerja yang sudah di ketahui oleh semua tenaga kerja termasuk kewajiban memakai alat pelindung diri yang sesuai pekerjaannya pada saat melakukan pekerjaan.

d. Kecelakaan Lalu-lintas Tambang

Aktivitas pertambangan yang menggunakan banyak sekali alat bantu membutuhkan konsentrasi dan kapasitas operator yang tinggi, potensi kecelakaan yang terjadi sering disebabkan karena faktor kondisi lingkungan dan alam serta faktor manusia. Contohnya faktor kondisi lingkungan dan alam yang bisa menyebabkan potensi kecelakaan adalah kondisi jalan di tambang yang licin dan berlumpur serta udara yang berkabut tebal sehingga menghalani atau mengurangi pandangan penegndara mobil sarana ataupun unit kerja.

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melakukan tindakan pengendalian terhadap potensi kecelakaan di area kerja tambang dengan berbagai usaha baik dari terpasangnya rambu-rambu keselamatan maupun dengan memberlakukan standar-standar keselamatan unit atau sarana dan bagi karyawan seperti kewajiban menggunakan safety belt, membunyikan klakson ketika ingin menyalakan mesin, ketika ingin maju ataupun mundur serta memasang lampu rotary, memasang serta melakukan pelaksanaan pemeriksaan harian (P2H) sebelum mengoperasikan unit.


(30)

e. Longsor

Penambangan terbuka dengan membuka lahan dari penebangan hutan menyebabkan besarnya kemungkinan berpotensi terjadi longsor. Apalagi desain plan tambang yang membentuk kemiringan yang relatif curam. Pada musim hujan kemungkinan berpotensi terjadinya longsor akan lebih besar. Akibat dari kurangnya pohon-pohon penahan erosi. Oleh karena itu pihak manajemen mengambil kebijakan untuk memberlakukan standar kemiringan tidak kurang dari 25%. Dan pemberlakuan peraturan untuk tidak melakukan operasi penambangan ketika hujan.

f. Bahaya Akibat Listrik

Kecelakaan fatal akibat bahaya listrik dapat terjadi sewaktu-waktu. Arus pendek (consleting) kabel listrik atau peralatan dapat menimbulkan potensi sengatan listrik. Disamping itu juga dapat terkena petir pada saat hujan yang pada akhirnya terjadi kontak singkat dengan saluran listrik yang masih beraliran listrik dapat mengakibatkan kebakaran atau peledakan.

Sumber dari bahaya listrik yang ada di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya berasal dari pemasangan instalasi listrik yang belum sesuai standar (PUIL 2000). Karena pemasangan instalasi listrik di area kerja PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya belum dilakukan oleh ahli K3 listrik. Sedangkan untuk pemasangan penangkal petir hanya terdapat di area office saja. Untuk area yang lain seperti workshop dan warehouse belum terpasang. Penangkal petir yang telah


(31)

terpasang di area office belum pernah dilakukan pengecekan ulang oleh ahli K3 listrik secara rutin.

g. Bekerja di Ketinggian

Bekerja di ketinggian dapat mengakibatkan terjatuh. Jenis kegiatan kerja di ketinggian di PT. Cipta Kridatama antara lain bekerja dengan menggunakan tangga, di atas atap, tangki penyimpanan, tiang, pengelasan dan penggerindaan di atas unit yang besar dan sebagainya.

Untuk mengendalikan potensi bahaya ini, PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya mempunyai program perlindungan dengan mengenakan alat perlindungan atau body harness untuk pekerjaan di suatu ketinggian atau bila ada kemungkinan terjatuh. Sedangkan untuk melakukan pekerjaan pada ketinggian yang lebih dari 1,8 meter, harus mendapatkan ijin kerja di ketinggian terlebih dahulu oleh pengawas.

D. Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

PT Cipta Kridatama memiliki komitmen untuk mencapai penerapan Keselamtan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang terbaik dan mengembangkan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan dalam rangka mengurangi dan mengendalikan risiko Keselamtan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi tenaga kerja dan subkontraktor terhadap risiko Keselamtan, Kesehatan Kerja yang tidak dapat diterima.


(32)

PT. Cipta Kridatama bertekad untuk menerapkan standar tertinggi dalam menejemen kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Perusahaan telah mengembangkan dan menerapkan Cipta Kridata Occupational Safety and Health management System (CK-OSHMS) guna mengelola secara hati-hati segala resiko terkait dengan aspek kesehatan dan keselamatan kerja, berdasarkan prinsip menghargai kehidupan manusia dengan mengacu standar International Standar Organization (ISO) 14001 dan 9001, Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18000 dan berbagai peraturan dan ketetapan mengenai K3L yang berlaku.

Manajemen puncak (Top Management) menyediakan sumber daya yang memadai dalam rangka mendukung penerapan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan di setiap tempat kerja. Agar tujuan di bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang telah ditetapkan di tempat kerja dapat dicapai.

1. Kebijakan dan Komitmen Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

Kebijakan dasar dalam hal keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan dikeluarkan dalam rangka untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap pelanggan, mengendalikan aspek, dampak dan risiko dari kegiatan tambang dan aktifitas pendukungnya serta melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kesehatan kerjannya. Tujuan dikeluarkannya kebijakan ini adalah untuk memberikan arahan kepada organisasi struktural yang menangani masalah K3 dan lingkungan di lingkungan perusahaan. Kebijakan K3L PT. Cipta Kridatama ada dilampiran 3.


(33)

2. Struktur Organisasi Departemen OSHE

Gambar 2. Struktur organisasi Departemen OSHE

Sumber: OSHE Departement PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya, 2009 3. Organisasi P2K3 Perusahaan

Organisasi fungsional yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi atau tugas yang berkaitan dengan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan seperti penyelidikan, inspeksi atau audit dan sebagainya selain tugas struktural yang dimiliki. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut Panitia Pembina Keselamatan, Kesehatan Kerja (P2K3) melakukan meeting atau rapat setiap satu bulan sekali. Akan tetapi, dalam pelaksananya PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya belum rutin dalam melakukan meeting atau rapat P2K3.

a. Tujuan P2K3

Panitia Pembina Keselamtan dan kesehatan Kerja (P2K3) PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

OSHE Supervisor Muhammad Saliman

HSE Controller Wahyunan Antapi

Vacant Paramedik

Isabirin Dedi Ariyanto

HSE Controller Lamrib Panggabean Irphani

OSHE Officer System Analist Ufuk Awan Suryawan OSHE Officer System

Agus Irawan

OSHE Administrator Edi Riyanto


(34)

1) Perawatan keselamatan dan kondisi kerja yang sehat.

