Perangkat tegar firmware Instrumen
19 dan kemudian akan melakukan pengukuran suhu, menyimpan serta mengirimkan
ke coordinator. Pengukuran dan pengiriman suhu dilakukan secara digital sehingga galat akibat pengiriman data melalui gelombang radio dapat dihindari.
Lalu mikrokontroler akan meminta nilai RSSI transmisi radio terakhir dan kemudian merekam nilai RSSI tersebut ke file .txt.
Gambar 14 Diagram alir dari perangkat tegar router
Sama seperti perangkat tegar router, perangkat tegar end device juga memiliki diagram alir yang hampir sama Gambar 15. Perbedaan utama dari
perangkat tegar adalah pengaturan mode sleep modul radio XBEE. Mode sleep XBEE yang digunakan adalah berdasarkan sinyal pada pin SLEEP pada modul
XBBE. Apabila pada pin SLEEP terdapat sinyal dengan logika 1 atau HIGH maka modul radio XBEE akan masuk mode sleep dan sebaliknya. Pada mode sleep ini
modul radio akan mengonsumsi daya lebih rendah. Sinyal pada pin SLEEP modul radio XBEE diatur oleh PORT C 0 pada mikrokontroler ATmega 328P.
20
Gambar 15 Diagram alir dari perangkat tegar end device
3.3 Uji coba jaringan 3.3.1 Uji coba statis
Uji coba statis dilakukan untuk melihat kinerja buoy pada kondisi terkontrol. Ada tiga uji coba statis yang dilakukan, yaitu: persentase keberhasilan data pada
kondisi diam uji statis 1 , uji multihop uji statis 2, dan perbandingan antara jarak dan RSSI uji statis 3. Uji coba pada kondisi diam atau uji statis 1 dilakukan
di lapangan bola gymnasium IPB Dramaga dengan konfigurasi peletakan seperti pada Gambar 16. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari perangkat
21 keras dan perangkat tegar. Masing-masing instrumen diletakan satu meter diatas
tanah dan dinyalakan selama satu jam dengan interval pencuplikan 30 detik.
Gambar 16 Peletakan sensor node pada uji coba kondisi diam Tabel 2 Hasil uji statis 1
Sensor Node Max. Retries
R1 107
100 -67.05
R2 181
100 1
-63.89
E1 116
100 1
-63.59
E2 109
100 1
-63.94
E3
107 100
1 -64.76
Terkirim Gagal
Persentase Rerata RSSI
dBm
Tabel 2 menunjukan hasil uji statis 1. Persentase pengiriman data seluruh sensor node sebesar 100. Nilai rerata RSSI relatif seragam pada kisaran -63
dBm hingga -67 dBm karena jarak peletakan yang juga relatif seragam. Hal ini menunjukan performa yang baik dari instrumen. Perangkat keras dan perangkat
tegar berfungsi dengan baik dalam mengukur suhu, menyimpan data dan mengirimkan data.
Uji coba selanjutnya adalah uji coba multihop atau uji statis 2. Jaringan WSN dengan topologi mesh networking memiliki kemampuan untuk mencari jalur
terbaik untuk mengirimkan data ke alamat sensor node yang dituju. Kemampuan ini merupakan salah satu keunggulan protokol ZigBee. Modul radio yang
digunakan menggunakan metode Ad-hoc On-demand Distance Vector AODV untuk melakukan routing. Untuk menguji fungsi mesh networking salah satu yang
perlu diuji adalah mekanisme routing atau multihop. Apabila ada sebuah end device ingin mengirimkan paket data ke coordinator namun jangkauan radionya
tidak memadai, maka paket data dapat diarahkan ke router terdekat yang kemudian akan mengirimkan ke coordinator. Mekanisme ini disebut multihop.
Jumlah lompatan maksimum yang dilakukan bisa diatur pada modul radio. Uji
22 statis 2 ini dilakukan dengan meletakan sensor node dengan kondisi tanpa router
Gambar 17 dan dengan router Gambar 18. Lokasi end device diletakkan pada secara berpindah pada titik 1 hingga 4 dengan pencuplikan selama empat menit
pada setiap titik.
Gambar 17 Peletakan sensor node pada uji coba statis 2 tanpa router
Gambar 18 Peletakan sensor node pada uji coba statis 2 dengan router
Tabel 3 menunjukan hasil uji statis 2. Pengambilan sampel yang dilakukan sebanyak empat buah pada masing-masing lokasi. Kondisi pengujian tanpa
menggunakan router menunjukan kegagalan pengiriman data end device menuju coordinator pada lokasi keempat. Selain karena faktor jarak, gedung gymnasium
IPB Dramaga juga menghalangi gelombang radio. Nilai RSSI pada uji coba tanpa router juga menggambarkan perubahan kekuatan sinyal radio berdasarkan jarak.
Semakin jauh sensor node maka kekuatan radio yang diterima akan menurun hingga akhirnya gagal mengirim paket data. Selanjutnya router diletakan pada
persimpangan antara coordinator dan end device Gambar 3.12. Posisi router ini