Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tuturan Tokoh-Tokoh pada Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan

(1)

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TUTURAN

TOKOH-TOKOH PADA NOVEL

IBUK

KARYA IWAN

SETYAWAN

SKRIPSI

Oleh: Jefri Andhika W

NIM 09340053

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TUTURAN

TOKOH-TOKOH PADA NOVEL

IBUK

KARYA IWAN

SETYAWAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Jefri Andhika W

NIM 09340053

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

(4)

(5)

(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kesuksesan hannya dapat diraih dengan segala upaya

dan usaha yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya

nasib seseorang manusia tidak akan berubah dengan

sendirinya tanpa berusaha...

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya ucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai.

2. Orang Tua saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tidak ada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua.

3. Bapak dan Ibu Dosen, Pembimbing dan Penguji, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.

4. Kakak-kakak saya, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan do’anya untuk keberhasilan membuat skripsi ini.

5. Sahabat dan Teman saya, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tidak akan mungkin saya sampai bisa wisuda. Terimakasih untuk canda tawa dan hiburan kalian yang membuat saya tidak patah semangat mengerjakan sekripsi ini.


(7)

vi

Terimakasih yang sebersar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn.


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya penyusun skripsi berjudul Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Tuturan Tokoh-tokoh Pada Novel Ibuk karya Iwan Setyawan dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa skripsi yang ditulis tidak mungkin selesai tanpa adanya bantuan dan motivasi dari sebagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Drs. H. Fauzan, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM.

3. Dra. Tuti Kusniarti, M.Si., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMM.

4. Drs. Ajang Budiman, M.Hum., selaku Dosen pembimbing I yang telah memberikan saran, bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Drs. Joko Widodo, M.Si., selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan saran, bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan memberikan sumbangan berupa saran serta materi selama perkuliahan kepada peneliti.

7. Bapak (Balok Hariyanto) dan Ibu (Esty Hidayati, Spd.) serta kakak (Yeni Sofiandari, Spd.) dan tante (Yuli) tercinta, yang telah memberikan doa dan tidak pernah berhenti memberikan dukungan serta mengukir semangat pantang menyerah dalam jiwa, memberikan perhatian dan kasih sayang yang begitu tulus dalam menjaga, merawat, dan membesarkan selama ini.


(9)

viii

8. Teman-teman kos yang sudah menemani sampai malam untuk mengerjakan skripsi.

9. Teman-teman kelas A angkatan 2009 yang sudah lulus maupun yang masih berjuang mengerjakan skripsi.

10.Teman-teman Fotografi dan juga teman-teman game COC yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang memberikan semangat dan dukungannya.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan demi penulisan selanjutnya.

Malang, 15 Januari 2016


(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Penegasan Istilah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Konsep Novel ... 7

2.1.1 Unsur-unsur novel ... 8

2.1.1.1 Tokoh ... 8

2.1.1.2 Penokohan ... 10

2.2 Pendidikan Karakter ... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18

1.1 Pendekatan Penelitian ... 18

1.2 Metode Penelitian ... 19

1.3 Sumber Data dan Data Penelitian ... 19

1.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20

1.5 Teknik Analisis Data ... 20

1.6 Prosedur Penelitian ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1 Nilai Pendidikan Karakter pada Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan 23 4.1.1 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Menghargai Prestasi ... 24

4.1.2 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Bersahabat/ Komunikatif ... 27

4.1.3 Nilai Pendidikan Karakter Cinta Damai pada Tuturan Tokoh dalam Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan ... 29

4.1.4 Nilai Pendidikan Karakter Gemar Membaca pada Tuturan Tokoh dalam Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan 32 4.1.5 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Peduli Lingkungan ... 33


(11)

xii

4.1.6 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Peduli

Sosial ... 35

4.1.7 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Tanggung Jawab ... 38

4.1.8 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Religius ... 41

4.1.9 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Jujur ... 43

4.1.10 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Toleransi ... 46

4.1.11 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Disiplin ... 49

4.1.12 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Kerja Keras ... 50

4.1.13 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Kreatif ... 52

4.1.14 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Mandiri ... 52

4.1.15 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Demokratis .... 56

4.1.16 Nilai Pendidikan Karakter yang Berupa Rasa Ingin Tahu .59 BAB V PENUTUP ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.3 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(12)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter ... 16 Tabel 3.1 Tabel Data ... 21


(13)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 1995. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. PT. Rineka Cipta : Jakarta .