2) Pengembangan cara-cara kerja dan prosedur yang layak untuk mencegah kecelakaan, luka dan kesakitan.

3) Membuat sepenuhnya peraturan K3 yang berupa peraturan maupun norma. Sedangkan untuk Tugas dan tanggung jawab SHE Committee adalah sebagai berikut: 1) Menghimpun dan mengolah data tentang K3 di tempat kerja

2) Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja

a) Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3, termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara penanggulangannya b) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas kerja

c) Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan

d) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya 3) Membantu pengurus dalam

a) Mengevaluasi cara kerja, proses, dan lingkungan kerja.

b) Menentukan tindakan koreksi dengan tindakan alternatif terbaik. c) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap K3.

d) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, PAK, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

e) Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, hygiene perusahaan, kesehatan kerja, dan ekonomi.

f) Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dna menyelenggarakan makanan di perusahaan.


(35)

g) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja. h) Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

4) Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja, kesehatan kerja, ergonomi, dan gizi tenaga kerja.

b. Struktur Organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya

Gambar 3. Struktur Organisasi P2K3

Sumber: OSHE Departement PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya, 2009 4. Inspeksi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

Inspeksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terstruktur dan dilakukan untuk mengidentifikasi semua kondisi dan tindakan tidak standar di tempat

SUB. KONT

PLANT MM SUB. KONT

Anggota Zainal Arifin Anggota Ceria Vidi Anggota Bambang F.R Anggota Rujito Wakil K3L A. Gajali Wakil K3L 1. Ikhwan I 2. Hendi

saputra

Wakil K3L 1. Agus

Prasetyo 2. Djalali H 3. Yohardison

KETUA

Yuddy Screendary

SEKRETARIS I Muhammad Saliman

ENGINEERING OPERATION

SEKRETARIS II Agus Irawan Anggota Fachrul Riza Anggota Andik Iskak HRGA Anggota Gaguk Ganiyanto Wakil K3L Nuryanto Wakil K3L Sutrisno M Wakil K3L 1. Sunyoto 2. Batas Manulu Wakil K3L Miyanto


(36)

kerja, memperbaikinya sehingga mencegahnya dari kemungkinan timbulnya insiden. PT. Cipta Kridatama memahami bahwa keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu landasan utama dalam kegiatan operasi.

Dalam rangka mendukung hal tersebut dilakukan inspeksi yang pro-aktif agar kondisi berbahaya dapat diidentifikasi dan diperbaiki sebelum menyebabkan kecelakaan. Kegiatan inspeksi dilaksanakan oleh supervisor level minimal setiap satu kali dalam sebulan. Adapun jenis inspeksi K3 yang ada di PT Cipta Kridatama meliputi:

a. Inspeksi Area Kerja

Inspeksi ini merupakan suatu kegiatan untuk memastikan kondisi fisik, house keeping, penumpukan dan penyimpanan yang baik serta pemenuhan pada standar perusahaan secara kontinyu. Inspeksi ini menggunakan seperangkat form inspeksi standar dan spesifik per area yang meliputi daerah-daerah berikut:

1) Workshop plant

2) Kantor

3) Warehouse ataugudang

4) Area tambang

5) Jalan hauling

6) Mess

7) Port


(37)

9) Gudang penyimpanan bahan peledak

Sasaran dilakukan inspeksi area kerja ini adalah:

a) Untuk memastikan bahwa diseluruh wilayah perusahaan diadakan inspeksi terhadap kondisi yang sub-standar dan juga terhadap masalah kesehatan kerja dan higiene perusahaan.

b) Untuk memastikan bahwa hal-hal yang sub-standar masih dalam batas yang dapat diterima.

c) Untuk dapat dilakukannya tindakan perbaikan sementara.

d) Untuk memastikan dilakukan tindakan perbaiakan dan tindak lanjut atas penyimpangan yang ditemukan.

b. Inspeksi Peralatan Kerja

Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua bagian dari peralatan kerja diinspeksi secara reguler agar kegagalan yang tidak direncanakan dapat diminimalisir. Pelaksanaan inspeksi peralatan kerja di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya minimal setiap satu bulan sekali. Inspeksi peralatan kerja yang terdapat di PT. Cipta Kridatam site Mahakam Sumber Jaya meliputi:

1) Inspeksi tangga permanen 2) Inspeksi sling kawat baja

3) Inspeksi peralatan pengelasan dan pemotongan 4) Inspeksi apar

5) Inspeksi perancah 6) Inspeksi crane


(38)

7) Inspeksi peralatan bertenaga angin 8) Inspeksi rantai pengangkat

9) Inspeksi peralatan listrik portebel 10)Inspeksi hook dan shackle pengangkat

5. Investigasi dan Analisis Kecelakaan

Pelaksanaan investigasi dan analisa kecelakaan kerja di PT. Cipta Kridatama adalah untuk menemukan penyebab dasar dari kejadian kecelakaan kerja tersebut dan untuk melakukan tindakan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Tujuan dari program ini adalah memastikan bahwa semua insiden dicatat dengan baik, agar dapat dianalisa dan dinilai dalam usaha untuk mencegah terjadinya insiden serupa. Program ini meliputi :

a. Pencatatan cidera, penyakit, kerusakan, dan insiden kerugian

b. Pelaporan dan penyelidikan insiden, untuk memastikan insiden diselidiki dengan benar dan diadakan tindakan perbaikan yang sesuai. Semua karyawan harus melaporkan semua tindakan/keadaan bahaya secara tertulis pada hazard report. Insiden yang terjadi di selidiki dengan memakai formulir ”Laporan Penyelidikan Insiden” (incident report).

c. Analisa dari laporan penyelidikan insiden dalam rangka mengidentifikasi hal-hal yang berulang serta sebab kritis.

d. Tim Investigasi, untuk menjamin semua masalah yang teridentifikasi pada ”Analisis Laporan Penyelidikan Insiden”


(39)

e. Pengumuman kerugian besar dan pengingatan kembali insiden, bertujuan untuk memelihara peningkatan kesadaran karyawan.

f. Statistik keselamatan, tujuan program ini adalah untuk membakukan penyimpangan statistik keselamatan yang komprehensif di perusahaan, memungkinkan pemantauan kecenderungan dengan membuat statistik jangka panjang serta memvisualisasikan kecenderungan melalui pembuatan grafik, dan lain-lain, agar kesadaran karyawan meningkat.

6. Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Audit sistem K3 yang dilakukan di PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dilakukan dengan tujuan harus menetapkan dan memelihara program dan prosedur untuk pelaksanaan audit sistem manajemen K3 secara berkala, agar dapat:

a. Menentukan apakah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) telah memenuhi untuk perencanaan pengaturan manajemen K3 termasuk persyaratan yang ada dalam standar.

b. Mengetahui apakah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) telah diterapkan dan dipelihara secara baik.

c. Mengetahui sejauh mana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) efektif dalam memenuhi Kebijakan dan tujuan organisasi.


(40)

Audit yang telah dilakukan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya adalah audit internal oleh Head office Jakarta. Internal audit dilaksanakan setiap satu tahun sekali.

E. Pelayanan Kesehatan Kerja

Pelayanan Kesehatan yang ada di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya antara lain berupa:

1. Pemeriksaan Kesehatan Kerja a. Pemeriksaan Kesehatan Awal

Merupakan suatu pemeriksaan kesehatan yang ditujukan kepada tenaga kerja baru sebelum mereka bekerja. Sehingga perusahaan mempunyai data mengenai riwayat kesehatan tenaga kerja terkait yang nantinya akan dilakukan pemantauan kesehatan secara berkala agar apabila ditemukan penyakit dapat diketahui penyebabnya, pemeriksaan ini yang meliputi: pemeriksaan Thoraxphoto, urine lengkap, kimia darah, audiometric, spirometric, visus dan rekam jantung. Dalam pemeriksaan awal, PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya bekerjasama dengan laboratorium Prodia.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh PT. Cipta Kridatama jobsite Mahakam Sumber Jaya bekerja sama dengan klinik Aesculaps Medical Center atau biasa dikenal AMC dan Laboratorium Prodia. Pemeriksaan ini dilakukan 1 tahun


(41)

sekali meliputi pemeriksaan: audiometric, elektro kardiografi, refraksi optik, spirometri, treadmill, ultra sonografi.

c. Pemeriksaan Khusus

Merupakan suatu pemerikasaan yang dilakukan terhadap tenaga kerja yang mengalami sakit tertentu dan pemeriksaaan ini dilakukan pada saat khusus atau tertentu. Sebagai contoh apabila terdapat tenaga kerja yang sakit maka dilakukan pemeriksaan khusus agar kondisi kesehatan tenaga tetap terjaga secara optimal sehingga dapat meminimalisir terjadinya jam kerja hilang.

2. Sarana dan Fasilitas Kesehatan Kerja

a. Klinik PPGD dengan tenaga medis yang bekerja selama 24 jam secara bergantian. b. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya mempunyai satu dokter

perusahaan yang berada di Head office dan telah memiliki sertifikat K3.

c. Perawatan kesehatan bagi karyawan yang mengalami sakit di tempat kerja bila diperlukan perawatan lebih lanjut maka pihak perusahaan akan mengirim pasien ke Rumah Sakit yang telah ditunjuk PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

d. Peralatan (kotak P3K, tandu) dan obat-obatan (obat oles luka, obat mata, magasida, paracetamol, dan obat-obat yang disediakan sesuai penyakit yang diderita oleh tenaga kerja) yang disediakan oleh poliklinik perusahaan sudah memenuhi standar.

e. Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yang dilakukan oleh tenaga kerja. f. Penyediaan mobil ambulance selama 24 jam.


(42)

g. Tim PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) atau First Aid. 3. Sistem Rujukan

Sistem rujukan merupakan sistem yang diterapkan di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya apabila tenaga kerja mengalami sakit atau terjadi kecelakaan dan membutuhkan pengobatan secara keseluruhan, berdasarkan surat rekomendasi dari tenaga Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), korban dirujuk ke rumah sakit yang telah ditunjuk oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya. Dan apabila mengalami gangguan keseahatan atau sakit di luar tempat kerja dapat langsung memeriksakan kesehatan di rumah sakit tersebut secara langsung. Seperti Rumah Sakit Islam Samarinda, Rumah Sakit Umum Wahab Syahrani, Rumah Saki Haji Darjat dan Rumah Sakit Parikesit Tenggarong.

4. Jamsostek

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dalam hal perlindungan kesehatan karyawan telah mengikutsertakan program Jamsostek. Paket Jamsostek yang diikuti antara lain:

a Jaminan Kecelakaan kerja

Setiap tenaga kerja di PT. Cipta Kridatama mendapatkan jaminan kecelakaan dari perusahaan. Tenaga kerja berangkat ke tempat kerja sampai dengan pulang kembali ke rumah. Keselamatannya ditanggung oleh asuransi dan di luar itu merupakan tanggung jawab oleh pihak perusahaan.


(43)

Setiap tenaga kerja di PT. Cipta Kridatama yang meninggal akibat faktor pekerjaan atau selama masih menjadi tenaga kerja, maka akan diberikan santunan dari perusahaan dan asuransi.

c Jaminan Hari Tua

Setiap tenaga kerja di PT. Cipta Kridatama mendapatkan jaminan hari tua yang pembayarannya sebesar 2% dipotong dari gaji normatif karyawan untuk disetorkan ke PT. Jamsostek oleh Perusahaan. Perusahaan membayar premi Jaminan Hari Tua sebesar 3,7% dari gaji normatif karyawan untuk disetorkan ke PT. Jamsostek.

Sedangkan untuk jaminan pemeliharaan kesehatan tidak diikut sertakan karena tunjangan kesehatan di PT. Cipta Kridatama dinilai lebih baik daripada paket jamsostek. PT. Cipta Kridatama memberikan perlindungan tambahan diluar program jamsostek berupa program perlindungan asuransi kecelakaan 24 jam penuh, bekerjasama dengan lembaga asuransi yang khusus ditunjuk untuk itu, dimana premi asuransi untuk program perlindungan tambahan ini sepenuhnya ditanggung oleh PT. Cipta Kridatama.

