Derajat Keasaman atau pH Oksigen Terlarut DO Bahan Organik

Nasib Bahan Pencemar Logam Berat setelah Memasuki Perairan Menurut Metcalf dan Edy 1978 tingkat pencemaran yang masuk ke dalam perairan sungai, danau, estuari dan laut adalah berbeda, karena kondisi hidrodinamika yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut berkaitan dengan model percampuran atau mixing dan penyebaran atau dispersi suatu bahan, yang berhubungan dengan kadar pencemar dan laju penguraian. Romimohtarto 1991, diacu dalam Anna 1999 menyebutkan bahwa setelah memasuki perairan, sifat dan kondisi bahan pencemar sangat ditentukan oleh beberapa faktor atau jalur dengan kemungkinan perjalanan adalah : 1. Terencerkan dan tersebarkan oleh adukan atau turbulensi dan arus laut. 2. Pemekatan melalui proses biologi dengan cara di serap oleh ikan plankton nabati atau oleh ganggang laut bentik. Biota ini pada gilirannya dimakan oleh pemangsanya, dan seterusnya. Pemekatan dapat juga terjadi melalui proses fisik dan kimiawi dengan cara di adsorpsi, di endapkan dan pertukaran ion, kemudian bahan pencemar itu baru akan mengendap di dasar perairan. Bahan pencemar dapat masuk dan tinggal di dasar perairan akibat proses sedimentasi dan penggumpalan flocculation 3. Terbawa langsung oleh arus dan biota ikan yang beruaya. Untuk lebih jelasnya mengenai nasib bahan pencemar di lingkungan laut dapat di lihat pada Gambar 6. Kualitas Perairan Estuari 1. Salinitas Salinitas di estuari sangat dipengaruhi oleh musim, topografi estuari, pasang surut dan debit air sungai. Fluktusi salinitas di estuari terjadi karena daerah tersebut merupakan tempat pertemuan antara massa air tawar yang berasal dari sungai dengan massa air laut serta diiringi dengan pengadukan massa air.

2. Derajat Keasaman atau pH

Derajat keasaman atau pH adalah nilai yang menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam air yang di gunakan untuk mengukur apakah suatu larutan bersifat asam dan basa. Nilai pH berkisar antara 1 – 14 dimana nilai pH 7 adalah netral yang merupakan batas tengah antara asam dan basa makin tinggi pH suatu larutan makin besar sifat basanya dan sebaliknya semakin kecil pH semakin kuat asam suatu larutan. Derajat keasaman ini dalam sistem perairan, merupakan suatu peubah yang sangat penting. Ia juga memepengaruhi konsentrasi logam berat diperairan. Pada perairan estuaria kandungan logam berat lebih tinggi dibandingkan pada perairan lainnya, hal ini disebabkan oleh kelarutan logam berat lebih tinggi pada pH rendah Chester 1990. Gambar 6 Proses yang dialami bahan cemaran di lingkungan laut Mandelli 1976, diacu dalam Hutagalung 1991 Zat Pencemar Diencerkan dan Disebarkan Masuk ke Ekosistem Laut Dibawa oleh Adukan Turbulensi Arus laut Biota yang Beruaya Arus Laut Dipekatkan oleh Proses Biologis Proses Fisis dan Kimiawi Absorbsi oleh Ikan Absorbsi oleh Plankton Nabati Absorpsi oleh Rumput Laut dan Tumbuhan Lainnya Adsorpsi Pertukaran Ion Pengendapan Avertebrata Plankton Hewani Pengendapan di Dasar Ikan

3. Oksigen Terlarut DO

Kelarutan logam berat sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen terlarut. Pada daerah dengan kandungan oksigen yang rendah daya larutnya lebih rendah sehingga mudah mengendap. Logam berat seperti Zn, Cu, Cd, Pb, Hg, dan Ag akan sulit terlarut dalam kondisi perairan yang anoksik Ramlal 1987.