Aminuddin, 2011.Pengantar Apresiasi KaryaSastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Barnawi, dkk. 2012. Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Chaer, Abdul, dan Agustina, Leonie. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Keraf.Gorys. 2001. Komposisi. Semarang:Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Moleong, L. J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nugriyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Rahardi, Kunjana.2008. Kesantunan Imperaktif Bahasa Indonesia. Jakarta Erlangga Semi, Atar. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya

Soyomukti, Nurani, 2010, Teori-Teori Pendidikan, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media. Wijana, I Dewa Putu. 2004. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

Wijayanti, Sri Hapasari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: PT Raja Grafido Persada.


(14)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan bentuk gagasan, ide, dan pemikiran seseorang mengenai keadaan lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, kisah asmara, politik, dan hal lain yang berada di sekelilingnya. Hal tersebut diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra sebagai karya fiksi memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan bentuk dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya. Selain itu karya sastra juga merupakan bentuk implementasi dari kepribadian-kepribadian masyarakat sekitar yang disampaikan oleh pengarang melalui para tokoh.

Salah satu bentuk karya sastra yang membicarakan manusia dengan segala perilaku dan komunikasi antar tokoh adalah novel. Banyak hal yang diungkapkan oleh pengarang melalui novel, baik pesan yang disampaikan secara implisit maupun eksplisit. Pesan tersebut tentunya menggunakan media bahasa sebagai sarana komunikasinya. Melalui bahasalah seseorang dapat memahami makna dan maksud lawan bicaranya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bahasa dalam sebuah cerita memiliki peranan yang sangat penting,

Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam sebuah cerita dalam novel. Tanpa adanya bahasa, tokoh tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya.


(15)

2

Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang akan berbanding lurus dengan penggunaannya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran bahasa sebagai alat menyampaikan ide dan gagasan seseorang dalam proses komunikasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:585) komunikasi didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Inti dari sebuah komunikasi adalah terjadinya tukar informasi antara informan dan orang yang menerima berita. Komunikasi yang baik akan berbanding lurus dengan sesuatu yang dihasilkan. Oleh karena itu seseorang dalam hal ini dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem simbol, tanda, atau tingkah laku yang umum. Komunikasi adalah penyampaian amanat dari sumber atau pengirim ke penerima melalui sebuah saluran. Tujuan dari sebuah komunikasi adalah dapat diterimanya informasi oleh seseorang. Selain itu, proses komunikasi yang baik akan menghasilkan sebuah tidakan yang nyata dari penerima informasi tersebut (Chaer, 2010: 17).

Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai kaidah-kaidah yang harus dipatuhi oleh penutur dan lawan tutur. Aktivitas berbahasa, penutur menyadari adanya kaidah yang mengatur tindakan, penggunaan bahasa, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Setiap penutur dan lawan tutur bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan kaidah kebahasaan dalam berkomunikasi. Dengan demikian, antara penutur dan lawan tutur harus kooperatif agar komunikasi berjalan lancar (Mulyani, 2002: 39).


(16)

3

Penutur dan lawan tutur dapat kooperatif dan keduanya saling menghargai maka harus memperhatikan prinsip-prinsip kesopanan. Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan yakni diri sendiri dan orang lain. Diri sendir adalah penutur, orang lain adalah lawan tutur, dan orang ketiga yang dibicarakan penutur dan lawan tutur. Dalam hal ini, penutur harus menunjukkan kesopanannya terhadap pihak ketiga.

Kesopanan ini juga dapat dijadikan sebagai bentuk penanaman nilai pendidikan karakter di dalam kehidupan.Pendidikan karakter merupakan salah satu hal yang mendasar dan penting bagi setiap individu. Tujuannya agar setiap individu dapat menjalankan perannya dengan baik di dalam masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya setiap individu sudah memperoleh pendidikan karakter sejak dini.

Pendidikan karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan beradasrkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa, dan negara dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan perasaannya. (Kurniawan 2013:29)

Penanaman nilai pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sebuah karya sastra. Salah satunya adalah novel yang berjudul Ibuk karya Iwan Setyawan. Pada novel ini dikisahkan bagaimana kisah perjalanan seorang ibu membesarkan anak-anak dengan keterbatasan yang dimiliki. Peneliti dalam hal ini melihat banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan karakter yang layak untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata.


(17)

4

Penelitian mengenai nilai pendidikan pernah diteliti oleh Novita Rihi Amalia (2010). Penelitan tersebut berjudul “Analisis Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan ” pada novel Sang Pemimpi karya Andra Hirata. Pada penelitian tersebut lebih menekankan pada gaya bahasa dan nilai pendidikan para tokoh. Perbedaan yang mendasar dengan penelitian ini dengan terdahulu terletak pada nilai-nilai pendidikan karakter. Perbedaan ini berarti bahwa pada penelitian ini mengenai penanaman nilai pendidikan karakter yang terdapat pada novel Ibuk. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan penelitian terdahulu karena pada panelitian terdahulu lebih membahas pada gaya bahasa sebagai fokus utamanya.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kesopanan sebagai bentuk penanaman nilai pendidikan karakter dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan. Oleh karena hal tersebut peneliti menetapkan judul penelitian yaitu, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tuturan Tokoh-Tokoh pada Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan”

1.2 RumusanMasalah

Dari latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Bagaimana nilai pendidikan karakter pada novel Ibuk karya Iwan Setyawan?