F. Gizi Kerja

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya menyadari akan pentingnya asupan kalori yang didapat dari menu makanan setiap hari dari tenaga kerja yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kerja sehingga


(44)

perusahaan menyadari akan pentingnya penerapan gizi kerja bagi tenaga kerja. Berhubungan dengan hal tersebut Perusahaan telah bekerjasama dengan dua perusahaan catering yaitu perusahaan catering “hijrah” dan perusahaan catering “saliro kito”. Kedua catering ini menyediakan menu makan untuk makan siang dan malam di area tambang. Sedangkan untuk yang di mess bekerja sama dengan perusahaan catering wahana untuk menu makan pagi, siang dan malam.

Perusahaan catering “hijrah” dan “saliro kito” masing-masing bergiliran dalam dua hari sekali untuk memberikan menu makan siang dan malam untuk shift I dan Shift II. Namun demikian, perhitungan dan analisa kualitatif maupun kuantitatif kalori, karbohidrat, mineral, protein dan vitamin belum pernah dilakukan oleh ahli gizi. Contoh menu dapat dilihat pada lampiran 4.

G. Sistem Keselamatan Kerja

Upaya keselamatan kerja yang telah dilakukan oleh manajemen PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya meliputi:

1. Pemasangan rambu-rambu dan simbol-simbol K3 yang berisi larangan, perintah, infomasi dan peringatan. Rambu ini dipasang di sepanjang jalan hauling dan di semua area kerja.

2. Pemasangan poster K3 di ruang kerja dengan tujuan sebagai peringatan dan sebagai motivasi bagi karyawan untuk mempertimbangkan dan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja ketika bekerja.


(45)

3. Pemasangan papan informasi statistik K3 yang dipasang dengan tujuan untuk memberikan informasi baik kepada karyawan maupun kepada visitor tentang data statistik K3 yang sudah dicapai PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya setiap bulannya. Papan informasi tersebut dipasang di halaman depan dengan harapan mudah dilihat dan diketahui oleh semua orang.

4. Pelatihan dan ijin pengoperasian alat bertujuan agar semua pengemudi dan operator diuji kemampuannya secara benar sebelum mereka diberi kewenangan mengoperasikan alat, yang pada akhirnya untuk mencegah mengurangi cedera pada personil serta insiden dan kerusakan harta. Pelatihan ini dilakukan oleh Operating Trainer.

5. Pengelolaan dan pengendalian peralatan bergerak bermotor berupa : a. Perawatan terencana

b. Pengecekan Sebelum Operasi

c. Ijin mengoperasikan kendaraan (KIMPER).

d. Pemenuhan kelengkapan (persyaratan) pada peralatan.

6. Adanya alat-alat peringatan dan keselamatan pada kendaraan berupa : a. Klakson

b. Sistem alarm mundur

c. Bendera (Buggy whip) khusus kendaraan kecil (kendaraan sarana).

d. Stiker reflektive khusus dipasang pada kendaraan kecil (kendaraan sarana). e. Rotary lamp


(46)

7. Alat Pelindung Diri (APD), dalam hal ini APD yang digunakan di area tambang, macamnya anatara lain:

a. Alat pelindung kepala (safety helmet)

Alat pelindung kepala atau safety helmet biasanya dipakai oleh semua karyawan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya untuk jenis pekerjaan yang dilakukan di workshop, warehouse dan area tambang. Misalnya; menggerinda, mengelas, melakukan aktivitas perbaikan unit, melakukan aktivitas angkat-angkut barang dan aktivitas di luar area office dan tambang.

Setiap safety helmet yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya berbeda warnanya berdasarkan jabatan dan departemen dimana karyawan tersebut bekerja. Misalnya; safety helmet yang berwarna putih dipakai oleh level supervisor, warna hijau dipakai untuk para visitor, warna merah untuk karyawan yang bekerja di departemen OSHE, warna kuning untuk karyawan yang bekerja di departemen plant dan warna biru untuk karyawan yang bekerja di departemen produksi dan Production Planing and Controling Departement. b. Alat pelindung kaki (safety shoes)

Alat pelindung kaki (safety shoes) dipakai untuk semua karyawan dengan jenis pekerjaan di semua area kerja baik workshop, warehouse maupun area tambang. Safety shoes akan diberikan setiap 6 bulan sekali kepada semua karyawan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

c. Alat pelindung pernapasan (Masker)


(47)

bekerja di area kerja yang terdapat debu. Misalnya; pada saat mengemudikan unit grader di area tambang, pada saat mengisikan bahan bakar solar ke semua unit, pada saat membersihkan area Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) di warehouse dan pada saat pengisian bahan peledak pada saat aktivitas blasting di area tambang.

d. Alat pelindung telinga (ear plug dan ear muff)

Alat pelindung telinga dipakai oleh karyawan yang mengendarai grader, melakukan aktivitas pengelasan, penggerindaan di area workshop, aktivitas drilling dan aktivitas produksi yang dilakukan di area tambang yang banyak menggunakan alat-alat berat yang menimbulkan kebisingan.

e. Alat pelindung tangan (gloves)

Alat pelindung tangan dipakai oleh karyawan petugas kebersihan di TPS B3 area warehouse, store man atau petugas pengisi bahan bakar solar pada mobil sarana, karyawan yang bertugas untuk mengisi bahan peledak sebelum aktivitas blasting dilakukan, karyawan yang melakukan kegiatan pengelasan, penggerindaan di area workshop.

f. Baju las (apront)

Baju las digunakan oleh karyawan yang melakukan ativitas pengelasan di area workshop.

g. Baju kerja atau rompi yang dilengkapi dengan scothlight

Baju kerja dan rompi yang dilengkapi dengan scothlight dipakai oleh semua karyawan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya selain sebagai


(48)

identitas atau pengenal juga sebagai pelindung tubuh. Sedangkan untuk rompi kerja yang dilengkapi dengan scothlight dipakai untuk tanda keselamatan terlebih pada malam hari.

h. Alat pelindung mata (googles)

Alat pelindung mata dipakai oleh karyawan yang melakukan pekerjaan di area tambang pada siang hari, pada saat aktivitas pengelasan, pada saat aktivitas drilling dan blasting di area tambang.

i. Tameng muka

Tameng muka dipakai oleh karyawan yang melakukan aktivitas pengelasan ataupun penggerindaan di area workshop untuk mencegah percikan api yang dapat melukai wajah.