4. Bahan Organik

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi daya larut logam berat diatas, kandungan logam berat pada suatu perairan juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti bahan organik. Bahan organik akan mempengaruhi proses adsorpsi, absorpsi dan desorpsi logam berat METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan Bulan September – Oktober 2005, yang dibagi dalam 2 tahap yaitu : tahap pengambilan sampel di lapangan dan analisis sampel di laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 8 dan 22 September 2005. Lokasi penelitian terletak di lokasi sekitar Muara Sungai Banjir Kanal Barat, Semarang dengan letak lintang 110 23’ 23.5” - 110 23’ 56” BT dan 06 56’ 30” – 06 58’ 7.5’’ LS. Analisis logam berat dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Oseanografi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia P2O-LIPI, Jakarta dan analisis parameter lainnya seperti total padatan tersuspensi TSS, tekstur sedimen dan bahan organik dilakukan di Laboratorium Kelautan, UNDIP, Jepara. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan penelitian ini meliputi : peralatan lapangan dan peralatan laboratorium seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Alat dan bahan penelitian No Alat dan Bahan Kegunaan Unit A Peralatan Lapangan 1. Bola duga Mengukur kecepatan arus mdet 2. Kompas Menentukan arah arus - 3. GPS Garmin 410 Mengetahui posisi stasiun derajat 4. Roll meter Mengukur jarak m 5. Kapal Transportasi - 6. Sedimen Trap t:29 cm Diameter: 8,97 cm Mengukur laju sedimentasi grminggu 7. Tongkat berskala Mengukur kedalaman cm 8. Van Dorn Water Sampler Mengambil sampel air - 9. Botol polyetilen Tempat sampel air dan sedimen - 10. Stopwatch merk Citizen Mengukur waktu detik 11. Buret Titrasi oksigen terlarut - 12. Refraktometer Mengukur salinitas 00 13. pH meter Mengukur pH air - 14. Grab Sampler Mengambil Sedimen - 15. Kantong plastik Tempat sedimen - Tabel 3 lanjutan No Alat dan bahan Kegunaan Unit 16. Botol BOD Tempat sampel air untuk oksigen terlarut - 17. Kotak pendingin Tempat sampel air dan sedimen - B Bahan di lapangan 1. Aquades Mencuci alat - 2. MnCl 2, NAOHKI, H 2 SO 4 , Na 2 S 2 O 3 Titrasi Oksigen - C Peralatan laboratorium 1. Pompa hisap Memisahkan zat padat tersuspensi dalam sampel air - 2. Timbangan analitik Menimbang sedimen gr 3. Sieve shaker 2; 0.8; 0.4; 0,15; 0,063 mm Mengayak sedimen - 4. Gelas Ukur Mengukur sampel air ml 5. Pipet 20 ml Proses pemipetan ml 6. Corong Pisah Memisahkan sampel dengan pelarut - 7. AAS, Varian Spectra AA Mengukur logam berat ppm 8. Beaker glass Tempat sampel ml D Bahan di laboratorium 1. HNO 3 Pengawet sampel air - 2. KmnO 4 Titrasi material organik - 3. HNO 3 , APDC, MIBK Pereaksi logam berat di air - 4. Aquabides, HF, HNO 3 Pereaksi Logam berat dalam sedimen dan seston - Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer meliputi lima parameter utama yang meliputi fisika sedimen, kimia sedimen, kimia air, fisika air dan hidrodinamika perairan seperti terlihat pada Tabel 4. Data sekunder meliputi data pasang surut yang diterbitkan oleh DISHIDROS, TNI AL dan peta lokasi penelitian yang diperoleh dari BAKOSURTANAL, sedangkan data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari lapangan maupun setelah dianalisa di laboratorium. Tabel 4 Parameter-parameter yang diukur dalam penelitian No Parameter yang diukur Satuan Alat Keterangan Fisika Sedimen 1. Teksturfraksi sedimen Saringan bertingkat Laboratorium Kimia Sedimen 1. Bahan Organik Total Pengabuan, Oven Laboratorium 2. Logam Pb, Cd, Cu dan Zn mgkg AAS Laboratorium Kimia Air 1. Logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn terlarut dan tersuspensi ppm AAS Laboratorium 2. pH pH meter In situ 3. Salinitas 00 Refraktometer In situ 4. Oksigen terlarut mgl Titrasi, Winkler In situ 5. Total Organik Matter mgl Titrasi Laboratorium Fisika Air 1. Total Padatan Tersuspensi TSS mgl Gravimetri Laboratorium Hidrodinamika Perairan 1. Pasang surut m Data sekunder 2. Kedalaman air m Tongkat berskala In situ 3. Arus mdet Current drouge In situ 4 Laju Sedimentasi grm 3 min ggu Paralon In situ 5 Debit sungai m 3 dt Tongkat berskala, Current drouge, tali berskala In situ

1. Penentuan Stasiun Penelitian