1.3 Tujuan Penelitian

Agar tujuan penelitian dapat jelas dan terarah memiliki tujuan sebagai berikut:


(18)

5

1) Tujuan Umum

Menggali nilai-nilai luhur dalam novel dan menjadikan novel sebagai bacaan yang sekaligus wadah untuk pembelajaran.

2) Tujuan Khusus

Mendeskripsikan nilai pendidikan karakter pada novel Ibuk karya Iwan Setyawan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam bidang kesustraan bagi pembaca karya sastra. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah.

1) Manfaat Teoretis

Menganalisis novel Ibuk karya Iwan Setyawan, diharapkan dapat

memperkaya khasanah kritik sastra. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain dalam menganalisis novel atau karya sastra lain dengan mengunakan teori yang peneliti gunakan atau mengembangkan teori yang sudah ada.

2) Manfaat Praktis

Menganalisis novel Ibuk karya Iwan Setyawan melalui nilai pendidikan karakter, diharapkan dapat membantu pembaca dalam mengungkap makna yang terkandung dalam novel tersebut.


(19)

6

1.5 Penegasan Istilah

1) Novel

Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikandengan halus (Semi, 1993:32).

2) Nilai

Nilai adalah Identitas fungsional suatu unsur bahasa dalam suatu sistem. Dalam pandangan ini bahasa adalah suatu sistem unsur-unsur bebas, masing-masing dengan “nilainya” yang ditentukan semata-mata karena ada bersama dengan unsur lain, yang dihubungkan secara sintagmatis dan paradigmatis. (Kridalakasana, 1993:145)

3) PendidikanKarakter

Pendidikan karakter adalah sebagai kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang mental, sikap, dan perilaku (Samsuri dalam Bamawi, 2012: 20).

4) Tindak Tutur

Tindak tutur atau tindak ujar merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik. Tindak tutur digunakan karena pada dasarnya seseorang dalam mengucapkan ekspresi itu ia tidak hanya berekspresi tetapi ia juga menindakkan sesuatu (Rustono, 1999: 31)


(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan bentuk gagasan, ide, dan pemikiran seseorang mengenai keadaan lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, kisah asmara, politik, dan hal lain yang berada di sekelilingnya. Hal tersebut diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra sebagai karya fiksi memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan bentuk dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya. Selain itu karya sastra juga merupakan bentuk implementasi dari kepribadian-kepribadian masyarakat sekitar yang disampaikan oleh pengarang melalui para tokoh.

Salah satu bentuk karya sastra yang membicarakan manusia dengan segala perilaku dan komunikasi antar tokoh adalah novel. Banyak hal yang diungkapkan oleh pengarang melalui novel, baik pesan yang disampaikan secara implisit maupun eksplisit. Pesan tersebut tentunya menggunakan media bahasa sebagai sarana komunikasinya. Melalui bahasalah seseorang dapat memahami makna dan maksud lawan bicaranya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bahasa dalam sebuah cerita memiliki peranan yang sangat penting,

Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam sebuah cerita dalam novel. Tanpa adanya bahasa, tokoh tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya.


(2)

Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang akan berbanding lurus dengan penggunaannya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran bahasa sebagai alat menyampaikan ide dan gagasan seseorang dalam proses komunikasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:585) komunikasi didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Inti dari sebuah komunikasi adalah terjadinya tukar informasi antara informan dan orang yang menerima berita. Komunikasi yang baik akan berbanding lurus dengan sesuatu yang dihasilkan. Oleh karena itu seseorang dalam hal ini dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem simbol, tanda, atau tingkah laku yang umum. Komunikasi adalah penyampaian amanat dari sumber atau pengirim ke penerima melalui sebuah saluran. Tujuan dari sebuah komunikasi adalah dapat diterimanya informasi oleh seseorang. Selain itu, proses komunikasi yang baik akan menghasilkan sebuah tidakan yang nyata dari penerima informasi tersebut (Chaer, 2010: 17).

Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai kaidah-kaidah yang harus dipatuhi oleh penutur dan lawan tutur. Aktivitas berbahasa, penutur menyadari adanya kaidah yang mengatur tindakan, penggunaan bahasa, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Setiap penutur dan lawan tutur bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan kaidah kebahasaan dalam berkomunikasi. Dengan demikian, antara penutur dan lawan tutur harus kooperatif agar komunikasi berjalan lancar (Mulyani, 2002: 39).


(3)

Penutur dan lawan tutur dapat kooperatif dan keduanya saling menghargai maka harus memperhatikan prinsip-prinsip kesopanan. Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan yakni diri sendiri dan orang lain. Diri sendir adalah penutur, orang lain adalah lawan tutur, dan orang ketiga yang dibicarakan penutur dan lawan tutur. Dalam hal ini, penutur harus menunjukkan kesopanannya terhadap pihak ketiga.

Kesopanan ini juga dapat dijadikan sebagai bentuk penanaman nilai pendidikan karakter di dalam kehidupan.Pendidikan karakter merupakan salah satu hal yang mendasar dan penting bagi setiap individu. Tujuannya agar setiap individu dapat menjalankan perannya dengan baik di dalam masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya setiap individu sudah memperoleh pendidikan karakter sejak dini.

Pendidikan karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan beradasrkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa, dan negara dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan perasaannya. (Kurniawan 2013:29)

Penanaman nilai pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sebuah karya sastra. Salah satunya adalah novel yang berjudul Ibuk karya Iwan Setyawan. Pada novel ini dikisahkan bagaimana kisah perjalanan seorang ibu membesarkan anak-anak dengan keterbatasan yang dimiliki. Peneliti dalam hal ini melihat banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan karakter yang layak untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata.


(4)

Penelitian mengenai nilai pendidikan pernah diteliti oleh Novita Rihi Amalia (2010). Penelitan tersebut berjudul “Analisis Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan ” pada novel Sang Pemimpi karya Andra Hirata. Pada penelitian tersebut lebih menekankan pada gaya bahasa dan nilai pendidikan para tokoh. Perbedaan yang mendasar dengan penelitian ini dengan terdahulu terletak pada nilai-nilai pendidikan karakter. Perbedaan ini berarti bahwa pada penelitian ini mengenai penanaman nilai pendidikan karakter yang terdapat pada novel Ibuk. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan penelitian terdahulu karena pada panelitian terdahulu lebih membahas pada gaya bahasa sebagai fokus utamanya.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kesopanan sebagai bentuk penanaman nilai pendidikan karakter dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan. Oleh karena hal tersebut peneliti menetapkan judul penelitian yaitu, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tuturan Tokoh-Tokoh pada

Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan

1.2 RumusanMasalah

Dari latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Bagaimana nilai pendidikan karakter pada novel Ibuk karya Iwan Setyawan?

1.3 Tujuan Penelitian

Agar tujuan penelitian dapat jelas dan terarah memiliki tujuan sebagai berikut:


(5)

1) Tujuan Umum

Menggali nilai-nilai luhur dalam novel dan menjadikan novel sebagai bacaan yang sekaligus wadah untuk pembelajaran.

2) Tujuan Khusus

Mendeskripsikan nilai pendidikan karakter pada novel Ibuk karya Iwan Setyawan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam bidang kesustraan bagi pembaca karya sastra. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah.

1) Manfaat Teoretis

Menganalisis novel Ibuk karya Iwan Setyawan, diharapkan dapat memperkaya khasanah kritik sastra. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain dalam menganalisis novel atau karya sastra lain dengan mengunakan teori yang peneliti gunakan atau mengembangkan teori yang sudah ada.

2) Manfaat Praktis

Menganalisis novel Ibuk karya Iwan Setyawan melalui nilai pendidikan karakter, diharapkan dapat membantu pembaca dalam mengungkap makna yang terkandung dalam novel tersebut.


(6)

1.5 Penegasan Istilah 1) Novel

Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikandengan halus (Semi, 1993:32).

2) Nilai

Nilai adalah Identitas fungsional suatu unsur bahasa dalam suatu sistem. Dalam pandangan ini bahasa adalah suatu sistem unsur-unsur bebas, masing-masing dengan “nilainya” yang ditentukan semata-mata karena ada bersama dengan unsur lain, yang dihubungkan secara sintagmatis dan paradigmatis. (Kridalakasana, 1993:145)

3) PendidikanKarakter

Pendidikan karakter adalah sebagai kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang mental, sikap, dan perilaku (Samsuri dalam Bamawi, 2012: 20).

4) Tindak Tutur

Tindak tutur atau tindak ujar merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik. Tindak tutur digunakan karena pada dasarnya seseorang dalam mengucapkan ekspresi itu ia tidak hanya berekspresi tetapi ia juga menindakkan sesuatu (Rustono, 1999: 31)