8. Pengecekan Sebelum Operasi

Pengecekan sebelum operasi atau yang sering disebut P2H (Pelaksanaan Pemeriksaan Harian) ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua kendaraan dan peralatan diperiksa secara rutin agar kegagalan atau kerusakan yang tidak direncanakan dapat diminimalisir. Pelaksanaan Pemeriksaan Harian (P2H) ini dilengkapi dengan daftar seluruh kendaraan dan peralatan dimana P2H dibutuhkan dan terus di up date sesuai kebutuhan.

P2H juga di lengkapi form laporan harian operator standar bagi pengemudi kendaraan atau peralatan tambang (A2B dan dump truck) dan peralatan ringan yang digunakan banyak orang.


(49)

9. Upaya penanggulangan kebakaran

Pemasangan APAR (Alat pemadam Api Ringan) di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dengan cara digantung pada semua tempat yang memiliki potensi terjadinya kebakaran. APAR tersebut dipasang dengan tinggi 1 meter. Jenis APAR yang terdapat di office, warehouse, workshop dan lain sebagainya paling banyak adalah jenis tepung kering. Pemeriksaan APAR dilakukan rutin dilakukan oleh OSHE Departement dalam hal ini OSHE Controller PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya setiap satu bulan sekali. Sedangkan untuk pengisian ulang terhadap isi yang terdapat dalam APAR yang telah habis dilakukan oleh vendor. 10.Alarm kebakaran

Alarm kebakaran yang terdapat di TPS limbah Oli bekas dan limbah B3 PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dipasang untuk tanda peringatan bahaya jika terjadi kebakaran atau peledakan. Alarm kebakaran dipasang di luar TPS di tempat yang mudah di jangkau dan dilihat oleh semua karyawan.

H. Penanganan Keadaan Darurat

Situasi darurat dan berbahaya dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan hidup manusia, kerusakan peralatan produksi, pencemaran serta kerusakan lingkungan.

1. Identifikasi keadaan darurat

Berdasarkan dari identifikasi bahaya dan penilaian resiko di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya, keadaan darurat yang mungkin terjadi antara lain :


(50)

a. Potensi kecelakaan kerja di area tambang. Misalnya, tabrakan atau senggolan antar unit, kecelakaan unit saat melakukan aktifitas loading, hauling dan dumping.

b. Potensi terjadinya longsor dari dinding galian tambang, side wall, high wall dan low wall tambang.

c. Potensi kebakaran pada unit kerja, pada bangunan dan fasilitas umum.

d. Potensi kecelakaan lingkungan akibat tumpahan fuel pada tanah dan perairan. e. Potensi bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor atau banjir.

2. Tim Penanganan Keadaan Darurat

Tim tanggap darurat atau emergency response team (ERT) merupakan suatu kelompok yang bertanggung jawab menangani situasi keadaan darurat, mengevakuasi korban, melakukan pertolongan pertama terhadap keadaan darurat yang sewaktu-waktu bisa terjadi di lingkungan kerja PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

Tim tanggap darurat yang ada di PT. Cipta Kridatama terbagi ke dalam beberapa bagian tugas, diantaranya:

a. Deputy Project Manager adalah pemimpin perusahaan di site untuk membentuk tim ERT.

b. ERT Coordinator merupakan pemimpin atau coordinator tim ERT saat

penanganan keadaan darurat.

c. Support Team merupakan pembantu penanganan keadaan darurat di area masing-masing.


(51)

d. Fire Team merupakan anggota ERT yang bertugas memadamkan kebakaran.

e. Spill Response Team merupakan anggota ERT yang bertugas menangani

pencemaran lingkungan pada saat keadaan darurat.

f. Search & Rescue Team merupakan anggota ERT yang bertugas mencari dan mengevakuasi korban pada saat keadaan darurat.

g. Emergency Medical Team merupakan anggota ERT yang bertugas memberikan pertolongan pertama saat keadaan darurat.

h. Security Team merupakan anggota ERT yang bertugas mengamankan daerah pada

keadaan darurat.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Tim ERT

a. Deputy Project Manager bertanggung jawab atas pembentukan dan pengangkatan ERT, memastikan pelatihan ERT dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, dan memastikan penanganan keadaan darurat dilakukan sesuai prosedur.

b. ERT Coordinator bertanggung jawab memimpin penanganam keadaan darurat, memastikan semua korban mendapatkan pertolongan, memastikan recovery dan penanganan keadaan darurat dilakukan sesuai prosedur dan mengkomunikasikan kepada Project Manager.

c. Support Team bertanggung jawab membantu proses evakuasi selama proses penanganan keadaan darurat, membantu penyediaan peralatan dan operator sesuai kebutuhan selama proses penanganan keadaan darurat. Membantu mengkomunikasikan keadaan darurat ke luar perusahaan setelah mendapat persetujuan dari Deputy Project Manager.


(52)

d. Fire Team bertugas memadamkan kebakaran yang terjadi di tempat kerja, unit, bangunan, hutan dan lokasi lain, melakukan pertolongan pertama pada korban di bawah koordinasi ERT Coordinator serta melakukan pengecekan secara rutin terhadap peralatan pemadam kebakaran.

e. Spill Response Team bertanggung jawab terhadap penanganan pencemaran lingkungan pada saat keadaan darurat yang terjadi.

f. Search and Rescue Team bertanggung jawab untuk mencari korban kecelakaan pada keadaan darurat.

g. Emergency Medical Team bertanggung jawab melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan dan memastikan semua korban mendapat pertolongan sesuai dengan prosedur.

h. Security Team bertanggung jawab melakukan pengamanan selama proses

evakuasi kecelakaan atau penanganan keadaan darurat berlangsung.

I. Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan PT. Cipta Kridatamta site Mahakam Sumber Jaya maupun karyawan sub-kontraktor bertujuan agar para karyawan memahami kaidah-kaidah tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk diterapkan dalam setiap pelaksanaan kerjanya dan mendorong budaya selamat di lingkungan kerja. Pelaksanaan pembinaan K3 berupa : 1. Penerbitan Buku pedoman keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan


(53)

2. Program Safety induktion yang merupakan program khusus bagi karyawan baru, karyawan datang dari cuti, maupun bagi para pengunjung (visitor) tentang aturan-aturan keselamatan dan macam-macan bahaya di tempat kerja.

3. Safety Talk bagi karyawan PT. Cipta Kridatama maupun sub-kontraktor. Safety talk ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menilai pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di setiap departemen. Safety talk ini dilakukan oleh setiap departemen pada waktu yang tidak bersamaan yaitu secara bergantian. Kegiatan safety talk ini biasanya dilakukan pukul 06.00 WITA. Dalam kegiatan ini diisi dengan pemberian informasi mengenai K3.

4. Untuk setiap bulannya dilaksanakan general safety talk. Kegiatan ini dihadiri oleh semua departemen.

5. Adanya uji K3 dalam pembuatan KIMPER (Kartu Ijin Mengemudikan Unit/ Sarana)

6. Penerbitan buletin K3 sebagai sarana menambah informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang diterbitkan satu bulan sekali oleh departemen OSHE. 7. Meeting K3LH dari lini yang paling bawah sampai atas yang meliputi:

a Safety committe meeting diikuti oleh semua perwakilan masing-masing section head termasuk subkontraktor PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya membahas tentang K3 dan hambatan yang terjadi.

b Safety meeting yang diikuti oleh safety dari PT. Cipta Kridatama dan safety dari PT. Mahakam Sumber Jaya selaku owner. Biasanya dilaksanakan setiap


(54)

satu bulan sekali untuk melaporkan pelaksanaan atau penerapan tentang K3 dari PT. Cipta Kridatama kepada PT. Mahakam Sumber Jaya.

c Safety meeting yang diikuti oleh semua safety yang ada di site dan safety yang ada di kantor distrik PT. Cipta Kridatama.

J. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Administrasi keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan agar dokumen-dokumen dari program-program keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dapat dikelola secara teratur. Pengelolaan administrasi ini dalam rangka kelancaran komunikasi untuk mendukung pelaksanaan program-program K3LH diperusahaan. Pengelolaan administrasi yang telah dilakukan antara lain :

1. Laporan data Statistik keselamatan bulanan (monthly safety statistic) meliputi; a. Laporan data first aid case yaitu kecelakaan yang mengakibatkan korban

mengalami cidera dan hanya membutuhkan P3K (penggunaan obat merah, salep, obat non resep, pembalutan) tanpa membutuhkan penanganan medis lanjutan (menjahit, mengeluarkan benda asing yang menancap) yang dihitung dari jumlah kejadian yang mengakibatakan first aid.

b. Laporan data loss time injury yaitu kecelakaan yang mengakibatkan korban tidak dapat dapat bekerja lebih dari 24 jam setelah kejadian pada hari atau shift kerja berikutnya, termasuk dalam definisi ini adalah fatal incident yang dihitung dari jumlah kejadian yang mengakibatakan lost time injury, hari


(55)

hilang dihitung satu hari setelah karyawan mengalami kecelakaan sampai karyawan dapat bekerja kembali, penentuan ini harus melibatkan Dokter Hiperkes yang ditunjuk oleh perusahaan. Untuk kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap maka hari hilang dihitung berdasarkan SK. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan pengawasan Ketenaga Kerjaan No Kep/84/BW/1998.

c. Laporan data fatality yaitu Kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya kematian pada korban dalam waktu 24 setelah kejadian, jika korban meninggal setelah lebih dari 24 jam dari kejadian maka ini tidak digolongkan fatality. Dihitung dari jumlah kejadian yang mengakibatakan fatality, jumlah hari hilang dihitung 6000 hari.

d. Laporan data property demage yaitu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan terhadap property atau harta benda perusahaan, baik yang dialami oleh Cipta Kridatama ataupun sub kontraktornya selama masih dalam area kerja PT. Cipta Kridatama Dihitung dari Jumlah kecelakaan yang mengakibatkan property damage baik oleh Cipta Kridatama ataupun sub kontraktornya.

e. Laporan data environmental accident atau kecelakaan lingkungan yaitu kecelakaan yang mengakibatkan tertumpahnya bahan yang dapat mencemari lingkungan (hidrokarbon, B3) yang langsung mengenai tanah atau perairan, untuk tumpahan hidrokarbon akan dianggap sebagai kecelakaan lingkungan jika tertumpah minimum 50 liter. Dalam hal ini termasuk jebolnya tanggul


(56)

setling pound sehingga air asam tambang masuk kedalam perairan umum dan menimbulkan pencemaran.

f. Laporan data nearmiss atau hampir kecelakaan yaitu kejadian yang apabila sedikit saja berbeda kondisi atau keadaanya maka akan dapat mengakibatkan cidera pada manusia, keruskan property perusahaan. Dihitung dari jumlah kejadian nearmiss.

2. Laporan data insiden (harian dan bulanan) 3. Laporan hasil penyelidikan insiden

4. Laporan data safety accountability, meliputi; a. Laporan data hazard report

b. Laporan inspeksi

c. Laporan pantauan tugas lapangan (PTL) d. Laporan safety meeting

5. Surat ijin mengemudikan alat berat (KIMPER A2B) 6. Laporan pelaksanaan induksi karyawan

7. Laporan kelayakan operasi unit

8. Laporan data kehadiran safety talk atau general safety talk

9. Laporan data pemasukan dan pengeluaran Alat pelindung Diri (APD) bagi semua karyawan.


(57)

K. Ergonomi

Penerapan ergonomi perusahaan secara garis besar meliputi jam kerja, sikap kerja, peralatan kerja dan limgkungan kerja.

1. Jam Kerja

Sistem kerja yang diterapkan di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dibagi menjadi 2 shift dengan jam kerja selama 11 jam dengan waktu istirahat 1 jam per hari dan mendapatkan hari libur satu hari dalam seminggu.

Dua shift tersebut adalah : a. Shift 1: 06.00 - 18.00 WITA b. Shift 2: 18.00 – 06.00 WITA

Sedangkan istirahat pada pukul 12.00-13.00 WITA. Selain hari libur, PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya juga memberikan waktu cuti untuk semua karyawannya. Untuk karyawan staff (supervisor level) mendapatkan cuti selama dua minggu setiap dua bulan kerja. Sedangkan untuk karyawan non staff mendapatkan cuti selama dua minggu setiap empat bulan kerja.

2. Sikap dan Cara Kerja

Berbagai sikap kerja dapat ditemukan dalam pekerjaannya di PT. Cipta Kridatama, secara umum dapat dibagi menjadi :

a. Sikap kerja dominan duduk

Sikap ini banyak ditemukan di pekerjaan administrasi, akuntansi dan berbagai pekerjaan kantor lainnya. Selain itu juga ditemukan pada operator alat berat. Akan


(58)

tetapi dalam hal ini perusahaan telah menyediakan tempat duduk yang dinamis yang bisa diatur tinggi tendahnya dan bisa untuk memutar.

b. Sikap kerja berdiri dan berpindah

Sikap ini ditemukan pada karyawan lapangan seperti; carpenter, maintenance, surveyor, office boy atau girl dan lain-lain.

3. Peralatan Kerja

Peralatan kerja yang digunakan baik alat berat, alat angkat-angkut dan peralatan penunjang lainnya seperti, hand tool yang ada sesuai dengan antropometri sehingga kelelahan dan kelainan fisiologis serta kecelakan kerja dapat diminimalisir. Dalam kegiatan angkat-angkut, PT. Cipta Kridatama menggunakan alat angkat angkut atau material handling sehingga beban tenaga kerja, kelelahan dan sebagainya diperhatikan. Desain tempat duduk dan meja serta komputer juga sudah sesuai dengan antropometri orang pekerja.

L. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Jenis penambangan PT. Cipta kridatama site Mahakam sumber Jaya adalah penambangan terbuka. Hal ini tentu mempunyai dampak terhadap lingkungan karena prinsip dari jenis penambangan ini adalah memindahkan tanah dari satu lokasi ke lokasi lain, sehingga lahan yang dikerjakan sangat luas. Tujuan dari pengelolaan ini adalah untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan seperti tanah bekas penambangan menjadi tandus. Di jobsite Mahakam


(59)

Sumber Jaya, tanah yang telah diambil batu baranya dilakukan program penghijauan atau reklamasi. Penghijauan ini menjadi tanggung jawab pihak owner, yaitu PT. Mahakam Sumber Jaya selaku pihak pemegang hak lahan. Akan tetapi dalam upaya untuk menjadi "Green Company", PT Cipta Kridatama selalu memastikan bahwa setiap operasi yang dilaksanakan dengan cara yang ramah lingkungan melalui pengelolaan sampah secara benar dan menjalankan program-program rehabilitasi.

Pengelolaan lingkungan juga dilaksanakan pada seluruh area yang terkena dampak aktivitas PT Cipta Kridatama. Pengelolaan lingkungan ini meliputi pembuatan sattling pond atau kolam pengendapan yang letaknya sudah ditentukan oleh pihak owner yaitu PT. Mahakam Sumber Jaya. Sattling pond atau kolam pengendapan bertujuan sebagai salah satu cara dalam hal pengelolaan air asam tambang agar tidak mencemari lingkungan. Selain pembuatan sattling pond, pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya adalah melakukan pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) maupun limbah yang tidak berbahaya (non B3).

1. Pengolahan limbah cair dan padat

Salah satu dari kebijakan lingkungan PT. Cipta Kridatama menyatakan bahwa akan melakukan upaya-upaya yang signifikan dalam rangka mengendalikan risiko K3L untuk mencegah terjadinya cidera, penyakit akibat kerja, kerusakan harta benda serta pencemaran lingkungan. Hal ini dimaksudkan bahwa PT. Cipta


(60)

Kridatama site Mahakam Sumber Jaya harus menangani, menyimpan dan membuang semua limbah dengan cara-cara yang sesuai dengan kesehatan lingkungan kerja.

Untuk melaksanakan program tersebut Occupational Safety Health and

Environment (OSHE Departement) mengembangkan dan mengimplementasikan

program-program pengelolaan limbah yang spesifik di lokasi dengan menyusun suatu Standard Operational Procedure (SOP) yang diterapkan pada setiap kegiatan. Program-program pengelolaan limbah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Program pengelolaan bahan kimia ini bertujuan untuk mengawasi dalam penggunaan keseluruhan B3 yang di lokasi area kerja. Yang dapat diketegorikan kedalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah yang timbul akibat dari kegiatan penunjang penambangan batubara antara lain oli bekas dari alat berat, sisa gemuk, accu bekas, kain majun atau barang lainnya yang telah terkontaminasi oleh B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), potongan-potongan besi, tabung gas bertekanan, cat, thinner, silicon serta bahan bakar solar yang sudah kadaluarsa dan lain-lain.

Penggunaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) setiap harinya dicatat dan dilaporkan ke kantor pusat atau Head Office oleh Material Management Departement Khusus untuk limbah oli bekas selain dicatat juga dilaporkan juga ke OSHE Departement yang kemudian dilaporkan ke PT. Mahakam Sumber Jaya selaku owner untuk selanjutnya dilaporkan ke BAPEDAL atau Badan Pengawasan Dampak lingkungan setempat setiap satu bulan sekali. Selain tanda keselamatan yang telah terpasang pada setiap kemasan limbah B3 yang dihasilkan, juga telah menyediakan


(61)

MSDS yang ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau dan dibaca oleh semua karyawan.

b. Program Pengumpulan dan Pembuangan Limbah

Tujuan dari program ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengakumulasikan limbah-limbah yang dihasilkan dari penunjang operasi tambang seperti misalnya oli bekas, gemuk bekas, air accu bekas, kain majun atau barang lainnya yang telah terkontaminasi oleh B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), potongan-potongan besi, ban bekas, tabung gas bertekanan, cat, thinner, silicon serta bahan bakar solar yang sudah kadaluarsa dan lain-lain.

Limbah-limbah tersebut dikumpulkan terlebih dahulu di suatu tempat khusus yaitu TPS (Tempat Pengumpulan Sementara) yang sudah mendapatkan ijin dari Dinas Lingkungan Hidup setempat. Akan tetapi tidak semua limbah dikumpukan di tempat yang sama. Untuk limbah potongan-potongan besi bekas disediakan tempat penampungan sementara (TPS) khusus besi bekas, untuk ban bekas ditumpuk dan dikumpulkan pada satu tempat. sedangkan untuk limbah berupa oli bekas atau grease ditempatkan di dalam drum bekas yang telah diberi tanda keselamatan atau label untuk memudahkan dalam membedakan drum yang berisi oli baru dengan oli bekas. Drum-drum tersebut tidak ditumpuk dalam penataannya.

Selanjutnya setelah terkumpul semua, limbah-limbah tersebut disalurkan kepada pihak ketiga atau pengumpul yang telah memperoleh ijin dari BAPELDA apabila semua limbah yang dihasilkan sudah terkumpul dalam jangka waktu tidak


(1)

meliputi debu dan baha-bahan kimia lain, faktor biologi, faktor fisilogis dan faktor mental psikologis.

3. Program kerja dan kegiatan pelaksanaan K3LH (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup)

a. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya memiliki kebijakan tertulis terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup dan ini telah sesuai dengan Permenaker No.5/MEN/1996 Bab III pasal 4.

b. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya memiliki organisasi Departemen OSHE serta P2K3. Hal tersebut sudah sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 BAB I pasal 1 tentang SMK3 dan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 pada Bab VI pasal 10 ayat 1.

c. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melaksanakan inspeksi keselamatan kerja dan hal tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 tentang SMK3 lampiran I 4.1.

d. PT. Cipta Kridatama telah melakukan investigasi kecelakaan dan telah sesuai dengan Permenaker No. 5/MEN/1996 lampiran II. 8.3.

e. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melaksanakan audit SMK3 secara internal dan ini telah sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 lampiran I 4.2.

f. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala dan khusus kepada semua karyawannya dan ini telah sesuai dengan Permenaker No. Per-02/Men/1980


(2)

tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

g. Pelayanan kesehatan kerja berupa sarana dan fasilitas kesehatan, rumah sakit rujukan dan pengadaan Jamsostek (Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja, dan Jaminan Kematian) oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah sesuai dengan Permenakertrans RI No. 15/MEN/VIII/2008 tentang P3K di tempat kerja dan Undang–undang No. 3 tahun 1992 pada Bab III pasal 3 ayat 2 tentang Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) h. Gizi kerja dikelola oleh pihak ketiga dengan fasilitas dua kali makan sehari,

yaitu makan pagi dan malam hari. Namun belum memenuhi semua persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 715/MENKES/SK/V/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi jasaboga. i. Sistem keselamatan kerja PT. Cipta Kridatama berupa pemberian APD secara

cuma-cuma, pemasangan rambu dan poster peringatan, larangan dan kewajiban, pemeriksaan apar, pelatihan dan pengujian alat, penyediaan alarm kebakaran. Dan hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

j. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya sudah menerapkan emergency response plan dan ini telah sesuai dengan Permenaker No. PER 05/MEN/1996 tentang SMK3 pada lampiran II bagian 3.3.8.

k. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melakukan pembinaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan sehingga


(3)

telah memenuhi Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 9 tentang pembinaan tenaga kerja.

l. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melakukan kegiatan administrasi keselamatan dan kesehatan kerja dan sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang SMK3 lampiran I.3.2.5.

m. Jam kerja yang diberlakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER-15/MEN/VII/2005 Tentang Waktu Kerja dan Istirahat Pada Sektor Usaha Pertambangan Umum Pada Daerah Operasi sedangkan untuk sikap dan cara kerja telah sesuai dengan PMP No. 7 tahun 1964 pasal 9.

n. Sistem pengelolaan lingkungan berupa; Teknik pengelolaan lingkungan dan usaha pemantauan lingkungan. Dan telah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

B. Saran

Dari hal – hal yang penulis sampaikan diatas maka, secara umum penulis dapat memberikan saran yang berkaitan dengan pengelolaan keselamtan dan kesehatan kerja sebagai berikut:

1. Mempertahankan dan tetap meningkatkan penerapan SMK3 di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.


(4)

2. Peningkatan monitoring dan pengukuran faktor bahaya yang ada secara menyeluruh di semua area dan di lakukan secara rutin.

3. Sosialisasi terhadap hasil pengukuran faktor bahaya di area kerja ke semua karyawan.

4. Perlunya pemasangan instalasi listrik sesuai dengan PUIL 2000 yang dilakukan oleh ahli K3 listrik yang ada di perusahaan.

5. Perlu dilakukannya analisis mengenai gizi kerja baik secara kaulitatif maupun kuantitatif


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.

715/MENKES/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi

Jasaboga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departemen Lingkungan Hidup RI, 1996. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 255 Tahun 1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas. Jakarta : Departemen Lingkungan Hidup RI.

Departemen Lingkungan Hidup RI, 1997. Surat Edaran Menteri Negara Lingkungan Hidup No 8 Tahun 1997 tentang Penyerahan Minyak Pelumas Bekas. Jakarta : Departemen Lingkungan Hidup RI.

Departemen Perburuhan RI, 1964. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan di Tempat Kerja. Jakarta : Departemen Perburuhan RI.

Departemen Pertambangan dan Energi RI, 1995. Keputusan Menteri No. 555.K/26/MP/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pertambangan Umum. Jakarta : Departemen Pertambangan dan Energi RI. Departemen Tenaga Kerja RI, 1970. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja RI.

Departemen Tenaga Kerja RI, 1996. Permenaker No. 05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja RI.

Departemen Tenaga Kerja RI, 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI. No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja RI.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, 1982.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

PT. Cipta Kidatama, 2009. Integrated Management System. Jakarta : PT. Cipta Kidatama


(6)

Sahab, Syukri 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Bina Sumber Daya Manusia.

Safety Departement, 2009. Safety Performance 2009. Kalimantan Timur : PT. Cipta Kridatama.

Suma’mur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT. Gunung Agung.

Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja “Manajemen dan Implikasi K3 di Tempat Kerja”. Surakarta : Harapan Press.